Disusun oleh :
DELLA ARSIKA
XII MIPA-3
Polifenol oksidase (PPO) adalah suatu enzim yang termasuk pada golongan oksidoreduktase
yang mengkatalisis proses hidrosilasi senyawa monofenol menjadi senyawa difenol, kemudian
dilanjutkan dengan mengkatalisis proses oksidasi difenol menjadi kuinon. enzimatis ini biasa terjadi
pada buah-buahan dan sayuran yang tersusun atas enzim fenolase. Contohnya buah dan sayur yang
biasa mengalami pencoklatan yaitu, apel, pir, pisang, salak, dan kentang. Pencoklatan enzimatis
dapat terjadi karena adanya jaringan tanaman yang mengalami perlukaan seperti pada bagian yang
digigit atau bagian yang mengalami pengupasan. Pada pencoklatan terjadi pada buah yang setelah
dikupas, disebabkan oleh pengaruh aktivitas enzim polihenol oxidase (PPO), yang dengan bantuan
oksigen akan mengubah gugus monophenol menjadi o hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi
menjadi O-kuinon. Gugus o- kuinon inilah yang membentuk warna coklat. Reaksi pencoklatan
enzimatis ini juga memiliki kerugian yaitu hilangnya nilai gizi pada produk pangan dan dapat merusak
flavor dari bahan pangan itu sendiri juga akan berpengaruh pula terhadap kualitas sensoris lainnya
seperti rasa, aroma dan tekstur.
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui efek asam, basa, dan air terhadap enzim pada apel.
E. Hasil pengamatans
E. Pertanyaan
1. Perubahan apakah yang terjadi pada apel? Dapatkah apel diganti dengan buah lain dalam
percobaan? Mengapa demikian?
Jawab : Apel mengalami perubahan warna dan tekstur yang berbeda dari setiap jenis larutan
yang digunakan. Hal ini dikarenakan buah apel/buah- buahan lain mengandung substrat
senyawa fenolik dan oleh aktivitas enzim polipenol oxidase (PPO). Bukan hanya pada apel,
browning (pencokelatan) juga bisa terjadi pada buah lain, seperti pir,kentang, dan salak.
2. Berdasarkan hasil percobaan, bahan manakah yang menyebabkan perubahan warna pada
apel? Bandingkan juga dengan kontrol
Jawab: Enzim pada apel dapat bekerja secara optimal pada suasana netral. Jika tingkat
keasaman berubah menjadi terlalu asam atau terlalu basa, maka enzim di dalam apel tidak
dapat bekerja sempurna dan jika keasamaan ini sampai pada titik tertentu ,enzim
dapat berhenti bekerja. Penambahan air akan menurunkan konsentrasi enzim, sehingga dap
at dikatakan bahwa jika konsentrasi enzim menurun maka kecepatan aktivitas enzim juga
akan menurun, namun penambahan air tidak dapat menghentikan kerja atau aktivitas dari
enzim
4. Jika Anda membiarkan sebuah apel yang telah dikupas selama beberapa menit, apel
tersebut berubah warna menjadi kehitaman. Adakah kaitan antara peristiwa tersebut
dengan percobaan ini?
Jawab: Ya.Hal ini disebabkan oleh aktivitas enzim polipenol oxidase(PPO), Daging apel
memiliki enzim yang disebut dengan polyphenol oxidase. Ketika kulit apel sudah dikupas,
maka bagian dalam apel yang ‘dilukai’ segera berkontak dengan udara. Oksigen yang ada di
udara bebas menjadikan polyphenol oxidase bereaksi dengan komponen phenolic yang
berada di apel. Reaksi ini disebut oksidasi karena polyphenol oxidase mengoksidasi phenolic
dengan bantuan oksigen. Oksidasi sendiri adalah proses pelepasan elektron oleh sebuah
molekul, atom, atau ion, sehingga muatannya menjadi lebih
positif.bantuan oksigen akan mengubah gugus monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang
selanjutnya diubah lagi menjadi O-kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk warna
cokelat atau hitam sehingga terjadi reaksi browning (Pencoklatan).
G. Kesimpulan
Dari percobaan yang sudah dilakukan yaitu untuk mengetahui aktivitas enzim ini dapat
disimpulkan bahwa asam, basa, dan air dapat mempengaruhi kinerja enzim. Hal ini ditandai dengan
terjadi perubahan warna dan tekstur pada apel yang di celupakankan air cuka, air jeruk, air soda, air
susu dan air bening. Pada air jeruk tidak terjadi perubahan yang signifikan dibanding larutan
lain,seperti pada cuka warnanya menjadi coklat kehitaman, air bening coklat terang dan kontrol
coklat pekat. Hal ini karena adanya reaksi browning (pencoklatan) oleh enzim pholipenol oxsidase
(PPO).Apabila jaringan tanaman terpotong, terkupas dan karena kerusakan secara mekanis yang
dapat menyebabkan kerusakan integritas jaringan tanaman. Hal ini menyebabkan enzim dapat
kontak dengan substrat yang biasanya merupakan asam amino tirosin dan komponen phenolik
seperti katekin, asam kafeat, dan asam klorogena sehingga substrat phenolik pada tanaman akan
dihidroksilasi menjadi dihidroksifenilalanin (dopa) dan dioksidasi menjadi kuinon oleh enzim
phenolase.bagian dalam apel yang ‘dilukai’ segera berkontak dengan udara. Oksigen yang ada di
udara bebas menjadikan polyphenol oxidase bereaksi dengan komponen phenolic yang berada di
apel. Reaksi ini disebut oksidasi karena polyphenol oxidase mengoksidasi phenolic dengan bantuan
oksigen. Perubahan warna ini tidak hanya mengurangi kualitas visual tetapi juga menghasilkan
perubahan rasa serta hilangnya nutrisi. Reaksi pencoklatan ini dapat menyebabkan kerugian
perubahan dalam penampilan dan sifat organoleptik dari makanan serta nilai pasar dari produk
tersebut. Kecepatan perubahan pencoklatan enzimatis pada bahan pangan dapat dihambat melalui
beberapa metode berdasarkan prinsip inaktivasi enzim, penghambatan reaksi substrat dengan
enzim, penggunaan chelating agents, oksidator maupun inhibitor enzimatis.
H. Dokumentasi
Sebelum 24 jam
Setelah 24 jam