Anda di halaman 1dari 71

PELATIHAN GEOTEKNIK

TAMBANG TERBUKA DAN KARAKTERISTIK


TAMBANG BAWAH TANAH
BATUAN DAN
29 Juli – 1 Agustus 2019

Sheraton Hotel, Bandung


MASSA BATUAN
Dr. Eng. Ganda Marihot Simangunsong
PENGAMBILAN DATA GEOLOGI
DAN CONTOH BATUAN

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
PENGAMBILAN
DATA GEOLOGI
• Titik awal dari setiap analisis geoteknik praktis adalah data base
geologi yang paling tidak berisi:
• Jenis batuan;
• Bidang-bidang diskontinyu;
• Sifat-sifat material.
• Analisis yang paling canggih sekalipun dapat menjadi tidak berarti
jika dasar informasi geologi yang digunakan tidak cukup atau tidak
akurat.
• Metode-metode pengumpulan data geologi tidak berubah secara
signifikan dalam 30-an tahun terakhir ini dan belum ada pengganti
yang cocok untuk pemetaan lapangan dan pemerian inti (Hoek,
1998).

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
PENGAMBILAN
DATA GEOLOGI

Parameter bidang diskontinyu yang harus dideskripsikan

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
PENGAMBILAN
DATA GEOLOGI
Pengukuran Orientasi
Bidang Diskontinyu

pada inti bor


pada lereng
Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
PENGAMBILAN
DATA GEOLOGI
• Peralatan geofisika untuk permukaan dan untuk di dalam lubang bor
seperti kamera lubang bor telah tersedia sejak beberapa tahun
terakhir ini.
• Kehandalan dan kemampugunaannya telah disempurnakan secara
bertahap sejalan dengan penyempurnaan komponen elektronik dan
teknik pembuatannya.
• Tetapi, biaya pembelian dan biaya operasinya tinggi. Hal ini,
ditambah dengan ketidakpastian pada interpretasi hasilnya,
membuat penggunaan peralatan ini pada pekerjaan geoteknik
dibatasi.
• Kemungkinan penggunaan peralatan ini semakin meningkat dalam
beberapa tahun ke depan sejalan dengan pengembangan teknologi
yang sedang berlangsung.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
PENGAMBILAN
DATA GEOLOGI

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
PENGAMBILAN
CONTOH BATUAN

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
PENGAMBILAN
CONTOH BATUAN

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
PENGAMBILAN
CONTOH BATUAN

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
PENGAMBILAN
CONTOH BATUAN

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
UJI LABORATORIUM

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
UJI LABORATORIUM

Hoek (1998)

There has always been a tendency to equate rock mechanics with


laboratory testing of rock specimens and hence laboratory testing
has played a disproportionately large role in the subject.

This does not imply that laboratory testing is not important but I
would suggest that only about 10 to 20 percent of a well balanced
rock mechanics program should be allocated to laboratory testing.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Preparasi Contoh

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Sifat Fisik

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Sifat Fisik

Wn  Wn - Wo
Natural density  Natural water content    x 100%
Ww - Ws  Wo 

Wo  Ww - Wo
Dry density  Saturated water content  
Ww  Ws Wo  x 100%
 

Wo
Saturated density   Wn - Wo 
Ww  Ws Degree of saturation   x 100%
 Ww - Wo 
 Wo 
 Wn  Ws 
Apparent density   
 Ww - Wo 
Water density Porosity - n    x 100%
 Ww - Ws 
 Wo 
 Wo  Ws   n 
True density    Void ratio   
Water density 1 - n 

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Cepat Rambat Gelombang
Ultrasonik

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Kuat Tekan Uniaksial

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Kuat Tekan Uniaksial

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Point Load

F
Is  2
D
F
Is(50) k 2
D
0.45
D
k 
 50 

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Kuat Tarik
Langsung

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Kuat Tarik
Tidak Langsung

2F
σt 
πDt

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Triaksial

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Triaksial

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Triaksial

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Geser Langsung

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Geser Langsung

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Uji Geser Langsung

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Distribusi Statistik
(Azizi, 2014)

Distribusi statistik
Karakteristik mekanik
Batubara Batulumpur Batupasir
Kuat tekan uniaksial sc Gamma Gamma Gamma
Modulus Young E Gamma Gamma Gamma
Konstanta Hoek-Brown mb Gamma Gamma Normal
Konstanta Hoek-Brown s Beta Gamma Beta
Konstanta Hoek-Brown a Log normal Log normal Log normal
Kohesi puncak cpeak Beta Log normal Log normal
Sudut gesek dalam puncak fpeak Gamma Normal Normal
Kohesi residual cres Beta Log normal Log normal
Sudut gesek dalam residual fres Gamma Gamma Normal

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
UJI LABORATORIUM

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
UJI LABORATORIUM

• Kekurangan utama uji laboratorium adalah fakta bahwa contoh


terbatas dalam ukuran, sehingga hanya mewakili sebagian sangat
kecil dari massa batuan dan contoh tersebut telah dipilih dari massa
batuan tempatnya diambil.
• Dalam proyek rekayasa tipikal, contoh-contoh yang diuji di
laboratorium mewakili fraksi yang sangat kecil (kurang dari 1%)
dari volume massa batuan.
• Selain itu, karena hanya contoh-contoh yang diuji ini yang
merupakan contoh-contoh yang tidak dirusakkan oleh proses
pengumpulan dan preparasi, hasil uji akan menunjukkan bias yang
dapat cukup besar.
• Bagaimana hasil-hasil ini dapat digunakan untuk mengestimasi sifat-
sifat massa batuan in situ?

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Laboratotium ke In Situ

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
UJI IN SITU

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
UJI IN SITU
Rock Loading Test/Jacking Test

10

11 8 9
1. Bearing Part
2. Bearing Plate
3 3. Spherical base
15 4
4. Dial gauge
5. Support column
14 6
6. Joint
16 5 7. Oil jack
14. Oil pressure hoses 8. Pressure plate
15. Pressure gauge 9. Facing
10. Extensometer
16. Oil pump
11. Rock surface
7 12
12. Basic beam
13
13. Basic beam support
11 8 9

10

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
UJI IN SITU
Rock Loading Test/Jacking Test

 1 - ν 2  ΔF 
Em   
 2r  Δd/d 
 
Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
UJI IN SITU
Goodman Jack Test

 ΔQ 
Em    Kβ, ν 
 Δud /d 
Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
UJI IN SITU
Triaksial dan Geser Langsung

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
ESTIMASI KARAKTERISTIK
MASSA BATUAN

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
KEKUATAN MASSA BATUAN

• Hoek & Brown (1980) mengusulkan sebuah metode untuk


mendapatkan estimasi kekuatan batuan terkekarkan, berdasarkan
penilaian atas ikatan antara blok batuan dan kondisi permukaan
antara blok-blok tersebut.
• Metode ini sudah beberapa kali dimodifikasi untuk memenuhi
kebutuhan pengguna dalam penerapannya pada problem yang tidak
diperhitungkan ketika kriteria ini pertama kali dikembangkan
(Hoek, 1983; Hoek & Brown, 1988).
• Aplikasi metode ini pada batuan dengan kualitas sangat jelek
memerlukan beberapa perubahan (Hoek, Wood and Shah, 1992)
dan akhirnya menggunakan klasifikasi baru, Geological Strength
Index (Hoek, Kaiser and Bawden, 1995; Hoek 1995; Hoek &
Brown 1997).

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Bentuk Umum Kriteria
Hoek-Brown
a
 σ3 ' 
σ1 '  σ 3 '  σ ci  mb  s 
 σ ci 
• s1’ and s3’ : Tegangan efektif maksium dan minimum pada saat
failure
• mb : Konstanta Hoek-Brown untuk massa batuan
• s and a : Konstanta
• sci : Kuat tekan uniaksial batuan utuh

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kriteria Hoek-Brown untuk
Batuan Utuh
0.5
 σ3 ' 
σ1 '  σ 3 '  σ ci  mi  1 
 σ ci 
• Hubungan antara tegangan-tegangan utama pada saat failure untuk
batuan tertentu didefinisikan oleh dua konstanta, sci dan mi.
• Sedapat mungkin nilai kedua konstanta ini ditentukan dengan
analisis statistik terhadap hasil uji triaksial dengan contoh yang
dipreparasi dengan baik.
• Rentang nilai tegangan utama minor (s3’) pada saat test dilakukan
adalah kritikal untuk penentuan nilai yang handal untuk kedua
konstanta.
• Pada saat menurunkan nilai original sci dan mi, Hoek and Brown
(1980) menggunakan rentang 0 < s3’ < 0.5sci.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kriteria Hoek-Brown untuk
Batuan Utuh
• Agar konsisten, perlu diusahakan untuk menggunakan rentang yang
sama dalam setiap uji triaksial pada contoh batuan utuh.
• Sedikitnya lima titik data harus digunakan dalam analisis.
• Pada saat lima atau lebih data uji triaksial telah diperoleh, data
tersebut dapat dianalisis untuk menentukan sci dan mi seperti yang
dijelaskan oleh Hoek & Brown (1980).

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Contoh Hasil Regresi

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Perkiraan sci
(Hoek & Brown, 1997)
UCS PLI Field estimate of
Grade Term Examples
(MPa) (MPa) strength
R6 Extremely > 250 >10 Specimen can only be Fresh basalt, chert,
strong chipped with a diabase, gneiss, granite,
geological hammer quartzite
R5 Very 100 - 250 4 - 10 Specimen requires Amphibolite, sandstone,
strong many blows of a basalt, gabbro, gneiss,
geological hammer to granodiorite, limestone,
fracture it marble, rhyolite, tuff
R4 Strong 50 - 100 2-4 Specimen requires Limestone, marble,
more than one blow of phyllite, sandstone,
a geological hammer schist, shale
to fracture it
R3 Medium 25 - 50 1-2 Cannot be scraped or Claystone, coal,
strong peeled with a pocket concrete, schist, shale,
knife, specimen can be siltstone
fractured with a single
blow from a
geological hammer

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Perkiraan sci
(Hoek & Brown, 1997)
UCS PLI Field estimate of
Grade Term Examples
(MPa) (MPa) strength
R2 Weak 5 - 25 Can be peeled with a Chalk, rocksalt, potash
pocket knife with
difficulty, shallow
indentation made by
firm blow with point
of a geological
hammer
R1 Very 1-5 Crumbles under firm Highly weathered or
weak blows with point of a altered rock
geological hammer,
can be peeled by a
pocket knife
R0 Extremely 0.25 - 1 Indented by thumbnail Stiff fault gouge
weak

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Perkiraan mi
(Hoek & Brown, 1997)
Texture
Rock type Class Group
Coarse Medium Fine Very fine
Conglomerate Sandstone Siltstone Claystone
(22) (19) (9) (4)
Clastic
Greywacke
(18)
Chalk
(7)
Organic
Sedimentary Coal
(8-21)
Non-
Clastic Sparitic Micritic
Breccia
Carbonate Limestone Limestone
(20)
(10) (8)
Gypstone Anhydrite
Chemical
(16) (13)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Perkiraan mi
(Hoek & Brown, 1997)
Texture
Rock type Class Group
Coarse Medium Fine Very fine
Marble Hornfels Quartzite
Non foliated
(9) (19) (24)
Migmatite Amphibolite Mylonites
Metamorphic Slightly foliated
(30) (25-31) (6)
Gneiss Schists Phyllites Slate
Foliated
(33) (4-8) (10) (9)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Perkiraan mi
(Hoek & Brown, 1997)
Texture
Rock type Class Group
Coarse Medium Fine Very fine
Granite Rhyolite Obsidian
(33) (16) (19)
Granodiorite Dacite
Light
(30) (17)
Diorite Andesite
(28) (19)
Igneous
Gabbro Dolerite Basalt
(27) (19) (17)
Dark
Norite
(22)
Extrusive Agglomerate Breccia Tuff
Pyroclactic type (2) (18) (15)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Geological Strength Index
(GSI)
• Kekuatan massa batuan terkekarkan bergantung kepada sifat batuan
utuh dan kebebasan potongan-potongan batuan untuk menggelincir
atau berputar di bawah kondisi tegangan yang berbeda-beda.
• Kebebasan ini dikontrol oleh bentuk geometrik dari potongan batuan
utuh dan kondisi permukaan yang memisahkannya.
• Potongan batuan bersudut dengan permukaan yang bersih dan kasar
akan menghasilkan massa batuan yang jauh lebih kuat dibandingkan
dengan massa batuan yang mengandung partikel bundar yang
dikelilingi material lapuk dan teralterasi.
• Geological Strength Index (GSI), yang diperkenalkan oleh Hoek
(1995) serta Hoek et al. (1995) menyediakan sistem untuk
mengestimasi pengurangan dalam kekuatan massa batuan untuk
kondisi geologi yang berbeda.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Geological Strength Index
(GSI)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Perhitungan
mb, s, dan a

 GSI  100 
mb  mi exp  
 28 

 GSI  100 
s  exp   dan a  0.5 untuk GSI > 25
 9 
GSI
s  0 dan a  0.65  untuk GSI < 25
200

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Contoh Hasil Perhitungan
mb, s, dan a

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Spreadsheet Perhitungan
mb, s, dan a

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Hoek-Brown dan
Mohr-Coulomb

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Hoek-Brown dan
Mohr-Coulomb

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Hoek et al. (2002)

 GSI  100 
m b  m i exp  
 28  14D 

 GSI  100 
s  exp  
 9  3D 

a  e
2 6

1 1 GSI/15
 e 20/3 

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Hoek et al. (2002)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Hoek et al. (2002)

-1 6amb s  mbs 3n a 1 


f  sin  
 21  a 2  a 6amb s  mbs 3n  
a 1

s ci 1  2a s  1  a mbs 3n s  mbs 3n a 1


c
1  a 2  a   
1  6amb s  mbs 3n a 1 / 1  a 2  a 

s 3n  s 3 max / s ci

0.91
s 3 max  s cm 
For slope :  0.72 
s cm  H 

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Modulus Deformasi
Massa Batuan

E m  2RMR  100 GPa Bieniawski, 1978

RMR 10
Serafim & Pereira, 1983
Em  10 40 GPa

RMR Em [GPa]
0 – 20 0.05 – 0.5
20 – 40 0.5 – 4.0
Chappel, 1984
40 – 60 4–5
60 – 80 5 – 25
80 – 100 25 - 50

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Modulus Deformasi
Massa Batuan

E m  0.05 RMR GPa Stille, 1986

RMR 30
Em  10 50 GPa Mehrota, et al., 1991

E m  exp 4.407  0.08 RMR  GPa Iasarevic & Kovacevic, 1996

E m  0.87 exp 0.0455 RMR  GPa Berardi & Bellingeri, 1998

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Modulus Deformasi
Massa Batuan
GSI 10
σ ci
Em  10 40 GPa Hoek & Brown, 1997
100

GSI 10
 D σ ci
Em  1   10 40 GPa Hoek et al., 2002
 2  100

GSI 10
 D
Em  1   10 40 GPa Hoek et al., 2002
 2

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Modulus Deformasi
Massa Batuan

 D 
 1  
E m  100  2  GPa Hoek & Diederichs, 2006
  7525DGSI 
  
 11 
 1  e  

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
KEKUATAN JANGKA PANJANG
MASSA BATUAN

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Illinois, USA, 50 years
(Courtesy of Prof. Merwe, University of Pretoria)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Pennsylvania, USA, 50 years
(Courtesy of Prof. Merwe, University of Pretoria)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Witbank, South Africa, 20-100 years
(Courtesy of Prof. Merwe, University of Pretoria)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Koomfontein, South Africa, 80 years
(Courtesy of Prof. Merwe, University of Pretoria)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Sasolburg, South Africa, 5 years
(Courtesy of Prof. Merwe, University of Pretoria)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Sasolburg, South Africa, 5 years
(Courtesy of Prof. Merwe, University of Pretoria)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Wattimena et al. (2008)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
PELATIHAN GEOTEKNIK
TAMBANG TERBUKA DAN
TAMBANG BAWAH TANAH

29 Juli – 1 Agustus 2019

Sheraton Hotel, Bandung

Dr. Eng. Ganda Marihot Simangunsong

Anda mungkin juga menyukai