Anda di halaman 1dari 14

Pitstop PROGNAS

PONEK

1. Apa yang diketahui tentang RSI menyelenggarakan Pelayanan PPA


PONEK Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) secara
terintegrasi dalam 24 jam dalam
bentuk tim yang merupakan
kolaborasi unit-unit kerja terkait,
yaitu Unit Gawat Darurat, Unit
Kamar Bedah dan Sterilisasi
(UKBS), Unit Intensive, Unit Rawat
Jalan

2. Di manakah letak ruang PoNEK di Di dalam ruang IGD Selur


RSI uh
karya
wan

3. Bagaimana cara RSI mendukung RSI menetapkan kebijakan yang berbunyi PPA
pemberian asi eksklusive (a) Mengedukasi ibu cara
menyusui yang benar dan cara
melakukan perawatan
payudara sehingga senantiasa
higienis dan produksi ASI
lancar;
(b) Menciptakan suasana,
mendidik dan mendorong ibu
menyusui, dan mendukung
bayi agar dapat diberi ASI oleh
ibunya sewaktu-waktu sesuai
dengan keinginan dan
kebutuhan bayi – on demand;
(c) Mengedukasi ibu bayi dan
keluarga untuk tidak
memberikan dot/kempeng
kepada bayi yang sedang
menyusu atau diantara waktu-
waktu menyusu,

4. Apakah ada tempat untuk di kamar bersalin, di ruang PPA


pengunjung di RSI yang akan perinatology, IRJ lantai 2 gedung
menyusui bayinya baru

5. Dimana tempat pojok laktasi di kamar bersalin, di ruang PPA


perinatology, IRJ lantai 2 gedung
baru

6. Di manakah bayi lahir dengan di Ruang Perina yang terletak di Karya


BBLR < 2000 gram harus di rawat lantai 2 Ruang Hasan wan
RSI

7. Dimanakah layanan untuk di Klinik Obgyn yang terletak di karya


pemeriksaan ibu hamil lantai 2 Gedung baru wan
RSI

8. Dimanakah pelayanan imunisasi di pelayanan imunisasi Karya


RSI diselenggarakan di Klinik Anak wan
yang terletak di lantai 1 Gedung RSI
baru

9. Dimanakah pelayanan tumbuh pelayanan tumbuh kembang


kembang di RSI diselenggarakan di Klinik Anak
yang terletak di lantai 1 Gedung
baru

10. Adakah leafleat yang menunjukkan Tunjukkan leafleat yang PPA


pemberian asi, imunisasi menunjukkan pemberian asi,
imunisasi
Jawaban : menunjukkan leafleat
Asi eksclusive, Imunisasi

11. Bagaimana jika ada ibu yang akan 1. Pasien diarahkan ke ruang PONEK PPA
melahirkan IGD yang akan diperiksa oleh
dokter dan perawat IGD, kemudian
perawatan dilanjutkan di kamar
bersalin di ruang Khadijah lantai 2
gedung baru.
2. Dalam kondisi yang tidak
memungkinkan ditransfer, maka
pasien akan dilakukan pertolongan
persalinan di ruang PONEK IGD.
3. Jika keadaan emergency dan
membutuhkan operasi maka
pasien bisa langsung dibawa ke
kamar operasi dari IGD.

12. Apakah bisa dipenuhi apabila RSI memperbolehkan suami atau PPA
pasien minta ditunggui suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
keluarga selama melahirkan bersalin sebagai perwujudan RSI
memberikan asuhan sayang ibu
dan bayi

13. Apakah yang dimaksud IMD, kapan IMD adalah Inisiasi Menyusui Dini PPA
dilakukan dilakukan dengan Kontak skin to
skin antara ibu dan dilakukan pada
bayi segera setelah lahir

14. Adakah ruang perawatan ibu Ruang perawatan setelah bersalin PPA
sesudah bersalin diselenggarakan di Ruang nifas

15. Apa yang dimaksud rawat gabung metode perawatan bersama ibu PPA
dan bagaimana pelayanan rawat dan bayi dalam satu ruangan
gabung di RSI

16. Bagaimana alur pelayanan pasien 1. Pasien diarahkan ke Ruang Karya


direncanakan operasi section PONEK di IGD terlebih dulu, kmd wan
sesaria di RSI akan dilanjutkan ke kamar RSI
bersalin, dan operasi dilakukan di
UKBS.
2. Jika keadaan emergency dan
membutuhkan operasi maka
pasien bisa langsung dibawa ke
kamar operasi dari IGD.

17. Apakah pelayanan tranfusi dan Pelayanan tranfusi dan tindakan PPA
tindakan operasi di RSI operasi dapat dilakukan setiap saat

18. Jelaskan tempat pelayanan Bank Darah yang terletak di Ruang PPA
kebutuhan darah untuk ibu hamil laboratorium
di Rsi

19. Bagaimana ketentuan tentang Pelaksanaan tindakan operasi yang PPA


uang muka perawatan untuk ibu sifatnya emergency diberlakukan
yang akan melahirkan di RSI tanpa uang muka

20. Apakah ibu hamil dapat melakukan senam ibu hamil dilaksanakan Karya
senam hamil di RSI untuk ibu hamil yang tidak ada wan
komplikasi dan dilaksanakan di RSI
lantai 2 gedung lama setiap hari
kamis jam 08.

TB

1. Bagaimana strartegi pelaksanaan Pelaksanaan pelayanan pasien PPA


pelayanan pasien yang menderita yang menderita tuberkulosis (TB)
tuberkulosis (TB) harus dlaksanaan berdasarkan
Strategi DOTS (Directly Observed
Treatment, Short-course)

2. Apakah RSI menyediakan ruang RSI Menyediakan ruang DOTS PPA


DOTS untuk pelayanan DOTS untuk pelayanan DOTS di Klinik
Umum, Klinik paru dan Unit
Laboratorium sesuai dengan jadwal
hari pengambilan OAT bagi pasien
kontrol yaitu dua kali seminggu
pada hari Rabu dan Jumat

3. Bagaimana SOP screening dan 1. Melakukan anamnesa keluhan PPA


penanganan kasus TB pasien dan pemeriksaan fisik.
2. Setiap orang dengan batuk
produktif selama 2-3 minggu
atau lebih, yang tidak jelas
penyebabnya, harus dievaluasi
untuk tuberkulosis.

4. Bagaimana pencatatan pasien Menggunakan formulir pencatatan PPA


terdiagnosa TB dan pelaporan yang digunakan
pada penerapan DOTS di RSI
Aisyiyah Malang, minimal formulir
TB 01, 02, 04, 09

5. Bagaimana screening dan alur A. Pasien terduga TB Paru PPA


pelayanan pasien TB di rawat jalan 1. Setiap pasien yang dicurigai sakit
TB paru harus diberi masker untuk
dipakai mulai saat pendaftaran,
selama menjalani pemeriksaan
sampai mendapatkan diagnosis.
2. Pasien terduga TB paru
ditempatkan terpisah dari pasien
yang lain untuk menghindari
penularan dan mendapatkan
prioritas untuk diperiksa lebih
dahulu.
3. Pasien yang sudah terdiagnosa TB
paru baik rawat inap maupun
rawat jalan selanjutnya diarahkan
ke klinik DOTS untuk
mendapatkan OAT atau Obat Anti
TB.
4. Pasien yang diberikan penyuluhan
dan dilakukan pencatatan pada TB
01, 02, dan 03.

B. Pasien TB lama/ kontrol


1. Pasien yang memulai pengobatan
TB di klinik DOTS, pengambilan
obat bisa dilakukan di klinik DOTS
dan harus kontrol terlebih dahulu
ke klinik dokter yang merujuk.
2. Pasien diarahkan ke ruang tunggu
yang sudah disediakan dan
terpisah dari pasien lain.
3. Pasien yang sudah mendapatkan
OAT diperbolehkan langsung
pulang.

C. Pasien TB Ekstra Paru


1. Pasien TB ekstra paru yang dirujuk
oleh dokter untuk pengobatan TB,
diarahkan langsung ke klinik DOTS
untuk mendapatkan OAT.
2. Pasien TB ekstra paru yang telah
memulai pengobatan di klinik
DOTS, diharapkan terlebih dahulu
untuk kontrol ke dokter yang
merujuk agar bisa dilakukan
follow-up.
3. Pasien TB ekstra paru yang telah
mendapatkan follow-up dan sudah
mengambil OAT diperbolehkan
langsung pulang.

D. Pasien TB Ekstra Paru


4. Pasien TB ekstra paru yang dirujuk
oleh dokter untuk pengobatan TB,
diarahkan langsung ke klinik DOTS
untuk mendapatkan OAT.
5. Pasien TB ekstra paru yang telah
memulai pengobatan di klinik
DOTS, diharapkan terlebih dahulu
untuk kontrol ke dokter yang
merujuk agar bisa dilakukan
follow-up.
6. Pasien TB ekstra paru yang telah
mendapatkan follow-up dan sudah
mengambil OAT diperbolehkan
langsung pulang.
6. Bagaimana pelayanan untuk Petugas TB memberikan edukasi PPA
pengambilan OAT bagi pasien jadwal kontrol dan pengambilan
kontrol OAT baik secara program atau
mandiri setiap hari Rabu dan
Jumat di Klinik DOTS

7. Dimanakah pelayanan untuk Unit Laboratorium di lantai 2 PPA


pemeriksaan dahak gedung lama

8. Apakah RSI memberikan pelayanan RSI melaksanakan pengobatan TB PPA


untuk memilih pengobatan TB strategi DOTS secara program
strategi DOTS secara tanpa biaya (tanpa biaya, OAT berasal dari
bantuan Dinas Kesehatan)

9. Bagaimana menangani pasien TB Melakukan pelacakan kasus PPA


yang tidak patuh/mangkir terhadap mangkir pada pasien yang tidak
jadwal pengobatan. datang untuk periksa
ulang/mengambil obat pada waktu
yang ditentukan

10. Bagaimana pelayanan di RSI Petugas TB memberikan PPA


terkait promosi kesehatan individu penjelasan kepada pasien,
pada pasien TB keluarga, dan pengawas minum
obat mengenai cara minum obat,
kepatuhan minum obat, efek
samping obat, dan komplikasi yang
mungkin ditimbulkan

11. Bagaimana pelayanan untuk pasien Melakukan rujukan pada RS yang PPA
pasien yang diduga/ mengalami TB lebih tinggi (RSSA) sesuai MoU
MDR. rujukan untuk pasien pasien yang
diduga/ mengalami TB MDR

12. Bagaimana pencegahan atau a. Diberi masker baik saat rawat Karya
mengurangi penularan lewat udara jalan maupun pasien yang akan wan
pada pasien yang batuk terus di rawat inap, RSI
b. Segera didahulukan saat
poli rawat jalan menunggu antrian pemeriksaan
di rawat jalan.

13. Bagaimana pemberian kekebalan pelayanan pemberian kekebalan TB PPA


TB melalui pemberian imunisasi BCC di
Poli Anak di lantai 2 gedung lama

14. Bagaimana pemberian obat Pasien menerima profilaksis TB PPA


pencegahan TB

HIV

1. Bagaimana SOP screening pasien A. Pasien di Instalasi Rawat Jalan PPA


terduga HIV 1. Semua pasien yang :
a. Mendapat Rujukan untuk
pemeriksaan laboratorium
dari semua dokter spesialis
yang ada di RSI Aisyiyah
Malang.
b. Ibu Hamil.
c. Terduga Tuberculosis.
d. Terduga Hepatitis B dan C.
e. Terduga IMS (Infeksi
Menular Seksual).
f. Pasangan ODHA.
g. Telah dilakukan sirkumsisi
pada orang dewasa.
Dilakukan konseling pra test
di poli VCT.
2. Konselor melakukan anamesa
dan memberikan edukasi.
3. Jika pasien setuju untuk
dilakukan test HIV, dilakukan
inform consent dan
terdokumentasi di formulir Test
dan Konseling HIV.
4. Konselor mengarahkan pasien
menuju Laboratorium.
5. Bila hasil test sudah keluar,
dilakukan konseling post test
oleh DPJP.

B. Pasien di Instalasi Rawat Inap


1. Semua pasien yang ada di
rawat inap dengan faktor resiko
dan semua ibu hamil yang
belum pernah dilakukan
screening akan dilaporkan oleh
perawat kepada DPJP untuk
dilakukan pemeriksaan HIV
2. Perawat mengisi formulir Test
dan Konseling HIV berdasarkan
data yang ada.
3. Perawat menghubungi
laboratorium untuk
pengambilan sampel.
4. Bila hasil sudah keluar dan
hasilnya reactive, DPJP akan
melakukan konseling kepada
pasien.

2. Bagaiman pengalihan perawatan pasien- pasien yang berisiko tinggi PPA


pasien HIV di RSI HIV/ AIDS, apabila hasil
pemeriksaan HIV reaktif, pasien
dirujuk ke RS rujukan yang
menangani pasien dengan
HIV/AIDS.

GERIATRI

1. Apa yang dimaksud dengan 1) Pelayanan yang diberikan kepada PPA


pelayanan geriatri pasien Lanjut Usia (usia 60/enam
puluh) tahun ke atas).

dengan kriteria:

a. memiliki lebih dari 1 (satu)


penyakit fisik dan/atau
psikis; atau
b. memiliki 1 (satu) penyakit
dan mengalami gangguan
akibat penurunan fungsi
organ, psikologi, sosial,
ekonomi dan lingkungan
yang membutuhkan
pelayanan kesehatan.

2. Selain pasien Lanjut Usia


sebagaimana dimaksud diatas,
pelayanan Geriatri juga
diberikan kepada pasien
dengan usia 70 (tujuh puluh)
tahun ke atas yang memiliki 1
(satu) penyakit fisik dan/atau
psikis.

2. RSI menyelenggarakan pelayanan Rumah Sakit menyelenggarakan PPA


geriatri tingkat apa jenis Pelayanan Geriatri tingkat
lengkap paling sedikit terdiri atas
rawat jalan, rawat inap akut, dan
kunjungan rumah (home care).

3. Bagaimana jika pasien geriatri Jika dibutuhkan perawatan inap PPA


membutuhkan rawat inap dilakukan dilakukan diruang rawat
inap biasa dengan sistem
kohorting.

4. Bagaimana pelaksanaan assesmen Paien geriatric dilakukan assesmen PPA


geriatri geriatric yang meliputi :
1. Pengkajian Status Fungsional
2. Status kognitif
3. Status sosial

5. Bagaimana pelayanan pasien Rumah sakit menjamin kemudahan PPA


geriatri di rawat jalan terhadap Pelayanan Geriatri sejak
pasien datang, masuk area rumah
sakit, melakukan pendaftaran,
akses menuju poli yang dituju,
pengambilan obat, pembayaran,
ruang tunggu, toilet sampai pasien
keluar rumah sakit dengan cara :
1. Berkas diserahkan ke TPPRJ.
2. Petugas TPPRJ memberi map
special needs kemudian
menghubungi perawat yang
berada di counter I atau counter
III.
3. Pasien dilakukan assessment
geriatric
4. Setelah diperiksa DPJP pasien
dianjurkan untuk pulang.

6. Bagaimana jika pasien geriatri pelayanan Geriatri di luar PPA


membutuhkan pelayanan di luar kemampuan tingkat lengkap, Tim
kemampuan RSI Terpadu Geriatari akan melakukan
sistem rujukan

7. Bagaimana ketentuan layanan RS membatasi jumlah obat yang PPA


geriatri terkait polifarmasi diberikan pada pasien lanjut usia,
yaitu 8 macam obat.

8. Bagaimana promosi dan edukasi Rumah Sakit melakukan promosi PPA


pada Warga Lanjut Usia di RSI dan edukasi sebagai bagian dari
Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut
Usia di Masyarakat Berbasis Rumah
sakit.

9. Apakah RSI melakukan home visit Tim geriatri RSI melaksanakan PPA
pada pasien geriatri pelayanan kunjungan rumah pada
pasien lanjut usia

PPRA

1. Apa yang dimaksud resistensi kemampuan mikroba untuk PPA


mikroorganisme terhadap bertahan hidup terhadap efek
antibiotic, apa penyebabnya antimikroba, sehingga antimikroba
tidak efektif dalam penggunaan
klinis

2. Apa yang dimaksud dengan PPRA Program Pengendalian Resistensi PPA


Antimikroba yang aktivitasnya
ditujukan untuk mencegah dan
atau menurunkan adanya mikroba
resisten dengan strategi:
1. Mengendalikan
berkembangnya mikroba
resisten dengan
penggunaan antibiotic
secara bijak
2. Mencegah penyebaran
mikroba resisten dengan
peningkatan ketaan
terhadap prinsip PPI
(pencegahan dan
pengendalian infeksi)

3. Apakah yang disebut pemberian 1) Antibiotika empiris diberikan pada PPA


antibiotika empiris dan antibiotika pasien yang secara klinis diduga
definitive atau diidentifikasi mengalami
infeksi bakteri diberi antibiotika
empiric, berdasarkan pola mikroba
dan kepekaan antibiotic setempat

2) Pemberian antibiotika definitive


adalah pemberian antibiotic
lanjutan yang didukung
pemeriksaan laboratorium dan
mikrobiologi yang diambil sebelum
pasien mendapat terapi antibiotic

4. Kapan diberikan antibiotika 48-72 jam, bisa diperpanjang bila PPA


empiris, berapa lama maksimal belum ada hasil kultur
pemberiannya mikrobiologi. Dengan pengendalian
lama pemberian antibiotic
menerapkan automatic stop order
sesuai indikasi pemberian
antibiotic.

5. Kapan diberikan antibiotika setelah ada hasil kultur PPA


definitive mikrobiologi

6. Apakah yang disebut antibiotika pemberian antibiotik pra bedah PPA


profilaksis dan apa tujuannya penggunaan antibiotik
sebelum, selama, dan paling lama
24 jam pascaoperasi pada
kasus yang secara klinis tidak
memperlihatkan tanda infeksi
dengan tujuan mencegah
terjadinya infeksi luka daerah
operasi.

7. Berapa jarak maksimal pemberian 30 menit PPA


antibiotika profilaksis dengan
tindakan bedah ( insisi)

8. Apa saja indicator mutu a. perbaikan kuantitas dan kualitas PPA


keberhasilan program PPRA penggunaan antibiotic
b. perbaikan pola sensitivitas
antibiotik dan penurunan mikroba
multiresisten yang tergambar
dalam pola kepekaan antibiotik
secara periodik setiap tahun
c. penurunan angka infeksi rumah
sakit yang disebabkan oleh
mikroba multiresisten, contoh
Methicillin resistant Staphylococcus
aureus (MRSA) dan bakteri
penghasil extended
d. spectrum beta-lactamase (ESBL)
e. peningkatan mutu penanganan
kasus infeksi secara multidisiplin,
melalui forum kajian kasus infeksi
terintegrasi.

Anda mungkin juga menyukai