Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

EMBRIOLOGI VETERINER

MALFORMASI KONGENITAL 2

Oleh:

Nama : Mia Sandriyanti

NIM : 215130107111021

Kelas : 2021B

Kelompok : B8

Nama Asisten : Amelia Puspitaningrum

LABORATORIUM EMBRIOLOGI VETERINER

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021
LEMBAR PERNYATAAN

“Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan yang berjudul
Laporan Praktikum Embriologi Veteriner Materi Malformasi Kongenital 2 ini adalah hasil
kerja saya sendiri dan tidak mengandung unsur plagiarism. Pernyataan ini dibuat dengan
sebenarnya dan tanpa paksaan.”

Sleman, 22 November 2021

Mia Sandriyanti
215130107111021
DAFTAR ISTILAH PENTING

1. Embrio
Embrio adalah eukariota diploid multisel yang pada tahap awal perkembangan
terjadi di luar tubuh induknya, dalam perkembangannya memperoleh makanan
serta perlindungan dari isi telur berupa kuning telur, albumin, dan kerabang
(Fitriani, dkk., 2021)
2. Malformasi kongenital
Malformasi kongenital atau kelainan kongenital adalah suatu kelainan pada
struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada neonatus.
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang
timbul semenjak kehidupan hasil konsepsi sel telur (Maryanti dan Kusumawati,
2015)
3. Embriogenesis
Proses pertumbuhan embrio (Soenardirahardjo, 2017)
4. Organogenesis
Organogensis merupakan tahap selanjutnya yaitu perkembangan dari bentuk
primitif embrio menjadi bentuk definitif yang memiliki bentuk dan rupa yang
spesifik dalam satu spesies (Kusumawati, dkk., 2016)
5. Perkembangan prenatal
Perkembangan pranatal adalah perkembangan awal dari manusia. Dimulai dari
pembuahan yang terjadi dari pertemuan sel sperma dengan sel telur. Sel telur yang
telah matang dibuahi oleh sel sperma yang matang yang akhirnya akan menjadi sel-
sel baru dan membentuk zigot (Aprilia, 2020)
6. Teratogen
Unsur-unsur yang menyebabkan adanya kelainan pada kelahiran akibat dari proses
kehamilan yang tidak optimal (Aprilia, 2020)
7. Hamil anggur
Mola Hidatidosa atau hamil anggur adalah kehamilan dengan kondisi rahim yang
berisi gelembung-gelembung cairan yang bentuknya seperti buah anggur (Aprilia,
2020)
8. Miom atau kista
Miom adalah sel otot dinding rahim yang berubah menjadi tumor.
Perkembangannya ada yang perlahan dan ada yang cepat, tidak berbahaya dan
jarang berubah menjadi kanker (Aprilia, 2020)
9. Hamil ektopik
Hamil ektopik atau hamil di luar kandungan adalah kondisi di mana janin tidak
berkembang di dalam rahim melainkan di luar rahim seperti di saluran telur
(Aprilia, 2020)
10. Kista
kista adalah kantong berisi cairan. Biasanya terdapat pada ovarium atau indung
telur selain di paru-paru, otak maupun kulit. Pertumbuhannya sangat pelan. Kista
bisa berubah menjadi kanker ganas di usia 45 tahun ke atas (Aprilia, 2020)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang
timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan
sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir.
Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh
kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi
alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan (Yunani, dkk., 2016)
Sampai saat ini masih ada beberapa orang yang menganggap bahwa perkembangan
seorang anak dimulai ketika dia sudah dilahirkan ke dunia. Padahal sebenarnya,
perkembangan dapat diamati ketika tahap awal ovulasi. Pertemuan antara sel sperma
yang sudah matang dengan sel telur yang sudah matang kemudian terjadi pembuahan.
Mulai dari sini, perkembangan calon bayi sudah dapat diamati dan dipelajari. Banyak
hal yang juga harus diketahui semua orang, khususnya calon orang tua dalam masalah
perkembangan anak mulai dari masa sebelum kelahiran atau yang sering disebut
pranatal sampai dengan kelahirannya. Karena kedua masa tersebut merupakan masa
yang penting dan menjadi penentu untuk perkembangan anak di masa-masa berikutnya
sampai masa lanjut usianya (Aprilia, 2020)

Penting bagi semua orang untuk mengetahui perkembangan anak mulai dari masa
pranatal hingga ke masa-masa perkembangan berikutnya. Hal ini agar para orang tua
tau dampak fisik dan dampak psikologis apa saja yang bisa terjadi pada anak mulai dari
awal perkembangan hingga pada akhirnya. Perkembangan manusia, tidak dimulai
ketika dilahirkan di dunia, melainkan dimulai dari masa sebelum kelahiran atau yang
lebih sering disebut dengan masa pranatal. Dalam masa pranatal ini, manusia mulai
mengalami perkembangannya. Tahap pranatal merupakan awal dan penentu tahapan
perkembangan berikutnya (Aprilia, 2020)

Selama masa prenatal ini tidak sedikit yang mengalami berbagai masalah yang
disebabkan oleh beberapa factor internal maupun eksternal. Permasalahan yang timbul
juga bisa mempengaruhi perkembangan bayi serta kondisi ibunya. Masalah yang paling
sering sering terjadi adalah malformasi kongenital, dimana pada proses embryogenesis
maupun organogenesis tidak berjalan normal (Aprilia, 2020)

Diperkirakan frekuensi malformasi kongenital akan menjadi 4-5% untuk bayi-bayi


yang dapat hidup sampai usia satu tahun. Kejadian kelainan kongenital sekitar 0,2%
sampai 0,4% dari seluruh persalinan. Pada setiap rumah sakit kejadiannya bervariasi
tergantung dari berbagai sebab. Data kesehatan anak secara global tahun 2012
menunjukkan bahwa kelainan bawaan merupakan 4% penyebab kematian anak,
sedangkan peranannya dalam kematian perinatal adalah 22%. Kelainan bayi dengan
kelainan bawaan ini menimbulkan berbagai permasalahan dalam keluarga meliputi
perasaan tertekan, malu, rasa bersalah, serta masalah perhatian dan pembiayaan yang
lebih besar dari anak normal (Yunani, dkk., 2016)

1.2 Tujuan
Mengetahui berbagai macam abnormalitas yang bisa terjadi pada fase perkembangan
embrio
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

 LCD
 Jurnal malformasi kongenital
 Makalah malformasi kongenital
 PPT malformasi kongenital

2.2 Langkah Kerja

PPT
Malformasi Kongenital

Diberikan dan dijelaskan materi oleh asisten praktikum


Didiskusikan materi oleh asisten dan praktikan dalam bentuk tanya jawab
Diresume dan dijadikan laporan sementara

Hasil
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Gambar 01 Dua domba kembar siam yang tergabung melalui cranium, leher, dan sternum

Gambar 02 Double tail: Malformasi di ekor sapi


Gambar 03 Hydrocephalus pada anak sapi

Gambar 04 Dwarfism pada anakan sapi

3.2 Pembahasan

3.2.1 Analisa Hasil

Pada gambar 01 adalah gambar domba yang mengalami kembar siam.


Gambar 02 merupakan kelainan pada ekor sapi dimana terdapat dua ekor sapi.
Gambar 03 merupakan gambar anak sapi yang mengalami hydrocephalus,
hydrocephalus adalah kelainan karena adanya akumulasi cairan pada rongga otak,
sedangkan menurut literatur hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari
bahasa Yunani: "hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala;
sehingga kondisi ini sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang
terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal atau
CSS)2,3. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang
selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf
yang vital. Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang
berlebihan maupun gangguan absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan
intrakanial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat
aliran cairan serebrospinalis (Suarniti dan Rahyani, 2020). Gambar 04 merupakan
kelainan dwarfism pada anakan sapi, dimana tubuh anakan sapi kerdil.

3.2.2 Menjawab Pertanyaan

1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam abnormalitas yang dapat terjadi pada


system kardiovaskular dan pembuluh darah!

a. Premature physeal closure (achondroplasia, chondrodyplasia)

merupakan anomaly umum dari pelengkap atau melibatkan salah satu tulang
panjang.

b. Spua bifida

Terjadi kegagalan pada arkus vertebral yang akan membentuk tulang punggung
bagian atas kanal vertebral.

c. Ektopik Arteri Subklavia Kanan

terjadinya pembentukan arteri subklavia kanan di luar drai aorta asendens bukan
dari brachiochephalica trunk sehingga menyebabkan pencekikan pada bagian
esofagus dan trakea (Pratiwi, dkk., 2019)
2. Sebutkan dan jelaskan jelaskan macam-macam abnormalitas yang dapat terjadi
pada regio ekstremitas!

Telapak kaki yang rata atau dikenal dengan sebutan kaki datar atau flatfoot
adalah salah satu kondisi yang paling umum ditemui oleh pediatris, yang dialami
oleh sekitar 20% sampai 30% dari populasi di dunia. Flatfoot disebut juga pes
planus, mengacu pada suatu kondisi medis di mana lengkungan kaki rata atau datar.
Seluruh bagian telapak kaki menempel atau hampir menempel pada tanah
(Nugroho, dkk., 2017)

3. Jelaskan penyebab teratogenic!

a. Faktor genetik
Kelainan genetik dan kromosom, adalah kelainan yang bersifat
keturunan dan terdapat pada keluarga yang berdekatan. Contoh kelainan
kongenital akibat faktor kromosom diantaranya adalah palatoskisis,
labioskisis, mongolisme, anensefalus, meningomielokel. Kelainan seperti
aneuploidi, poliploidi dan talasemia (Yunani, dkk., 2016)
b. Faktor infeksi
Infeksi terutama diderita ibu dalam proses organogenesis (triwulan
pertama kehamilan) dapat menimbulkan kelainan congenital. Infeksi rubella
yang dapat menyebabkan kelainan jantung, mata, dan susunan syaraf pusat
janin. Infeksi virus lain juga dapat menimbulkan kelainan bawaan. Seperti
virus sitomegalovirus dapat mengakibatkan hidrosefalus, mikrosefalus dan
mikroftalmia. Adanya infeksi tertentu dalam periode organogenesis ini
dapat menimbulkan gangguan dalam pertumbuhan suatu organ tubuh.
Infeksi pada trimester pertama di samping dapat menimbulkan kelainan
kongenital dapat pula meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus.
Sebagai contoh infeksi virus pada trimester pertama ialah infeksi oleh virus
Rubella. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita infeksi Rubella pada
trimester pertama dapat menderita kelainan kongenital pada mata sebagai
katarak, tuli dan kelainan jantung bawaan (Yunani, dkk., 2016)
c. Faktor obat
Beberapa jenis obat tertentu dan jamua-jamuan yang diminum
Wanita hamil pada trimester pertama kehamilan diduga sangat erat
hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital pada bayinya. Salah
satu jenis obat yang telah diketahui dagat menimbulkan kelainan kongenital
ialah thalidomide yang dapat mengakibatkan terjadinya fokomelia atau
mikromelia (Yunani, dkk., 2016)
d. Faktor umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi responden
pada kelompok kasus yang mempunyai umur berisiko sejumlah 22
responden (39%) dan pada kelompok kontrol sejumlah 10 responden (18%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Sofian (2012) bahwa usia ibu di atas
30 tahun dan akan lebih tinggi lagi pada usia 40 tahun ke atas (Yunani,
dkk., 2016)
e. Faktor hormonal
Angka penyebab kelainan congenital karena factor hormonal belum
diktahui secara pasti. Secara teori wanita yang menderita gangguan
hipertiroid dapat mnyebabkan pertumbuhan janin terganggu, termasuk
pnyakit diabetes mellitus yang diderita ibu (Yunani, dkk., 2016)
f. Faktor gizi
Ibu dengan kekurangan gizi dapat meningkatkan kemungkinan kelainan
organ terutama saat pembentukan organ tubuh. Kekurangan beberapa zat
penting selama hamil dapat menimbulkan kelainan pada janin. Frekuensi
kelainan kongenital lebih tinggi pada ibu-ibu dengan gizi yang kurang
selama kehamilan. Angka kejadian kelainan kongenital di Rumah Sakit
Abdul Moeloek tahun 2010 karena kasus janin berat bayi lahir rendah
sebanyak 27, 36 %, termasuk asfiksia akibat berat bayi rendah,
Pembentukan organ tubuh janin memerlukan Ibu dengan kekurangan gizi
dapat meningkatkan kemungkinan kelainan organ terutama saat
pembentukan organ tubuh. Kekurangan beberapa zat penting selama hamil
dapat menimbulkan kelainan pada janin. Frekuensi kelainan kongenital
lebih tinggi pada ibu-ibu dengan gizi yang kurang selama kehamilan
(Yunani, dkk., 2016)
4. Jelaskan kelompok kelainan kongenital berdasarkan gejala klinisnya!
Pengelompokkan kelainan kongenital menurut gejala klinisnya antara lain:

a. Kelainan tunggal (single-system defects)

Kelainan kongenital tungga terdiri dari kelainan yang hanya


mengenai satu regio dari satu organ (isolated). Contoh kelainan ini yang
juga merupakan kelainan kongenital yang tersering adalah celah bibir, club
foot, stenosis pilorus.

b. Asosiasi (Association)

Asosiasi adalah kombinasi kelainan kongenital yang terjadi


bersama-sama. Sebagian besar dengan diagnosis ini tidak mempunyai
keseluruhan anomali tetapi lebih sering mempunyai variasi dari kelainan
tersebut.

c. Sekuensial (Sequences)

Sekuensial adalah pola dari kelainan multiple dimana kelainan


utamanya diketahui

d. Kompleks (Complexes)

Istilah ini menggambarkan penyimpangan pembentukan pembuluh


darah pada saat embriogenesis awal hal ini dapat menyebabkan kelainan
pembentukan struktur pembuluh darah. Beberapa kompleks disebabkan oleh
kelainan vaskuler.

e. Sindrom

Kelainan kongenital dapat timbul secara tunggal (single), atau dalam


kombinasi tertentu. Bila kombinasi tertentu dari berbagai kelainan ini terjadi
berulang-ulang dalam pola yang tetap, pola ini disebut dengan sindrom
(Murtini, 2021).
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kelainan kongenital adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun


metabolisme tubuh yang ditemukan pada neonatus. Kelainan kongenital merupakan
kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul semenjak kehidupan hasil konsepsi
sel telur. Hal ini disebabkan oleh teratogen. Teratogen adalah unsur-unsur yang
menyebabkan adanya kelainan tersebut. Unsur atau factor penyebab itu sendiri bisa berasal
dari internal maupun eksternal. Oleh karena itu, factor-faktor penyebab kelainan tersebut
harus dicegah dan dihindari.

4.2 Saran

Semoga praktikum kedepannya semakin baik lagi


DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, W. 2020. Perkembangan Pada Masa Prenatal Dan Kelahiran. Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini. 4(1)
Kusumawati, A., Febriyani, R., & Hananti, S. 2016. Perkembangan Embrio dan Penentuan
Jenis Kelamin DOC (Day-Old Chicken) Ayam Jawa Super. Jurnal Sain Veteriner.
34(1)
Maryanti, D., Kusumawati, D. D. 2015. Faktor-Fkator Resiko Terjadinya Kelainan
Kongenital. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad. 7(1)
Murtini, Ni K.A. 2021. Gambaran Karakteristik Ibu dengan Bayi Yang Mengalami
Kelainan Kongenital di Ruang Cempaka I Neonatal Intensive Care Unit Level Ii
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Thesis. Poltekkes Kemenkes
Denpasar
Nugroho, A. S., Utomo, P. C., & Nuraini, D. 2017. Pengaruh Penggunaan Medial Arch
Support Terhadap Sudut Valgus Ankle Pada Kondisi Flatfoot. Jurnal Keterapian
Fisik. 2(1): 42-45
Pratiwi, H, Firmawati, A. 2019. Embriologi Hewan. Malang: UB Press
Soenardirahardjo, B. P. 2017. Teratologi Pada Hewan Dan Ternak. Surabaya: Airlangga
University Press
Suarniti, N. W., Rahyani, N. K. Y. 2020. Hidrosefalus Dalam Biologi Molekuler. Jurnal
Ilmu Kebidanan. 8(2)
Wulandari, R. d. 2013. Kelainan pada Sintesis Hemoglobin: Thalassemia dan
Epidemiologi Thalassemia. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 5(2) : 33-43
Yunani, Bustami, A., & Angelina, C. 2016. Faktor Kelainan Kongenital Pada Bayi Baru
Lahir Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung 2015.
Jurnal Dunia Kesmas. 5(2)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai