net/publication/273257088
CITATIONS READS
6 4,261
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
The Effect of Conception of Physics' Learning, Content Knowledge, Pedagogical Content Knowledge on Self-Efficacy for Physics Teaching Among Pre-Service Teachers
View project
Students’ responds in using Beboo to learn Static Fluid concept View project
All content following this page was uploaded by Nadi Suprapto on 08 March 2015.
ABSTRAK
Paradigma pembelajaran saat ini adalah Student Center Learning (SCL), yang dapat
dicapai apabila pembelajaran khususnya pembelajaran fisika di SMA dirancang sedemikian rupa
hingga dapat membelajarkan siswa. Salah satu desain pembelajaran (learning design) yang dapat
digunakan untuk membelajarkan siswa adalah pembelajaran melalui pertanyaan –Learning by
Questioning- (LBQ). LBQ berpotensi lebih memberdayakan keterampilan berpikir dan dapat
mengkonstruk pengetahuan. Untuk itu sangat perlu dihasilkan contoh perangkat pembelajaran
melalui bertanya (LBQ) dan selanjutnya diuji secara empiris. Artikel ini akan mendeskripsikan
hasil-hasil pengujian empiris tersebut, sehingga rumusan masalah yang dikemukakan adalah
bagaimanakah hasil implementasi perangkat pembelajaran melalui bertanya (LBQ) di kelas?
Setelah dihasilkan contoh perangkat pembelajaran melalui pertanyaan (Learning by Questioning)
yang terdiri dari dua topik fisika SMA: fluida statis yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat
satuan Pendidikan (KTSP), dan Hukum-hukum Newton sesuai dengan Kurikulum 2013.
Perangkat pembelajaran tersebut terdiri atas silabus, RPP, LKS dan panduannya, buku siswa,
Lembar penilaian LBQ dan kuncinya. Selanjutnya terkait hasil uji empiris atau hasil
implementasi perangkat pembelajaran di kelas, diperoleh temuan-temuan: (a) Penerapan
pembelajaran bertanya (LBQ) dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa dengan
perolehan gain peningkatan untuk 10 atribut keterampilan berpikir berada pada rentang 0,27
sampai 0,73 dengan rata-rata 0,48 (sedang), (b) Ditemukan delapan atribut keterampilan berpikir
(80%) dari sepuluh yang diteliti yang konsisten dan dapat ditingkatkan dengan pembelajaran
melalui pertanyaan (LBQ). Kedelapan atribut tersebut adalah menganalisis dan mensintesis
(analizing and synthesizing), meningkatkan kualitas pertanyaan (raises questions), menggali
informasi (information searching), menggunakan konsep (utilizes concept), membuat inferensi
(makes inferences), membangun implikasi (generates implications), mengambil keputusan
(making decision), dan memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving), (c) Guru
model dan siswa merespons positif pembelajaran dengan LBQ. Guru model menilai 95 persen
penerapan pembelajaran LBQ sesuai untuk diterapkan, sementara siswa memberikan jawaban
positif sebesar 76,7%.
2. Roadmap Penelitian
Roadmap penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.
1. Tahun 2009 sampai 2010: 1. Penelitian Corebima sejak tahun
Penelitian Hibah Bersaing 1985 adalah pembelajaran berpola
tentang pembelajaran bertanya PBMP (Pemberdayaan Berpikir
Sokrates (Socratic Method) Melalui Pertanyaan) atau yang
(Suprapto, Nadi & Dwikoranto: terkenal dengan TEQ (Thinking
2010) Empowerment by Questioning)
2. Tahun 2010 : pembelajaran (Corebima, A.D: 2010).
melalui serangkaian pertanyaan Orientasi pengembangan pada Siswa
pemandu (guiding question) pada SD, SMP, SMA, mahasiswa MIPA
siswa SMA/MA dan mahasiswa
Fisika UNESA (Suprapto, Nadi: 2. Penelitian tentang implementasi
2010a, 2010b). metode Sokrates dalam perkuliahan
biologi umum ( Qosyim, A., 2008)
Orientasi pengembangan pada
pembelajaran Fisika SMA, Orientasi pengembangan pada
perkuliahan fisika dasar dan mahasiswa dalam perkuliahan biologi
sejarah fisika umum topik kehidupan sel
konkret. Jawaban dari pertanyaan literal mereka miliki. Semua pertanyaan tidak
hanya terdapat satu jawaban. hanya dijawab oleh satu siswa saja
Sebaliknya, pertanyaan melainkan bisa lebih dari satu siswa.
inferensial atau pertanyaan interpretasi Siswa dapat berpikir dengan jangka
dapat mempunyai banyak jawaban dan waktu yang panjang dan menjawab
biasanya siswa sering menduga, secara bersama-sama. Direncanakan
mengambil kesimpulan dan melalui penelitian lanjutan, level
mengaitkannya dengan referensi. pertanyaan yang dikembangkan akan
Pertanyaan inferensial disebut dengan sampai pada tingkat metakognitif.
“open-ended questions” karena tidak Meskipun keterampilan berpikir yang
hanya satu jawaban dari siswa karena berhasil ditingkatkan dalam
mereka mempunyai berbagai macam pembelajaran sudah sampai pada
alasan. Dengan pertanyaan inferensial mengambil keputusan (making
siswa akan dilatihkan untuk decision), dan memecahkan masalah
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan secara kreatif (creative problem solving)
lain dari satu pertanyaan yang telah namun dari prosesnya belum mencapai
diberikan oleh guru. Pertanyaan metakognisi siswa.
inferensial membutuhkan jawaban yang Terkait dengan tanggapan atau
memerlukan petunjuk yang respons guru model dan siswa
berhubungan. Biasanya pertanyaan ini menunjukkan hasil yang positif. Guru
harus lebih teliti untuk menjawabnya model merespon positif atau sebesar 95
karena bisa lebih dari satu jawaban yang persen penerapan pembelajaran LBQ
benar. Pada saat membaca, untuk sementara mayoritas siswa memberikan
menjawab pertanyaan inferensial tidak respons yang positif dengan persentase
dapat ditemukan pada buku, tetapi jawaban ya terhadap seluruh butir aspek
didukung oleh fakta-fakta pada buku. penilaian adalah sebesar 76,7%. Hasil
Untuk menjawab pertanyaan inferensial ini jika dibandingkan dengan persentase
didukung dengan pertanyaan mengapa jawaban ya yang dikemukakan oleh
dan bagaimana. Oleh karena itu strategi guru model ada perbedaan yang cukup
pembelajaran yang berbasis pertanyaan signifikan atau sekitar 18% (95%
sangat baik apabila diterapkan dalam berbanding 76,7%). Artinya reliabilitas
kegiatan pembelajaran dan digunakan jawaban siswa maupun jawaban guru
untuk mengasah keterampilan berpikir masih perlu dikonfirmasi lagi.
siswa khususnya pada pertanyaan Ke depannya fokus penelitian
inferensial. Sedangkan untuk adalah mengimplementasikan perangkat
pertanyaan literal mengasah daya ingat dalam skala luas (tempat lain, sekolah
siswa. lain) dan melakukan produksi massal.
Selanjutnya adalah pertanyaan Untuk itu akan dilakukan validasi
dengan level metakognitif. Guru harus empiris terkait konfirmasi, klarifikasi,
merencanakan pertanyaan dengan level dan konsistensi variabel yang telah
metakognitif, yang mana menganjurkan diperoleh pada ujicoba terbatas pada
siswa untuk membayangkan atau tahun pertama. Selain itu juga
menggambarkan proses berpikir dan mempertimbangkan siklus pertanyaan
proses belajarnya. Untuk mengetahui atau Questioning Cycle, seperti Gambar
proses berpikir mereka, siswa harus 2 berikut ini.
membangun kemampuan kognitif yang