Anda di halaman 1dari 2

Aparatur pengawas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa

Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, kedudukan dan
kewenangan desa didasarkan atas prinsip otonomi yang mengarahkan pada bentuk
kemandirian desa.

Desa mendapatkan penghormatan secara utuh oleh supra desa sebagai entitas hukum, yang
diberikan kewenangan untuk mengambil kebijakan dalam skala lokalitas. Tuntutan untuk
mengembangkan desa semakin sejahtera dengan diberikan kewenangan mengelola 10%
(sepuluh persen) dari jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Peluang
dan tantangan tersebut harus dimaknai positif. Selain tantangan UU No. 6 Tahun 2014
tentang Desa yang cukup besar, yakni dihadapkan pada bayang-bayang korupsi, desa juga
diharapkan mampu mengelola ke pemerintahan yang efektif dalam kerangka pelayanan
publik. Oleh karena itu, pentingnya sistem pengawasan pemerintahan desa merupakan
salah satu upaya membentuk tata kelola pemerintahan desa yang baik (good village
governanceqad ). Sehingga perlu untuk memperkuat sistem pengawasan pemerintahan
desa dengan merekonstruksi sistem pengawasannya yang sudah ada saat ini, untuk
kemudian digagas strategi atau konsep pengawalannya ke depan.

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintahan desa adalah Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan


pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia sedangkan Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.

Pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah yang salah satunya adalah


penyelenggaraan pemerintahan desa dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah
sesuai dengan fungsi dan kewenangannya yaitu Pejabat Pengawas Pemerintah (P2UPD)
(lihat Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah).

Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah proses kegiatan yang


ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Desa berjalan secara efisien dan efektif sesuai
dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Secara umum Pengawasan
atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa meliputi:

I. Administrasi pemerintahan desa, terdiri atas:

A. Kebijakan desa, meliputi:


1) Peraturan desa
2) Peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa
3) Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

B. Kelembagaan desa, meliputi:

1) Struktur Organisasi dan Uraian Tugas serta Wewenang


2) Administrasi Desa

C. Keuangan desa, meliputi:

1) Pengelolaan Keuangan Desa


2) Anggaran pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
3) Pelaksanaan APBDes
4) Penatausahaan
5) Pelaporan
6) Pertanggungjawaban

D. Aset desa, meliputi:


1) Kebijakan pengelolaan aset desa
2) Perencanaan Kebutuhan Aset Desa
3) Inventarisasi aset desa
4) Lain-lain aset milik Desa

II. Urusan pemerintahan desa, meliputi:


A. Kewenangan berdasarkan hak asal usul
B. Kewenangan lokal berskala Desa
C. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau
pemerintah daerah kabupaten/kota
D. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

E. Penyelenggara Pemerintahan Desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa)


F. Badan Permusyawaratan Desa
G. Lembaga Kemasyarakatan Desa
H. Kerja sama Desa
I. Perencanaan Pembangunan Desa
J. Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa
K. Pembinaan dan Pengawasan

Anda mungkin juga menyukai