Widyadana Lintang Kusumawardhani 215130107111013 2021A A6 Malformasi Kongenital I
Widyadana Lintang Kusumawardhani 215130107111013 2021A A6 Malformasi Kongenital I
EMBRIOLOGI VETERINER
MALFORMASI KONGENITAL I
Oleh :
Nama : Widyadana Lintang Kusumawardhani
NIM 215130107111013
Kelas : 2021 A
Kelompok : A6
Nama Asisten : Shafa Ralia Shalshabela
1. Kongenital : kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh
faktor genetik maupun non genetic (Hasanah,2017).
2. Malformasi : suatu kelainan yang disebabkan oleh kegagalan atau
ketidaksempurnaan dari satu atau lebih proses embriogenesis (Hasanah,2017).
3. Malformasi mayor : suatu kelainan yang apabila tidak dikoreksi akan
menyebabkan gangguan fungsi tubuh serta mengurangi angka harapan hidup
(Hasanah,2017).
4. Malformasi minor : kelainan yang tidak akan menyebabkan masalah kesehatan
yang serius dan mungkin hanya berpengaruh pada segi kosmetik (Hasanah,2017).
5. Deformasi : kelainan yang terbentuk akibat adanya tekanan mekanik yang
abnormal sehingga merubah bentuk, ukuran atau posisi sebagian dari tubuh yang
semula berkembang normal (Hasanah,2017).
6. Sindaktili : jari-jari yang menyatu karena tidak terjadi pemisahan jari di bagian
distal sendi metacarpophalangeal (Nabilla,dkk,2017).
7. Conjoined Twins : kelainan kembar identik dengan jenis kelamin yang sama dan
berkembangg dari satu ovum yang dibuahi (Rochadi,2013)
8. Polidaktili : kelainan pada jari sehingga jumlah jari lebih dari lima
(Nabilla,dkk,2017).
9. Teratogen : agen kimia yang menyebabkan teratogenic (Pratiwi,dkk, 2019).
10. Teratologi : studi perkembangan janin abnormal dan malformasi kongenital yang
disebabkan oleh bahan kimia eksogen dan agen fisik (Pratiwi,dkk, 2019).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelainan bawaan atau kelainan kongenital adalah kelainan yang sudah ada
sejak lahir yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik. Kelainan
bawaan disebut juga dengan cacat lahir, gangguan bawaan atau cacat bawaan yang
dapat diidentifikasi sebelum lahir atau sesudah lahir. Kelainan bawaan pada bayi baru
lahir dapat berupa satu jenis kelainan saja atau dapat pula beberapa kelainan bawaan
yang terjadi secara bersamaan yang disebut kelainan bawaan multipel (Hasanah,2017).
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui berbagai macam abnormalitas yang bisa terjadi pada fase
perkembangan embrio
BAB II
METODOLOGI
1. LCD
2. Jurnal
3. Makalah
4. PPT
Malformasi
Kongenital
Hasil
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pada praktikum embriologi mengenai malformasi kongenital yang
telah dilaksanakan didapatkan hasil yaitu : Malformasi kongenital
merupakan abnormalitas bawaan lahir yang terjadi pada masa
perkembangan fetus dalam kandungan. Kelainan ini disebabkan oleh factor
genetic dan non-genetik.
4.2 Saran
Diharapkan praktikan dapat memahami terkait materi malformasi kongenital
sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai adanya abnormalitas yang dapat
terjadi pada manusia dan hewan.
DAFTAR PUSTAKA
Aditiawati., Hardjoedi,A.,T., Aman,B.P., Eka, A.,R., Indra W.,H,. Nanis S., M.,Jose RL B.
2017. Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia Sindrom Turner :
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Ellyati, Sri., Kusharisupeni., dan Sabri Luknis. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kelainan Kongenital Pada Anak di RSPAD Gatot Soebroto. Journal
Educational of Nursing (JEN). Vol.2 No.2 : 37-45
Hasanah,R. 2017. [Skripsi]. Prevalensi Dan Faktor Risiko Kelainan Bawaan Pada Bayi
Baru Lahir Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012-
2015. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. Medan
Nabila, E., Nita, S. and Larasati, V., 2017. Faktor Risiko Sindaktili dan Polidaktili pada
Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan di Instalasi Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin
dan RSAD Dr. AK Gani Periode 1 Januari 2013-30 Juni 2017. Majalah Kedokteran
Sriwijaya. 49 (3) :138-147.
Pratiwi, Herlina., Firmawati, Aulia & Herawati.2019. Embriologi Hewan. Malang: UB
PRESS:27-29.
Rochadi. 2013. Parapagus dicephalus conjoined twins and evaluation of ischiopagus
tetrapus conjoined twins in Indonesia:a case report. Yogyakarta. Jurnal Med Sci.
Volume 45 No. 3: 146-150.
Sutjipto, D.B. and Hoesin, R.G., 2011. Management of Upper Eyelid Koloboma with
Three Steps Technique Surgery. Jurnal Oftalmologi Indonesia. Volume 7 No. 2 :76-
81
Yunani, Y., Bustami, A. and Febrianti, C.A., 2016. Faktor Kelainan Kongenital Pada Bayi
Baru Lahir Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Abdul. Jurnal Dunia Kesmas.
Volume 5 No. 2.
LAMPIRAN
'
L
RESUMAN
KEHADIRAN