Anda di halaman 1dari 13

TIM

PENGGERAK
PKK
DESA
CIBULUH

MAKALA
H
PERAN KADER DALAM MENGOPTIMALKAN “AKU HATINYA PKK”
UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN
MALAUI “GERAKAN SAPIRA”

Disusun Oleh :
Sri wahyuni, S.Psi
(Anggota TP-PKK Desa Cibuluh)

TIM PENGGERAK PKK


DESA CIBULUH
KECAMATAN CIDAUN KABUPATEN CIANJUR
JAWA BARAT

TAUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………..………… 2
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………..………………………. 2

B. RUMUSAN MASALAH ……..…………………………………………………………………….…………… 3

C. TUJUAN ……………………..………………………………………………………………………………………. 3
BAB II. GAMBARAN UMUM ……………………………………………………………………….………………. 4

A. GAMBARAN UMUM PEKARANGAN………………………………………………….……………….. 4

1. Pengertian Pekarangan ……………………………………………………………………….……… 4

2. Fungsi dan manfaat Pekarangan ……………………………………………………….………… 4

B. HATINYA PKK ………………………………..………………………………………………….………………. 6

C. Gerakan SAPIRA ………………………………..………………………………………….………….………. 6

1. Pengertian Gerakan SAPIRA …………………………………………………….…………………… 6


2. Duta Sapira ………………………………………………………………………………………….………. 7

BAB III. PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………….…………. 8

GERAKAN SAPIRA Sebagai Optimalisasi Program HATINTA PKK Untuk Meningkatkan


Ketahanan Pangan.

A. PELAKSANAAN GERAKAN SAPIRA …………………………….……………………………………… 8

B. JENIS TANAMAN YANG TERMASUK DALAM GERAKAN SAPIRA ………………………. 8


C. MANFAAT PENERAPAN GERAKAN SAPIRA ………………………………………….…………… 9

11
BAB IV. KESIMPULAN …………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………..………………… 12

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan


pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini akan terwujud apabila
kesejahteraan keluarga dan masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik. Namun adalah
suatu kenyataan bahwa pada pergantian abad 20 ke 21 terjadi perubahan di berbagai segi
kehidupan masyarakat, terutama dibidang kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Hal ini
diperparah lagi dengan adanya isu global warming yang berdampak pada kerusakan
lingkungan serta penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia maupun sumber
daya alam.1

Untuk tetap menunjang dan mewujudkan dari hakekat pembangunan nasional dengan
tujuan utama yaitu kesejahteraan bangsa, maka dari itu bisa diwujudkan antara lain melalui
gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK|) Kegiatan PKK merupakan bagian
dari pembangunan nasional yang terus menerus selaras dengan dinamika pembangunan.
Kegiatan PKK di daerah merupakan bagian integral dari kegiatan PKK secara nasional, yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu di setiap Provinsi, Kabupaten/Kota, kecamatan,
Desa/Kelurahan sampai kelompok-kelompok PKK dan Dasawisma.

PKK sebagai gerakan masyarakat yang aktif berperan sebagai mitra pemerintah dalam
pelaksanaan berbagai program pembangunan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat utamanya kesejahteraan keluarga memiliki 10 program pokok
yaitu penghayatan dan pengamalan pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan
dan tata laksana rumah tangga, pendidikan dan ketrampilan, kesehatan, pengembangan
kehidupan berkoprasi, kelestarian lingkungan hidup, dan perencanaan sehat.

Era globalisasi dan pasar bebas dewasa ini membuat semakin kuatnya persaingan dan
meningkatnya tuntutan perekonomian masyarakat. Selain itu pertambahan jumlah
penduduk yang pesat dan berkurangnya lahan pertanian berdampak besar pada penurunan
kuantitas dan kualitas pangan yang bisa diproduksi. Hal tersebut mengharuskan setiap
anggota PKK dan kader-kadernya untuk meningkatkan kinerja yang dimulai dari keluarga
dalam pemanfaatan lahan efektif sekitar rumah sebagai lahan produksi.
1
Danoesastro, H 1997, ‘Peranan pekarangan dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional
pedesaan’, Pidato Dies Natalis XXVIII UGM. Gadjah Mada University Press.

2
Berdasarkan permasalahan tersebut, melalui gerakan PKK dengan 10 Program
pokoknya yang menyentuh seluruh aspek kehidupan, terutama dalam bidang pangan,
kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup mencanangkan suatu program terapan yaitu
Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman (HATINYA) untuk menciptakan lingkungan sekitar
keluarga yang menghasilkan secara ekonomis, sehat, dan tetap lestari.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut bagaimanakah cara mengoptimalkan Program HATINYA PKK untuk dapat
memanfaatkan dan mengelola pekarangan rumah sehingga mampu meningkatkan
ketahanan pangan.

C. TUJUAN

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, kesadaran serta memotivasi


masyarakat khususnya TP-PKK Desa Cibuluh dalam pemanfaatan lahan
kosong/pekarangan sebagai sumber pangan/ ketahanan pangan dan pendapatan
keluarga.

2. Gerakan SAPIRA untuk mengkaselerasi dan sebagai Langkah optimalisasi program


HATINYA PKK.

3. Sebagai syarat untuk mengikuti lomba makalah 10 Program Pokok PKK tingkat
Kabupaten CIanjur tahun 2022.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. GAMBARAN UMUM PEKARANGAN

1. Pengertian Pekarangan
Pekarangan adalah sebidang tanah darat terletak langsung di sekitar rumah yang
jelas batas-batasnya, ditanami dengan satu atau berbagai jenis tanaman dan masih
mempunyai hubungan pemilikan dan/atau fungsional dengan rumah yang bersangkutan. 2
Pekarangan adalah lahan terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal.
Pekarangan rumah merupakan salah satu lahan potensial yang sering dilupakan
penggunanya. Pemanfaatan pekarangan rumah dengan menanamnya dengan tanaman
yang berjual tinggi dapat meningkatkan pendapatan keluarga petani. 3
Setiap orang akan dengan mudah menunjukkan apabila ditanya mana
pekarangannya atau mana yang disebut pekarangan maka orang segera menunjuk tanah
disekitar rumah untuk menunjukkannya. Lahan pekarangan adalah tanah di sekitar
perumahan, kebanyakan berpagar keliling, dan biasanya di tanami padat dengan
beraneka macam tanaman semusiman maupun tanaman tahunan untuk keperluan
sendiri sehari-hari dan untuk diperdagangkan. Pekarangan kebanyakan saling berdekatan.
Atau sebidang tanah darat yang terletak di sekitar rumah tinggal dan jelas batas-batasnya,
ditanami dengan satu atau berbagai jenis tanaman dan masih mempunyai hubungan
pemilikan dan atau fungsional yang dimaksudkan disini adalah meliputi hubungan sosial
dan budaya, dan hubungan ekonomi.4
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pekarangan adalah suatu
kemampuan yang bisa dikembangkan dengan pemanfaatan sebidang tanah disekitar
rumah untuk mendatangkan hasil atau manfaat yang lebih besar dan lebih baik dengan
segala sumber daya yang dimiliki.
2. Fungsi dan manfaat Pekarangan
Fungsi adalah sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama
berdasarkan sifat atau pelaksanaannya. Lahan pekarangan merupakan sumber daya alam

2
Danoesastro, H 1997, Gadjah Mada University Press.
3
Dewa Oka Suparwata Dkk, “Pemanfaatan Pekarangan Bero Untuk Usaha Tani Buah Naga”, JOURNAL
OF AGRITECH SCIENCE Vol. 2 No. 2/2018, 73.
4
Suaedi Dkk, “Peran Wanita Tani Dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Tanaman Pangan,”
PERBAL Vol. 2 No. 3/2013, 63.

4
yang memiliki fungsi yang sangat luas dalam memenuhi berbagai kegiatan produksi. 5
Lahan pekarangan memiliki berbagai fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi Lumbung Hidup

Untuk menghadapi musim paceklik, pekarangan biasanya dapat membantu


penghuninya menyediakan sumber pangan yang hidup (lumbung hidup) seperti:
tanaman palawija, tanaman pangan dan hortikultura, hasil binatang peliharaan, dan
ikan.

b. Fungsi Warung Hidup

Pekarangan menyediakan berbagai jenis tanaman dan binatang peliharaan yang


setiap saat siap dijual untuk kebutuhan keluarga pemiliknya.

c. Fungsi Apotik Hidup

Pekarangan menyediakan berbagai jenis tanaman obat-obatan misalnya: sembung,


jeruk nipis, kunir dan sebagainya. Tanaman tersebut dapat digunakan untuk obat-
obatan tradisional yang tidak kalah khasiatnya dengan obat-obatan yang diproduksi
secara kimiawi.6

d. Fungsi Ekonomi

Nilai suatu lahan pekarangan didasarkan pada kesuburan, kedekatan dengan sarana
perhubungan, nilai lahan pekarangan dapat ditentukan oleh seberapa baik
pengelolaan dan pengolahan yang dilakukan. Ketergantungan secara ekonomi
terhadap lahan pekarangan sangat jelas karena dapat sebagai pemenuhan hidup. 7

Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan mulai dari rumah tangga. Salah satu
upaya memenuhi kebutuhan pangan dirumah tangga dapat memanfaatkan pekarangan.
Manfaat yang akan diperoleh antara lain dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dan juga
dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Pemanfaatan pekarangan dapat
memiliki manfaat kemandirian pangan rumah tangga pada suatu kawasan, diversifikasi
pangan yang berbasis sumber daya lokal, konservasi tanaman-tanaman pangan maupun

5
Syarif Imam Hidayat, “Analisis Konversi Lahan Sawah di Provinsi Jawa Timur,” JURNAL SOSIAL DAN
AGRIKULTURAL Vol. 2 No. 3/2008, 48.
6
Roza Yulida, “Kontribusi Usahatani Lahan Pekarangan Terhadap Ekonomi Rumah Tangga Petani Di
Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan,” IJAE Vol. 3 No. 2/2012, 138.
7
Khairunnisa, Potensi Ekonomi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Di Kelurahan Sidodadi Kecamatan
Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar, Skripsi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018, 19.

5
pakan termasuk perkebunan, hortikultura untuk masa yang akan datang, kesejahteraan
petani, masyarakat dan keluarga.8

B. HATINYA PKK

HATINYA PKK merupakan sebuah program pemerintah yang sangat digalakkan untuk
pemanfaatan lahan pekarangan meskipun sedikit namun memiliki dampak yang luar biasa.
Sasaran dari program HATINYA PKK adalah pemanFaatan lahan kosong, pekarangan dan
halaman yang bisa bermanfaat bagi keluarga dan warga sekitar dan tentunya bisa bernilai
ekonomi hingga dapat menunjang perekonomian keluarga dan meningkatkan ketahanan
pangan. Program tersebut lebih terpusat pada pengembangan pangan yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus di upayakan untuk
tercukupinya dan tersedianya bahan makan, oleh karena itu penanganan masalah pangan
betul-betul dilakukan secara intensif baik melalui tekonologi tepat guna maupun tradisional. 9
Ketahanan pangan keluarga menjadi dasar ketahanan pangan masyarakat, serta ketahanan
pangan nasional.
Pemanfaatan pekarangan dengan cara HATINYA PKK digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga secara mudah serta dapat menjaga keseimbangan jasmani (makanan
bergizi, kesehatan dan tabungan).10

C. Gerakan SAPIRA

1. Pengertian Gerakan SAPIRA

Sapira merupakan kata dari Bahasa sunda yang berasal dari kata sa-pira yang berarti
tidak seberapa.11 Dilihat dari artinya Gerakan sapira menjadi titik balik dimana Gerakan
sapira menjadi Gerakan sederhanan akan tetapi memiliki banyak manfaat. Akan tetapi
penggerak mengartikan lain, bahwa GERAKAN “SAPIRA” merupakan singkatan dalam
bahasa sunda “Saban Pipir diPiara” yang memiliki arti setiap saat halaman rumah selalu di
pelihara secara berkala. Gerakan ini merupaka inisiatif mandiri penggerak, Gerakan Sapira
berfokus pada kegiatan menjaga kelestarian lingkungan pekarangan dengan menanam
berbagai jenis Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta pemanfaatan
kolam ikan.12
8
Amruddin Dkk, “Pemanfaatan Lahan Pekarangan Sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Keluarga Di
Desa Kanjilo Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa,” ZIRA’AH Vol. 43 No. 1/2018, 70-71.
9
Bayu, Bramantyo, 2012, Program Pangan, Ngawi, PKK $abupaten Ngawi, diakses dari
www.ngawikab.go.id pada 28 Juli 2022.
10
Ela Laela, 2011, PKK Bekasi, Bekasi, diakses dari www.diaryq.com pada 28 Juli 2022.
11
Kamus Bahasa Sunda. kamusbahasasunda.net, diakses pada 28 Juli 2022.
12
Dokumen TP-PKK Desa Cibuluh tahun 2022.

6
Gerakan Sapira adalah Gerakan kongkrit dari HATINYA dan TOGA. Gerakan dalam
upaya Ketahanan Pangan dan kemandirian Kolektif Masyarakat Desa. Hasil dari gerakan
ini dapat dimanfaatkan untuk masyarakat sebagai Penambahan Asupan Gizi Nabati dan
Penambahan Asupan Gizi Hewani sebagai Upaya Penanganan Stunting.

Dalam melaksanakan Gerakan Sapira TP-PKK Desa Cibuluh membuat skema kerja
sebagai berikut :

- Pemanfaatan Lahan Pekarangan


GERAKAN Produktif
- Tercipta Lingkungan Yang Sehat
SAPIRA - Tambahan Asupan Gizi Hewani dan
Nabati

2. Duta Sapira
Gerakan Sapira membentuk dan menunjuk Duta Sapira yang merupakan
representasi dari para penggerak. Pemilihan Duta Sapira merupakan upaya untuk
meningkatkan kualitas Gerakan Sapira yang memiliki tugas mengkampanyekan nilai-nilai
Gerakan sebagai berikut :
1. Masyarakat peduli lingkungan.
2. Pemanfaatan lahan pekarangan.
3. Ketahanan Pangan.

Dengan upaya tersebut Gerakan Sapira diharapkan menjadi Gerakan yang


terstruktur, sistematis, massif dan berkelanjutan.

7
BAB III

PEMBAHASAN

GERAKAN SAPIRA Sebagai Optimalisasi Program HATINTA PKK Untuk Meningkatkan


Ketahanan Pangan

A. PELAKSANAAN GERAKAN SAPIRA

Gerakan SAPIRA yang merupakan salah satu Gerakan inisiatif Tim Penggerak PKK Desa
Cibuluh, Gerakan kongkritdari program HATINYA PKK terapan dari 10 program pokok PKK
sesungguhnya lebih dominan mengacu pada pengembangan penyediaaan pangan keluarga
yang memiliki nilai ekonomis sehingga dapat mendukung kesejahteraan keluarga. Penerapan
Gerakan Sapira mengarah pada pemanfaatan lahan kosong, pekarangan dan halaman sekitar
rumah untuk dijadikan sebagai lahan produktif yang menyediakan persediaan pangan yang
cukup bagi keluarga sedangkan kelebihan produksi yang memiliki nilai ekonomis bisa dijual
untuk meningkatkan perekonomian keluarga.

Pelaksanaan Gerakan Sapira yang dilakukan sekitar lingkungan rumah dapat


memanfaatkan berbagai limbah plastik seperti jerigen, gelas, botol, ember dan kaleng bekas
yang ditambahkan tanah dan pupuk kandang yang didapat dari kotoran hewan ternak
masyarakat di sekitar rumah sebagai media tanam atau bisa juga memanfaatkan pot dan
polybag yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak membutuhkan banyak lahan. kegiatan
tersebut selain mudah dilakukan juga memiliki nilai ekonomis karena alat dan bahan yang
digunakan gampang didapat dan relatif murah.

Dengan sekema yang diselaraskan dengan program pemerintah desa yaitu Ketahanan
Pangan, SDGs, dan Penanganan Stunting, adanya Gerakan Sapira dapat menjangkau sasaran
yang lebih luas karena Gerakan ini sangat terstruktur sistematis dan massif serta
berkelanjutan. Serta dapat menjawab tantangan yang ada.

B. JENIS TANAMAN YANG TERMASUK DALAM GERAKAN SAPIRA

Dalam Gerakan Sapira terdapat 3 jenis tanaman dan 1 Jenis hewani yang bisa
dikembangkan yaitu tanaman warung hidup, tanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dan
tanaman hias serta kolam budidaya ikan.

8
1. Warung Hidup
Warung hidup merupakan tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari
hari. tanaman warung hidup dapat dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan pangan
yang biasa dikonsumsi seperti sayuran. Beberapa tanaman warung hidup yang dapat
dijadikan tanaman sayuran dalam Gerakan SAPIRA diantaranya adalah Cabe, Tomat,
Seledri, Metimun, Terong, Sawi, Wortel, Jagung, Kangkung dan jenis sayuran lainnya
yang dapat memenuhi kebutuhan dapur setiap harinya
2. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) atau Apotek hidup merupakan berbagai jenis
tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat termasuk didalamnya rempah-rempah
dan tanaman obat herbal lainnya. Contoh tanaman yang termasuk ke dalam apotek
hidup adalah Jahe, Kunyit, Kencur, Serai, Lada, Sirih, Jeruk nipis dan berbagai tanaman
obat lainnya.
3. Tanaman Hias
Tanaman hias merupakan tanaman yang bisa menciptakan suasana rumah menjadi
indah, asri dan nyaman. Tanaman hias bisa juga digolongkan menjadi bonsai, tanaman
buah dalam pot (tambulampot dan tanaman bunga). Beberapa jenis tanaman hias yang
bisa ditanam di pekarangan rumah diantaranya adalah Beringin, Mangga, Kedongdong,
Jeruk , Jambu, Mawar , Kamboja, Belimbing dan tanaman lainnya.
4. Kolam Budidaya Ikan
Kolam ikan merupakan upaya dalam meningkatkan ketahanan hewani, sehingga selain
asupan gizi nabati masyarakat dapat merasakan dan mendapatkan asupan gizi hewani.
Walaupun pada dasarnya tidak semua masyarakat memiliki kolam ikan di perkarangan.
Beberapa jenis ikan yang dapat dikembangkan di kolam pekarangan diantaranya : ikan
nila, ikan mas dan lain sebagainya.

C. MANFAAT PENERAPAN GERAKAN SAPIRA

Gerakan SAPIRA memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan keluarga
khususnya dan masyarakat di sekitar. Manfaat yang bisa didapatkan dari pelaksanaan
program dirasakan pada berbagai aspek yaitu ketahanan pangan, kesehatan, kelestarian
lingkungan pendidikan serta perekonomian.

1. Ketahanan Pangan
Berdasarkan tujuan utama dari pelaksanaan program Gerakan SAPIRA dimana setiap
keluarga diharapkan memanfaatkan lahan kosong untuk dimanfaatkan menjadi lahan
produktif dengan menanam berbagai tanaman pangan dan pemeliharaan ikan sehingga
setiap keluarga memiliki pasokan pangan yang mencukupi kebutuhan nutrisi sehari-hari
tanpa harus bergantung pada pangan dari luar maupun dengan cara membeli.

9
2. Kesehatan
Dari segi kesehatan pelaksanaan kegiatan Gerakan Sapira memiliki peran yang sangat
penting bagi keluarga. Dengan menanam berbagai tumbuhan di sekitar pekarangan
rumah maka dapat mengurangi akumulasi gas karbondioksida sehingga mengurangi
terjadinya resiko efek rumah kaca yang menyebabkan suhu disekitar rumah meningkat
sehingga lingkungan rumah menjadi sejuk serta nyaman dan sehat untuk ditinggali.
disamping itu, pangan yang dihasilkan juga berkualitas tinggi karena media tanam dan
perawatannya dapat dikontrol dengan menggunakan bahan-bahan organik. tidak
seperti bahan makanan yang didapat dipasar, dimana konsumen tidak bisa memantau
pelaksanaan produksi pangan yang kemungkinan besar menggunakan bahan kimia yang
tergolong berbahaya bagi kesehatan.
3. Kelestarian Lingkungan
Dengan menanam berbagai macam tumbuhan di sekitar pekarangan rumah maka
berbagai jenis tumbuhan tersebut bisa terjaga kelestariannya sehingga bisa
dimanfaatkan secara berkelanjutan
4. Pendidikan
Gerakan Sapira selain bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan keluarga dapat juga
digunakan sebagai peluang peningkatan sumber daya manusia terutama di kalangan ibu
rumah tangga dan anak usia sekolah. Melalui Gerakan Sapira ibu rumah tangga dan
anak usia sekolah dapat belajar tentang pertanian sederhana. Sehingga kedepannya
mereka dapat menerapkan dan bersaing pada pertanian dalam skala yang lebih besar.
5. Perekonomian
Gerakan Sapira juga memiliki peran yang cukup besar dari segi ekonomi keluarga. Selain
mampu meningkatkan pendapatan keluarga dengan menjual kelebihan hasil produksi,
pengelolaan kegiatan juga bisa dikembangkan menjadi usaha dengan skala yang lebih
besar sehingga mampu menyerap tenaga kerja desa sehingga berpengaruh juga pada
peningkatan perekonomian masyarakat.

10
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang sudah dipaparkan seperti di atas maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :

1. Tim Penggerak PKK Desa Cibuluh membentuk Gerakan SAPIRA sebagai upaya
Mengoptimalkan AKU HATINYA PKK Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan.
2. Gerakan SAPIRA yang merupakan salah satu Gerakan inisiatif Tim Penggerak PKK Desa
Cibuluh, Gerakan kongkritdari program HATINYA PKK terapan dari 10 program pokok PKK
sesungguhnya lebih dominan mengacu pada pengembangan penyediaaan pangan keluarga
yang memiliki nilai ekonomis sehingga dapat mendukung kesejahteraan keluarga.
3. Dengan sekema yang diselaraskan dengan program pemerintah desa yaitu Ketahanan
Pangan, SDGs, dan Penanganan Stunting, adanya Gerakan Sapira dapat menjangkau sasaran
yang lebih luas karena Gerakan ini sangat terstruktur sistematis dan massif serta
berkelanjutan. Serta dapat menjawab tantangan yang ada.
4. Gerakan Sapira mengarah pada pemanfaatan lahan kosong, pekarangan dan halaman
sekitar rumah untuk dijadikan sebagai lahan produktif yang menyediakan persediaan
pangan bagi keluarga sedangkan kelebihan produksi yang memiliki nilai ekonomis bisa dijual
untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
5. Terdapat 3 jenis tanaman dan 1 Hewani yang bisa dikembangkan melalui Gerakan sapira
yaitu tanaman warung hidup, tanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga), Tanaman hias dan
pemanfaatan Kolam ikan di pekaranagan.
6. Manfaat yang bisa didapatkan dari pelaksanaan Gerakan Sapira dapat dirasakan pada
berbagai aspek yaitu Ketahanan Pangan, Kesehatan, Kelestarian Lingkungan, Pendidikan
serta Perekonomian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Danoesastro, H 1997, ‘Peranan pekarangan dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional


pedesaan’, Pidato Dies Natalis XXVIII UGM. Gadjah Mada University Press.

Dewa Oka Suparwata Dkk, “Pemanfaatan Pekarangan Bero Untuk Usaha Tani Buah Naga”,
JOURNAL OF AGRITECH SCIENCE Vol. 2 No. 2/2018, 73.

Suaedi Dkk, “Peran Wanita Tani Dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Tanaman
Pangan,” PERBAL Vol. 2 No. 3/2013, 63.

Syarif Imam Hidayat, “Analisis Konversi Lahan Sawah di Provinsi Jawa Timur,” JURNAL SOSIAL
DAN AGRIKULTURAL Vol. 2 No. 3/2008, 48.

Roza Yulida, “Kontribusi Usahatani Lahan Pekarangan Terhadap Ekonomi Rumah Tangga Petani
Di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan,” IJAE Vol. 3 No. 2/2012, 138.

Khairunnisa, Potensi Ekonomi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Di Kelurahan Sidodadi


Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar, Skripsi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2018, 19.

Amruddin Dkk, “Pemanfaatan Lahan Pekarangan Sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan


Keluarga Di Desa Kanjilo Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa,” ZIRA’AH Vol. 43 No.
1/2018, 70-71.

Bayu, Bramantyo, 2012, Program Pangan, Ngawi, PKK $abupaten Ngawi, diakses dari
www.ngawikab.go.id pada 28 Juli 2022.

Ela Laela, 2011, PKK Bekasi, Bekasi, diakses dari www.diaryq.com pada 28 Juli 2022.

12

Anda mungkin juga menyukai