Makalah Tren Arsitektur
Makalah Tren Arsitektur
OLEH :
JURUSAN S1-ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….....…… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….…… ii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………….…… 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………..…… 1
BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………………………………………… 2
2.1 Tren Arsitektur Modern ………………………………………………………………… 2
2.2 Tren Arsitektur Minimalis ……………………………………………………………… 3
2.3 Tren Arsitektur Klasik …………………………………………………………..……… 4
2.4 Tren Arsitektur Mediteranian …………………………………………………………… 6
2.5 Tren Arsitektur Romansque …………………………………………………….....…… 7
2.5 Tren Arsitektur Universal …………………………………………………..……..…… 8
2.5 Tren Arsitektur Kultural ………………………………………………………..……… 9
BAB 3 PENUTUP …………………………………………………………………….……11
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………..…… 11
3.2 Saran …………………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Arsitektur modern memiliki ornamen yang minim dan fungsional. Pada arsitektur
modern fungsi lebih diutamakan dalam menentukan bentuk, ukuran dan bahan. Di Indonesia
rumah-rumah dengan gaya arsitektur modern mulai banyak diterapkan pada awal tahun 70-
an. Di masa sekarang pun banyak rumah-rumah baru yang dibangun dengan gaya arsitektur
modern dengan penyesuaian terhadap bahan bangunan dengan teknologi terkini,
perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup penghuninya.
Eksterior rumah dengan gaya arsitektur modern didominasi dengan jendela yang
berukuran lebar dan atau tinggi, lis plang beton memanjang dan kanopi yang menjorok ke
depan. dengan kolom yang sederhana atau bahkan tanpa kolom. Bentuk masa rumah modern
di dekorasi dengan ornamen garis vertikal, horizontal, dan diagonal yang sederhana pada
dinding eksterior yang luas
Interior rumah modern ditata dengan ornamen yang sederhana, langit-langit bertingkat
dan void di ruang-ruang publik yang memberikan kesan luas. Ruang pada rumah dengan gaya
arsitektur modern umumnya transparan, menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan
ruang-ruang perantara dibatasi oleh dekorasi interior yang tidak masiv.
Asimetris
Orientasi pola horizontal
Atap datar
Tidak ada cornice /profil atap
2
3
Bentuk Kotak
Halus
Penampilan efisien
Sudut lengkung
Jendela Kaca
Aluminium dan stainless steel trim pada pintu dan jendela
Panel mengkilap
Baluster metal
Deretan jendela atau garis-garis
Sedikit atau tidak ada hiasan
Denah terbuka
Eksterior dibentuk oleh sedikit komposisi masa yang sederhana, estetika diberikan
oleh perbandingan besar kecil yang harmonis, kombinasi tekstur monoton dalam
kesedarhanaan bentuk-bentuk geometris.
4
Interior ditata dengan menempatkan perabot interior yang tidak memenuhi ruang
dengan berlebihan seperti arsitektur klasik yang kaya ornamen.
Ruang berlanjut antara ruang satu dan lainnya tanpa pembatas ruang yang solid,
ruang terkesan luas dan menyatu. Jendela dan pintu dengan ukuran agak besar dalam bentuk
sederhana.
Bahan bangunan yang sesuai digunakan umumnya bahan hasil industri seperti, metal,
aluminum, beton jadi, homogenus tile, keramik dan mengekspos bahan-bahan natural seperti
kayu, batu tanpa finishing yang berlebihan.
Gaya arsitektur klasik, memberikan kesan aristokrat yang mewah pada bangunan.
Pilar-pilar, ornament, dan profil-profil pada list plang dan bingkai jendela disajikan dalam
5
seni Romawi atau Yunani kuno menjadi ciri khas arsitektur klasik. DI Indonesia gaya
arsitektur klasik mulai banyak digunakan pada bangunan rumah tinggal pada awal tahun 80-
an. Bahkan hingga saat ini pun asih banyak rumah-rumah baru yang menggunaka gaya
arsitektur klasik.
Eksterior juga menjadi hal penting pada bangunan klasik. Umumnya bangunan klasik
memiliki ukuran yang melebihi kebutuhan fungsinya. Tata letak jendela yang
teratur/monoton pada tampak depan bangunan, dan komposisi bangunan yang simetris juga
mrupaka ciri bangunan klasik.
Interior klasik umumnya memiliki ketingian plafond idealnya melebihi 3,5 meter,
sehingga bisa mengekspresikan kemegahan. Profil-profil yang detail menghisai pertemuan
antara plafond dengan dinding bangunan. Tangga pada bangunan klasik dibuat lebar dalam
bentuk lengkung/curva pada sebagian atau seluruh bagian tangga.
Ruangan – ruangan pada rumah klasik juga umunya di buat terpisah-pisah dan dalam
ukuran yang extra besar. Mulai dari pintu masuk di bagian depan, ruang penerima(foyer)
ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, dll dipisahkan dengan dinding solid. Ada
kalanya koridor digunakan sebagai penghubung antara ruang-ruang yang berjauhan. Karena
memang idealnya rumah brgaya
arsitektur klasik di bangun di atas
lahan yang luas.
Bahan bagunan yang digunakan pada bangunan klasik umunya adalah bahan-bahan
alam. Pengolahan erhadap bahan-bahan bagunan klasik juga perlu mengekspresikan seni di
masanya seperti besi-besi cor, marmer, batu alam adalah bahan – bahan yang ideal untuk
menyajikan bengunan dengan gaya arsitektur klasik. Sangat tidak serasi jika mebuat rumah
dengan gaya arsitektur klasik pda bagian jendela kita mnggunakan bahan aluminum dengan
finishing anodized. Karena pertimbangan kemudahan perawatandan biaya adakalanya kita
terpaksa menggunakan bahan aluminum, hanya saja kita perlu mempertimbangkan finishing
yang kita gunakan agar rumah klasik menjadi benar-benar konsisten terhadap konsepnya,
maka kita gunakan finish pwder coating warna putih.
Bentuk Simetris
Kolom/PilarTinggi yang menjulang.
Segitiga pediment
Atap kubah
Gaya arsitektur mediteranian diinspirasi dari bangunan yang ada di Italia dan Spanyol.
Gaya arsitektur mediteranian memiliki ornament yang lebih sederhana, memberikan kesan
yang mengutamakan kenyamanan. Pada akhir tahun 90-an gaya arsitektur ini mulai banyak
diterapkan pada disain rumah-rumah di Indonesia.
lahan yang lebih terbatas. Balkon-balkon yang menonjol keluar fasad/muka bangunan tanpa
atap dan railing balkon, dan jendela memiliki ukuran lebih kecil dan sedikit, juga merupakan
ciri khas arsitektur mediteranian.
Ruangan pada rumah bergaya arsitektur mediteranian juga memiliki ukuran luas yang
lebih efisien, tidak berlebihan besarnya seperti bangunan klasik. Namun tata letak ruangan
masih tetap terpisah-pisah menggunakan pemisah masif seperti dinding.
Arsitektur Romanesque adalah gaya arsitektur dari Eropa Abad Pertengahan, ditandai
oleh pelengkung setengah lingkaran, dan berkembang menjadi gaya arsitektur Goth, ditandai
dengan pelengkung berujung, yang dimulai pada abad ke-12. Tidak ada kesepakatan
8
mengenai waktu berawalnya gaya Romanesque, dan pengusulan waktunya beragam mulai
dari abad ke-6 sampai abad kesepuluh, namun contoh-contohnya dapat ditemukan di seluruh
penjuru Eropa, sehingga menjadikan arsitektur Romanesque sebagai gaya arsitektur pan-
Eropa pertama sejak Arsitektur Imperial Romawi. Gaya Romanesque di Inggris disebut
sebagai arsitektur Norman.
Usaha untuk menghadirkan satu gaya arsitektur untuk seluruh umat manusia, di
berbagai tempat berbeda, secara sadar, propagandis, didominasi para arsitek Modernis akhir
abad ke-19 sampai sekarang. Salah satu penggerak utamanya adalah revolusi industri,
terutama industri konstruksi, dan meluasnya pemanfaatan energi listrik yang memacu
pemanfaatan teknologi secara aktif di dalam bangunan. Situasi klimat yang berbeda,
direspons dengan penggunaan teknologi secara ekstensif.
Salah satu gaya yang menyebar sangat luas dan hampir merata di seluruh dunia adalah
gaya “international style” yang dinyatakan dengan tampilan bangunan berujud geometris
murni, terutama kotak kaca-aluminium-dengan konstruksi baja atau beton yang dibangun
berdasarkan ukuran standar modul industri konstruksi. Gaya arsitektur ini dilatari orientasi
cost-benefit dalam rangka memacu percepatan penambahan jumlah meter persegi bangunan
yang merupakan simbol “kemajuan” bagi zaman tersebut.
Gaya internasional pada tahun 1980-an memperoleh reaksi dan berkembang wacana
arsitektur postmodern yang justru mengajukan tawaran menengok kembali sejarah, menolak
singularitas universal, bahkan menjajakan ide pluralitas arsitektur yang eklektis. Juga
9
berkembang arsitektur dekonstruksi yang lebih berdasarkan pada wacana intelektual di luar
arsitektur yang cenderung sulit dimengerti dan diapresiasi masyarakat umum. Pada tahap ini,
arsitektur modern yang berusaha menghadirkan universalitas tampilan, lebih diwakili
universalitas argumen, sehingga isu keseharian relatif tidak tersentuh.
Repotnya, hal itu justru mengembalikan arsitektur pada posisi elitis. The Grand and
High Architecture imbasnya sudah terasa di Indonesia, namun terhalang krisis moneter yang
cukup membantu kembalinya perhatian pada hal yang lebih prinsipil, berhubungan dengan
investasi pembangunan, kemudahan perawatan, dan efisiensi fungsional, daripada sekadar
mengada-ada dengan gaya arsitektur yang begitu beragam.
Gaya ini secara umum sering disebut gaya arsitektur tradisional dan
perkembangannya adalah gaya arsitektur vernakular. Arsitektur tradisional lekat dengan
tradisi yang masih hidup, tatanan, wawasan, dan tata laku yang berlaku sehari-hari secara
umum. Bali, terutama pada daerah pedesaan dengan basis pertanian, menjadi saksi arsitektur
jenis ini. Di kota-kota besar Bali, pada daerah yang berbasis pariwisata, lebih banyak kita
saksikan arsitektur bergaya vernakular, seperti pada bangunan dengan tipologi baru yang
tidak dikenal secara umum pada tataran tradisional, yaitu pada rancangan hotel, toko, dan
sebagainya.
nyata pada arsitektur vernakular. Citra yang disajikan lebih banyak bersandar pada referensi
arsitektur “rakyat” daripada terhadap bangunan keagamaan, bangunan milik bangsawan-
penguasa dan sejenisnya. Referensi pada arsitektur “rakyat” yang secara fungsional sudah
beradaptasi, jitu, teruji terhadap alam tempatnya berada, biasanya lebih memiliki kepekaan
baik secara teknis, sosial, dan kultural.
3.2 Saran
Perkembangan gaya arsitektur memberikan kita pembelajaran dan pemahaman
terhadap seni arsitektur, baik dalam seni ataupun kreatifitas yang mendalam serta konsep-
konsep yang dipahami oleh arsitek. Oleh karena itu sejarah dan macam macam tren/gaya
arsitektur patut dipelajari dengan baik
12
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37850501/Makalah_Arsitektur_Modern
https://www.scribd.com/document/320941670/Makalah-Gaya-Ars
https://www.academia.edu/37850501/Makalah_Arsitektur_Modern