NAMA KELOMPOK
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami kelompok I dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Persalinan Macet.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidana Pada Kasus
Kompleks. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang asuhan
kebidanan pada kasus kompleks
Kami mengucapkan terima kasih kepada Nur Citra, S.ST,Bdn., MKeb selaku
dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan pada Kasus Komplek. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
September, 2023
Kelompok
A. Pengertian Persalinan
Persalinan merupakan proses yang fisiologis, namun dapat berubah menjadi patologis
sewaktu-waktu tanpa dapat diduga sebelumnya. Sebesar 30% kematian ibu terjadi pada saat
ibu persalinan. Bidan merupakan ujung tombak negara dalam program penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi.
Untuk menjalankan tugasnya bidan harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang
berhubungan dengan asuhan pada masa persalinan.
Beberapa pengertian dari persalinan dalam buku ajar Konsep Dasar Persalinan adalah
sebagai berikut :
1. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban didorong keluar
melaluijalan lahir (Sarwono, 2008).
2. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998).
3. Persalinan adalah kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi serviks dan mendorong
janin melalui jalan lahir (Canningham, F. Gary, 2006).
4. Persalinan adalah kontraksi uterus yang teratur yang menyebabkan penipisan dan
dilatasi serviks sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan (Heffne, 2006).
5. Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta, dan ketuban keluar dari uterus (JNPK-
KR, 2008).
Beberapa pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah
proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang dapat hidup di luar uterus melalui vagina
ke dunia luar. Proses tersebut dapat dikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan
berada pada posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau
pertolongan, serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini berlangsung dalam
waktu kurang dari 24 jam (Paramitha, 2019).
Adapun beberapa tanda dan gejala dari kondisi partus lama adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan serviks tidak membuka (kurang dari 3 cm) dan tidak didapatkan kontraksi
uterus.
2. Pembukaan serviks tidak melewati 3 cm sesudah 8 jam inpartu.
3. Pembukaan serviks melewati garis waspada partograf.
4. Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengejan, tetapi tidak ada keajuan (kala II
lama atau prolonged second stage.( Amellia, 2022).
Menurut penelitian literature review oleh Yuniarti & Ivantarina (2022) dikatakan bahwa
Durasi persalinan yang terlalu lama lebih dari 18 jam lima kali berisiko mengalami ruptur
uteri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Getachew et al (2021) bahwa
ibu yang melahirkan selama > 24 jam memiliki kemungkinan lebih besar untuk menghasilkan
kondisi ibu yang tidak menguntungkan seperti ruptur uteri. Hal ini kemungkinan disebabkan
adanya obstruksi dan kelelahan dinding rahim sehingga menyebabkan kedua dinding
miometrium dan peritoneum pecah yang dapat menyebabkan janin dikeluarkan ke dalam
rongga peritoneum. Akibatnya, komplikasi serius seperti perdarahan postpartum dapat terjadi
hingga berakibat terjadinya anemia berat, syok hemoragik, kebutuhan transfusi darah serta
menyebabkan kekurangan oksigen untuk janin berakhir asfiksia, cedera otak permanen.
Histerektomi pada akhirnya menjadi pilihan dalam penanganan ruptur uteri dan menjadi
bagian dari komplikasi maternal akibat partus macet (Mengesha et al., 2020). Selain itu
kelelahan dinding rahim menyebabkan kontraksi uterus tidak adekuat sehingga kala dua
memanjang yang berisiko 5 kali lebih tinggi mengakibatkan perdarahan postpartum, retensio
plasenta di kala tiga dan atonia uteri di kala empat persalinan (Nigussie, Girma, Molla,
Tamir, & Tilahun, 2022). Selaras dengan hasil studi ini yang juga menunjukkan bahwa
komplikasi yang terjadi pada ibu akibat partus macet yaitu retensio plasenta (Niemczyk et al.,
2022), ruptur uteri, perdarahan postpartum, anemia, syok (Desta et al., 2022) dan kematian
maternal (Ukke et al., 2017) sedangkan pada bayi yaitu asfiksia, gangguan pernapasan,
sindrom aspirasi mekoneum (Rohan, 2019), kematian perinatal dan neonatal (Niemczyk et
al., 2022). Partus macet dan kala dua memanjang berisiko menyebabkan terjadinya infeksi
pada ibu sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa partus macet
menyebabkan terjadinya korioamnionitis di antara ibu primipara dan multipara (Bako et al.,
2018; Rohan, 2019). Selain itu akibat partus macet yang dapat terjadi pada ibu yaitu sepsis
maternal (Getachew et al., 2021), infeksi postpartum (Roa et al., 2020) seperti endometritis
dan peritonitis (Rizvi & Gandotra, 2015). Pada janin yaitu infeksi (Harrison et al., 2015),
septikemia (Rizvi & Gandotra, 2015) dan sepsis neonatal (Bako et al., 2018). Beberapa
bakteri patogen seperti grup B Streptococcus (Streptococcus agalactiae), Enterococcus spp
dan Escherichia coli diketahui berhubungan dengan hasil ibu dan bayi baru lahir yang buruk
pada ibu dengan persalinan macet dibanding dengan yang tidak terpapar dengan jenis bakteri
patogen tersebut. E. coli di vagina selama persalinan macet sekitar 49%. Lebih tinggi 13-23%
dibanding kolonisasi yang terdapat pada ibu yang tidak mengalami persalinan macet. Tingkat
kolonisasi E. coli yang lebih tinggi mencerminkan adanya peningkatan jumlah pemeriksaan
vagina selama persalinan atau peningkatan kontaminasi vagina oleh bakteri anorektal sebagai
akibat dari persalinan lama atau macet. Kolonisasi bakteri vagina ibu dengan E. coli dikaitkan
dengan infeksi, septikemia, sepsis neonatal onset dini dan infeksi postpartum seperti
endometritis, peritonitis, infeksi saluran kemih, korioamnionitis hingga sepsis maternal
(Ngonzi et al., 2018). Persalinan macet dan lama berpengaruh terhadap komplikasi pada ibu
yaitu retensi urin pasca persalinan. Hal ini kemungkinan karena peningkatan volume sisa
kandung kemih pasca berkemih yang disebabkan seringnya kateterisasi kandung kemih,
pemeriksaan vagina, persalinan instrumental dan penggunaan analgesia epidural
(Stephansson et al., 2015). Persalinan macet juga mengembangkan hasil prevalensi tinggi
masalah di saluran kemih seperti cedera kandung kemih, ruptur kandung kemih, fistula
(Desta et al., 2022), stres inkontinensia urin, prolaps, gejala sisa musculoskeletal seperti
diastasis pubis dan nyeri pelvis kronik (Roa et al., 2020) serta distensi abdomen (Rizvi &
Gandotra, 2015). Penyebabnya ketika bagian presentasi janin menekan terusmenerus jaringan
jalan lahir, dasar kandung kemih, uretra atau kadang-kadang rektum sehingga menyebabkan
iskemia dan nekrosis jaringan (Swain, Parida, Jena, Das, & Das, 2020).
F. Asuhan Kebidanan Persalinan Macet
Penatalaksanaan kasus partus lama harus didasarkan pada diagnosisnya seperti fase laten
memanjang dan fase aktif memanjang.
1. Fase Laten Memanjang
Berikut ini adalah penatalaksanaan kasus partus lama dengan diagnosis fase laten
memanjang :
a) Apabila fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, maka harus
dilakukan penilaian ulang terhadap serviks.
b) Apabila tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan tidak ada
gawat janin, maka mungkin pasien belum inpartu.
c) Apabila ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks, maka harus
dilakukan amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostalandin.
d) Melakukan penilaian ulang setiap 4 jam
e) Apabila didapatkan tanda-tanda infeksi seperti demam dan cairan vagina berbau
maka harus dilakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin.
f) Memberikan antibiotika kombinasi yaitu ampisilin 2 g IV setiap 6 jam ditambah
gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam.
g) Apabila terjadi persalinan pervaginam, maka pemberian antibiotika pasca persalinan
harus dihentikan.
h) Apabila dilakukan SC, maka pemberian antibiotik dilanjutkan ditambah dengan
memberikan metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam sampai pasien bebas demam
selama 48 jam.
2. Fase Aktif Memanjang
Berikut ini adalah penatalaksanaan kasus partus lama dengan diagnosis fase aktif
memanjang :
a) Apabila tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelfik atau obstruksi dan ketuban
masih utuh, maka keruban dapat dipecahkan.
b) Apabila his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan lamanya kurang
dari 40 detik), maka harus dipertimbangkan kemungkinan adanya inertia uteri.
c) Apabila his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik), maka
harus dipertimbangkan mengenai kemungkinan adanya disproporsi, obstruksi,
malposisi atau malpresentasi.
d) Melakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his serta mempercepat
kemajuan persalinan. (Amellia, 2022).
Partus lama merupakan kasus yang juga sering terjadi bila pertolongannya dilakukan
bukan oleh tenaga kesehatan atau oleh tenaga kesehatan tetapi salah dalam pengelolaan
persalinannya.
Contoh asuhan kebidanan pada kasus persalinan macet :
Seorang ibu bersalin G1P0A0 Uk 38 minggu, masuk ruang bersalin tgl 1 Sept 2023 pkl
21.00 wite dengan hasil pemeriksaan TTV normal, DJJ normal, pembukaan serviks 3 cm,
porsio tebal, bagian terdahulu kepala, ketuban positif, hodge I, Moulage 0. Ibu Masuk
kala II persalinan pukul 06.00 wite tanggal 2 Sept 2023 dengan hasil pemeriksaan VT 10
cm, porsio lunak, bagian terdahulu kepala, hodge IV, ketuban negatif, Moulage 0, Ibu
mengatakan rasa ingin mengejan dan mengeluh sangat sakit dan terus menangis menahan
sakit serta mengatakan sangat mengantuk dan lelah menahan sakit semalaman. Ibu
mengejan 1 jam 50 menit, tetapi mengatakan bahwa kontraksinya tidak sekuat tadi
sebelum pecah ketuban. Kontraksi muncul hanya sebentar dan pendek-pendek.
1. Evaluasi awal
Memantau kesehatan ibu dan kesejahteraan janin secara berkala, memastikan
semuanya dalam batas normal.
Memantau kondisi psikologis ibu, memberikan dukungan emosional dan
memberikan semangat untuk ibu.
Memantau tanda gejala pasti Kala 2 persalinan
Mengajarkan ibu mengejan yang benar
2. Manajemen Partus Lama secara umum
Anjurkan ibu untu rehidrasi oral baik makan dan minum
Anjurkan ibu miring kiri dan istirahat sejenak di sela-sela kontraksi
Berikan oksigen bila perlu sambil memantau TTV ibu
Berikan semangat untuk ibu dan ajari cara mengejan yang benar
Berikan perubahan posisi untuk ibu saat mengejan jika dia menginginkan nya
dan merasa lebih nyaman dengan posisi tersebut
3. Kolaborasi Tim Medis Lain
Lakukan rujukan ke FKRTL terutama saat partograf melewati garis waspada
Pasang infus jika dibutuhkan pemberian drip oksitosin saat sampai di FKRTL
DAFTAR PUSTAKA
Amellia. 2022. Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks Maternal & Neonatal. Pustaka Baru
Press : Yogyakarta
Pramaningtyas et al. 2019. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Persalinan Kala II
Memanjang. Majoryjournal. 1 (1).
Yuniarti et al. 2022. Literature Review : Komplikasi Maternal dan Neonatal Akibat
Persalinan Macet. SEHATMAS. 1 (3).
Amelia K et al. 2019. Buku Ajar Konsep Dasar Persalinan. Sidoarjo
Yulizawati et al. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Indomedia Pustaka :
Sidoarjo
Yulizawati et al. 2022. Distosia Pada Persalinan. Indomedia Pustaka : Sidoarjo