Anda di halaman 1dari 77

PELATIHAN GEOTEKNIK Faktor Pengaruh

TAMBANG TERBUKA DAN


TAMBANG BAWAH TANAH Dalam
29 Juli – 1 Agustus 2019
Kemantapan
Sheraton Hotel, Bandung Lereng
Dr. Eng. Nuhindro Priagung W
Dr. Eng. Ganda M. Simangunsong
Pendahuluan

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Tambang terbuka

• Tambang terbuka adalah metode penambangan


yang sangat cost-effective dan memungkinkan
mekanisasi secara intensif dan produksi besar.
• Oleh karena itu dimungkinkan untuk menambang
deposit mineral dengan kadar rendah yang tidak
ekonomis jika ditambang dengan metode tambang
bawah tanah.
• Tambang terbuka menjadi semakin dalam pada
beberapa dekade terakhir ini, dan sudah banyak
yang mencapai kedalaman sekitar 1000 m.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Rancangan lereng

• Dampak ekonomis dari:


• Rancangan yang sangat konservatif, atau
• Kelongsoran
dari lereng dapat sangat besar dan diperlukan usaha-
usaha untuk mengoptimalkan rancangannya.
• Karena ukurannya, lereng hampir selalu mengandung
sejumlah fitur struktur yang signikan dan material
geologi yang bervariasi.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Faktor Keamanan

• Engineers menjelaskan kemantapan lereng dengan


Faktor Keamanan (FK), yang merupakan rasio
antara gaya penahan dan gaya penggerak.
• Lereng mantap jika FK > 1.0.
• Lereng tidak mantap jika FK < 1.0.
• Pada awalnya FK dihitung menggunakan model-
model kesetimbangan batas (limit equilibrium),
tetapi sekarang sudah dilakukan dengan model-
model numerik.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Faktor Keamanan

cA  (W cos α  U  T sin β) tan 


FoS 
W sin α  V  T cos β
Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kekuatan geser

• Kekuatan geser tanah/batuan bersumber dari dua


komponen:
• Sudut gesek dalam.
• Kohesi.
• Sudut gesek dalam adalah sudut tercuram dimana
gesekan antar partikel dapat mencegah pergerakan
 ditentukan oleh ukuran, bentuk, susunan, dan
mineralogi dari partikel.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kekuatan geser

• Kohesi adalah gaya tarik antar partikel berbutir


halus  tinggi untuk partikel lempung yang
mungkin memiliki muatan elektrik.
• Tanah berbutir kasar dengan sedikit atau tanpa
partikel berbutir halus mempunyai kekuatan geser
yang hanya bergantung kepada sudut gesek dalam-
nya  cohesion-less soils.
• Efek pengikatan oleh akar-akar tumbuhan
memberikan kohesi semu  signifikan untuk
kekuatan tanah berbutir kasar.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Bidang diskontinyu

• Kekuatan massa batuan akan bergantung kepada


kondisi batuan utuh (intact rock) serta kehadiran
dan kondisi bidang diskontinyu.
• Batuan utuh yang tersusun dari partikel halus dan
tersementasi baik akan lebih kuat dari partikel
kasar dan tersementasi buruk.
• Kekuatan massa batuan hanya akan sama dengan
kekuatan batuan utuh jika tidak ada bidang
diskontinyu. Bidang diskontinyu menyebabkan
kekuatan massa batuan kebih rendah.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Bidang diskontinyu

• Bidang diskontinyu terisi vs tidak terisi?


• Bidang diskontinyu terbuka vs tertutup?
• Bidang diskontinyu berpermukaan halus vs
berpermukaan kasar?
• Bidang diskontinyu berspasi rapat vs berspasi
lebar?

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Metoda perhitungan Faktor Keamanan
Lereng (Hoek and Bray, 2005)

Diagram Mohr menunjukkan Uraian gaya berat (W) pada blok lereng
kuat geser batuan terhadap bidang gelincir

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019 11
Pengaruh Air tanah dan baut batuan terhadap
Faktor Keamanan Lereng (Hoek and Bray, 2005)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019 12
Analisis kemantapan lereng

• Analisis kemantapan lereng mensyaratkan:


• Data base geologi (struktur geologi dan informasi
litologi).
• Model hidrogeologi.
• Estimasi kekuatan dan karakteristik deformasi
massa batuan dan bidang diskontinyu.
• Pemahaman gaya-gaya eksternal, misalnya yang
berhubungan dengan gempa bumi yang mungkin
bekerja pada lereng.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Model geologi

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Latar belakang

• Model geologi komprehensif mutlak diperlukan


untuk perancangan lereng.
• Tanpa model tersebut, perancang lereng harus
menggunakan data empiris kasar sehingga
kegunaan rancangan diragukan, kecuali untuk
evaluasi pra-kelayakan yang sangat sederhana.
• Pada tambang terbuka, model geologi seharusnya
ada dan, sepanjang adanya kerjasama yang baik
antara bagian geologi dan bagian geoteknik, hanya
diperlukan usaha sederhana untuk menghasilkan
model geoteknik yang baik.
Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Latar belakang

• Paket-paket program perencanaan tambang


memungkinkan konstruksi dan visualisasi model-
model komprehensif yang dapat mengandung:
• Informasi geologi dan struktur geologi.
• Distribusi kadar bijih atau kualitas batubara.
• Distribusi air tanah.
• Variasi sifat geoteknik.
• Sistem pemodelan ini sudah biasa digunakan pada
perusahaan-perusahaan tambang besar.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Latar belakang

• Saat ini, sudah dikembangkan interface yang


memungkinkan transfer data secara langsung dari
model-model tiga dimensi ke model-model jenis
lain untuk perancangan lereng.
• Harus dimungkinkan untuk mentransfer langsung
informasi geometri dan geoteknik dari model
geologi tiga dimensi menjadi model-model
kesetimbangan batas dan numerik untuk analisis
kemantapan lereng.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Pengumpulan data

• Titik awal dari semua pekerjaan mekanika batuan


adalah data base geologi yang menjadi dasar untuk
informasi jenis batuan, bidang-bidang diskontinyu
dan sifat-sifat batuan.
• Analisis yang canggih pun dapat menjadi tidak
berguna jika dasar informasi geologinya tidak cukup
atau tidak akurat.
• Metod-metode pengumpulan data geologi tidak
berubah banyak dan tidak ada yang bisa
menggantikan pemetaan lapangan dan pemerian
inti (Hoek, 1998).
Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Pengaruh struktur geologi terhadap
potensi longsoran (Hoek and Bray, 2005)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Pengumpulan data

• Data gologi dasar yang umumnya diperlukan adalah


litologi regional dan lokal, informasi struktur dan
hidrogeologi, pemerian inti rinci dan foto-foto yang
setiap waktu dapat diinterpretasikan oleh seorang
engineering geologist.
• Saat ini, hanya terdapat sedikit standar
pengumpulan data dimana jenis dan jumlah
informasi yang harus dikumpulkan sangat
bergantung kepada pendapat personal atau
organisasi pelaksana Keberlanjutan akan sulit
dijaga jika terjadi perubahan personal/organisasi.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Pengumpulan data

Contoh pemerian log


lubang bor geoteknik
Inti bor di dalam kotak inti

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Pengumpulan data

• Beberapa perusahaan telah membuat standar-


standar:
• Manual prosedur pengumpulan data geologi.
• Prosedur uji laboratorium mekanika batuan.
• Interpretasi dan penyajian hasil.
• Pengembangan manual perusahaan seperti di atas
dapat sangat berguna sepanjang tidak dibuat batas-
batas yang kaku untuk pengumpulan data dan
proses interpretasi.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Pengumpulan data

• Praktek saat ini mencakup juga penggunaan


beberapa skema klasifikasi massa batuan yang
secara spesifik disesuaikan untuk analisis
kemantapan lereng (Haines and Terbrugge, 1991;
Romana,1995; Chen, 1995).
• Pada sistem klasifikasi sifat-sifat massa batuan
dikarakterisasi menjadi satu angka  cenderung
menghasilkan penilaian kestabilan yang keliru.
• Asumsi pembatasnya perlu diketahui dan dikalibrasi
terhadap kondisi regional dan lokal.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Pengumpulan data

• Model geologi-geoteknik yang dapat digunakan


untuk memahami dan menganalisis proses
kongsoran lereng harus mengandung:
• Data struktur.
• Litologi.
• Mineralisasi dan alterasi.
• Pelapukan.
• Hidrogeologi.
• Karakteristik massa batuan.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Pengumpulan data

• Informasi terpenting adalah data struktur (struktur


mayor dan domain struktur).
• Informasi ini harus cukup rinci sehingga
kecenderungan statistikal dapat diperkirakan dan
digunakan sebagai input model analitik.
• Kekurangan dan anomali dalam data dapat menjadi
jelas selama proses konstruksi model geologi 
Memberikan petunjuk berguna bagi geologist
untuk mengembangkan program penyelidikan
lapangan lanjutan.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Pengumpulan data

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Pengumpulan data

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Beberapa hal penting

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Struktur mayor

• Kestabilan lereng besar akan dikontrol oleh bidang


diskontinyu mayor (batas litologi, bidang
perlapisan, patahan).
• Sangat penting bahwa proses pengumpulan data
untuk menjamin pengembangan model geologi
regional dan lokal dapat memasukkan struktur
mayor ini.
• Pemetaan struktur ini pada saat telah terpapar
pada lereng digunakan untuk memperbaharui
model gelogi secara terus menerus.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Struktur mayor

• Praktek saat ini cenderung untuk membagi


rancangan lereng ke dalam dua kategori:
• Rancangan ~ longsoran akibat struktur.
Misalnya, longsoran baji pada garis perpotongan
dua bidang diskontinyu dapat dianalisis dengan
model kesetimbangan batas  Rancangan
kadang-kadang dapat didasarkan pada analisis
kemantapan longsoran baji sederhana.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Struktur mayor

• Rancangan ~ longsoran akibat pelemahan


massa batuan oleh kehadiran kekar atau
struktur sekunder lainnya.
Asumsi yang sering digunakan adalah bahwa
struktur sekunder ini terdistribusi secara acak
dan kekuatan massa batuan ditentukan dengan
kriteria failure sederhana.
Pendekatan ini sering digunakan untuk analisis
kemantapan lereng keseluruhan (overall slope)
dimana umumnya bentuk longsoran spesifik
tidak dapat ditentukan.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Struktur mayor

Patahan terdapat
di belakang
longsoran dan di
sisi longsoran
pada lima sampai
tujuh jenjang
teratas

(Hoek et al., 2000)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Struktur mayor

 Pemodelan?
 Analisis?
 Setelah
pemotongan
lereng?

(Hoek et al., 2000)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Struktur mayor

 Massa batuan yang


longsor teralterasi dan
terkekarkan.
 Ada patahan di
belakang longsoran,
tetapi apakah patahan
ini yang menyebabkan
longsoran?
 Apakah longsoran
dapat dianalisis dan
lereng dirancang
ulang?
(Hoek et al., 2000)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kekuatan massa batuan

• Penentuan kekuatan massa batuan merupakan


kekurangan utama dalam praktek perancangan
lereng batuan.
• “Even in terms of the state-or-the-art there are
many unanswered questions and many opinions on
how this task should be performed in the low stress
environment that is characteristic of rock slopes,
particularly where weak/altered rocks are present”
(Hoek et al., 2000).
• Secara praktis, kebanyakan perancang lereng
menggunakan kriteria failure.
Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kekuatan massa batuan

Direct shear tests

Hoek-Brown failure criterion

Direct shear tests


and
Barton-Bandis shear failure criterion

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Alterasi

• Pada beberapa tambang bijih, bijih umumnya


berhubungan dengan zona batuan teralterasi
sebagai hasil proses pembentukannya.
• Pada beberapa area, alterasi ini umumnya sedang
& tidak memberikan pengaruh pada kekuatan
massa batuan.
• Tetapi, pada beberapa tambang di Andes
“the orebodies are surrounded by a halo of strongly
altered rock and the impact on rock mass strength,
and hence slope stability, is significant (Hoek et al.,
2000).
Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Contoh: Tambang Chuquicamata, Chile

 Alterasi potasik  Pengaruh minimum


 Alterasi kloritik  Pengaruh signifikan
 Alterasi kuarsa-serisitik dan argilik  Pengaruh mayor

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Air tanah

• Kehadiran air tanah dalam lereng batuan


merupakan faktor kritis dalam setiap analisis
kemantapan lereng.
• Tekanan air dalam bidang diskontinyu akan
mengurangi tegangan efektif dan, konsekuensinya,
kekuatan geser.
• Pengurangan tekanan dengan lubang bor-lubang
bor vertikal atau horisontal atau galeri penyaliran
akan meningkatkan kemantapan lereng.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Air tanah

• Kesulitan dalam menjaga piezometers dan saluran


penyaliran selama penggalian lereng  Alasan
untuk tidak memelihara kontrol dan pemantauan
kondisi air tanah.
• Air dari lubang-lubang penyaliran horisontal harus
dikumpulkan dan dikeluarkan ke daerah yang jauh
dari lereng aktif.
• Model air tanah yang baik merupakan komponen
penting dalam perancangan lereng yang besar.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Air tanah

• Tekanan air yang menyebabkan lebih banyak


masalah ketidakmantapan dan sepanjang tekanan
ini dapat dikurangi, lubang-lubang penyaliran tidak
perlu mengeluarkan aliran air yang besar.
• Konsep ini sering tidak dimengerti, sehingga
operator sering membuang pipa penyaliran yang
tidak mengeluarkan banyak air.
• Penilaian harus didasarkan pada respon
piezometers, yang lebih menunjukkan perubahan
tekanan dibandingkan perubahan volume aliran.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Air tanah

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Adanya genangan air di crest
lereng keseluruhan

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Lereng yang telah mengalami
kondisi ketidakmantapan

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Adanya genangan air di toe
lereng keseluruhan

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Lereng yang telah mengalami
kondisi ketidakmantapan

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Lereng yang telah mengalami
kondisi ketidakmantapan

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Contoh perubahan kuat geser
disebabkan oleh pelapukan pada simulasi
laboratorium
Typical test results are presented as marl sample A (carbonate component
content 54.6% and slake durability index Id2 =76.0%), and marl sample B
(carbonate component content 44.4% and slake durability index Id2 =
89.7%).

Miščević, P., & Vlastelica, G. (2014). Impact of weathering


on slope stability in soft rock mass. Journal of Rock
Mechanics and Geotechnical Engineering, 6(3), 240-250.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019 49
Tegangan in situ

• Semua model kesetimbangan batas didasarkan


pada beban gravitasi dan tegangan horisontal tidak
dipertimbangkan dalam analisisnya.
• Model numerik dapat mempertimbangkan
tegangan horisontal tetapi kebanyakan analisis
dengan model ini hanya menggunakan pendekatan
sederhana dimana tegangan horisontal adalah
proporsi tertentu dari tegangan vertikal.
• Pengukuran tegangan in situ di dekat lereng
biasanya jarang dilakukan karena pengaruh
tegangan ini umumnya dianggap tidak signifikan.
Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Tegangan in situ

• Berdasarkan hasil pemodelan numeriknya, Lorig


(1999) menemukan bahwa tegangan in situ tidak
mempengaruhi FK secara signifikan.
• Tetapi, tegangan in situ akan mempengaruhi
deformasi dan jika lereng terdiri atas material yang
dapat menjadi lemah akibat deformasi, tegangan in
situ akan mempunyai pengaruh penting pada
penurunan kekuatan yang tentu saja
mempengaruhi kemantapan lereng.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Tegangan in situ

• Sebelum melakukan pengukuran tegangan in situ


(yang mahal) di lokasi tertentu, mungkin akan lebih
baik untuk melakukan studi parametrik dengan
model tiga dimensi untuk melihat apakah variasi
tegangan horisontal akan secara signifikan
mempengaruhi tegangan terinduksi pada batuan
dekat permukaan dimana longsoran dapat terjadi.
• Jika tegangan horisontal pada zona failure
menunjukkan variasi yang besar, pertimbangan
serius harus diberikan kepada pengukuran
tegangan in situ di lapangan.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Tegangan in situ

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kerusakan akibat peledakan

• Dalam hal peledakan produksi skala besar,


kerusakan akibat peledakan dapat sampai berpuluh
meter ke massa batuan di belakang muka lereng,
karena retaknya batuan dan terbukanya kekar
akibat beban dinamik peledakan.
• Penetrasi gas peledakan dapat juga membuka
bidang diskontinyu yang ada, sampai jarak yang
cukup jauh dari muka lereng.
• Kerusakan akibat peledakan mengurangi
kekompakan massa batuan dan, sebagai akibatnya,
mengurangi kekuatannya.
Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kerusakan akibat peledakan

• Metode-metode untuk mengurangi kerusakan


akibat peledakan:
• Mengontrol jumlah bahan peledak yang
meledak per waktu tunda.
• Pre-splitting
• Smooth-blasting
• Buffer blasting
• Tetapi, harus dikompromikan antara fragmentasi
yang diharapkan dan ketidakrusakan massa batuan.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kerusakan akibat peledakan

Jenjang hasil peledakan Jenjang hasil peledakan


produksi normal pre-split

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kerusakan akibat peledakan

Digging limit
GSI = 40 and/or scm = 1 MPa

Blast damage rock


GSI > 40 and/or scm > 1 MPa

Blasted rock H
GSI < 40 and/or
scm < 1 MPa

In-situ rock mass

(Hoek & Karzulovic , 2000)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kerusakan akibat peledakan

Production Blast D
Large production blast, confined and with little or no 2 to 2.5 H
control
Production blast with no control but blasting to a free face 1 to 1.5 H

Production blast, confined but with some control, e.g. one 1 to 1.2 H
or more buffer rows
Production blast with some control, e.g. one or 0.5 to 1 H
more buffer rows, and blasting to a free face
Carefully controlled production blast with a free 0.3 to 0.5 H
face

(Hoek & Karzulovic , 2000)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kerusakan akibat peledakan

• Salah satu akibat kerusakan akibat peledakan


adalah kenampakan massa batuan pada muka
lereng menjadi tidak representatif.
• Karena pemetaan geoteknik dilakukan pada muka
lereng ini, perkiraan kekuatan geser kekar dan
massa batuan berdasarkan pemetaan ini menjadi
sangat rendah.
• Oleh karena itu, pengamatan terhadap inti bor
perlu dilakukan juga dalam evaluasi kekuatan
massa batuan, meskipun hal ini merupakan proses
kualitatif.
Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Kerusakan akibat peledakan

Peledakan Peledakan
terkontrol biasa

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Pengaruh gempa bumi terhadap
lereng (Seed, 1981)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Koefisien Seismik Horizontal
(Melo and Sharma, 2004)

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019 62
Perancangan lereng

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Metode kesetimbangan batas

• Model-model kesetimbangan batas dapat dibagi


dua:
• Model untuk longsoran akibat struktur
(longsoran bidang dan longsoran baji).
• Model untuk longsoran sirkular atau hampir
sirkular.
Model-model ini sudah digunakan hampir selama
40 tahun dan dapat dianggap sebagai alat
perancangan yang handal.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Longsoran bidang

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Longsoran baji

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Longsoran sirkular

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Metode numerik

• Model-model numerik untuk deformasi lereng saat


ini sudah umum digunakan, terutama pada
tambang terbuka besar.
• Metode-metode Elemen Batas (Boundary Element),
Elemen Hingga (Finite Element), dan Elemen
Distinct (Distinct Element) pada perkembangannya
saat ini, umumnya sudah cukup untuk pemodelan
lereng (Hoek et al., 2000).
• Proses belajar selama satu sampai dua tahun,
meskipun dengan bantuan konsultan.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Metode elemen hingga

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Metode elemen distinct

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Metode numerik

• Aspek tersulit: input realistik dan interpretasi.


• Dalam praktek, baik metode kesetimbangan batas
maupun metode numerik digunakan bersama-sama
untuk mendapatkan rentang solusi yang mungkin
untuk rentang input parameter.
• Meskipun manager dan perencana tambang
mungkin menganggap bagian geoteknik tidak
mampu memberikan satu rancangan definitif, akan
lebih realistik untuk melihat hasil studi parametrik
dibandingkan mengandalkan satu analisis tunggal.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Manajemen lereng

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Manajemen lereng

• Pada setiap tambang terbuka, sejumlah


ketidakmantapan lereng dapat terjadi di sejumlah
lokasi pada waktu tertentu.
• Pengelolaan hal ini merupakan “seni” dari sebuah
tambang terbuka yang baik.
• Ketidakadaan ketidakmantapan merupakan tanda
dari rancangan lereng yang terlalu konservatif, dan
juga menunjukkan manajemen tambang yang
tidak efisien.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Manajemen lereng

• Kerjasama engineering geologists, geotechnical


engineers dan mine planners:
i. Data yang sesuai dikumpulkan.
ii. Analisis yang sesuai dilakukan.
iii. Rancangan lereng disampaikan & dimengerti
oleh perencana tambang dan operator.
iv. Program pemantauan lereng yang baik
dilakukan untuk pemantauan lereng selama
umur tambang.
• Contingency plans harus dibuat.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Manajemen lereng

• Rancangan lereng didasarkan pada evaluasi


kemungkinan terbaik dari:
• Jenis dan karakteritik batuan.
• Struktur geologi.
• Kondisi air tanah.
• Rancangan lereng terbaik pun pasti melakukan
rata-rata dari informasi di atas dan variasi geologi
dan air tanah tidak selalu dapat dimasukkan dalam
rancangan dan dapat mempengaruhi kemantapan
lereng .

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Manajemen lereng

• Sebagai contoh, longsoran lokal jenjang di dekat


jalan angkut dapat menyebabkan dampak besar
terhadap tambang, meskipun lereng
keseluruhannya mantap.
• Peringatan dini tentang ketidakmantapan lereng
sangat penting dan pemantauan pergerekan lereng
telah terbukti sebagai metode yang paling handal
untuk mendeteksi ketidakmantapan lereng.
• Semakin akurat pengukuran ini, semakin cepat
masalah ketidakmantapan dapat dideteksi.

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019
Terima kasih

Pelatihan Geoteknik Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah 29 Juli -1 Agustus 2019 77

Anda mungkin juga menyukai