DisusunOleh:
Novi Kartika Dewi, S.Kep, Ns.
RSI AISYIYAH MALANG
DisusunOleh:
Novi Kartika Dewi, S.Kep, Ns.
RSI AISYIYAH MALANG
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berlebihan dengan atau tanpa janin. Ada dua macam bentuk mola yaitu
(2006), insiden terjadi kehamilan mola yaitu 1-2 kehamilan per 1000
B. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mola
1. Definisi
Mola adalah suatu tumor jinak di mana setelah fertilisasi hasil konsepsi
tidak berkembang menjadi embrio tetapi proliferasi dari vili koriales disertai
2. Epidemiologi
terjadi kehamilan mola yaitu 1-2 kehamilan per 1000 kelahiran di Amerika
Serikat dan Eropa. Di Asia insidensi mola 15 kali lebih tinggi daripada di
kehamilan mola yaitu 40 kehamilan per 1000 kelahiran (Kim, 2004). Secara
etnis wanita Filipina, Asia Tenggara dan Meksiko, lebih sering menderita
1) Degenerasi hidrofik
1) Terdapat janin
4. Etiologi
sperma memasuki ovum tersebut. Pada lebih dari 90% mola komplit hanya
oleh kesalahan respon imun ibu terhadap invasi oleh trofoblas. Akibatnya
vilus tidak terbentuk dengan baik sehingga embrio ‘kelaparan’, mati, dan
karena sintesis hormon ini memerlukan enzim dari janin, yang tidak ada.
XXX atau 69 XXY. Satu pasang dari kromosom haploid bersifat maternal
c. Keturunan
d. Malnutrisi
e. Paritas tinggi
f. Riwayat mola
6. Patogenesis
molahidatidosa, yaitu :
(a) Teori Hertig (teori missed abortion), menganggap bahwa pada mola
(b) Teori Park (teori neoplasia sel trofoblas), mengatakan bahwa yang
karena sebuah ovum yang tidak berinti (kosong) atau yang intinya tidak
berfungsi, hal ini bisa terjadi karena gangguan pada proses miosis.
Seperti diketahui, kehamilan yang sempurna harus terdiri dari unsur ibu
yang akan membentuk bagian embrional (anak) dan unsur ayah yang
ketuban, dll), secara seimbang. Karena tidak ada unsur ibu, pada mola
hidatidosa tidak ada bagian embrional (janin). Yang ada hanya bagian
e. Hiperemesis
k. Anemia
2002).
(a)Gambaran mikroskopik
(b)Ultra sonografi
9. Terapi(Llewellyn, 2002).
menghentikan perdarahan
c. Pada usia 40 tahun dan atau bila sudah tidak menghendaki anak, bisa
dilakukan histerektomi.
yang lebih dari 16 minggu akan menyebabkan distres pada sistem kardio-
evakuasi uterus. Untuk mengatasi hal ini, anestesi harus memesan ICU
Gonadotropin yang secara fungsi dan struktur mirip dengan subunit α pada
hormon TSH. Selain itu, trofoblas juga mengeluarkan thyrotropin yang juga
yang besar dan memiliki durasi kerja yang lebih panjang dibandingkan
HCG. Oleh karena itu, tindakan pre operatif yang dapat diberikan adalah
maka iodine dan β blocker secara intra vena. β blocker dipilih karena selain
pre operasi dan pre medikasi juga dapat digunakan. Krisis tiroid adalah
suatu kasus gawat emergensi yang bisa terjadi pada 2-4% pasien ketika
operasi mola dan setelah operasi mola. Pasien dengan krisis tiroid dapat
3. Anemia
Anemia pada kasus mola dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu selama
5. Emboli trofoblastik
Emboli dapat terjadi karena sel trofoblas yang tidak berhenti berproliferasi.
adanya gambaran cannon ball pada foto thorak pasien (Nandini et al., 2009;
6. Neoplasma ganas
keganasan pada sel trofoblas maupun vili corialis. Sedangkan pada mola
7. Hiperemesis Gravidarum
Peningkatan hCG yang berlebihan pada mola hidatosa menyebabkan pasien
sering mual dan muntah. Hal ini harus diwaspadai karena dapat
cairan harus dimanajemen dengan baik agar tidak terjadi edema paru
lama waktu pembekuan darah dalam tubuh di mana hal tersebut dapat
1. Pre Operasi
Gejala Skor
YA
Berdebar +2
Kelelahan +2
Keringat berlebihan +3
Gugup +2
(b) Tanda Vital (Tekanan Darah, Nadi / Heart Rate, RR, suhu)
YA TIDAK
Tiroid teraba +3 -3
Bising tiroid +2 -2
Eksoftalmus -2
Van Graef +1
Hiper kinetik +4 -2
Tremor jari +1
Tangan panas +2 -2
Tangan basah +1 -1
Atrial Fibrilasi +4
Nadi teratur
< 80x/m -3
>90x/m +3
80-90x/m
e. Informed Consent
blocker.
a. Anestesi Spinal
perdarahan.
c. Monitoring
2. Pasca operasi
a. Anestesi Umum
b. Spinal Anestesi
KESIMPULAN
Intravascular Coagulation)
garis besar terbagi menjadi manajemen pre, pra, dan pasca operasi.