Anda di halaman 1dari 7

URGENSI KECUKUPAN GIZI IBU HAMIL DALAM UPAYA PENCEGAHAN

STUNTING DI DESA JARIT KECAMATAN CANDIPURO KABUPATEN LUMAJANG

Yunita Maulidina, Nia Novita Sari, M Baharuddin Wachid, Fiantika Rizky Nurhayati

e-mail : Yunitamaulidina4444@gmail.com, Nianovyta@gmail.com, Samone53308@gmail.com,


Fiantikarizky@gmail.com.

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Abstrak

Kata Kunci: Urgensi, Kecukupan Gizi, Ibu Hamil, Stunting

Abstract:

PENDAHULUAN

Pentingnya manfaat dan tujuan pemenuhan gizi nutrisi ibu hamil dan janin dalam rangka
menjaga kesehatan ibu hamil dan janin di dalam kandungan perlu untuk diketahui dan dipahami
dengan baik dan benar oleh para ibu dalam masa kehamilan. Pemenuhan asupan gizi ibu hamil
perlu dijaga, karena dalam masa kehamilan tentunya bagi para ibu hamil yang mendapatkan gizi
seimbang dan baik diharapkan dapat terhindar dan mencegah dari risiko kesehatan baik bagi
janin dan ibu sendiri. Masalah kesehatan keluarga yang sering ditemui antara lain stunting
(pendek/kerdil), underweight (berat kurang), wasting (kurus), dan anemia pada ibu hamil.1

Stunting atau kurang gizi kronik adalah suatu bentuk lain dari kegagalan pertumbuhan,
dan kurang gizi kronik. Keadaan yang sudah terjadi sejak lama, bukan seperti kurang gizi akut.
Stunting dapat juga terjadi sebelum kelahiran dan disebabkan oleh asupan gizi yang sangat
1
Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta :Kementerian Kesehatan RI
kurang saat masa kehamilan, pola asuh makan yang sangat kurang, rendahnya kualitas makanan
sejalan dengan frekuensi infeksi sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Dampak yang dapat
ditimbulkan oleh stunting dalam jangka pendek adalah dengan terganggunya perkembangan
otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Dampak buruk dalam jangka panjang yaitu dengan menurunnya kemampuan kognitif dan
prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke,
dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada
rendahnya produktivitas ekonomi.2

Upaya perbaikan yang diperlukan untuk mengatasi stunting meliputi upaya untuk
mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya untuk
mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak langsung (intervensi gizi sensitif). Intervensi
gizi spesifik umumnya dilakukan di sektor kesehatan, namun hanya berkontribusi 30%,
sedangkan 70% nya merupakan kontribusi intervensi gizi sensitif yang perlu adanya penguatan
dan perluasan mengenai stunting dengan melibatkan berbagai sektor seperti ketahanan pangan,
ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, pendidikan, sosial, dan
sebagainya.3

Pencegahan stunting seharusnya sudah dilakukan dari masa kehamilan seorang ibu
terutama sejak 100 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Salah satu pencegahan stunting adalah
dengan cara meningkatkan pengetahuan seorang ibu perihal sikap dan perilaku yang sepatutnya
dilakukan dalam mencegah stunting. Karena kurangnya pengetahuan dan praktik yang tidak tepat
sehingga menjadi hambatan dalam peningkatan gizi karena pada umumnya banyak orang yang
kurang mengetahui tentang pentingnya gizi selama kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan
sangat penting bagi pertumbuhan kedepannya.

Kejadian stunting dapat terjadi pada masa kehamilan dikarenakan asupan gizi yang
kurang saat hamil, pola makan yang tidak sesuai, serta kualitas makanan yang rendah sehingga

2
Unicef Indonesia. (2012). Ringkasan kajian gizi ibu dan anak. Retrieved from http://www.unicef.or.id. Diunduh
tanggal 30 Agustus 2022.
3
Hafid F, Taqwin T, Linda L, Nasrul N, Ramadhan K, Bohari B. Specific Interventions to Prevent Stunting in Children
Under 2 Years after the Natural Disaster. Open Access Maced J Med Sci [Internet]. 2021 Feb 12;9(E):64–9. Available
from: https://oamjms.eu/index.php/mjms/article/v iew/5677
berdampak dengan terhambatnya pertumbuhan janin. Ibu hamil perlu mendapatkan makanan
yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang
Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.
Keterkaitan antara tingkat pendidikan, pengetahuan, serta sikap dalam memenuhi zat gizi selama
mengandung dengan perbaikan gizi dan kesehatan ibu hamil memiliki dampak yang signifikan.
Dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang kesehatan dan gizi perlu
adanya paket gizi sebagai tambahan makanan seperti vitamin A, susu ibu hamil, tablet zat besi
(FE) sebagai penambah darah pada ibu hamil dan ibu diberikan pemahaman tentang pola
pengasuhan yang tepat.4

Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada September
2021, prevalensi stunting di Kabupaten Lumajang adalah sebesar 30,1 persen. Angka itu
tergolong tinggi, dari jumlah tersebut membuat Lumajang berada di posisi ke-4 di Jawa Timur
untuk masalah stunting.5 Karena stunting dapat dicegah mulai dari ibu mengandung maka pada
tiap-tiap daerah di Kabupaten Lumajang terutama di Desa Jarit yang memiliki data ibu hamil
dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK) dan Risiko Tinggi (RISTI) akan mendapatkan
perhatian khusus dari Kader dengan pendampingan dan pedekatan ibu hamil serta keluarga.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode


observasional. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan Teknik pengambilan data
adalah dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi dengan objek penelitian merupakan
ibu-ibu hamil di Desa Jarit yang tersebar di Dusun Krajan, Dusun Kebonsari, Dusun
Uranggantung, dan Dusun Bulak Klakah. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu dengan cara mengumpulkan data yang bersifat deskriptif kemudian mengolah data
menjadi data yang bersifat inovatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4
Arnita S, Rahmadhani DY, Sari MT. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Upaya Pencegahan Stunting
pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi. J Akad Baiturrahim Jambi. 2020;9(1):7
5
Elita Sitorini, “Angka Stunting Lumajang Peringkat 4 di Jatim, Pernikahan Dini Jadi Salah Satu Penyebabnya”,
https://kabarlumajang.pikiran-rakyat.com/lumajang/pr-423871437/angka-stunting-lumajang-peringkat-4-di-
jatim-pernikahan-dini-jadi-salah-satu-penyebabnya, (diakses pada 29 agustus 2022, pukul 15.06).
Kegiatan penelitian ini diawali dengan melakukan observasi dan pengambilan data
dengan kelompok sasaran di Desa Jarit Kecamatan Candipuro dengan data dasar yang diperoleh
melalui Kelurahan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang. Langkah selanjutnya dari
perolehan data tersebut didapatkan bahwa angka kejadian stunting pada anak terbesar di area
Lumajang adalah di wilayah Desa Jarit. Penanganan pencegahan stunting dapat diatasi dengan
memberikan pengetahuan dan asupan gizi pada ibu hamil. Karena dengan tercukupinya asupan
gizi dari ibu hamil, gizi janin di dalam rahimnya akan dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik.6

Pada umumnya, ibu hamil dengan kondisi kesehatan yang baik dan tidak ada gangguan
gizi pada masa pra-hamil maupun saat hamil, akan menghasilkan bayi yang lebih besar dan lebih
sehat daripada ibu hamil yang kondisinya memiliki gangguan gizi. Kurang Energi Kronis (KEK)
berpotensi akan menyebabkan lahirnya anak dengan bentuk tubuh "stunting".7 Setelah
memperoleh data ibu hamil di Desa Jarit dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang. Dari data
tersebut diperoleh kondisi kesehatan ibu hamil mulai dari yang normal, KEK (Kurang Energi
Kronis), dan RISTI (Resiko Tinggi). Setelah mengetahui data-data ibu hamil tersebut, maka
diambil random sampel sebanyak 10 ibu hamil yang akan dilakukan survei dengan cara door to
door yaitu dengan mendatangi rumah kediaman ibu hamil. Selain mendatangi juga dilakukan
wawancara terhadap ibu hamil untuk mengetahui lebih dalam mengenai kondisi kesehatan dan
lingkungan disekitar ibu hamil.

Dari hasil survei dan wawancara, diperoleh kesimpulan bahwa permasalahan yang paling
banyak pada ibu hamil adalah mengenai pemenuhan gizi ibu hamil. Banyak faktor yang
mempengaruhi tidak tercukupinya asupan gizi pada ibu hamil seperti faktor internal seperti
pengetahuan yang kurang mengenai pentinganya asupan gizi pada ibu hamil, dan mual saat
mengkonsumsi nutrisi yang dianjurkan. Selain faktor internal, ditemukan pula faktor eksternal
seperti faktor ekonomi yang kurang mencukupi sehingga berdampak pada tidak tercukupinya
gizi pada ibu hamil. Penanggulangan masalah stunting harus dimulai dari sebelum anak
6
Picauly, I dan Toy SM. (2013). Analisis Determinan dan Pengaruh Stunting terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah
di Kupang dan Sumba Timur NTT. Jurnal Gizi dan Pangan, 8(1), 55-62

7
Soetjiningsih. (2015). Tubuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
dilahirkan dan bahkan sejak remaja hendaknya sudah dibekali pengetahuan mengenai stunting
sehingga diharapkan dapat memutus rantai stunting dalam siklus kehidupan. Dan yang paling
penting adalah mengetahui kondisi atau tercukupinya gizi sebelum dan ketika hamil, maka
persiapan kehamilan terutama mengenai pemenuhan gizi perlu diketahui dan dilakukan sejak
masa persiapan atau sebelum kehamilan sehingga pencegahan stunting dapat dilakukan lebih
optimal.

PENANGANAN IBU HAMIL

Masalah ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) disebabkan konsumsi zat gizi yang
masih kurang. Penyebab lain terjadinya Kurang Energi Kronis (KEK) adalah penyakit infeksi,
ibu hamil yang asupan makannya cukup tetapi menderita suatu penyakit atau sakit maka
mengalami masalah yang ditandai dengan menurunnya nafsu makan yang menyebabkan asupan
makan berkurang dan ibu hamil yang asupan makannya kurang dapat menurunkan daya tahan
tubuh sehingga mudah terserang penyakit. Tingkat pendidikan yang rendah, pengetahuan ibu
tentang gizi kurang dan pendapatan keluarga yang tidak memadai juga berpengaruh dalam
pemenuhan kebutuhan gizi ibu. Terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh,
jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuh setelah melahirkan, ibu hamil yang beban kerja yang tinggi juga
membutuhkan lebih banyak energi karena cadangan energinya dibagi untuk dirinya sendiri, janin
dan pekerjaannya.
Kecukupan gizi saat kehamilan sangat berpengaruh pada perkembangan fisik dan kognitif
bayi yang akan dilahirkan dan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayi dimasa
yang akan datang. Selama masa kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal. Untuk mengatasi kekurangan gizi yang
terjadi pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), salah satu program yang dilakukan
pemerintah Kabupaten Lumajang ialah dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil yang sudah berjalan sejauh ini ialah
pemberian biskuit lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin
dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan kategori KEK untuk mencukupi kebutuhan
gizi. Pemberian Makanan Tambahan bagi ibu hamil KEK dimaksudkan sebagai tambahan, bukan
sebagai pengganti makanan utama sehari-hari. Adapun jenis program lainnya ialah pemberian
makanan tambahan untuk pemulihan ibu hamil yang menderita KEK, yaitu pemberian makanan
bergizi yang diperuntukan bagi ibu hamil sebagai makanan tambahan untuk pemulihan gizi.
Makanan tambahan ibu hamil diutamakan berupa sumber protein hewani maupuan nabati
(misalnya ikan, telur, daging, ayam, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan
tempe).
Untuk wilayah Desa Jarit diketahui terdapat ibu hamil risiko tinggi yang pemeriksaan
kehamilannya belum optimal. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang risiko
tinggi, ada aktor pekerjaan ibu serta kebiasaan atau pengalaman hamil sebelumnya yang baik-
baik saja. permasalahan ini bisa diatasi dengan dilakukannya pelayanan langsung dengan dating
kerumah atau bisa disebut dengan Home Care. Penanganan ini diberikan bagi pasien atau ibu
hamil yang memiliki hambatan untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan sehingga perlu adanya
tindakan berupa kunjungan langsung ke rumah ibu hamil dengan risiko tinggi untuk melakukan
pemeriksaan atau pemantauan kehamilannya. Agar terjudnya optimalisasi pemantauan ibu hamil
dengan risiko tinggi melalui . Home Care maka dapat dilakukan dengan pemberian lembar
monitoring ibu hamil risiko tinggi dan laporan hasil kegiatan Home Care. Home Care dapat
memberikan dampak positif baik bagi puskemas maupun masyarakat dalam hal ini ibu hamil
dengan risiko tinggi. Bagi puskesmas, adanya pemantauan ibu hamil risiko tinggi melalui Home
Care merupakan peningkatan pelayanan kesehatan bagi kebidanan yang bisa meningkatkan pula
cakupan program pelayanan puskesmas khususnya Program Kesehatan Ibu dan Anak.
Sedangkan bagi ibu hamil dengan risiko tinggi dapat memberikan kepuasan atas pelayanan yang
didapatkan serta membuat ibu menjadi lebih memahami tentang kehamilan yang sedang dijalani
dan meyakini bahwa kehamilan dan persalinannya dapat berjalan normal tanpa komplikasi.
Dengan adanya penanganan berupa monitoring diharapkan dapat menekan angka ibu hamil
risiko tinggi di Desa Jarit.

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Yanti.(2021).Optimalisasi Pemantauan IBu Hamil dengan Risiko Tinggi Melalui Home Care di
Desa Lantongau Wilayah Kerja UPTD PUSKESMAS Mawasangka Tengah Kabupaten Buton
Tengah. Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar,Peran dan Kedudukan PNS.12

Novianti,dkk.(2022).Eektivitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu Hamil


Kekurangan Energi Kronik di Puskesmas Cikupa, Kabupaten Tangerang Jurnal Idea Pengabdian
Masyarakat.2,2-3

Sari,dkk.(2015).Pengelolaan Kehamilan 18 Minggu dengan KEK (Kekurangan Energo


Kronis).STIKES Telorejo: Semarang.1-2

Yanti,Cici,dkk.(2021).Pemberian Edukasi pada Kelas Ibu Hamil yang Mengalami Kekurangan


Energi Kronis di Wilayah Kerja Puskesmas. Empowering Society Journal. 2(2),2-6

Anda mungkin juga menyukai