1
Kriteria Perencanaan Struktur
Perangkat analisis dan perencanaan:
Tabel, Grafik, Persamaan Sederhana
Softwares
Engineering Judgement
Struktur dengan sifat khusus, contoh:
Rangka ruang
Struktur cangkang
Struktur yang mengalami vibrasi kuat
Kriteria untuk gambar struktur
2
Pemodelan Struktur
3
Sambungan dan Perletakan
Type of Symbolic Reaction
Restraints
Support Representations Components
Hinge/pin Horizontal Unknown: Rx dan Ry
(sendi) Vertical Known: M = 0
4
Perletakan/Penopang (1)
Perletakan/Penopang (1)
5
Perletakan/Penopang (2)
Perletakan/Penopang (3)
6
Perletakan/Penopang (4)
Perletakan/Penopang (5)
7
Perletakan/Penopang (6)
Perletakan/Penopang (7)
8
Pemodelan Beban
Sistem Satu Arah (One-Way System)
7.2 kN/m
Ref: R.C. Hibbeler, Structural Analysis, 9th Ed.SI 3212 Set 2 - Sem 2, 2020/2021 17
Pemodelan Beban
Sistem Dua Arah (Two-Way System)
Ref: R.C. Hibbeler, Structural Analysis, 9th Ed.SI 3212 Set 2 - Sem 2, 2020/2021 18
9
Struktur Baja
Elemen struktur:
Elemen tarik
Elemen tekan
Elemen lentur
Tipe struktur:
Struktur rangka (elemen tarik, tekan, dan lentur)
10
Penampang Elemen Tekan
Struktur Baja
11
Identification of Structural Shapes
12
Sistem Bracing Bangunan Industri
13
Struktur Baja Bangunan Industri
14
Struktur Baja Bangunan Industri
Struktur Baja
Bangunan
Industri
15
Struktur Baja Bangunan Industri
Frame Structure
16
Truss Structure
Codes/Standards
Menjamin bahwa semua bangunan baru atau
hasil renovasi memiliki suatu tingkat minimum
untuk keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan untuk pengguna dan masyarakat
Ditetapkan oleh pihak berwenang (pemerintah)
Tidak mengatur aspek desain yang terkait
tampilan bangunan (estetika, warna, atau
bentuk)
Khusus mengatur aspek terkait perencanaan
dan konstruksi bangunan
Life safety
Fire safety
Structural safety
Health and welfare
Property protection
17
Standar, Pedoman, dan Manual
SNI 1729-2015 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung
Baja Struktural
SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja
untuk Bangunan Gedung
RSNI T-03-2004 Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan
SNI 1726-2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung
SNI 1727-2013 Beban Minimum untuk Perancangan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain
SKBI 1.3.53.1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan
untuk Rumah dan Gedung
RSNI T-02-2005 Pembebanan untuk Jembatan
SI 3212 Set 2 - Sem 2, 2020/2021 35
18
Beban
19
Kondisi Batas/Limit
Kondisi Batas Ultimate:
Kehilangan keseimbangan
Kehancuran elemen struktur
Keruntuhan bertahap
Pembentukan mekanisme plastis
Ketidakstabilan
Kelelahan
Kondisi Batas Layan:
Defleksi berlebih
Lebar retak terlalu besar
Vibrasi yang tidak diinginkan
Kondisi Batas Khusus:
Keruntuhan akibat gempa bumi besar
Kebakaran, ledakan, impak/tumbukan
Masalah kimiawi atau fisik jangka panjang
SI 3212 Set 2 - Sem 2, 2020/2021 39
Faktor Keamanan
Perbedaan disain dengan kondisi real struktur
Ketidakpastian pembebanan
Ketidakseragaman pembebanan
Ketidakpastian bahan
Ketidakseragaman bahan
Asumsi dan ketidakpastian dalam analisis struktur
Pelaksanaan konstruksi tidak sempurna
Faktor keamanan ditetapkan sesuai dengan
kondisi batas yang dicapai
20
Konsep Perencanaan
ASD/WSD (Allowable/Working Stress Design)
Dasar: tegangan ijin
Konsep yang dipakai pada peraturan bangunan terdahulu,
contoh:
Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung
Pedoman Perencanaan Bangunan Kayu untuk Gedung
LRFD (Load and Resistance Factor Design)
Dasar: faktor beban dan faktor reduksi kekuatan
Konsep yang dipakai pada peraturan bangunan saat ini,
contoh:
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
ASD (Allowable Strength Design)
SI 3212 Set 2 - Sem 2, 2020/2021 41
21
ASD (Allowable Stress Design)
Membandingkan tegangan aktual dan tegangan ijin
Disain didasarkan pada tegangan ijin
Tegangan ijin adalah tegangan leleh dibagi suatu faktor
keamanan (SF):
ijin
ijin
SF
Nilai faktor keamanan (SF):
SF = 1.50 untuk beban tetap
SF = 1.05 untuk beban sementara
SI 3212 Set 2 - Sem 2, 2020/2021 43
LRFD
(Load and Resistance Factor Design)
Membandingkan kuat perlu (required strength) terhadap
kuat aktual/nominal (actual strengths)
Metoda untuk mendisain struktur sedemikian sehingga
tidak ada kondisi batas (limit state) yang terlampaui jika
struktur menerima kombinasi beban terfaktor
Penentuan kondisi batas (limit state):
Kondisi dimana suatu struktur atau komponen struktur
menjadi tidak layak/tidak memenuhi syarat
Kondisi batas di LRFD:
Batas kekuatan (strength) – berkaitan dengan keamanan
dan kapasitas memikul beban maksimum
Batas layan (serviceability) – berkaitan dengan kinerja pada
kondisi beban normal
SI 3212 Set 2 - Sem 2, 2020/2021 44
22
LRFD
(Load and Resistance Factor Design)
LRFD (Load and Resistance Factor Design):
Rn iQi
Ruas kiri adalah kekuatan disain (design strength)
Ruas kanan adalah kekuatan perlu (required strength)
LRFD dikembangkan berdasarkan teori probabilitas, dimana
pemilihan faktor reduksi kekuatan dan faktor beban adalah
sedemikian sehingga didapatkan daerah keamanan (margin
of safety)
M=R-Q
SI 3212 Set 2 - Sem 2, 2020/2021 45
LRFD
(Load and Resistance Factor Design)
23
LRFD –
Faktor Beban dan Kombinasi Pembebanan
Faktor beban ditentukan oleh jenis beban
Contoh kombinasi pembebanan LRFD
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6 L + 0,5 (La atau H)
3. 1,2D + 1,6 (La atau H) ) + (γLL atau 0,8W)
4. 1,2D + 1,3 W + γLL + 0,5 (La atau H)
5. 1,2D ± 1,0E + γLL D = Beban Mati/Dead Load
6. 0,9D ± (1,3W atau 1,0E) L = Beban Hidup/Live Load
La = Beban Hidup di Atap
H = Beban Hujan
W = Beban Angin/Wind Load
E = Beban Gempa
L = Faktor Beban
0.5 jika L 5kPa
L
1 jika L 5kPa
SI 3212 Set 2 - Sem 2, 2020/2021 47
24
Allowable Strength Design (ASD)
Example of required strength, Ra, determined according
to AISC SCM, 13 ed.
D+F
D+H+F+L+T
D + H + F + (Lr or R)
D + H + F + 0.75(L + T) + 0.75(Lr or R)
D + H + F + (0.75W or 0.7E) + 0.75L + 0.75(Lr or R)
D + H + F ± (0.6W or 0.7E) • D = dead load,
0.6D + 0.6W • E = earthquake load,
0.6D ± 0.7E • F = load due to fluids with well-defined
pressures and maximum heights,
• Fa = flood load,
• H = load due to lateral earth pressure, ground
water pressure, or pressure of bulk materials,
• L = live load due to occupancy,
• Lr = roof live load,
• R = load due to initial rainwater/ice,
• T = self straining load,
• W = wind load,
SI 3212 Set 2 - Sem 2, 2020/2021 49
Pembuatan Standar
ASD/WSD LRFD
Berdasarkan Berdasarkan Model
engineering judgement Probabilitas
dan pengalaman Kalibrasi dengan
Evaluasi dan revisi ASD/WSD
berdasarkan Evaluasi berdasarkan
pengalaman pemakaian judgement dan
yang panjang untuk pengalaman
menyeimbangkan
faktor ekonomis dan
kinerja struktur
25
Format Standar
ASD/WSD faktor beban dan faktor kekuatan digabung
menjadi suatu angka keamanan
Pseudo ASD/WSD tegangan ijin ditentukan berdasarkan
kekuatan batas
LRFD faktor beban dan faktor kekuatan dipisahkan
Faktor beban: memperhitungkan overload
tergantung jenis beban (probabilitas overload untuk
setiap jenis beban dipertajam pada LRFD)
Faktor reduksi kekuatan: memperhitungkan
understrength tergantung jenis elemen dan kondisi
Format Standar
ASD/WSD LRFD
Rn Rn i Qi
Qi
SF atau
Rn
Qi
Rn = Kekuatan nominal
Q = Beban nominal
= Faktor reduksi kekuatan
= Faktor beban
SF = Safety factor
SI 3212 Set 2 - Sem 2, 2020/2021 52
26
Peraturan Baja Indonesia
Kriteria Umum
Bangunan Baja Indonesia
Tujuan perencanaan: menghasilkan suatu struktur
baja yang stabil, cukup kuat, mampu-layan, awet
dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya seperti
ekonomi dan kemudahan pelaksanaan
Desain menggunakan faktor beban dan faktor
reduksi kekuatan (pendekatan LRFD)
Kriteria desain: sesuai ketentuan SNI 03-1729-2015
27
Steel Design
Steel Design
Currently two common methods of steel design,
both use a strength, or ultimate level design
approach :
Allowable Strength Design (ASD) method
28
Perencanaan Berdasarkan LRFD
Perencanaan berdasarkan kondisi batas
Strength (keamanan):
kekuatan, stabilitas, fatigue, fracture, overturning,
sliding
Serviceability (kenyamanan):
lendutan, getaran, retak
Memperhitungkan dan memisahkan probabilitas
dari pembebanan lebih (overload) dan
kekurangan kapasitas (understrength)
Konsep disain:
R n R u
R n Q i i
29
Pembebanan
Rn Ru (Si Qi )
1.4 D Comb. 1
1.2 D + 1.6 L + 0.5 (La atau H) Comb. 2
1.2 D + 1.6 (La atau H) + (L L atau 0.8 W) Comb. 3
Ru = max
1.2 D + 1.3 W + L L + 0.5 (La atau H) Comb. 4
1.2 D 1.0 E + L L Comb. 5
0.9 D (1.3 W atau 1.0 E) Comb. 6
30
Kuat Rencana (Rn)
Rn Ru (Si Qi )
Rn ditentukan oleh kondisi batas
tarik - Leleh penampang : Rn1
tarik - fraktur Fraktur penampang efektif : Rn2
Tarik leleh
tarik - fraktur Keruntuhan blok geser sambungan : Rn3
31
Faktor Reduksi Kekuatan (2)
Ditentukan jenis elemen dan kondisi batas
Faktor Reduksi
Kuat Rencana
()
Komponen struktur yang memikul aksi kombinasi:
Kuat lentur dan geser 0.90
Kuat tarik 0.90
Kuat tekan 0.85
Komponen struktur komposit:
Kuat tekan 0.85
Kuat tumpu beton 0.60
Kuat lentur dengan distribusi tegangan plastik 0.85
Kuat lentur dengan distribusi tegangan elastik 0.90
Faktor Reduksi
Kuat Rencana
()
Sambungan baut:
Baut yang memikul geser 0.75
Baut yang memikul tarik 0.75
Baut yang memikul kombinasi geser dan tarik 0.75
Lapis yang memikul tumpu 0.75
Sambungan las:
Las tumpul penetrasi penuh 0.90
Las sudut dan las tumpul penetrasi sebagian 0.75
Las pengisi 0.75
SI 3212 Set 2 - Sem 2, 2020/2021 64
32