5 Labiopalatoskizis
5 Labiopalatoskizis
Linda Yanti
ASKEB NEO_LINDA Y
1
Sekitar 3 – 4 % BBL memiliki kelainan 7,5 % terdiagnosis ketika anak berusia 5
bawaan yang berat tahun (Ringan)
Penting !!!
Dengan demikian mortalitas dan
Pemeriksaan dan pengawasan neonatus morbiditas dapat diturunkan
dalam 48 jam pertama
2
ASKEB NEO_LINDA Y
DEFINISI
3
ASKEB NEO_LINDA Y
Labiopalatoskizis Suatu kelainan kongenital dimana
keadaan terbukanya bibir dan langit –
langit rongga mulut dapat melalui
palatum durum maupun palatum mole,
disebabkan oleh penyebab seperti yang
sudah disebutkan di atas.
4
ASKEB NEO_LINDA Y
5
ASKEB NEO_LINDA Y
Labiopalatoskizis
6
ASKEB NEO_LINDA Y
• Faktor genetik atau keturunan : Ex. mutasi gen ataupun kelainan khromosom
• Kurang nutrisi
• Radiasi
• Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama
• Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin
• Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal, akibat
toksisitas selama kehamilan, misalnya kecanduan alkohol.
7
ASKEB NEO_LINDA Y
Regurgitasi nasal
Pemisahan bibir
ketika menyusu
8
ASKEB NEO_LINDA Y
KOMPLIKASI
Kesulitan makan Terjadinya Otitis
Aspirasi
(kurang gizi) media
Distress
Infeksi telinga Gangguan bicara
pernafasan
9
ASKEB NEO_LINDA Y
KLASIFIKASI
A. Berdasarkan organ yang terlibat
Labioskizis • Celah bibir
10
ASKEB NEO_LINDA Y
B. Berdasarkan lengkap/ tidaknya celah terbentuk
Unilateral Incomplete:
• Jika celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan tidak memanjang ke hidung
Unilateral Complete:
• Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke
hidung
Bilateral Complete:
• Jika celah sumbing terjadi dikedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.
11
ASKEB NEO_LINDA Y
12
ASKEB NEO_LINDA Y
13
ASKEB NEO_LINDA Y
14
ASKEB NEO_LINDA Y
15
ASKEB NEO_LINDA Y
C. Klasifikasi Veau yang membagi palatoskizis menjadi 4 kelas
Kelas I • Celah hanya terdapat pada palatum molle
• Celah unilateral yang komplit, meluas dari uvula ke foramen incisivus pada
Kelas III midline, kemudian deviasi ke satu sisi dan biasanya sampai ke alveolus
pada gigi incisivus lateral
• celah bilateral komplit dengan dua celah meluas dari foramen incisivus ke
Kelas IV
alveolus
16
ASKEB NEO_LINDA Y
17
ASKEB NEO_LINDA Y
18
ASKEB NEO_LINDA Y
19
ASKEB NEO_LINDA Y
20
ASKEB NEO_LINDA Y
MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT
LABIOPALATOSKIZIS
Masalah pendengaran
• Bayi dengan celah langit-langit sangat rentan terhadap infeksi telinga karena
adanya gangguan pada otot-otot yang berperan dalam membuka dan menutup
tuba eustachius sehingga tidak dapat mengalirkan cairan yang berasal dari telinga
bagian tengah dengan baik.
• Insidensi otitis media dengan gangguan pendengaran sangat tinggi
21
ASKEB NEO_LINDA Y
Masalah bicara
• Komunikasi normal pada manusia membutuhkan struktur yang utuh dari bibir, rahang,
lidah, gigi, dan palatum yang bekerja di bawah koordinasi otot-otot respirasi dan pita
suara. Mengingat penderita celah bibir dan langit-langit umumnya memiliki kesulitan
mengontrol aliran udara, maka produksi suara menjadi tidak normal. Suara labiodental
seperti f dan v sulit diucapkan bila bibir atas terlalu panjang, kencang, dan sulit
bergerak akibat jaringan parut yang timbul pasca tindakan bedah korektif pada bibir.
• Malposisi gigi anterior atas atau malformasi kontur alveolar ridge dapat mempengaruhi
pengucapan huruf s, z, th, f, dan v, juga deformitas alveolar ridge atau palatum yang
memendek dalam arah anteroposterior serta menyempit dapat menyebabkan kesulitan
dalam mengucapkan huruf k, g, dan ng.
22
ASKEB NEO_LINDA Y
• Masalah pernafasan
• Anak dengan celah langit-langit sering disertai dengan
deformitas nasal. Deformitas ini dapat memperkecil
rongga hidung dan menghalangi aliran udara yang
cenderung mengakibatkan beralihnya proses pernafasan
melalui mulut. Obstruksi dan infeksi saluran nafas atas
sering terjadi pada penderita ini.
23
ASKEB NEO_LINDA Y
Masalah gigi
• Pasien dengan celah bibir dan langit-langit sering memperlihatkan congenital missing
teeth terutama gigi premolar dan lateral insisivus, supernumerary teeth terutama pada
daerah premaksila dan dekat celah, fused teeth, dan malformed teeth. Gigi insisivus
sentralis sering terlihat malposisi sehingga relasi horizontal maupun vertikal di daerah
insisivus tampak tidak harmonis, demikian pula erupsi gigi-gigi di sekelilingnya. Erupsi
gigi menjadi terhambat terutama gigi kaninus. Ektopik gigi molar atas juga sering
terjadi, juga over erupsi gigi geligi anterior bawah, hal ini disebabkan oleh tidak adanya
atau malposisi gigi anterior bawah.
24
ASKEB NEO_LINDA Y
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI untuk
Pemeriksaan evaluasi
Foto rontgen abnormal
fisik
25
ASKEB NEO_LINDA Y
PENATALAKSANAAN
26
ASKEB NEO_LINDA Y
Diantara disiplin ilmu yang terlibat
diantaranya dokter anak, dokter bedah
palstik, dokter bedah mulut, dokter gigi
anak, orthodontist, prostodonti, dokter THT,
terapis wicara, psikater dan psikolog.
27
ASKEB NEO_LINDA Y
Usia Tindakan
0-1 minggu Pemberian nutrisi dengan kepala miring 45 derajat
1-2 minggu Pemsasangan obturator untuk menutup celah pada langitan agara dapat menghisap susu atau memakai dot lubang
besar kearah bawah untuk mencegah aspirasi
29
ASKEB NEO_LINDA Y
Keperawatan
30
ASKEB NEO_LINDA Y
Medis
• Tindakan operasi pertama di kerjakan untuk menutup
celah bibir berdasarkan kriteria rule of ten yaitu umur > 10
minggu (3 bulan) > 10 pon (5 kg), Hb > 10 gr/dl, leukosit <
10.000/ui.
31
ASKEB NEO_LINDA Y
• Tahapan bedah korektif
Kelahiran (bulan ke 18) : 2-5 tahun : reposisi 10-11 tahun : mengoreksi 2-18 tahun : treatment
meluruskan segmen maksilaris segmen dan proses pembentukan gigi permanen yang
maksilaris koreksi cross bite gigi telah terbentuk
32
ASKEB NEO_LINDA Y
Speech Therapy
Tindakan ini dilakukan setelah bedah korektif dilakukan
yang bertujuan agar anak dapat berbicara normal
seperti anak-anak normal lainnya.
33
ASKEB NEO_LINDA Y
Pencegahan infeksi
34
ASKEB NEO_LINDA Y
Pasca-operasi
• Imobilisasi tangan untuk mencegah bayi menyentuh jahitan
• Pemberian makan dan minum untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan cairan
dan elektrolit sesuai program pengobatan (setelah bayi sadar dan refleks menelan)
• Perencanaan pulang dan perawatan dirumah
• Hasil yang diharapkan (Luka bayi sembuh tanpa komplikasi, Pertumbuhan BB-TB sesuai
dengan standar, Orangtua dapat menunjukkan teknik menyusui yang benar, Orangtua
akan memperlihatkan penerimaan terhadap kondisi anak)
35
ASKEB NEO_LINDA Y
Pendidikan kesehatan
• Cara pemasangan selang OGT
• Pemberian dot khusus yang bentuknya lebih panjang dan lubangnya lebih lebardaripada dot
biasa. Tujuannya untuk menutupi lubang langit-langit mulut sehingga susu bisa langsung
masuk ke kerongkongan, lubang lebih besar karena daya hisap bayi rendah
• Bila usia anak sudah mencapai 1-4 tahun dilakukan evaluasi berbicara, dan usia 6 tahun
evaluasi gigi dan rahang
• Fasilitasi tumbuh kembang anak
• Ajarkan cara mencegah komplikasi (menjaga kebersihan area operasi, meminimalisisr gerakan
yang dapat menyebabkan luka operasi terbuka)
36
ASKEB NEO_LINDA Y
ALAT BANTU YANG DIPERLUKAN
• Sebaiknya susu diberikan melalui alat lain/ dot khusus yang tidak
perlu dihisap oleh bayi
• Ketika dibalik susu dapat memancar keluar sendiri dengan jumlah
yang optimal artinya tidak terlalu besar sehingga membuat
pasien menjadi tersedak atau terlalu kecil sehingga membuat
asupan nutrisi menjadi tidak cukup.
• Botol susu dibuatkan lubang yang besar sehingga susu dapat
mengalir ke dalam bagian belakang mulut dan mencegah
regurgitasi ke hidung
37
ASKEB NEO_LINDA Y
• Pada usia 1-2 minggu dapat dipasangkan obturator untuk
menutup celah pada palatum, agar dapat menghisap
susu, atau dengan sendok dengan posisi setengah duduk
untuk mencegah susu melewati langit-langit yang terbelah
atau memakai dot lubang kearah bawah ataupun dengan
memakai dot yang memiliki selang yang panjang
38
ASKEB NEO_LINDA Y
• Selain itu, juga diberikan feeding plate yang berfungsi untuk menutupi celah bibir dan langitan
pada bayi selama proses pemberian makanan agar tidak terjadi aspirasi ke dalam celah bibir
atau langitan.
39
ASKEB NEO_LINDA Y
Pasca Penatalaksanaan
40
ASKEB NEO_LINDA Y
SELAMAT BELAJAR…
41
ASKEB NEO_LINDA Y