Pendekatan Terhadap Peran Serta Dalam Pengambilan Keputusan Strategik
Dalam pengambilan keputusan strategik, salah satu pendekatan yang umumnya digunakan adalah pendekatan kepanitiaan. Dengan adanya kepanitian maka frekuensi keterlibatan seseorang dalam proses pengambilan keputusan akan lebih meningkat. Adapun peran penting kepanitiaan yaitu untuk membahas atau melakukan analisis SWOT terhadap konsep seperti misi tujuan sasaran, merumuskan kekuatan dan kelemahan organisasi, serta peluang dan ancaman dari lingkungan. Sehingga, dari peranan kepanitiaan tersebut, dapat memunculkan berbagai disiplin ide atau gagasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan menghasilkan keputusan-keputusan yang lebih berbobot.
B. Teknik Peran Serta dalam Pengambilan Keputusan
Dalam proses pengambilan keputusan strategik salah satu teknik yang digunakan yaitu teknik interaksi pemikiran melalui persidangan. Teknik yang dipengaruhi oleh kuantitas peserta sidang, yaitu semakin kecil jumlah peserta maka semakin efektif sebuah proses pengambilan keputusan. 1. Sumbang saran ( Brainstorming) Teknik sumbang saran adalah sebuah teknik yang mengutamakan demokrasi dimana terdapat kebebasan dalam menyampaikan ide karena tidak adanya kekhawatiran untuk dikritik atau dihentikan dalam menyampaikan ide atau gagasan. Yang mana memungkinkan munculnya berbagai ide yang dapat diolah menjadi sebuah saran yang baik dalam pengambilan keputusan, namun dalam sumbang saran ini tidak terlepas dari kelemahan apabila dalam prosesnya terdapat individu atau kelompok yang sulit untuk dikontrol dan keluar dari semesta pembicaraan. 2. Teknik kelompok nominal ( The Nominal Group Technique/ NGT) Teknik kelompok nominal ini adalah teknik yang lebih jarang digunakan jika dibandingkan dengan teknik sumbang saran. Cara mengumpulkan pandangan dan penilaian perorangan dalam kondisi ketidakpastian dari inti permasalahan. Teknik ini paling tepat digunakan dalam kelompok kecil dan dalam durasi 90 menit dan tidak lebih dari 3 jam. a. Elemen-elemen teknik kelompok nominal 1) Adanya pertanyaan yang sudah dipikirkan secara matang untuk dirumuskan 2) Adanya kelompok khusus yang memiliki keahlian terhadap permasalahan 3) Pimpinan siding yang menguasai teknik kelompok nominal b. Persiapan teknik kelompok nominal Persiapan yang matang dan terdapat satu pertanyaan tunggal yang mana rumusan pertanyaan tersebut telah memiliki kemungkinan jawaban- jawaban terhadap pertanyaan. Selian itu, dilakukan pula persiapan untuk perlengkapan perangkat siding yang dibutuhkan, seperti alat tulis, papan, pelatihan dan simulasi khusus untuk menunjang kelancaran siding. c. Pelaksanaan siding teknik kelompok nominal. Membagi beberapa orang kedalam sub kelompok dan menjelaskan tujuan dan manfaat dari teknik yang digunakan dan peserta diminta untuk memberikan masing-masing jawaban dari pertanyaan Langkah-langkah dalam teknik kelompok nominal a. Silent of written ideas (8 menit) 1) Membagikan lembaran pertanyaan kepada peserta 2) Peserta diam dan tenangklarifikasi isi pertanyaan 3) Klasrifikasi isi pertanyaan b. Recording of ideas 1) Menjelaskan tujan langkah rof untuk mencatat ide-ide peserta siding 2) Meluruskan ide-ide yang tumpang tindih 3) Mencatat ide dipapan secepat mungkin 4) Papan kertas yang ditulisi untuk dilihat peserta Dimana penyampaian ide maksimal 2-3 menit c. Serial discussion of ideas 1) Menjelaskan ide-ide yang dipresentasikan dan meminta tanggapan peserta 2) Menghindari tanggapan / bertanya kepada pemilik ide 3) Mengutamakan peserta lainnya agar ide-ide dapat berkembang d. voting on ideas 1) Membagiikan kertas untuk menuliskan daftar ide 2) Membatasi waktu penulisan ide 3) Menuliskan hasil pemilihan ide 4) Memimpin rapat mengenai ketepatan terhadap hasil suara terbanyak pemilihan ide 3. Teknik Delphi Teknik Delphi atau teknik peran serta yang menghindari tatap muka antara peserta dalam proses pengambilan keputusan, menghindari pembica vocal, dimana tujuan dari teknik ini adalah untuk menghindari timbulnya konfrontasi dari pandandangan kontradiktif antar peserta 4. Kelompok Mutu Kelompok mutu atau kelompok pengambilan keputusan partisipatif. Kelompok mutu adalah suatu kelompok kecil yang terdiri atas pengawas dengan sejumlah karyawan yang bekerja dibagian tertentu (kelompok suka rela). Dimana kontribusi kelompok mutu tidak begitu besar dan hanya beberapa orang yang tertarik dalam kelompok tersebut karena cenderung dapat menciptakan hubungan yang kurang serasi antara karyawan. C. Konsep Zone of Acceptance Konsep zone of acceptance atau wilayah penerimaan atau zona setuju merupakan suatu situasi tempat seseorang dapat menerima suatu keputusan secara otomatis.. konsep yang menjawab pertanyaan bagaimana kedudukan seorang karyawan dalam pengambilan keputusan. Ada dua tes untuk mengetahui mana yang termasuk dalam zone of acceptance dan diluar zone of acceptance yaitu: 1. Tes relevansi yaitu tingginya peran serta bawahan dipengaruhi oleh kepentingan pribadi 2. Tes keahlian yaitu sejauh mana seseorang dapat berkontribusi terh adap penyelesian masalah. Adapun kategori di luar zone of acceptance jika bawahan merasa mempunyai kepentingan atau relevansi pegetahuan yang dimiliki untuk berkonstribusi dalam pengambilan keputusan. Dan di dalam ZOA jika isu tidak relevan dengan kepentingan bawahan. D. Bentuk Peran serta, produktifitas dan kepuasan kerja Dalam pengambilan keputusan dikaitkan dengan dampak yang dihasilkan menurut beberapa sampel artikel menyatakan bahwa ada lima sifat peran serta, yaitu formal-tidak formal, langsung tidak langsung, tingkat pengaruhnya, isi dari keputusan, dan jangka waktu singkat atau lama, sehingga dari lima sifat tersebut dapat dikombinasikan enam bentuk peran serta yaitu sebagai berikut 1. Peran serta mengambil keputusan dalam bidang tugas 2. Peran serta konsultatif 3. Peran serta jangka pendek 4. Peran serta informal 5. Kepemilikan karyawan 6. Peran serta perwakilan Menurut cotton menyimpulkan bahwa peran serta ternyata merupakan konsep yang multidimensional atau yang memiliki aneka ragam bentuk. Dengan demikian kriteria efektifitas akan terhgantung pada fator situasional seperti sifat dari suatu keputusan dan karakteristik dari bawahan yang bersangkutan.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik