Anda di halaman 1dari 12

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA

IDENTIFIKASI LIPID

Uji Kelarutan, anakrolein, lieberman-burchard

JURUSAN FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIS

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA

2022
PERCOBAAN DUA
IDENTIFIKASI LIPID

I. TUJUAN PERCOBAAN
Diharapkan dapat memahami metode identifikasi lipid.

II. TEORI DASAR


Definisi Lipid
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah sekelompok besar senyawa alam yang
tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti n-heksan,
kloroform, dan dietil eter. Sifat inilah yang membedakan lipid dari karbohidrat,
protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya (Tim Dosen Kimia
UPT MKU, 2011).
Lipid adalah senyawa organic berminyak atau berlemak yang tidak larut
dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti
kloroform dan eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangunan pada hampir
semua lipid. Asam lemak adalah asam organic berantai panjang yang mempunyai
atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksiltunggal dan
ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid
bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Lehninger,
1982).
Sifat Fisika Lipid
1. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut
organic misalnya eter, aseton, kloroform, benzena disebut “pelarut lemak”.
2. Ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya.
3. Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup.
Kesepakatan ini telah disetujui oleh Kongres Internasional Kimia Murni dan
Terapan (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009 :51).
Fungsi Lipid
Fungsi utama lemak adalah sebagai penyekat, bantalan dan cadangan
energi. Fungsi penyekat tampak jelas pada membran sel. Seluruh sel makhluk hidup
dibungkus oleh membrane yang antara lain terdiri dari molekul-molekul lemak
yang tersusun sedemikian rupa sehingga isi sel terpisah dari dunia luar. Fungsi
sebagai bantalan misalnya pada jaringan dibawah kulit, yang menebal ditempat-
tempat tertentu dan juga disekitar berbagai alat di dalam rongga tubuh dan di
belakang bola mata. Lemak merupakan bentuk cadangan energi tubuh. Senyawa ini
dibentuk bila tubuh kelebihan makanan dan dipecah bila tubuh kekurangan energi
(Irham, 2013: 3).

Penggolongan Lipid
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa
golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid
dalam tiga golongan besar, yakni (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009 :52):
(1) Lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya
lemak atau gliserida dan lilin (waxes);
Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alcohol, biasanya
berupa gliserol, serta menghasilkan asam lemak. Contoh yang paling banyak
ditemukan adalah Triasigliserol atau Trigliserida, yang ditemukan dakam
serum, minyak kelapa dan dalam berbagai minyak lain yang berasal dari
makhluk hidup. Minyak adalah lemak yang dalam suhu ruang berada dalam
bentuk cair, lemak yang dalam suhu ruang masih berbentuk padat disebut
lemak. Konsistensi cair ata padat pada suhu ruang ditentukan dari jumlah atom
C yang menyusun asam lemak dari TG. Makin panjang atom C, biasanya makin
padat. Makin banyak ikatan rangkap, konsistensi makin cair (Irham, 2013 :4).
(2) Lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,
contohnya fosfolipid, serebrosida;
Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alcohol, asam
lemak, dan senyawa lain seperti fosfat, asam amino, basa organik, seperti
kolin atau betain. Umumnya lemak majemuk mengandung listrik, sehingga
menjadi lebih udah berinteraksi dengan air (Irham, 2013 :5).
(3) Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid,
contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.
Yaitu berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan
kedua jenis lemak terdahulu. Contoh kelompok ini adalah gliserol dan alcohol
lain yang ikut menyusun lemak, asam lemak, ikatan rangkap (ikatan tak jenuh)
dan asam lemak tanpa ikatan rangkap (jenuh), kolesterol dan berbagai macam
senyawa steroid (Irham, 2013 :5).
Di samping itu, berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam
dua golongan yang besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni dapat
dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan,
contohnya steroid (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009 :52).
 Lemak
Struktur
Yang dimaksud dengan lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol.
Gliserol ialah suatu trihidroksi alcohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap
atom karbon mempunyai gugus –OH. Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat
tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida (Poedjiadi
dan Supriyanti, 2009 :59).
Sifat
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan
lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik
lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair disebut minyak
mengandung asam lemak tidak jenuh. Pada umumnya lemak apabiladibiarkan lama
di udara akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh
proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas. Oksidasi asam lemak tidak
jenuh akan menghasilkan peroksida dan akan terbentuk aldehida. Kelembaban
udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya ketengikan lemak (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009 :61).
 Sterol
Sterol sering ditemukan bersama-sama dengan lemak. Sterol dapat dipisahkan
dari lemak setelah penyabunan. Oleh karena sterol tidak tersabunkan maka senyawa
ini terdapat 3 dalam residu. Lebih dari 30 jenis sterol telah dijumpai di alam,
terdapat pada jaringan binatang dan tumbuhan, ragi, jamur, tetapi jarang ditemukan
dalam bakteri. Persenyawaan sterol yang terdapat dalam minyak terdiri dari
kolesterol dan fitostrerol. Senyawa kolesterol umumnya terdapat dalam lemak
hewani, sedangkan fitosterol terdapat dalam minyak nabati (Budimarwanti, 2015
:2).
 Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam.
Dari rumus kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada atom
C nomor 3 mempunyai posisi  oleh karena dihubungkan dengan garis penuh.

Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua manusia. Pada
tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian
luar (adrenal cortex), dan jaringan syaraf. Mula-mula kolesterol diisolasi dari batu
empedu karena kolesterol ini merupakan komponen utama batu empedu tersebut.
Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena, dan
alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi, kolesterol mengkristal
dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, serta
mempunyai titik lebur 150-151C. Endapan kolesterol apabila terdapat dalam
pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding
pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga
berkurangnya elastisitas pembuluh darah. Dengan demikian, maka aliran darah
akan terganggu (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009: 74).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Bunsen
 Kertas saring
Bahan:
 Air
 Alkohol panas dan dingin
 Kloroform
 Minyak
 Olive oil
 Gliserol
 Minyak jelantah
 Minyak rebusan daging
 KHSO4
 Asam asetat anhidrid
 Asam sulfat pekat

IV. PROSEDUR KERJA


1. Uji kelarutan
Disediakan 4 tabung reaksi lalu pada tabung 1 ditambahkan 2 ml air, pada
tabung 2 ditambahkan 2 ml alcohol dingin, lalu pada tabung 3
ditambahkan 2 ml alcohol panas, dan pada tabung 4 ditambahkan 2 ml
kloroform. Dimasukkan 0,2 ml minyak ke dalam tiap tabung lalu dikocok
hati-hati. Kemudian diambil 2-3 tetes dari masing-masing tabung dan
diteteskan kertas saring. Adanya noda yang tertinggal pada
kertas saring menunjukkan adanya lemak yang terlarut dalam pelarut
tersebut.

2. Uji akrolein
Disediakan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering, lalu dimasukkan 10
tetes gliserol, olive oil, minyak, minyak daging, dan minyak jelantah ke
dalam tabung. Kemudian ditambahkan sejumlah sama volume KHSO4,
lalu dipanaskan pelan-pelan diatas api. Diperhatikan bau akrolein yang
menusuk hidung, bedakan dengan bau SO4.

3. Uji Lieberman-burchard untuk kolesterol


Beberapa kolesterol (minyak, minyak jelantah, gliserol, dan minya
daging) dilarutkan dalam kloroform hingga larut seluruhnya. Lalu
ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrid dan dua tetes asam sulfat pekat,
kocok perlahan-lahan dan biarkan beberapa menit. perubahanwarna yang
terjadi diperhatikan.

V. DATA PENGAMATAN
No Uji Lipid Perubahan yang terjadi Gambar
1 Uji kelarutan Tabung 1 Setelah ditambahkan minyak
(air) dan dikocok:
................
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
...........

Setelah ditetesi pada kertas


saring:
.......................
Tabung 2 Setelah ditambahkan minyak
(alkohol dan dikocok :
dingin) ..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
Setelah ditetesi pada kertas
saring:
....................................................
....................................................
....................................................
Tabung 3 Setelah ditambahkan minyak
(alkohol dan dikocok:
panas) ..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
.
Setelah ditetesi pada kertas
saring:
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................

Tabung 4 Setelah ditambahkan minyak


(klorofom) dan dikocok:
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
Setelah ditetesi pada kertas
saring:
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................

2 Uji Akrolein Tabung 1 Sebelum dipanaskan :


Minyak jelantah + KHSO4 =
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
Setelah dipanaskan :
..........................................
Tabung 2 Sebelum dipanaskan :
..................................................
..................................................
Setelah dipanaskan :
....................................................
................................................
Tabung 3 Sebelum dipanaskan :
....................................................
................................................Se
telah dipanaskan:
....................................................
................................................

Tabung 4 Sebelum dipanaskan :


..................................................
..................................................
Setelah dipanaskan :
....................................................
................................................

Tabung 5 Setelah dipanaskan :


..................................................
..................................................

3 Uji Tabung 1
..................................................
Lieberman-
Burchard ..................................................
Tabung 2
....................................................
................................................

Tabung 3
....................................................
................................................

Tabung 4
..................................................
..................................................

VI. DAFTAR PUSTAKA


Budimarwanti, C. 2015. Analisis Lipid. Dalam
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131877177/analisis%20lipid.pdf.
Diunduh tanggal 26 Februari 2015 pukul 16.30 WIB.
Irham. 2013. Identifikasi Lemak. Dalam
https://www.scribd.com/doc/129530790/Identifikasi-Lemak. Di unduh
tanggal 26 Februari 2015 pukul 19.40 WIB.
Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Maggy Thenawijaya,
penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of
Biochemistry.
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M. Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Tim Dosen Biokimia. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : UPT
MKU Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai