Anda di halaman 1dari 2

Lahir di kota Linz Austria, 1953, Amina menghabiskan masa kecilnya di Munich, Jerman sampai

keluarganya pindah ke Salzburg. Saat itu Amina berusia 16 tahun.

Amina dibesarkan dalam keluarga yang konservatif secara agama. Kedua orangtuanya
mendidiknya untuk menjaga standar tinggi dalam moral dan etika.

Setelah lulus SMA, Amina kuliah biologi dan bekerja setengah hari di Universitas Salzburg.
Meski aktif dalam kegiatan agama di sana, Amina mulai memiliki keraguan terhadap ajaran
agamanya. Dia merasa agamanya itu bertentangan dengan penalaran logikanya.

Amina kemudian menikah dengan seorang pria dan menyelesaikan studi hingga mencapai gelar
doktor. Dari pernikahan itu, Amina dikaruniai dua anak.

Setelah bercerai, Amina mendapat pekerjaan penuh waktu di Universitas Salzburg. Pengetahuan
Amina tentang Islam saat itu hanyalah prasangka buruk, persis seperti yang diceritakan oleh
media.

Amina menikah untuk kedua kalinya dan masih mencari kebenaran. Namun Amina bercerai lagi
karena dia anggap suaminya telah memanfaatkan dirinya yang sudah punya pekerjaan dan
berpenghasilan tetap.

Amina menjadi wanita mandiri. Kini dia punya semuanya, kecuali batin yang masih mencari
kebenaran tentang Tuhan. September 2002, Amina memutuskan berlibur seminggu ke Mesir.
Tujuannya hanyalah bersantai dan tidak tertarik untuk bertemu seorang pria lagi di manapun.

Saat di Mesir, Amina berkenalan dengan Walid, pria lokal yang menjadi juru masak di hotel
tempat dia menginap. Ternyata Amina dan Walid saling jatuh cinta. Walid menulis surat bahwa
dia mengajak Amina menikah. Bingung, Amina belum memutuskan karena harus kembali ke
Austria.

Allah mungkin sudah membimbing hidup Amina. Amina menyadari ada hambatan yang jelas
seperti agama, budaya, bahasa, usia dan pendidikan antara dia dengan Walid.

Beberapa hari setelah kembali ke Austria, Amina mulai mengunjungi kursus Bahasa Arab oleh
profesor asal Mesir. Kursus itu juga mengajarkan banyak tentang Islam dan budaya Arab.

Tertarik untuk mempelajari lebih banyak tentang Islam, Amina membeli banyak buku dan
terjemahan Alquran. Amina terkejut ketika mengetahui pemahaman tentang Tuhan dan dunia
semuanya ada di Alquran.

Amina kemudian pergi ke Mesir untuk kedua kalinya. Kali ini Walid serius melamar Amina dan
mereka menikah dengan surat nikah lokal. Setelah mendapatkan visa untuk Walid, Amina
mengajak suaminya itu ke Austria.

Setelah kembali ke Austria, mereka menghubungi masjid di Salzburg dan Amina membeli lebih
banyak buku tentang Islam. Beberapa tahun Amina perlahan-lahan mulai belajar tentang Islam.
Salah satu buku yang membuat Amina semakin dalam mempelajari Islam adalah buku karya
Maurice Bucaille 'Alkitab, Quran dan Ilmu Pengetahuan Alam'. Buku itu membuktikan bahwa
semua pernyataan ilmiah dalam Alquran sesuai dengan penelitian ilmiah terbaru.

" Alquran merupakan wahyu Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya! Jika ini adalah kebenaran
dan saya percaya ini, saya harus menerima Alquran secara keseluruhan. Termasuk hukum
apapun di dalamnya," kenang Amina sebelum memutuskan menjadi seorang Muslimah.

Saat itu Amina ragu-ragu untuk membuat langkah dengan memeluk Islam. Masalahnya, Amina
tahu konsekuensinya, bahwa bila dia pindah agama maka dia harus mengikuti dan menjaga
aturannya juga termasuk tidak ada alkohol dan tidak ada daging babi.

" Saya juga harus berperilaku dalam cara yang tidak bertentangan dengan Alquran dan Sunnah."

Pada awal bulan Ramadan 2004, Walid bertanya kepada Amina, apakah sudah siap melakukan
langkah terakhir, memeluk Islam. Dan Amina akhirnya menerima Islam saat itu. Cr: dream.co.id

Anda mungkin juga menyukai