Anda di halaman 1dari 23

Referensinya kok yg dilampirkan cuma 1 ya

padahal sudah sistematik laporannya 90


LAPORAN PRAKTIKUM
EMBRIOLOGI VETERINER

MALFORMASI KONGENITAL 2

Oleh:
Nama : Yefiandini Maya Wibawanti
NIM : 215130100111034
Kelas : 2021 B
Kelompok : B6
Nama Asisten : Ai Nur Habibah

LABORATORIUM EMBRIOLOGI VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
LEMBAR PERNYATAAN

“Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa Laporan yang berjudul
Malformasi Kongenital 2 ini adalah hasil kerja saya sendiri dan tidak mengandung unsur
plagiarism. Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan”

Malang, 18 Oktober 2021

Yefiandini Maya Wibawanti


(215130100111034)
DAFTAR ISTILAH PENTING

1. Kelainan genetik dan kromosom : kelainan yang bersifat keturunan dan terdapat pada
keluarga yang berdekatan (Angelina, 2016).
2. Kelainan pada kepala : kelainan anencephalus, hidrocphalus (Angelina,2016).
3. Sindroma Down : Contoh dari kelainan bawaan akibat kelainan pada kromosom
(Angelina, 2016).
4. Kelainan kongenital : kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak
kehidupan hasiI konsepsi sel telur (Angelina, 2016).
5. Teratogen : obat, zat kimia, infeksi, penyakit ibu yang berpengaruh pada janin sehingga
menyebabkan kelainan bentuk atau fungsi pada bayi yang dilahirkan (Anita, 2017).
6. Asam folat : salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin. (Anita, 2017).
7. BBL : variabel convounding (pengecoh /pengganggu) (Ellyati, 2019).
8. Multiple congenitals : gabungan dari dua atau lebih dari penyebab yang dikenal
menimbulkan suatu (Wikaningrum, 2019).
9. Digestive system sistem pencernaan terdiri dari atresia ani dan Hirschsprung
(Wikaningrum, 2019).
10. Kelainan pada daerah labio-palatum : kelainan yang oleh beberapa peneliti dimasukkan
ke dalam sistem percernaan (Wikaningrum, 2019).
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur
bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital
dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian
segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya
sering diakibatkan oleh kelainan yang cukup berat, hal ini seakan-akan
merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang
dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital besar, umumnya
akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi
kecil untuk masa kehamilannya (Angelina, 2016).
Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa satu jenis
kelainan saja atau dapat pula berupa beberapa kelainan kongenital secara
bersamaan sebagai kelainan kongenital multipel. Kadang-kadang suatu kelainan
kongenital belum ditemukan atau belum terlihat pada waktu bayi lahir, tetapi
baru ditemukan beberapa waktu setelah kelahiran bayi. Sebaliknya dengan
kermajuan tehnologi kedokteran, kadang-kadang suatu kelainan kongenital
telah diketahui selama kehidupan fetus. Bila ditemukan satu kelainan kongenital
besar pada bayi baru lahir, perlu kewaspadaan kemungkian adanya kelainan
kongenital ditempat lain (Angelina, 2016).
Kasus bayi cacat lahir merupakan kasus yang sering muncul di media
cetak maupun elektronik. Hal ini sering dikaitkan dengan ketidakmampuan
orang tua penderita untuk membiayai pengobatan anaknya. Malformasi
kongenital atau cacat lahir adalah suatu kelainan struktural, kelainan perilaku,
kelainan fungsi, dan kelainan metabolik yang terdapat pada bayi waktu lahir,
terlepas apakah kelainan tersebut disebabkan oleh faktor genetik atau faktor
yang lain tetapi mempunyai efek permanen. Malformasi kongenital dapat me-
libatkan berbagai organ termasuk otak, jantung, paru-paru, hati, tulang, dan
saluran pencernaan. Semua ibu hamil memiliki risiko bayi lahir cacat, tanpa
memandang usia,ras, pendapatan atau status hunian (Wikaningrum, 2019).
Kelainan kongenital sampai saat ini belum diketahui pasti apa
penyebabnya,tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian
anak dengan kelainan kongenital diantaranya faktor genetic, infeksi, gizi, usia
ibu, obat, hormonal, radiasi, fisik pada rahim, rokok, dan lingkungan.
(Ellyati,2019).
Kesenjangan dalam bidang kesehatan terutama dirasakan pada
penderita kelainan kongenital. Kelainan kongenital adalah suatu kondisi
ketidaknormalan struktur atau fungsi tubuh yang muncul saat lahir. Kelainan
kongenital dapat menyebabkan abortus spontan atau lahir mati. Apabila bayi
terlahir dengan baik maka dapat menyebabkan disabilitas seumur hidup dan
menyebabkan pengaruh negatif bagi keluarga dan lingkungan. WHO
memperkirakan 7% dari seluruh kematian neonatus di dunia adalah karena
kelainan kongenital. Kelainan kongenital dapat timbul akibat berbagai etiologi,
misalnya karena mutasi genetik,virus, trauma, dll (Purwoko, 2019).
1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui berbagai macam abnormalitas yang bisa terjadi pada
fase perkembangan embrio.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
 LCD
2.1.2 Bahan
 Jurnal, Makalah, PPT
2.2 Langkah kerja
Pengamatan dilakukan dengan metode pengamatan tidak langsung dengan
mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum melalui zoom.
Jurnal, Makalah, PPT

Diberikan dan dijelaskan materi oleh asisten praktikum.


Didiskusikan materi oleh asisten dan praktikan dalam bentuk tanya
jawab.

Diresume dan dijadikan laporan sementara.

Hasil
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Gambar 01. Dua domba kembar siam yang tergabung melalui


cranium,leher dan sternum

Gambar 02. Hydrocephalus peningkatan volume cairan cranium pada


anak domba

Gambar 03. Double tail. Malformas dari ekor sapi


Gambar 04. Dwarfism pada anakan sapi
3.2 Pembahasan
3.2.1 Analisa Hasil

Gambar 5. Bayi conjuined twin (Dichepalus,parapagus,dibrachius)


(Hapuarachchi, 2013)

Gambar 6. Kepala janin Monster Hidrosefalik


(Chattar, 2018)
Gambar 7. Ekor Cupang Double Tail
(Iezel, 2021)

Gambar 8. Dwarfism. Gajah kerdil berinteraksi dengan gajah jantan


dewasa 'normal'
(Hapuarachchi, 2013)
3.2.2 Menjawab Pertanyaan
1. Sebutkan dan jelaskan macam – macam abnormalitas yang
dapat terjadi pada system kardiovaskular dan pembuluh darah!
Jawab :
 Agen penyebab hog cholera adalah virus single stranded
Ribonucleic Acid (ssRNA) dari genus Pestivirus termasuk
famili Flaviviridae. VirusHC berada dalam genus yang
sama dengan virus bovine viral diarrhea (BVD).
Disebabkan oleh infeksi virus pada endotel pembuluh
darah yang sangat kecil (Pudjiatmoko, 2014).
 Penyakit Jembrana merupakan penyakit viral yang
bersifat menular pada sapi Bali, ditandai dengan demam,
peradangan selaput lendir mulut (stomatitis), pembesaran
kelenjar limfe preskapularis dan prefemoralis dan parotid,
terkadang disertai keringat darah (blood sweating).
Kerugian ekonomi diakibatkan penyakit ini cukup besar
karena mempengaruhi lalu lintas ternak dan hasil
olahannya antar pulau (Pudjiatmoko, 2014).
 Porcine reproductive and respiratory syndrome (PRRS)
merupakan penyakit menular pada babi berumur muda,
ditandai dengan kelainan reproduksi dan pernafasan
(Pudjiatmoko, 2014).

2. Sebutkan dan jelaskan macam – macam abnormalitas yang


dapat terjadi pada regio ekskremitas!
Jawab :
 Anthraks menyebabkan busung di daerah leher, dada,
bahu, dan faring. Busung tersebut berbeda dengan
pembengkakan yang disebabkan oleh purpura
hemoragika, karena pembengkakannya cepat, ada rasa
nyeri, ada demam tinggi dan perbedaan lokalisasinya
(Pudjiatmoko, 2014).
 Black leg menyerang sapi muda umur antara 6 bulan
sampai 1 tahun. Kelumpuhan merupakan gejala klinis
yang pertama kali terlihat. Kemudian terjadi kebengkakan
yang cepat menyebar pada otot gerak di daerah bahu dan
paha (Pudjiatmoko, 2014).

3. Jelaskan penyebab teratogenik!


Jawab : Faktor faktor penyebab teratogen diantaranya adalah
Faktor genetis (mutasi dan aberasi) faktor lingkungan (Infeksi,
Penggunaan obat-obatan, Radiasi, Defisiensi vitamin atau
hormon (Sihombing, 2020).

4. Jelaskan kelompok kelainan kongenital berdasarkan gejala


klinisnya!
Jawab : Orf adalah suatu penyakit hewan menular pada
kambing dan domba yang ditandai dengan terbentuknya
popula, vesikula dan keropeng pada kulit di daerah bibir/di
sekitar bibir.Pada selaput lendir yang terserang tidak terjadi
pengerakan. Apabila lesi tersebut hebat maka pada bibir yang
terserang terdapat kelainan yang menyerupai bunga kol
(Pudjiatmoko, 2014).
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dapat diketahui :
1. Penyakit yang disebabkan oleh malformasi kongenital sudah banyak terjadi.
2. Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur.
3. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus,
lahir mati atau kematian segera setelah lahir.
4. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan
oleh kelainan yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu
seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan.
4.2 Saran
Diharapkan untuk praktikum kedepannya lebih jelas penjelasan materi dan lebih
lengkap untuk buku penuntun praktikumnya. Praktikan diharapkan hadir tepat
waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Angelina, Christin. 2016. Faktor Kelainan Kongenital Pada Bayi Baru Lahir Di Ruang
Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek. Jurnal Dunia Kesmas Volume 5. Nomor
2.
Anita. 2017. Faktor Penyakit Infeksi, Penggunaan Obat Dan Gizi Ibu Hamil Terhadap
Terjadinya Kelainan Kongenital Pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan, Volume
VIII, Nomor 1.
Chattar, V. P. A Rare Case Of Hydrocephalic Monster In Non Descriptive Goat.
International Journal Of Science, Environment And Technology, Vol. 7, No
52018, 1528 – 1531
Ellyati, Sri. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelainan Kongenital Pada
Anak. Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No.2.
Hapuarachchi.Nadika.2013. Disproportionate Dwarfism in a Wild AsianElephant. Short
Communication Gajah 38 (2013) 30-32.
Purwoko, Mitayani. 2019. Faktor Risiko Timbulnya Kelainan Kongenital.Vol. 6 No.1.
Sihombing, Rikkit. 2020. Teknik Pengujian Toksisitas Teratogenik pada Obat Herbal.
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 9, No 1, Tahun 2020, 31-36
Wikaningrum, Riyani. 2019. Prevalensi bayi lahir cacat (Malformasi Kongenital). Jurnal
Kedokteran Yarsi 17 (2) : 101-110.
LAMPIRAN

 Resume
 Screenshot kehadiran
 Referensi yang di pakai

Anda mungkin juga menyukai