Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/273257088

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA MELALUI PERTANYAAN (LEARNING BY


QUESTIONING)

Article  in  Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) · November 2013


DOI: 10.26740/jpfa.v3n2.p1-11

CITATIONS READS

6 4,261

3 authors, including:

Nadi Suprapto Setyo Admoko


Universitas Negeri Surabaya Universitas Negeri Surabaya
73 PUBLICATIONS   291 CITATIONS    27 PUBLICATIONS   71 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

The Effect of Conception of Physics' Learning, Content Knowledge, Pedagogical Content Knowledge on Self-Efficacy for Physics Teaching Among Pre-Service Teachers
View project

Students’ responds in using Beboo to learn Static Fluid concept View project

All content following this page was uploaded by Nadi Suprapto on 08 March 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 2, Nopember 2013
ISSN: 2087-9946

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA MELALUI PERTANYAAN (LEARNING BY


QUESTIONING) DAN KETERAMPILAN BERPIKIR

Nadi Suprapto*), Suliyanah, Setyo Admoko


Prodi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNESA
*)
Email: nadi_unesa@yahoo.co.id

ABSTRAK

Paradigma pembelajaran saat ini adalah Student Center Learning (SCL), yang dapat
dicapai apabila pembelajaran khususnya pembelajaran fisika di SMA dirancang sedemikian rupa
hingga dapat membelajarkan siswa. Salah satu desain pembelajaran (learning design) yang dapat
digunakan untuk membelajarkan siswa adalah pembelajaran melalui pertanyaan –Learning by
Questioning- (LBQ). LBQ berpotensi lebih memberdayakan keterampilan berpikir dan dapat
mengkonstruk pengetahuan. Untuk itu sangat perlu dihasilkan contoh perangkat pembelajaran
melalui bertanya (LBQ) dan selanjutnya diuji secara empiris. Artikel ini akan mendeskripsikan
hasil-hasil pengujian empiris tersebut, sehingga rumusan masalah yang dikemukakan adalah
bagaimanakah hasil implementasi perangkat pembelajaran melalui bertanya (LBQ) di kelas?
Setelah dihasilkan contoh perangkat pembelajaran melalui pertanyaan (Learning by Questioning)
yang terdiri dari dua topik fisika SMA: fluida statis yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat
satuan Pendidikan (KTSP), dan Hukum-hukum Newton sesuai dengan Kurikulum 2013.
Perangkat pembelajaran tersebut terdiri atas silabus, RPP, LKS dan panduannya, buku siswa,
Lembar penilaian LBQ dan kuncinya. Selanjutnya terkait hasil uji empiris atau hasil
implementasi perangkat pembelajaran di kelas, diperoleh temuan-temuan: (a) Penerapan
pembelajaran bertanya (LBQ) dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa dengan
perolehan gain peningkatan untuk 10 atribut keterampilan berpikir berada pada rentang 0,27
sampai 0,73 dengan rata-rata 0,48 (sedang), (b) Ditemukan delapan atribut keterampilan berpikir
(80%) dari sepuluh yang diteliti yang konsisten dan dapat ditingkatkan dengan pembelajaran
melalui pertanyaan (LBQ). Kedelapan atribut tersebut adalah menganalisis dan mensintesis
(analizing and synthesizing), meningkatkan kualitas pertanyaan (raises questions), menggali
informasi (information searching), menggunakan konsep (utilizes concept), membuat inferensi
(makes inferences), membangun implikasi (generates implications), mengambil keputusan
(making decision), dan memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving), (c) Guru
model dan siswa merespons positif pembelajaran dengan LBQ. Guru model menilai 95 persen
penerapan pembelajaran LBQ sesuai untuk diterapkan, sementara siswa memberikan jawaban
positif sebesar 76,7%.

Kata Kunci: pembelajaran bertanya, LBQ, fisika, SMA, keterampilan berpikir

1. Pendahuluan pengorientasi masalah. Kerapkali


Dewasa ini para pendidik (guru) masalah muncul dari guru bukan dari
kerap menganjurkan “pemecahan siswa karena kegagalan atau kurang
masalah” tetapi jarang kita dengar terampilnya selama proses penciptaan
tentang pentingnya penciptaan masalah- masalah tersebut. Padahal, salah satu
masalah dan pengajuan pertanyaan- bagian penting dalam konstruktivisme
pertanyaan. Pendidik hanya sebagai ialah konstruksi pertanyaan-pertanyaan.
pemberi masalah kepada pebelajar bukan Selain para siswa mencoba menjawab

Nadi Suprapto, Suliyanah, Setyo Admoko 1


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 2, Nopember 2013
ISSN: 2087-9946

pertanyaan-pertanyaan atau (Suprapto, Nadi, 2010b). Pemberian


memecahkan masalah, mereka juga serangkaian pertanyaan pemandu di
diharapkan termotivasi untuk laboratorium membantu mahasiswa
menciptakan pertanyaan. Menurut Piaget membuka pemahaman awal sebagai
(dalam Dahar, 1988) perumusan pengantar menuju aktivitas laboratorium.
pertanyaan-pertanyaan merupakan salah Kemampuan mahasiswa digali melalui
satu bagian yang paling penting dan respon jawaban yang disampaikan.
paling kreatif dari sains yang diabaikan Jawaban benar dijadikan sebagai bekal
dalam pendidikan sains. yang tetap dipegang dalam membuktikan
Bertanya bukanlah suatu teori dan menemukan temuan baru.
keterampilan yang mudah bagi pendidik Jawaban salah diharapkan sebagai
dalam pembelajaran. Tidak konflik kognitif yang menjadikan
mengherankan bermunculan berbagai pengalaman berharga mahasiswa
teknik atau cara bertanya yang sehingga pada suatu saat kesalahan
terintegrasi dalam pembelajaran mulai konsep fisika tidak akan terulang lagi.
hanya sekedar pembukaan pembelajaran Pengalaman akan kebenaran dan
sampai disajikan utuh di sepanjang kesalahan konsep menjadi bermakna
tahapan pembelajaran. Dari serangkaian dalam memori jangka panjang (long-
teknik bertanya khususnya pembelajaran term memory) pebelajar. Hal inilah yang
melalui bertanya, pada penelitian ini menjadi esensi dari teori belajar
difokuskan pada 2 jenis pembelajaran konstruktivis.
melalui bertanya. Hal ini didasarkan Penelitian lain tentang metode
pada pengalaman peneliti sebelumnya bertanya juga sudah dilakukan pada
yang telah melakukan penelitian tingkatan mahasiswa pada mata kuliah
pembelajaran melalui bertanya tersebut. sejarah fisika. Hasilnya adalah
Pertama adalah pembelajaran melalui pembelajaran dengan menerapkan
serangkaian pertanyaan pemandu metode bertanya Sokrates (Socratic
(guiding question) (Suprapto, Nadi, Method) yang dilakukan membuat
2010a, 2010b), kedua adalah mahasiswa dan dosen antusias.
pembelajaran bertanya Sokrates Pelaksanaan pembelajaran berpusat pada
(Socratic Method) (Suprapto, Nadi & mahasiswa dan adanya keaktifan dalam
Dwikoranto, 2010). belajar. Hasil penilaian terhadap
Temuan penelitian pertama pemikiran kritis mahasiswa
menyatakan pembelajaran melalui menunjukkan lebih dari 60% jawaban
serangkaian pertanyaan (pemandu) mahasiswa mengarah pada pemikiran
mampu meningkatkan pemahaman Sokrates (Suprapto, Nadi & Dwikoranto,
konsep fisika siswa untuk topik-topik 2010). Berdasarkan temuan dan hasil
fisika modern (Suprapto, Nadi, 2010a). penelitian yang telah dilakukan dapat
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dibuat sebuah konklusi bahwa
pada siswa MA Akselerasi Amanatul pembelajaran melalui bertanya (guiding
Ummah Pacet Mojokerto tersebut question dan metode Sokrates)
meningkatkan pemahaman konsep fisika meningkatkan pemahaman konsep
dengan perolehan gain (g) yang tinggi fisika, kinerja laboratorium, dan
dari setiap siklusnya. Temuan penelitian mengaktifkan pebelajar.
kedua menunjukkan penerapan guiding Hasil penelitian tersebut
question juga meningkatkan kinerja memetakan keterampilan berpikir siswa
mahasiswa dalam kegiatan praktikum SMA/ MA dan mahasiswa untuk
dan meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran fisika. Namun menurut
fisika yang dicapai mahasiswa teori perkembangan kognitif Piaget

Nadi Suprapto, Suliyanah, Setyo Admoko 2


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 2, Nopember 2013
ISSN: 2087-9946

(Slavin, 1994), sebenarnya keterampilan dilakukan lebih terstruktur yaitu dengan


berpikir sudah bisa terlihat sejak anak menggunakan lembar kerja siswa (LKS),
berada pada tahap operasi formal (siswa hal ini mengakibatkan pertanyaan yang
SMP/MTs), meskipun kurang menonjol. muncul dari siswa cenderung terarah dan
Karakteristik operasi formal diantaranya terdokumentasi dengan baik akan tetapi
kemampuan penalaran, berpikir deduktif, kurang fleksibel dalam proses
berpikir abstrak, pemecahan masalah, pembelajarannya.
dan membuat generalisasi. Sebagian Berdasarkan landasan itulah,
besar siswa SMA baru bisa mencapai peneliti bermaksud mengkombinasikan
karakteristik tersebut. Untuk itu pembelajaran bertanya tersebut dalam
penelitian ini difokuskan pada sebuah paket pembelajaran. Harapannya
keterampilan berpikir siswa SMA yang temuan di lapangan seperti kegagalan
lebih observable dan measureable. orientasi masalah (yang hakikatnya
Sehingga memudahkannya untuk adalah orientasi pertanyaan) kepada
dioptimalkan pada jenjang perguruan pebelajar karena rendahnya keterampilan
tinggi. bertanya guru dapat direduksi.
Sementara itu jenis Data empiris dari hasil Ujian
pembelajaran bertanya lainnya yang Nasional SMA untuk 3 tahun terakhir
telah dikembangkan oleh Corebima (2008-2010) di Indonesia barat
sejak tahun 1985 adalah pembelajaran (termasuk Jawa Timur) menunjukkan
berpola PBMP (Pemberdayaan Berpikir meskipun nilai rata-rata mata pelajaran
Melalui Pertanyaan) atau yang terkenal fisika tinggi, namun hasil pemetaan atas
dengan TEQ (Thinking Empowerment by indikator SKL menunjukkan
Questioning) (Corebima, A.D., 2010). keterampilan penalaran dan berpikir
Hasil analisis peneliti menunjukkan siswa SMA masih rendah. Hal ini
adanya kemiripan pola-pola disebabkan guru kurang kompeten dalam
pembelajaran TEQ dengan metode menyusun asesmen yang berbasis higher
Sokrates (Socratic method) dan guiding order thinking (C4 sampai C6), guru
question. Orientasi dari semua jenis hanya kompeten sampai pada level C3.
pembelajaran bertanya tersebut adalah Akibatnya keterampilan berpikir siswa
membuat pebelajar aktif, kreatif, dan masih rendah (Basuki, Ismet, dkk.,
berpikir. 2011).
Meskipun terdapat kemiripan Disisi lain hakikat manusia
pola-pola pembelajaran TEQ dengan (termasuk pebelajar) adalah pemikir. Di
metode Sokrates (Socratic method) dan setiap kehidupannya pebelajar akan
guiding question namun pada masing- memikirkan sesuatu. Berbekal olah pikir
masing model pembelajaran memiliki (minds-on) seseorang akan bisa
penekanan dan kelebihan yang berbeda. memaknai sesuatu. Serangkaian
Pada penerapan model pembelajaran pertanyaan diharapkan akan membantu
dengan metode Sokrates (Socratic pebelajar melakukan olah pikir di kelas.
method) dan guiding question lebih Bahkan pembelajaran akan menjadi
menekankan pada kualitas proses lebih bermakna jika dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung yaitu belajar mengajar menyediakan “minds-
mengutamakan pola komunikasi diskusi on/hands-on activities” (Carin, A., 1993:
dengan memunculkan pertanyaan antara A-84).
guru dengan siswa dan juga antara siswa Tujuan dari penelitian ini
dengan siswa. Sedangkan pada model adalah: Menguji cobakan perangkat
pembelajaran TEQ atau PBMB untuk yang telah dikembangkan secara
memunculkan pertanyaan dari siswa terbatas, dan selanjutnya dilakukan:

Nadi Suprapto, Suliyanah, Setyo Admoko 3


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 2, Nopember 2013
ISSN: 2087-9946

identifikasi kompetensi-kompetensi banyak guru/ calon guru yang langsung


(atribut-atribut) keterampilan berpikir menuliskan “rumusan
siswa yang dapat ditingkatkan dengan masalah:......................” di papan tulis
menerapkan LBQ dalam pembelajaran atau pada tayangan slide pada saat
Fisika, pendeskripsian potensi LBQ pembelajaran. Predikat bahwa “guru
dalam meningkatkan keterampilan bukan pengorientasi masalah yang
berpikir siswa, pendeskripsian respon handal namun hanyalah pemberi
guru model dan respon siswa dalam masalah kepada siswa” tampaknya
melaksanakan pembelajaran melalui menjadi permasalahan dalam
LBQ. pembelajaran fisika. Padahal seharusnya
Mengacu pada paradigma masalah muncul dari benak siswa
konstruktivisme pembelajaran, maka sebagai produk dari orientasi masalah
penelitian ini penting untuk dilakukan. (pemberian serangkaian pertanyaan) dari
Hakikat konstruktivisme dalam guru.
pembelajaran ialah konstruksi Menurut Linda Elder &
pertanyaan-pertanyaan. Selain para Richard Paul (2007), sebenarnya
siswa mencoba menjawab pertanyaan- pertanyaan akan sesuatu tidak akan
pertanyaan atau memecahkan masalah, pernah berhenti baik dalam kehidupan
mereka juga diharapkan termotivasi maupun pembelajaran. Konstruksi-
untuk menciptakan pertanyaan. konstruksi pertanyaan tidaklah mudah
Pengalaman peneliti sewaktu dilaksanakan dalam pembelajaran,
membimbing simulasi mahasiswa fisika namun membutuhkan rancangan
dan PPL 1 maupun pengamatan secara (learning by design), untuk itu akan
langsung di sekolah khususnya SMA, dikembangkan sebuah model
banyak guru/ calon guru yang pandai pembelajaran melalui bertanya (LBQ)
memberikan masalah dan kurang dalam dalam penelitian ini.
keterampilan bertanya. Terdapat fakta

Nadi Suprapto, Suliyanah, Setyo Admoko 4


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 2, Nopember 2013
ISSN: 2087-9946

2. Roadmap Penelitian
Roadmap penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.
1. Tahun 2009 sampai 2010: 1. Penelitian Corebima sejak tahun
Penelitian Hibah Bersaing 1985 adalah pembelajaran berpola
tentang pembelajaran bertanya PBMP (Pemberdayaan Berpikir
Sokrates (Socratic Method) Melalui Pertanyaan) atau yang
(Suprapto, Nadi & Dwikoranto: terkenal dengan TEQ (Thinking
2010) Empowerment by Questioning)
2. Tahun 2010 : pembelajaran (Corebima, A.D: 2010).
melalui serangkaian pertanyaan Orientasi pengembangan pada Siswa
pemandu (guiding question) pada SD, SMP, SMA, mahasiswa MIPA
siswa SMA/MA dan mahasiswa
Fisika UNESA (Suprapto, Nadi: 2. Penelitian tentang implementasi
2010a, 2010b). metode Sokrates dalam perkuliahan
biologi umum ( Qosyim, A., 2008)
Orientasi pengembangan pada
pembelajaran Fisika SMA, Orientasi pengembangan pada
perkuliahan fisika dasar dan mahasiswa dalam perkuliahan biologi
sejarah fisika umum topik kehidupan sel

Pengembangan contoh perangkat pembelajaran (fisika) melalui


pertanyaan dengan sasaran pengembangan pada pembelajaran Peningkatan
di SMA secara mendalam, mencakup penggabungan: Keterampilan
Berpikir,
Socratic Method Guiding Question TEQ yang
meliputi 10
keterampilan
dihasilkan (atribut)
keterampilan
Model LBQ (Learning by dengan harapan berpikir
Questioning)

Implementasi Model LBQ


(Learning by Questioning) dalam pembelajaran Fisika di SMA

Gambar 1. Roadmap Penelitian

pembelajaran yang siap


3. Metode Penelitian diimplementasikan. Implementasi
Jenis penelitian yang dipilih perangkat dilakukan di SMAN 1
adalah Research and Development Gedangan Sidoarjo, sebagai sekolah
(R&D). Penelitian diawali dengan binaan tim peneliti dan memungkinkan
menghasilkan produk tertentu dan diterapkannya (adaptable) perangkat
menguji keefektifan produk tersebut. pembelajaran dalam skala uji coba
Selanjutnya dilakukan pengembangan terbatas.
sampai diperoleh produk perangkat

Nadi Suprapto, Suliyanah, Setyo Admoko 5


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 2, Nopember 2013
ISSN: 2087-9946

Penelitian dibatasi hanya pada 4. Hasil-Hasil Penelitian dan


10 atribut keterampilan berpikir Pembahasan
sebagaimana dikemukakan di roadmap a. Hasil-hasil Penelitian
penelitian. Pelaksanaan pembelajaran Setelah dihasilkan contoh
direncanakan di SMA yang perangkat pembelajaran melalui
memungkinkan pelaksanaan pertanyaan (Learning by Questioning)
pembelajaran sesuai dengan topik/ yang terdiri dari dua topik fisika SMA:
materi yang menjadi kajian peneliti. fluida statis yang sesuai dengan
Instrumen penelitian yang Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan
digunakan terdiri dari: Instrumen (KTSP), dan Hukum-hukum Newton
identifikasi atribut-atribut keterampilan sesuai dengan Kurikulum 2013.
berpikir, Tes Keterampilan berpikir, dan Perangkat pembelajaran tersebut terdiri
Instrumen angket respon guru model atas silabus, RPP, LKS dan
dan siswa dalam pembelajaran. panduannya, buku siswa, Lembar
Data yang dikumpulkan dari penilaian LBQ dan kuncinya,
sumber-sumber validator, pengamat selanjutnya diimplementasikan di kelas.
pembelajaran, guru mitra, dan siswa Adapun terkait dengan hasil
pada dasarnya dapat diklasifikasikan ke implementasi perangkat pembelajaran
dalam jenis data atribut (baik/ sedang/ di kelas, diperoleh temuan-temuan:
kurang baik, valid/ tidak valid, positif/ a. Penerapan pembelajaran
negatif, dan sejenisnya) yang bertanya (LBQ) dapat
terejawantahkan dalam kalimat meningkatkan keterampilan
pernyataan dan hasil-hasil penelitian. berpikir siswa dengan perolehan
Beberapa atribut dikuantifikasi untuk gain peningkatan untuk 10
memudahkan pemberian analisis. atribut keterampilan berpikir
Sehingga teknik analisis data yang berada pada rentang 0,27 sampai
digunakan adalah analisis statistik 0,73 dengan rata-rata 0,48
deskriptif dengan persentase dan (sedang).
analisis logis. Statistik deskriptif b. Ditemukan delapan atribut
digunakan untuk mengolah dan keterampilan berpikir (80%) dari
menggambarkan data ke dalam sepuluh yang diteliti yang
tampilan yang lebih memiliki arti dan konsisten dan dapat ditingkatkan
lebih mudah dipahami, misalnya dengan pembelajaran melalui
berupa bentuk tabel. pertanyaan (LBQ). Kedelapan
Peningkatan keterampilan atribut tersebut adalah
berpikir siswa dihitung dengan rumus menganalisis dan mensintesis
gain (g) rata-rata ternormalisasi (analizing and synthesizing),
(Savinainen & Scott, 2002): meningkatkan kualitas
g= Spost - Spre pertanyaan (raises questions),
100% - Spre menggali informasi (information
Spost dan Spre adalah rata-rata searching), menggunakan
skor keterampilan berpikir siklus ke-n konsep (utilizes concept),
dan siklus sebelumnya yang dinyatakan membuat inferensi (makes
dalam persen. Besarnya faktor-g (gain) inferences), membangun
dikategorikan sebagai berikut: implikasi (generates
g > 0,7 = tinggi implications), mengambil
0,3 ≤ g ≤0,7 = sedang keputusan (making decision),
g < 0,3 = rendah dan memecahkan masalah secara

Nadi Suprapto, Suliyanah, Setyo Admoko 6


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 2, Nopember 2013
ISSN: 2087-9946

kreatif (creative problem pertanyaan (LBQ). Kedelapan atribut


solving). tersebut adalah menganalisis dan
c. Guru model dan siswa mensintesis (analizing and
merespons positif pembelajaran synthesizing), meningkatkan kualitas
dengan LBQ. Guru model pertanyaan (raises questions), menggali
menilai 95 persen penerapan informasi (information searching),
pembelajaran LBQ sesuai untuk menggunakan konsep (utilizes concept),
diterapkan, sementara siswa membuat inferensi (makes inferences),
memberikan jawaban positif membangun implikasi (generates
sebesar 76,7%. implications), mengambil keputusan
(making decision), dan memecahkan
b. Pembahasan masalah secara kreatif (creative
Sebagaimana telah diuraikan problem solving).
pada bagian hasil penelitian bahwa Melalui pembelajaran bertanya,
produk penelitian ini adalah telah keterampilan siswa dalam hal
dihasilkan contoh perangkat meningkatkan kualitas pertanyaan
pembelajaran melalui pertanyaan (raises questions) meningkat 72 persen.
(Learning by Questioning) yang terdiri Pembelajaran melalui pemberian
dari dua topik fisika SMA: fluida statis pertanyaan menjembatani siswa aktif
yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
satuan Pendidikan (KTSP), dan Hukum- memacu timbulnya pertanyaan-
hukum Newton sesuai dengan pertanyaan baru. Hal tersebut
Kurikulum 2013. Perangkat nampaknya berhubungan dengan
pembelajaran tersebut terdiri atas semakin berkembangnya penalaran
silabus, RPP, LKS dan panduannya, siswa. Hal ini sejalan dengan
buku siswa, Lembar penilaian LBQ dan pernyataan Zubaidah dkk.( 2001),
kuncinya. Perangkat pembelajaran yang melalui pertanyaan dapat
dikembangkan telah memenuhi validasi dikembangkan kemampuan berpikir
konstruksi dan isi sebagaimana (kritis), yang merupakan salah satu ciri
diuraikan pada tiap komponen dari berkembangnya penalaran formal.
perangkat pembelajaran pada bagian Sebenarnya, pertanyaan yang
hasil penelitian. memicu siswa untuk mengasah
Terkait dengan hasil keterampilan berpikir ada 3 yaitu
implementasi perangkat, tentang pertanyaan literal, pertanyaan
peranan pembelajaran bertanya terhadap inferensial dan pertanyaan metakognitif
peningkatan keterampilan berpikir (Fusco, Esther, 2012). Dalam penelitian
menunjukkan perolehan gain ini baru dikembangkan pada level literal
peningkatan untuk 10 atribut dan inferensial, sementara level
keterampilan berpikir berada pada metakognitif baru sebatas latihan awal.
rentang 0,27 sampai 0,73 dengan rata- Pertanyaan literal adalah pertanyaan
rata 0,48 (sedang). Perolehan tertinggi yang sering disebut “closed-ended
dicapai oleh siswa dalam hal menggali questions” atau digunakan untuk
informasi (information searching) dan pertanyaan akhir dan penutup karena
terendah pada membuat asumsi (makes pertanyaan ini membutuhkan satu
assumption). Dengan kata lain terdapat jawaban benar. Pertanyaan yang berisi
delapan atribut keterampilan berpikir tentang fakta-fakta dan kejadian yang
(80%) dari sepuluh yang diteliti yang benar-benar ada. Pertanyaan literal
konsisten dan dapat ditingkatkan mengacu pada fakta-fakta yang ada dan
dengan pembelajaran melalui membutuhkan contoh-contoh yang

Nadi Suprapto, Suliyanah, Setyo Admoko 7


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 2, Nopember 2013
ISSN: 2087-9946

konkret. Jawaban dari pertanyaan literal mereka miliki. Semua pertanyaan tidak
hanya terdapat satu jawaban. hanya dijawab oleh satu siswa saja
Sebaliknya, pertanyaan melainkan bisa lebih dari satu siswa.
inferensial atau pertanyaan interpretasi Siswa dapat berpikir dengan jangka
dapat mempunyai banyak jawaban dan waktu yang panjang dan menjawab
biasanya siswa sering menduga, secara bersama-sama. Direncanakan
mengambil kesimpulan dan melalui penelitian lanjutan, level
mengaitkannya dengan referensi. pertanyaan yang dikembangkan akan
Pertanyaan inferensial disebut dengan sampai pada tingkat metakognitif.
“open-ended questions” karena tidak Meskipun keterampilan berpikir yang
hanya satu jawaban dari siswa karena berhasil ditingkatkan dalam
mereka mempunyai berbagai macam pembelajaran sudah sampai pada
alasan. Dengan pertanyaan inferensial mengambil keputusan (making
siswa akan dilatihkan untuk decision), dan memecahkan masalah
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan secara kreatif (creative problem solving)
lain dari satu pertanyaan yang telah namun dari prosesnya belum mencapai
diberikan oleh guru. Pertanyaan metakognisi siswa.
inferensial membutuhkan jawaban yang Terkait dengan tanggapan atau
memerlukan petunjuk yang respons guru model dan siswa
berhubungan. Biasanya pertanyaan ini menunjukkan hasil yang positif. Guru
harus lebih teliti untuk menjawabnya model merespon positif atau sebesar 95
karena bisa lebih dari satu jawaban yang persen penerapan pembelajaran LBQ
benar. Pada saat membaca, untuk sementara mayoritas siswa memberikan
menjawab pertanyaan inferensial tidak respons yang positif dengan persentase
dapat ditemukan pada buku, tetapi jawaban ya terhadap seluruh butir aspek
didukung oleh fakta-fakta pada buku. penilaian adalah sebesar 76,7%. Hasil
Untuk menjawab pertanyaan inferensial ini jika dibandingkan dengan persentase
didukung dengan pertanyaan mengapa jawaban ya yang dikemukakan oleh
dan bagaimana. Oleh karena itu strategi guru model ada perbedaan yang cukup
pembelajaran yang berbasis pertanyaan signifikan atau sekitar 18% (95%
sangat baik apabila diterapkan dalam berbanding 76,7%). Artinya reliabilitas
kegiatan pembelajaran dan digunakan jawaban siswa maupun jawaban guru
untuk mengasah keterampilan berpikir masih perlu dikonfirmasi lagi.
siswa khususnya pada pertanyaan Ke depannya fokus penelitian
inferensial. Sedangkan untuk adalah mengimplementasikan perangkat
pertanyaan literal mengasah daya ingat dalam skala luas (tempat lain, sekolah
siswa. lain) dan melakukan produksi massal.
Selanjutnya adalah pertanyaan Untuk itu akan dilakukan validasi
dengan level metakognitif. Guru harus empiris terkait konfirmasi, klarifikasi,
merencanakan pertanyaan dengan level dan konsistensi variabel yang telah
metakognitif, yang mana menganjurkan diperoleh pada ujicoba terbatas pada
siswa untuk membayangkan atau tahun pertama. Selain itu juga
menggambarkan proses berpikir dan mempertimbangkan siklus pertanyaan
proses belajarnya. Untuk mengetahui atau Questioning Cycle, seperti Gambar
proses berpikir mereka, siswa harus 2 berikut ini.
membangun kemampuan kognitif yang

Nadi Suprapto, Suliyanah, Setyo Admoko 8


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 2, Nopember 2013
ISSN: 2087-9946

Gambar 2 langkah-langkah siklus pertanyaan (Fusco, Esther, 2012).

dan panduannya, buku siswa,


5. Simpulan dan Saran Lembar penilaian LBQ dan
a. Simpulan kuncinya.
Berdasarkan hasil dan 2) Terkait dengan hasil
pembahasan maka simpulan implementasi perangkat
penelitian ini yaitu: pembelajaran di kelas, diperoleh
1) Telah dihasilkan contoh temuan-temuan:
perangkat pembelajaran melalui a) Penerapan pembelajaran
pertanyaan (Learning by bertanya (LBQ) dapat
Questioning) yang terdiri dari meningkatkan keterampilan
dua topik fisika SMA: fluida berpikir siswa dengan
statis yang sesuai dengan perolehan gain peningkatan
Kurikulum Tingkat satuan untuk 10 atribut
Pendidikan (KTSP), dan keterampilan berpikir
Hukum-hukum Newton sesuai berada pada rentang 0,27
dengan Kurikulum 2013. sampai 0,73 dengan rata-
Perangkat pembelajaran tersebut rata 0,48 (sedang).
terdiri atas silabus, RPP, LKS

Nadi Suprapto, Suliyanah, Setyo Admoko 9


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 2, Nopember 2013
ISSN: 2087-9946

b) Ditemukan delapan atribut 2. Sesuai dengan perencanaan maka


keterampilan berpikir pada penelitian lanjutan perlu
(80%) dari sepuluh yang mendeskripsikan aktivitas guru
diteliti yang konsisten dan dan siswa
dapat ditingkatkan dengan 3. Perlunya melakukan validasi
pembelajaran melalui empiris terkait konfirmasi,
pertanyaan (LBQ). klarifikasi, dan konsistensi
Kedelapan atribut tersebut variabel yang telah diperoleh pada
adalah menganalisis dan ujicoba terbatas pada tahun
mensintesis (analizing and pertama. Sebagai ilustrasi pada
synthesizing), penelitian ini diperoleh perbedaan
meningkatkan kualitas angka respons yang dikemukakan
pertanyaan (raises oleh guru maupun siswa.
questions), menggali 4. Selain itu juga perlu
informasi (information mempertimbangkan siklus
searching), menggunakan pertanyaan atau Questioning
konsep (utilizes concept), Cycle.
membuat inferensi (makes
inferences), membangun 6. Ucapan Terima Kasih
implikasi (generates Ucapan terima kasih kepada DP2M
implications), mengambil Ditjen Dikti atas didanai penelitian ini
keputusan (making dari Skim Penelitian Desentralisasi
decision), dan memecahkan (Hibah Bersaing) tahun 2013
masalah secara kreatif berdasarkan SPK Nomor:
(creative problem solving). 024/UN.38.11-P/LT/2013, tanggal 11
c) Guru model dan siswa Februari 2013.
merespons positif
pembelajaran dengan LBQ. 7. Daftar Pustaka
Guru model menilai 95 [1] Basuki, Ismet, dkk. 2011.
persen penerapan “Pemetaan dan Pengembangan
pembelajaran LBQ sesuai Mutu Pendidikan Sekolah
untuk diterapkan, Menengah Atas di Wilayah
sementara siswa Indonesia Barat”. Laporan
memberikan jawaban Penelitian Pemetaan dan
positif sebesar 76,7%. Pengembangan Mutu Pendidikan
Tahun Anggaran 2011. Lemlit
b. Saran UNESA.
Berdasarkan temuan, [2] Bunce, D. M. 1996. The Quiet
simpulan, dan kekurangan dalam Revolution in Science Education-
penelitian maka dituliskan beberapa Teaching Science The Way
saran dalam penelitian ini: Students Learn. Journal of
1. Perlunya pengembangan College Science Teaching, XXV
pertanyaan metakognitif dalam (3): 169-171.
finalisasi peragkat pembelajaran [3] Carin, Arthur A. 1993. Teaching
selanjutnya, yang dalam Science Through Discovery. New
penelitian ini baru dikembangkan York: Macmillan Publishing
pada level literal dan inferensial, Company.
sementara level metakognitif baru [4] Crown, L. W. 1989. The Nature of
sebatas latihan awal. Critical Thinking. Journal of

Nadi Suprapto, Suliyanah, Setyo Admoko 10


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 2, Nopember 2013
ISSN: 2087-9946

College Science Teaching, Mei 2010 yang diselenggarakan


Nopember: 114-116. oleh Jurusan Fisika Unesa dengan
[5] Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori- No. ISBN 978-979-028-329-9
teori Belajar. Jakarta: Proyek [12] Suprapto, Nadi. 2010b. “Pemberian
Pengembangan LPTK. guiding question pada model
[6] Elder, Linda & P. Richard. 2007. guided discovery sebagai upaya
Analytic Thinking (How to take meningkatkan kinerja praktikum
thinking apart and what to look dan pemahaman konsep fisika
for when you do). The Foundation mahasiswa”. Artikel dalam
for critical thinking, retrieved Prosiding Seminar Nasional Sains
from www.criticalthinking.org. 2010 yang diselenggarakan oleh
[7] Fusco, Esther. 2012. Effective Prodi Pendidikan Sains PPs Unesa
Questioning Strategies in the tanggal 16 Januari 2010 dengan
Classroom. New York: Teachers No. ISBN 978-979-028-272-8.
College, Columbia University. [13] Suprapto, Nadi. & Dwikoranto
[8] Qosyim, Achmad. 2007. Metode 2010. “Kajian empiris
Sokrates (Sokratic Method). Studi pengembangan perangkat
Implikasi Metode Sokrates dalam pembelajaran model sokrates pada
Praktek Pendidikan (makalah mata kuliah Sejarah Fisika”.
tidak dipublikasikan). Artikel dalam Seminar Nasional
[9] Qosyim, Achmad. 2008. Hasil-hasil Penelitian yang
“Pengembangan Perangkat diselenggarakan oleh Lemlit
Pembelajaran Biologi Untuk Unesa tanggal 22 Nopember 2010
Perguruan Tinggi Yang di Hotel Inna Simpang Surabaya.
Berorientasi Pada Metode [14] Woods, D. R. 1996. Teaching and
Sokrates” (Tesis Tidak Learning: What Can Research
dipublikasikan). Pascasarjana Tell Us? Journal of College
UNESA. Science Teaching, XXV (3):229-
[10] Savinainen, A & Scott, P. 2002. 232.
The Force Concept Inventory: A [15] Yager, R. E. dan Huang, Dar-Sun.
Tool for Monitoring Student 1994. An Alternative Approach to
Learning. Physics Education. College Science Education for
37(1),45-52. Nonscience Majors. Journal of
[11] Suprapto, Nadi. 2010a. “Penerapan College Science Teaching,
guiding question pada topik-topik November: 98-100.
Fisika Modern sebagai upaya [16] Zubaidah, Siti. 2010.
meningkatkan pemahaman konsep “Pemberdayaan Berpikir Melalui
siswa akselerasi (MA Amanatul Pertanyaan”. Artikel diakses dari
Ummah Pacet Mojokerto)”. http://desainwebsite.net/pendidika
Artikel dalam Prosiding Seminar n/pemberdayaan-berpikir-melalui-
Nasional Pengembangan dan pertanyaan, diunduh pada 31
Pembelajaran Fisika tanggal 22 Januari 2011.

Nadi Suprapto, Suliyanah, Setyo Admoko 11

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai