PEMERINTAHAN
Agenda
IPSAS
PSAP
Kerangka Konseptual
Laporan Keuangan
2
STANDAR
AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
HASIL PEMERIKSAAN BPK 2008-2015
PEMERINTAH DAERAH
OPINI
LKPD JML
WTP % WDP % TW % TMP %
2006 3 1% 327 28% 28 6% 105 23% 463
2007 4 1% 283 59% 59 13% 123 26% 469
2008 13 3% 323 67% 31 6% 118 24% 485
2009 15 3% 330 65% 48 10% 111 22% 504
2010 34 7% 343 66% 26 5% 119 23% 524
2011 67 13% 349 67% 8 2% 100 19% 524
2012 120 23% 319 61% 6 1% 79 15% 524
2013 156 30% 311 59% 11 2% 46 9% 524
2014 252 47% 247 46% 5 1% 35 6% 539
2015 312 59% 187 35% 3 1% 30 6% 532
OPINI
LKPD JML
WTP % WDP % TW % TMP %
2008 34 41% 31 37% 0 0% 18 22% 83
2009 42 58% 24 33% 0 0% 7 10% 73
2010 50 65% 25 32% 0 0% 2 3% 77
2011 61 76% 17 21% 0 0% 2 3% 80
2012 62 71% 22 25% 0 0% 3 3% 87
2013 65 75% 19 22% 0 0% 3 3% 87
2014 62 71% 18 21% 0 0% 7 8% 87
2015 56 65% 26 30% 0 0% 4 5% 86
PP 71
2010
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual →
Lampiran II (PP 24/2005)
• Berlaku selama masa transisi bagi entitas
LAMPIRAN II yang belum siap untuk menerapkan SAP
BASIS CTA
PP24/2005
• Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintah dan 11 PSAP
• Tidak berlaku mulai TA 2015
STRUKTUR SAP BERBASIS AKRUAL
(LAMPIRAN I & II)
PMK No 238/PMK.05/2011
Tentang
PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
APLIKASI AKRUAL DI DAERAH
Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah
SUBSTANSI
PERMENDAGRI Bagan Akun Standar
(BAS)
64 TAHUN 2013
Penyajian kembali
(Restatement)
Peraturan Menteri Keuangan
Penerapan Awal Akrual
16
The Organization of the IPSASB
The IPSASB sits under the wider parent body of IFAC. The
IPSASB as it stands today was established in 2004.
17
The Organization of the IPSASB
18
The objective of the IPSASB
19
Public Sector Accounting Standard
▪ Basis for more efficiency in analysis
- international lending agencies
- capital markets
▪ Basis for domestic standards
▪ - (cost efficient approach)
20
Developing the IPSASs
21
Developing IPSASs
22
IPSAS
IPSAS Bases
IPSAS 1 Presentation of Financial Statements IAS 1
IPSAS 2 Cash Flow Statements IAS 7
IPSAS 3 Net Surplus or Deficit for the Period, Fundamental Errors IAS 8
and Changes in Accounting Policies
IPSAS 4 The Effects of Changes in Foreign Exchange IAS 21
IPSAS 5 Borrowing Costs IAS 23
IPSAS 6 Consolidated Financial Statements and Accounting for IAS 27
Controlled Entities
IPSAS 7 Accounting for Investments in Associates IAS 28
IPSAS 8 Financial reporting of Interests in Joint Ventures IAS 31
IPSAS 9 Revenue from Exchange Transactions IAS 18
IPSAS 10 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies IAS 29
IPSAS 11 Construction Contracts IAS 11
IPSAS 12 Inventories IAS 2
IPSAS 13 Leases IAS 17
23
IPSAS
IPSAS Bases
IPSAS 14 Events After the Reporting Date IAS 10
IPSAS 15 Financial Instruments: Disclosure and Presentation IAS 32
IPSAS 16 Investment Property IAS 40
IPSAS 17 Property, Plant and Equipment IAS 16
IPSAS 18 Segment Reporting IAS 14
IPSAS 19 Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets IAS 37
IPSAS 20 Related Party Disclosures IAS 24
IPSAS 21 Impairment of Non-Cash Generating Assets IAS 36
IPSAS 22 Disclosure of Financial Information About the General -
Government Sector
IPSAS 23 Revenue from Non-Exchange Transactions (Taxes and -
Transfers)
IPSAS 24 Presentation of Budget Information in Financial IAS 36
Statements
IPSAS 25 Employee Benefits IAS 19
IPSAS 26 Impairment of Cash-Generating Assets IAS 36
24
IPSAS
IPSAS Bases
IPSAS 27 Agriculture IAS 41
IPSAS 28 Financial Instruments: Presentation IAS 32
IPSAS 29 Financial Instruments: Recognition and Measurement IAS 39
IPSAS 30 Financial Instruments: Disclosure IFRS 7
IPSAS 31 Intangible Assets IAS 38
IPSAS 32 Service Concession Arrangements: Grantor IFRIS
12
IPSAS 33 First time Adoption of Accrual Basis IFRS 1
IPSAS 34 Separate Financial Statements IAS 27
IPSAS 35 Consolidated Financial Statements IFRS 10
IPSAS 36 Investment in Association and Joint Ventures IFRS
IPSAS 37 Joint Arrangement IFRS 11
IPSAS 38 Disclosures in Interest in Other Entity IFRS 12
IPSAS 39 Employee Benefit IAS 19
25
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KERANGKA KONSEPTUAL
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BERBASIS AKRUAL
RUANG LINGKUP KERANGKA KONSPETUAL
27
TUJUAN KERANGKA KONSEPTUAL
✓ Masyarakat;
✓ Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan
lembaga pemeriksa;
✓ Pihak yang memberi atau berperan dalam
proses donasi, investasi, dan pinjaman
✓ Pemerintah
ENTITAS AKUNTANSI VS ENTITAS PELAPORAN
32
ENTITAS AKUNTANSI VS ENTITAS PELAPORAN
35
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN POKOK
37
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN
❑ Relevan;
❑ Andal;
❑ Dapat dibandingkan; dan
❑ Dapat dipahami
PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
❑ Basis akuntansi;
❑ Prinsip nilai historis;
❑ Prinsip realisasi;
❑ Prinsip substansi mengungguli bentuk
formal;
❑ Prinsip periodisitas;
❑ Prinsip konsistensi;
❑ Prinsip pengungkapan lengkap; dan
❑ Prinsip penyajian wajar.
39
BASIS AKUNTANSI
41
PRINSIP REALISASI
42
SUBSTANSI MENGUNGGULI BENTUK FORMAL
44
PERIODISITAS
45
PENGUNGKAPAN LENGKAP
46
PENYAJIAN WAJAR
47
KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN
MATERIALITAS
PERTIMBANGAN BIAYA DAN MANFAAT
KESEIMBANGAN ANTAR KARAKTIRISTIK
KUALITATIF
48
PENGAKUAN ASET
50
PENGAKUAN PENDAPATAN
51
PENGAKUAN BEBAN DAN BELANJA
52
PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
53
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PSAP NO. 01
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
POKOK BAHASAN
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Definisi Unsur Laporan Keuangan
4. Basis Akuntansi
5. Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan
6. Informasi Laporan Keuangan
7. Komponen-Komponen Laporan Keuangan
8. Struktur dan Isi Laporan Keuangan
TUJUAN PSAP 01
56
RUANG LINGKUP
57
DEFINISI
58
DEFINISI
Surplus/Defisit-LRA:selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA dan belanja selama
satu periode pelaporan.
Surplus/Defisit-LO: selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode
pelaporan, setelah diperhitungkan surplus/ defisit dari kegiatan non operasional dan
pos luar biasa.
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat
disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
Pos luar biasa: pendapatan luar biasa/ beban luar biasa yg terjadi karena kejadian atau
transaksi yg bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi,
dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi
SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta penyesuaian
lain yang diperkenankan
(Par 8)
59
TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN
(Par 92-93)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
• Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos:
a) Ekuitas awal;
b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/ mengurangi
ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif
yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi
dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya: koreksi
kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya dan perubahan nilai aset
tetap karena revaluasi aset tetap.
d) Ekuitas akhir.
• Rincian dari unsur dalam LPE disajikan dalam CALK
(Par 101)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PSAP 11
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
68
RUANG LINGKUP
69
RUANG LINGKUP
70
STANDAR TIDAK MENGATUR
71
PENYAJIAN LAPORAN KONSOLIDASIAN
72
ENTITAS PELAPORAN
73
CIRI-CIRI ENTITAS PELAPORAN (par 14)
74
ENTITAS PELAPORAN (PP 8/2006)
Terdiri dari:
1) Pemerintah Pusat.
2) Pemerintah Daerah.
3) Kementerian negara/lembaga (KL).
4) Bendahara Umum Negara (BUN).
75
ENTITAS AKUNTANSI (par 6)
76
ENTITAS AKUNTANSI (PP 8/2006)
Terdiri dari:
1) Setiap kuasa pengguna anggaran di lingkungan suatu
K/L yang mempunyai dokumen pelaksanaan anggaran
tersendiri.
2) Bendahara Umum Daerah (BUD).
3) Kuasa pengguna anggaran di lingkungan Pemda bila
mempunyai dokumen pelaksanaan anggaran yang
terpisah, jumlah anggarannya relatif besar, dan
pengelolaan kegiatannya dilakukan secara mandiri.
77
PENGERTIAN KONSOLISASI
78
BLU/BLUD
79
PROSEDUR KONSOLIDASI (par 22)
EP LKK
LK
KONSOLIDASI
EP EP EP
EA EA EA EA EA EA
82
KONSOLIDASI DITINGKAT PEMERINTAH DAERAH
83
CONTOH JURNAL AKT
PEMERINTAHAN
LRA DALAM AKUNTANSI BERBASIS
AKRUAL
❑ LRA dihasilkan dari siklus anggaran yang
sebaiknya tidak disatukan dengan siklus
akuntansi.
❑ Untuk siklus anggaran, yang dicatat hanyalah
transaksi anggaran dan harus sesuai dengan
pos anggarannya
❑ LRA hanya berfokus pada transaksi dengan
basis kas, sehingga untuk penerimaan dan
pengeluaran yang tidak terkait dengan kas
tidak dicatat dalam LRA. Jika ditambahkan
boleh dimasukkan dalam informasi tambahan
LRA. Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 85
TRANSAKSI ANGGARAN
❑ Transaksi belanja
Belanja xxxx
Akun Perubahan SAL xxxx
Perantara
❑ Transaksi pendapatan
Perubahan SAL xxxx
Pendapatan xxxx
❑ Jurnal penutup
Pendapatan xxxx
SAL
Belanja xxxx
xxxx
Perubahan SAL xxxx
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 86
TRANSAKSI BELANJA ASET TETAP & PERSEDIAAN
Berita Acara
Pembangunan Pemanfaatan
No. Penyelesaian Penyajian
Aset Aset
Pekerjaan (BAPP)
1. Selesai Sudah diperoleh Sudah Aset Tetap
dimanfaatkan
2. Selesai Sudah diperoleh Belum Aset Tetap
dimanfaatkan
3. Selesai Belum diperoleh Sudah KDP
dimanfaatkan
4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah KDP
dimanfaatkan
5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena KDP dapat
bencana alam/force majeur) aset tersebut hilang, maka dihapuskan
penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan
hilang
6. Belum selesai BAST sudah ada - KDP
ILUSTRASI JURNAL KDP
Pada 30 Desember 20X0 SKPD ABC melakukan pengeluaran untuk KDP berbentuk
gedung sebesar 700juta. Pada 30 Desember 20X1 pengeluaran untuk pembangunan
sebesar 500juta. Pada 30 Juni pengeluaran 300 juta dan gedung diserahterimakan
dan mulai digunakan. Depresiasi 20 tahun.
104
ILUSTRASI
Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar Negeri
5.000.000.000 untuk pengembangan jaringan transportasi yang dapat
menunjang industri di kota tersebut. Utang tersebut berbunga rendah
4% per tahun. Bunga dibayar setiap tanggal 1 April dan pembayaran
akan dilakukan setelah 5 tahun selama 5 kali angsuran.
PSAP 12
LAPORAN OPERASIONAL
11
LINGKUP DAN MANFAAT
RUANG LINGKUP
Berlaku untuk setiap entitas pelaporan dan entitas akuntansi,
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dalam
menyusun laporan operasional yang menggambarkan
pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dalam
suatu periode pelaporan tertentu, tidak termasuk perusahaan
negara/daerah.
Surplus/defisit
akrual yang Pendapatan
menambah/ dan belanja
mengurangi akrual
ekuitas
Pemisahan Ada
laporan pemisahan
pertanggung kegiatan non
jawaban operasional
anggaran dan dan pos luar
laporan finansial biasa
PP 71/2010
117
LATAR BELAKANG
118
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ 119