prenatal Diagnosis
(chapter 7)
Disusun oleh :
Kelompok 7
Anggota :
3. Haniffudin A (F1D010069)
Jurusan Biologi
Universitas Bengkulu
2012
Kata pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Cacat Lahir dan Prenatal Diagnosis ”.
Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Struktur
Perkembangan hewan 2” pada jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Bengkulu. Selain itu,dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih
mengerti dan mengetahui Cacat Lahir dan Prenatal Diagnosis . Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................ I
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan kongenital adalah kelainan dalam pertumbuhan janin yang terjadi sejak
konsepsi dan selama dalam kandungan. Diperkirakan 10-20% dari kematian janin dalam
kandungan dan kematian neonatal disebabkan oleh kelainan kongenital. Khusunya pada bayi
berat badan rendah diperkirakan kira-kiraa 20% diantaranya meninggal karena kelainan
kongenital dalam minggu pertama kehidupannya. Salah satu sebab morbiditas pada bayi adalah
Sebagian besar penyakit bawaan pada bayi disebabkan oleh kelainan genetik dan
kebiasaan ibu pada saat hamil mengkonsumsi alkohol, rokok dan narkotika. Berdasarkan hal-hal
diatas, makalah yang berjudul “ Cacat lahir dan Prenatal Diagnosis” ini disusun untuk mengkaji
1.3 Permasalahan
Dari latar belakang dan tujuan di atas dapat di tarik suatu permasalahan sebagai berikut :
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kelainan congenital (cacat lahir) merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang
timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan bawaan dapat dikenali sebelum
kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun kemudian setelah kelahiran. Kelainan
kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera
setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh
kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam
terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan.
Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital besar, umumnya akan dilahirkan sebagai bayi
berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi berat
lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama
kehidupannya. Disamping pemeriksaan fisik, radiologi dan laboratorium untuk menegakkan
diagnosa kelainan kongenital setelah bayi lahir dikenal pula adanya diagnosis pre/- ante natal
kelainan kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu misalnya pemeriksaan
ultrasonografi, pemeriksaan air ketuban dan darah janin.
B. Diagnosis
Kelainan kongenital seperti anensefalus, fokomelia ( akibat thalidomide) setelah bayi lahir
mudah di diagnosa.
Beberapa pemeriksaan yang dapat membantu diagnosis adalah :
1. Anamnesis tentang kelainan-kelainan dalam keluarga
2. Kelainan dalam kehamilan, misalnya adanya hidramnion, kematian janin dalam rhim, dan
sebagainya
3. Pemeriksaan sel-sel dalam air ketuban melalui amniosentesis
4. Pemeriksaan radiologik
5. Ultrasonografi
C. Etiologi
Penyebab langsung kelainan kongenital sering kali sukar diketahui. Pertumbuhan embrional dan
fetal dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor genetik, faktor lingkungan atau kedua faktor
secara bersamaan.
D. Macam-Macam Kelainan Kongenital/ Cacat lahir
1. Encephalocele
Enchepalokel jarang ditemukan, merupakan cacat pada daerah oksipital dimana terjadi
penonjolan meningen yang mengandung jaringan otak dan cairan liguor.
Terapi: eksisi kantong dan menyelamatkan sebanyak mungkin jaringan otak kemudian menutup
cacat tersebut
Perawatan Pra-Bedah: cegah jaringan saraf terpapar yaitu lesi ditutupi kassa steril atau kassa
yang tidak lengket, pertahankan suhu tubuh, catat aktivitas tungkai dan sfingter anal, catat
lingkar kepala, foto tulang belakang, foto lesi.
Perawatan pasca bedah: jamin intake, rawat luka operasi, posisi bayi di ubah tiap 1 jam,
monitor BAK/ BAB, ukur lingkar kepala tiap hari, beri dukungan bagi orang tua/ penjelasan
pada orang tua mengenai kelainan ini.
2. Hidrocephalus
Definisi: keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinal dalam ventrikel otak,
sehingga kepala menjadi besar. Jumlah cairan bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada sampai 5 liter,
sehingga tekanan intrakranial sangat tinggi.
Hidroscephalus ada dua, yaitu:
a. Hidrocephalus tak berhubungan (obstruktif) : tekanan CSS meningkat karena aliran CSS
dihambat di suatu tempat di dalam sistem ventrikel
b. Hidrosefalus berhubungan (komunikans) : tekanan CSS meningkat karena CSS tidak ventrikel
di absorbsi dari ruang subarachnoid, tetap tidak terdapat gangguan dalam sistem.
Penyebab: Obstruksi sirkulasi likuor (sering terdapat pada bayi) yaitu kelainan bawaan,
infeksi, perdarahan, sekres yang berlebihan, gangguan reasorbsi likuor.
Gejala klinik: Muntah, Nyeri kepala, kesadaran menurun, kepala besar, sutura tengkorak
belum menutup dan teraba melebar, sklera tampak di atas iris (Sunset Sign), ubun-ubun besar
melebar atau tidak menutup pada waktunya, dahi tampak melebar dengan kulit kepala yang
menipis, tegang dan mengkilat, bola mata terdorong kebawah.
Pemeriksaan yang dilakukan: USG, CT Scan, Ventrikulografi
Ada tiga prinsip pengobatan hidrosefalus:
a. Mengurangi produksi CSS yaitu merusak sebagian fleksus koroidalis dengan pembedahan.
Obat diamox mempunyai khasiat inhibisi pembentukan CSS.
b. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi yaitu
menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid.
c. Pengeluaran cairan CSS ke dalam organ ekstrakranial yaitu caara terbaik ke dalam vena
jugularis dan jantung melalui kateter yang berventil yang memungkinkan penagliran CSS ke satu
arah. Tindakan ini mudah terjadi infeksi sekunder/ sepsis
Penatalaksanaannya:
a. Kesadaran menurun: pasien diberikan makanan melalui sonde, dan secara bertahap jika
kesadaran mulai ada dapat diberikan susu per oral.
b. Pasien dipasang infus dengan cairan glukosa (5-10%) dan NaCl 0,9 %
c. Monitor tetesan infus agar tidak terlalu cepat karena dapat menampah tekanan pada otak
d. Kepala pasien harus di alasi bantal yang lembut.
e. Perhatikan agar kulit kepala tetap kering
f. Ubah posisi kepala tiap dua jam, jika tampak kulit kemerahan posisi di ubah tiap satu jam.
g. Jika terjadi lecet beri salep dan tutup dengan kassa
h. Tutup mata dengan kassa steril tiap pasien tidur
i. Jelaskan kepada orang tua bahwa penyakit ini berat dan sukar pengobatannya
j. Jelaskan tentang penyakit anaknya
3. Labioskizis dan Labiopalatoskizis
Celah bibir dan celah langit-langit adalah suatu kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian
atas serta langit-langit lunak dan langit-langit keras mulut.
Celah bibir (Labioskizis) adalah suatu ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian
atas, yang biasanya berlokasi tepat di bawah hidung.
Celah langit-langit (palatoskizis) adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit
mulutdan menuju ke saluran udara di hidung.
Etiologi: mungkin mutasi genetik atau teratogen (zat yang dapat menyebabkan kelainan pada
janin, contohnya virus atau bahan kimia).
Manifestasi klinik: Labioskisis yaitu distorsi pada hidung, tampak sebagian atau keduanya dan
adanya celah pada bibir. Palatoskisis yaitu tampak ada celah pada palatum, ada rongga pada
hidung, distorsi hidung, teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari,
kesukaran dalam menghisap atau makan.
Komplikasi: gangguaan bicara dan pendengaran, terjadinya otitis media, aspirasi, disstress
pernapasan.
Penatalaksanaan:
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan posisi kepala bayi sedikit ditegakkan, berikan minum
dengan menggunakan sendok atau pipet, cegah bayi tersedak, tepuk punggung bayi setiap 15
mL-30 mL minuman yang diminum, tetapi jangan diangkat dot selama bayi masih mengisap.
b. Jelaskan pada orang tua tentang prosedur operasi, puasa enam jam, pemberian infus,
perhatikan keadaan umum bayi.
c. Jelaskan pembedahan pada labio sebelum kecacatan palato, perbaikan dengan pembedahan
usia 2-3 hari atau sampai beberapa minggu. Pembedahan pada palato dilakukan pada waktu 6
bulan dan 5 tahun, ada juga antara 6 bulan dan 2 tahun, tergantung pada derajat kecacatan. Untuk
menutup celah bibir berdasarkan kriteria rule of ten yaitu umur > 10 minggu (3 bulan), >5 kg,
leukosit > 1000/ uL. Cara operasi yang umum dipakai adalah cara mungkin (15-24 bulan)
sebelum anak mampu bicara. Awal fasilitas penutupan adalah untuk perkembangan bicara.
d. Prosedur perawatan setelah operasi: rangsangan untuk menelan atau menghisap, dapat
menggunakan jari-jari dengan cuci tangan yang bersih atau dot sekitar mulut 7-10 hari, bila
sudah toleran berikan minum pada bayi, dan makanan lunak sesuai usia dan dietnya.
e. Peran bidan: memberi dukungan dan keyakinan ibu, menjelaskan pada ibu yang terpenting
untuk saat ini, adalah memberi bayi cukup minum untuk memastikan pertumbuhan sampai
operasi dapat dilakukan. Apabila hanya labioskiziz dapat menganjurkan ibu untuk tetap
menyusui. Apabila kasus labiopalatoskizis pemberian ASI peras untuk memenuhi kevbutuhan
nutrisinya. Bila masalah minum teratasi BB naik, rujuk bayi untuk operasi.
4. Atresia esofagus
Atresia esofagus yaitu pada ujung esofagus buntu yang biasanya disertai kelainan bawaan
lainnya yaitu kelainan jantung bawaan dan kelainan gastrointestinal.
Etiologi: Tidak diketahui, kemungkinan terjadi secara multifactor. Faktor genetic, yaitu Sindrom
Trisomi 21,13, dan 18.
Gambaran klinik : Liur selalu meleleh dari mulut bayi dan berbuih, apabila air liur masuk ke
dalam trakea akan terjadi aspirasi
Kelainan bawaan ini biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir dengan kurang bulan. Bayi
tersebut sering mengalami sianosis apabila cairan lambung masuk ke dalam paru-paru.
Penatalaksanaan : Dengan operasi, sebelum operasi bayi diletakkan setengah duduk untuk
mencegah tregurgitas cairan lambung ke dalam lambung. Lakukan pengisapan cairan lambung
untuk mencegah aspirasi bayi dirawat dalam inkubator,ubah posisi lebih sering, lakukan
pengisapan lendir, rangsang bayi untuk menangis agar paru-paru berkembang.
5. Atresia Ani dan Recti
Definisi : Tidak adanya lubang tetap pada anus atau tidak komplit perkembangan embrionik
pada distal usus ( anus ) atau tertutupnya secara abnormal.
Penyebab : ketidaksempurnaan proses pemisahan septum anorektal.
Gambaran klinik : bayi muntah-muntah pada 24-48 jam setelah lahir dan tidak terdapat
defekasi mekonium atau urine bercampur mekonium
Atresia Ani terdapat empat golongan yaitu stenisis rektum yang lebih rendah atau pada anus,
membran anus menetap, anus inperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada macam-
macam jarak dari perinium, lubang anus terpisah dengan ujung rektum yang buntu.
Pemeriksaan diagnostik : Yaitu pemeriksaan fisik rektum kepatenan rektum dan dapat
dilakukan colok dubur dengan menggunakan jari atau termometer yang dimasukkan sepanjang 2
cm ke dalam anus, kalau ada kelainan termometr dan jari tidak dapat masuk. Bila anus terlihat
normal dan terdapat penyumbatan lebih tinggi dari perinium, gejala akan timbul dalam 24-48
jam setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna hijau. Pemeriksaan radiologi untuk
mengetahui sampai dimana terdapat penyumbatan.
Penatalaksanaan : Pembedahan yaitu eksisi membran anal, fisula yaitu dengan kolostomi
sementara dan setelah umur 3 bulan dilakukan koreksi sekaligus, dengan mempersiapkan operasi
dan penjelasan kepada orang tua mengenai kelainan anaknya serta tindakan yang akan dilakukan.
Sebelum pembedahan bayi dipasangi infus, sering diisap cairan lambungnya, dilakukan
observasi tanda-tanda vital. Operasi dilakukan dua tahap, yaitu tahap pertama hanya dibuatkan
anus buatan dan setelah umur 3 bulan atau lebih dilakukan operasi tahapan kedua. Perawatan
pasca operasi yaitu pencegahan infeksi, penjelasan kepada orang tua cara merawat anus buatan
dan menganjurkan agar konsultasi secara teratur dan menjaga kesehatan bayi agar dapat di
lakukan oprasi tahap kedua tepat pada waktunya.
6. Hirschsprung
Pengertian : suatu kelainan bawaan tidak terbentuknya sel ganglion para simpatis dari pleksuss
messentrikus / aurebach pada kolon bagian distal
Hirschsprung erbagi dua yaitu segmen pendek : dari anus sampai sigmoid, segmen panjang :
kelainan melebihi sigmoid bahkan dapat mengenai seluruh kolon atau usus halus.
Gambaran Klinik : Trias yang sering ditemukan ialah mekonium yang lambat keluar ( lebih
dari 24 jam ), perut kembung, dan muntah berwarna hijau.
Pemeriksaan colok anus yaitu jari akan merasakan jepitan, dan pada waktu ditarik akan diikuti
dengan keluarnya udara dan mekonium atau tinja yang menyemprot.
Penatalaksanaan : hanya dengan operasi, atau biasanya pipa rektum (merupakan tindakan
sementara) dan dilakukan pembilasan dengan air garam fisiologis (bila ada instruksi dokter),
memberikan yang bergizi serta mencegah terjadinya infeksi. Masalah utama yang terjadi
gangguan defekasi (obstipasi).
7. Spina Bifida
Adalah kelainan bawaan yang terbentuk sejak dalam kandungan. Ada sebagian komponen
tulang belakang yang tidak terbentuk. Jadi, tidak ada tulang lamina yang menutupi sumsum atau
susunan sistem saraf pusat di tulang belakang. Terjadinya kelainan ini, dimulai sejak dalam masa
pembentukan bayi dalam kandungan. Terutama pada usia 3-4 minggu kehamilan. Pada masa ini
janin sedang dalam pembentukan lempeng-lempeng saraf. Jika saat itu ada gangguan, tulang
belakang yang seharusnya menutup jadi tidak menutup. Kemungkinan penyebab gangguan ini
adalah ibu hamil kekurangan konsumsi asam folat. Pada proses perkembangan tulang belakang
dengan sarafnya itu, awalnya tulang belakang dan sumsum tumbuh di tingkat yang sama. Tapi
dalam perkembangannya kemudian, Tulang belakang tumbuh lebih cepat dari sumsum tulang.
Kalau ada gangguan pembentukan tulang belakang, perkembangannya jadi tertahan. Karena
tulang belakangnya tidak terbentuk, maka sumsum tulang jadi tersangkut pada bagian tulang
yang berlubang (defect) tadi, sehingga sumsum tulang keluar dan menonjol. Isinya bisa hanya
berupa selaput saraf dengan air saja atau saraf-sarafnya pun ikut keluar dan menonjol.
Sebetulnya, kelainan ini bisa dideteksi sejak dalam kandungan lewat pemeriksaan USG atau
dengan pemeriksaan cairan amnionnya. Bahkan kalau di luar negeri, bila diketahui si bayi
terkena kelainan ini bisa langsung dikoreksi sejak dalam kandungan.
Gambaran klinis : Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda
spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala,
sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda
spinalis maupun akar saraf yang terkena.
Gejalanya berupa:
a. Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir.
b. Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya
c. Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki
d. Penurunan sensasi
e. Inkontinensia uri (beser) maupun inkontinensia tinja
f. Korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi (meningitis).
Penyakit ini merupakan penyakit bawaan yang di sebabkan disfungsi umum kelenjar eksokrim
pancreas. kedaan ini menyababkan berkurangnya enzim pangkreas yant mengalir kelumen usus
halus sehingga isi usus halus menjadi kental dan menumbat lumen usus.
12. Atresia Duodeni
Biasanya terjadi dibawah ampula vateri, muntah terjadi beberapa jam sesudah kelahiran. Perut
dibagian epigastrium tampak membuncit sesaat sebelum muntah. Muntah mungkin projektil dan
berwarnah hijau.
Foto abdomen dalam posisi tegak akan memperlihatkan pelebaran lambung dan bagian
proksimal duodenum tampa adanya udara dibagian lain usus.
Pengobatan ialah dengan oprasi. Sebelum operasi dilakukan hendaknya lambung dikosongkan
dan diberikan cairan intaravena untuk memperbaiki gangguan air dan elektrolit yangb terjadi.
13. Hipospadia
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan dimana metus eksterna terletak dipermukaan ventral
penis dan lebih proksimaldari tempatnya yang normal (ujung glan penis)
Etiologi: maskulinisasi inkomplit dari genetalia karenainvolusi yang prematur dari sel
interstisial testis
Manifestas klinik: penis melengkung kearah bawah hal ini disebabkan adanya chordee
yaitubsuatu jaringan fibrosa yang menyebar mulai dari meatus uretra yaitu tipe glandula, distal
penila, penila, penoskrotal, scrotal dan parienal.
Penatalaksanaan: operasi yang terdiri dari beberapa tahap yaitu operasi pelepasan chordee dan
tunneling dilakukan pada glans penis dan muaranya, bahan untuk menutup luka eksisichordee
dan pembuatan tunneling diambil dari preputium penis bagian dorsal. Oleh karena itu hipospadia
merupakan kontra indikasi mutlak untuk sirkumisi. Operasi uretroplasti, biasanya dilakukan 6
bulan setelah operasi pertama uretra dibuat dari kulit penis bagian ventral yang diinsisi secara
longitudional paralel dikedua sisis.
14. Fimosis
Pengertian fimosis adalah penyempitan pada preposium, kelainan yang menyebabkan bayi atau
anak sukar berkemih.
Penyebab
Adanya smegma pada ujung prepusium yang menyulitkan bayi berkemih
Tanda dan gejala
Kulit prepusium menggelembung seperti balon dan bayi / anak menangis keras sebelum urine
keluar.
Penanganan
Untuk menolongnya dapat dicoba dengan melebarkan lobang preposium dengan cara mendorong
kebelakang kulit prepesium tersebut dan biasanya akan terjadi luka. Untuk mencegah infeksi dan
agar luka tidak merapat lagi pada luka tersebut dioleskan salep antibiotik. Tindakan ini mula-
mula dilakukan oleh dokter selanjutnya dirumah orangtua sendiri di minta melakukannya seperti
dilakukan oleh dokter ( pada orang barat sunat dilakukan pada seorang laki-laki kerioka masih
dirawat/ketika baru lahir. Tindakan ini dimaksudkan untuk kebersihan /mencegah infeksi karena
adanya spegma bukan karena keagamaan. Setiap memandikan bayi hendaknya preposium
didorong kebelakang kemudian ujungnya dibersihkan dengan kapas yang telah dijelang dengan
air matang.
15. Epispadia
Pengertian : Suatu kelainan bawaan pada bayi laki-laki, dengan lubang uretra terdapat bagian
punggung penis atau uretra tidak berbentuk tabung, tetapi terbuka.
Jenis: lubang uretra terdapat dipuncak kepala penis,seluruh uretra terbuka disepanjang penis,
seluruh uretra terbuka dan lubang kandung kemih terdapat pada dinding perut.
Gejala: lubang uretra terdapat dipunggung penis
Diagnosis : untuk melihat beratnya epispadia, dilakukan pemeriksaan berikut radiologis, USG
system kemih kelamin.
Penangannan: melalui pembedahan
Beberapa kelainan cacat lahir tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk mengurangi resiko terjadinya kelainan bawaan terutama ibu dengan kehamilan di atas usia
35 tahun:
• Tidak merokok dan menghindari asap rokok
• Menghindari alkohol
• Menghindari obat terlarang
• Memakan makanan yang bergizi dan mengkonsumsi vitamin prenatal
• Melakukan olah raga dan istirahat yang cukup
• Melakukan pemeriksaan prenatal secara rutin
• Mengkonsumsi suplemen asam folat
• Menjalani vaksinasi sebagai perlindungan terhadap infeksi
• Menghindari zat-zat yang berbahaya.
Jenis kelainan
Cacat terjadi selama pembentukan struktur, misalnya selama organogenesis. Mereka dapat
mengakibatkan tidak lengkap atau sebagian dari struktur atau perubahan konfigurasi normal.
Malformasi yang disebabkan oleh lingkungan dan / atau faktor genetik bertindak secara
independen atau dalam konser. Paling malformasi memiliki asal mereka selama minggu ketiga
Sindrom adalah sekelompok kelainan yang terjadi bersama-sama yang memiliki spesifik umum
penyebab. Istilah ini menunjukkan bahwa diagnosis telah dibuat dan bahwa risiko kekambuhan
dikenal. Sebaliknya, asosiasi nonrandom yang munculnya dua atau lebih anomali yang terjadi
bersama-sama lebih sering daripada secara kebetulan saja, tetapi yang penyebabnya belum
ditentukan. Contoh termasuk BIAYA (Colobomas Heart, cacat, atresia dari choanae itu,
Terbelakang pertumbuhan, Genital anomali, dan kelainan Telinga) dan VACTERL (vertebra,
FAKTOR LINGKUNGAN
Sampai awal 1940-an diasumsikan bahwa cacat bawaan disebabkan terutama oleh faktor
keturunan. Dengan penemuan oleh Gregg bahwa campak Jerman mempengaruhi ibu selama awal
kehamilan disebabkan kelainan pada embrio, tiba-tiba menjadi jelas bahwa malformasi
kongenital pada manusia juga bisa disebabkan oleh faktor lingkungan. Pada tahun 1961
pengamatan oleh Lenz terkait cacat anggota badan dengan thalidomide penenang dan membuat
jelas bahwa obat juga dapat melewati plasenta dan menghasilkan cacat lahir.
Gambar : Anak dengan A. amelia sepihak. B. Anak dengan meromelia. Tangan terpasang
ke batang oleh tulang tidak beraturan. Kedua bayi yang lahir dari ibu yang mengambil thalidomide.
Prinsip Teratology
Faktor-faktor yang menentukan kapasitas agen untuk menghasilkan cacat lahir telah ditentukan
dan ditetapkan sebagai prinsip-prinsip teratologi. Yang termasuk prinsip teratology adalah
sebagai berikut:
1. Kerentanan terhadap teratogenesis tergantung pada genotipe konseptus dan cara di mana ini
komposisi genetik berinteraksi dengan lingkungan. Genom ibu juga penting sehubungan dengan
obat metabolisme, ketahanan terhadap infeksi, dan lain biokimia dan molekuler proses yang
mempengaruhi konsepsi.
2. Kerentanan terhadap teratogen bervariasi dengan tahap perkembangan di saat paparan. Periode
paling sensitif untuk mendorong cacat lahir adalah yang ketiga sampai minggu kedelapan
kehamilan, masa embriogenesis.
Selama gastrulasi (hari 14), pada tahap tungkai kuncup awal (minggu kelima), atau ketika rak
palatal terbentuk (minggu ketujuh). Selain itu, sedangkan kelainan kebanyakan dihasilkan selama
embriogenesis, cacat juga dapat dirangsang sebelum atau setelah periode ini, tidak ada tahap
3. Manifestasi dari perkembangan abnormal tergantung pada dosis dan durasi paparan teratogen.
4. Teratogen bertindak dengan cara tertentu (mekanisme) pada sel mengembangkan dan
penghambatan dari biokimia tertentu atau molekul proses; patogenesis mungkin melibatkan
Coxsackie virus, dan virus influenza telah dijelaskan. Studi prospektif menunjukkan bahwa
tingkat malformasi setelah terekspos untuk agen-agen rendah jika tidak ada. Faktor yang
menyulitkan diperkenalkan oleh agen infeksi ini dan lainnya adalah bahwa kebanyakan
pyrogenic, dan suhu tubuh tinggi (hipertermia) adalah teratogenik. Cacat yang dihasilkan oleh
paparan suhu yang tinggi termasuk anencephaly, spina bifida, keterbelakangan mental,
micropthalmia, dan kelainan wajah. Selain penyakit demam, penggunaan kolam air panas dan
sauna bisa menghasilkan peningkatan temperatur yang cukup untuk menyebabkan cacat lahir.
Toksoplasmosis dan sifilis menyebabkan cacat lahir. Buruk dimasak daging; domestik binatang,
khususnya kucing, dan kotoran dalam tanah yang terkontaminasi dapat membawa protozoa
parasit Toksoplasmosis gondii. Sebuah fitur karakteristik toksoplasmosis janin infeksi adalah
kalsifikasi serebral.
Radiasi
Radiasi pengion membunuh cepat berkembang biak sel, sehingga merupakan teratogen ampuh,
menghasilkan hampir semua jenis cacat lahir tergantung pada dosis dan tahap perkembangan
konseptus pada saat paparan. Radiasi dari nuklir ledakan juga teratogenik. Di antara para wanita
hamil pada saat ledakan bom atom atas Hiroshima dan Nagasaki, 28% dibatalkan, 25%
melahirkan anak yang meninggal dalam tahun pertama hidup mereka, dan 25% memiliki berat
cacat lahir yang melibatkan sistem saraf pusat. Radiasi juga mutagenik agen dan dapat
kimia Agen
Peran agen kimia dan obat-obatan farmasi dalam produksi kelainan pada manusia sulit untuk
menilai karena dua alasan: (a) kebanyakan studi adalah retrospektif, mengandalkan memori ibu
untuk sejarah paparan, dan (b) ibu hamil mengambil sejumlah besar obat farmasi. Sebuah
Nasional Institut Studi Kesehatan menemukan bahwa wanita hamil mengambil 900 berbeda
obat-obatan, untuk rata-rata 4 per wanita. Hanya 20% wanita hamil tidak menggunakan
Hormon
Agen androgenik. Di masa lalu progestin sintetis yang sering digunakan selama kehamilan untuk
mencegah aborsi. Para ethisterone progestin dan noretisteron memiliki aktivitas androgenik yang
cukup besar, dan banyak kasus maskulinisasi dari alat kelamin pada embrio perempuan telah
dilaporkan. Kelainan terdiri dari klitoris yang membesar terkait dengan berbagai tingkat fusi dari
labioscrotal lipatan. Endokrin pengganggu. Pengganggu endokrin adalah agen eksogen yang
proses. Paling umum agen ini mengganggu aksi estrogen melalui reseptornya menyebabkan
Penyakit Ibu
Diabetes. Gangguan pada metabolisme karbohidrat selama kehamilan pada diabetes ibu
menyebabkan tingginya insiden bayi lahir mati, kematian bayi, normal besar bayi, dan
malformasi kongenital. Risiko kelainan kongenital pada anak-anak dari ibu diabetes adalah 3
sampai 4 kali bahwa untuk keturunan nondiabetes ibu dan telah dilaporkan setinggi 80% pada
keturunannya penderita diabetes dengan lama penyakit. Berbagai kelainan yang diamati
kegemukan
Sebelum hamil obesitas, yang didefinisikan sebagai memiliki indeks massa tubuh (BMI)> 29kg/m2,
dikaitkan dengan dua dengan peningkatan risiko tiga kali lipat karena memiliki anak dengan
cacat saraf tabung. Penyebab belum determind tetapi mungkin berhubungan dengan gangguan
hipoksia
Hipoksia menyebabkan cacat bawaan pada berbagai macam percobaan hewan. Apakah sama berlaku
anak yang lahir pada ketinggian yang relatif tinggi biasanya lebih ringan dan lebih kecil inweight
dari mereka yang lahir di dekat atau di permukaan laut, tidak ada peningkatan dalam kejadian kongenital
penyakit yang sering melahirkan bayi kecil, tetapi biasanya tanpa bawaan kotor
malformasi.
berat Logam
Beberapa tahun lalu, para peneliti di Jepang mencatat bahwa sejumlah ibu dengan
diet yang terutama terdiri dari ikan telah melahirkan anak dengan beberapa neurologis
gejala menyerupai cerebral palsy. Pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan
bahwa ikan mengandung tingkat tinggi abnormal organik merkuri, yang
itu dimuntahkan ke Teluk Minamata dan perairan pesisir lainnya dari Jepang oleh besar
industri. Banyak ibu tidak menunjukkan gejala sendiri, menunjukkan
bahwa janin lebih sensitif terhadap merkuri dari ibu. dalam
Amerika Serikat, pengamatan serupa dibuat ketika biji jagung disemprot dengan
mengandung merkuri fungisida diumpankan ke babi dan daging itu kemudian
dimakan oleh wanita hamil. Demikian pula di Irak, beberapa ribu bayi-bayi itu
terpengaruh setelah ibu makan gandum diperlakukan dengan fungisida yang mengandung merkuri.
Timbal telah dikaitkan dengan aborsi meningkat, retardasi pertumbuhan,
dan gangguan saraf.
KLINIK CORELASI
prenatal Diagnosis
Perinatologist ini memiliki beberapa pendekatan untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan
janin di dalam rahim, termasuk USG, amniosentesis, chorionic
villus sampling, dan skrining serum ibu. Dalam kombinasi, teknik ini
dirancang untuk mendeteksi malformasi, kelainan genetik, secara keseluruhan
pertumbuhan janin, dan komplikasi kehamilan, seperti kelainan plasenta atau rahim.
Penggunaan dan pengembangan dalam terapi rahim telah gemborkan
konsep baru di mana janin sekarang pasien.
ULTRASONOGRAFI
Ultrasonografi adalah teknik yang relatif invasif yang menggunakan frekuensi tinggi
gelombang suara yang dipantulkan dari jaringan untuk membuat gambar. Pendekatan ini
mungkin
transabdominal atau transvaginal, dengan gambar terakhir dengan memproduksi lebih tinggi
resolusi (Gambar 7.3). Bahkan, teknik, yang pertama kali dikembangkan di
1950-an, telah maju ke tingkat di mana deteksi pembuluh darah flowin utama,
. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat
1. Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak
kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan bawaan dapat dikenali sebelum kelahiran, pada saat
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelainan kongenital atau cacat bawaan pada neonatus
yaitu kelainan genetik dan kromosom, faktor genetik, faktor infeksi, faktor obat, faktor umur ibu,
3. Kelainan kongenital yang biasanya terjadi pada neonatus yaitu encephalocele, hidrocephalus,
bibir sumbing (Labio Paltoskiziz), atressia esofagus, atrssia ani, hirschprung, spina bifida,
4. Kelainan kongenital berat dapat berupa kelainan kongenital yang memerlukan tindakan bedah,
kelainan kongenital bersifat medik, dan kelainan kongenital yang memerlukan koreksi kosmetik.
Setiap ditemukannya kelainan kongenital pada bayi baru lahir, hal ini harus dibicarakan dengan
orang tuanya tentang jenis kemungkinan faktor penyebab, langkah-langkah penanganan dan
prognosisnya.
5. Kelainan congenital atau cacat bawaan tidak dapat dicegah, melainkan resiko terjadinya dapat
dikurangi dengan tidak mengkonsumsi alcohol, menghindari rokok , obat terlarang, makan
makanan yang bergizi, olahraga teratur, menjalani vaksinasi, melakukan pemeriksaan prenatal
Daftar pustaka
Maryam, Andi & Yuniarti. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, dan Balita.
Muslihan, Nur Wafi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Narendra,Moersintowarti, ddk. 2002. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi I.