Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun untuk memenuhi tugas keperawatan komunitas

Dosen Pengampu:

RAHMAWATI, M. Kes

Nama Kelompok:

Faricha Fitria Nisa 20144010008

Abdulloh Ali Wafa 20144010009

Tritama Yogalupita Putra Supriyanto 20144010010

Muhammad Faisal Sofa 20144010011

Triya Lhosa Wahida 20144010012

Aulia Isnaini Munfarida 20144010013

Roni Hidayat 20144010014

Genduk Junita 20144010015

Shintia Fernanda 20144010016

Maria Ulfa 20144010017

Lia Khoirotun Nisak 20144010018

Erika Alvia Martasari 20144010019

Retno Tyas Maharsi 20144010020

Vinna Aulia Rahmawati 20144010021

Waffani Eka Lestari 20144010022

Indri Dwi Oktavia Cahyani 20144010023

Luluk Noor Farida 20144010024


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PENGKAJIAN

A. DATA INTI (Core)


I. DATA DEMOGRAFI
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Teknik pengkajian Hal yang dikaji


Wawancara Riwayat wiilayah RT X RW X Desa X di
kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro dahulu
merupakan suatu daerah yang Masa kehidupan
sejarah Indonesia Kuno ditandai oleh pengaruh
kuat budaya Hindu yang datang dari India sejak
Abad I. Hingga abad ke-16, Bojonegoro termasuk
wilayah kekuasaan Majapahit. Seiring dengan
berdirinya Kesultanan Demak pada abad ke-16,
Bojonegoro menjadi wilayah Kerajaan
Demak. Dengan berkembangnya budaya baru yaitu
Islam, pengaruh budaya Hindu terdesak dan
terjadilah pergeseran nilai dan tata masyarakat dari
nilai lama Hindu ke nilai baru Islam dengan
disertai perang dalam upaya merebut kekuasaan
Majapahit (wilwatikta). Peralihan kekuasaan yang
disertai pergolakan membawa Bojonegoro masuk
dalam wilayah Kerajaan Pajang (1586), dan
kemudian Mataram (1587).
Pada tanggal 20 Oktober 1677, status Jipang yang
sebelumnya adalah kadipaten diubah menjadi
kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara
Wetan, Mas Tumapel yang juga merangkap
sebagai Bupati I yang berkedudukan di
Jipang. Tanggal ini hingga sekarang diperingati
sebagai hari jadi Kabupaten Bojonegoro. Tahun
1725, ketika Pakubuwono II naik tahta, pusat
Data sekunder
pemerintahan Kabupaten Jipang dipindahkan dari
Jipang ke Rajekwesi, sekitar 10 km sebelah selatan
kota Bojonegoro sekarang.

Usia penduduk mayoritas dewasa pertengahan atau


40an, dan berprofesi sebagai petani

b. Data demografi
Teknik pengkajian Hal yang dikaji
Data sekunder 1. Usia
(angket, KK) Balita: 2
Remaja: 9
Dewasa: 21
Pertengahan: 28
Lansia: 7

Usia
lansia Balita Remaja
10% 3% 13%

Perten-
gahan Dewasa
42% 31%

2. Jenis kelamin
Laki-laki: 45% (30 orang)
Perempuan: 55% (37 orang)

Jenis Kelamin

Laki- laki
Perempuan 45%
55%

3. Suku bangsa: jawa


4. Agama: islam
5. Tingkat pendidikan: status pendidikan di
RT x mayoritas SMP- SMA

c. Statistik vital

Teknik pengkajian Hal yang dikaji


Data primer Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan hasil:
- Mayoritas warga mengalami masalah
kesehatan hipertensi.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil:
- Ketua kader RW X mengatakan dari jumlah
penduduk orang dewasa mayoritas
mempunyai riwayat HT
- Warga RT X mengatakan belum dilakukan
senam rutin hipertensi
Data sekunder Usia penduduk mayoritas dewasa pertengahan atau
40an, dan berprofesi sebagai petani

II. NILAI/KEYAKINAN PENDUDUK SETEMPAT

Seluruh penduduk desa X beragama islam. Di desa memiliki kebiasan yaitu


pengajian bergantian di setiap rumah warga. Penduduk setempat yakin bahwa
sedekah bumi merupakan wujud syukur masyarakat kepada Allah SWT.

III. SEJARAH

Desa x dikecamatan dander kabupaten bojonegoro ini rawan banjir.


B. PENGKJIAN SUBSISTEM
I. LINGKUNGAN FISIK
- Keadaan lingkungan rumah mayoritas bersih dan ada beberapa yang
kotor karena digunakan untuk berwirausaha.
- Keadaan perumahan cukup bersih dengan adanya ventilasi dan
pencahayaan yang baik.
- Kualitas air bersih mayoritas berasal dari sumur dan PAM
- Pengkajian sampah: mayoritas penduduk RT X membuang sampah
dengan dibakar dan bahkan ada yang dibuang di waduk.
- Pembuangan air limbah untuk RT X ini sebagian besar di GOT
dengan keadan lancer tetapi ada juga yang bau.
- Mayoritas penduduk RT X menggunakan rumah tipe semi permanent
atau setengah tembok yang merupakan rumah milik sendiri
- Mayoritas penduduk RT X memiliki kandang yang terletak diluar
rumah, sebagian yang menempatkan kandangnya didalam rumah pun
ditempatkan terpisah.
- Semua penduduk RT X memiliki jamban dirumahnya masing-masing
dan hamper seluruh warga menggunakan jamban leher angsa dengan
keadaan yang bersih, hanya ada satu kk yang menggunakan jamban
cempung.
- Untuk pemanfaatan halaman sebagian besar ditanami sayuran ada juga
yang digunakan untuk berindustri.
Penyediaan air bersih
Lain-lain (pompa
air 3, sumberan
1)
21% PAM
26%
Sumur
53%

Penyedian air bersih


Sumur
6%
Lain-lain (air mineral
7, air isi ulang 5,
pompa air 3, sum-
beran 1
94%

Pengelolaan air minum


Selalu dimasak Kadang-kadang dimasak
Tidak pernah dimasak Air mineral
Air isi ulang
16%
37%

47%

Kebiasaan membuang
sampah
Ditimbun Dibakar
Diangkut petugas Lain-lain

32%

68%
II. PENDIDIKAN
- Terdapat sekolah dilingkungan RT X RW X sehingga tidak ada penduduk
usia sekolah yang tidak bersekolah.
- Terdapat sekolah non formal yaitu TPQ dimasjid maupun dimushola RT X.

III. FASILITAS UMUM DAN KESEHATAN


- Jumlah sekolah yang tidak sedikit membuat penduduk RT X bisa
memanfaatkan sarana tersebut untuk menimba ilmu
- Kegiatan karang taruna selalu dilakukan seperti menyambut hari
kemerdekaan dengan menggelar lomba untuk anak- anak hingga orang
dewasa.
- Pengajian yang dilakukan secara rutin setiap bulan selalu disambut antusias
oleh warga sekitar yang dibuktikan banyak yang menghadirinya.
- Sarana olahraga yang selalu digunakan oleh pemuda-pemuda untuk
melakukan olahraga sepak bola maupun volley setiap sore.
- Mayoritas warga RT X membawa anggota keluarganya ke bidan/polindes
terdekat jika sedang sakit.

IV. SOSIAL EKONOMI


- Untuk warga RT X yang berusia produktif mayoritas bekerja sebagai petani,
tapi ada juga yang profesi wiraswasta.
V. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI
- Masyarakat menggunakan transportasi pribadi dalam mobilisasi
- Kondisi lalulintas jalan ramai lancar dan kondisi jalan baik.
- Terdapat pos kampling untuk menjaga keamanan lingkungan rumah.

VI. POLITIK DAN PEMERINTAHAN


- Selalu dilakukan posyandu selama sebulan sekali untuk balita dan lansia
- Pemuda karang taruna juga aktif dalam melakukan kegiatan misalnya
kegiatan amal maupun acara acara perayaan desa.

VII. KOMUNIKASI
- Desa x menggunakan metode komunikasi grup wa dalam menyampaikan
informasi, tetapi juga masih menggunakan pengeras suara dan juga papan
pengumungan untuk warga yang tidak mengerti teknologi komunikasi
modern.

VIII. SARANA REKREASI


- Sarana rekreasi untuk desa yaitu playground untuk sekedar jalan-jalan
atau membeli jajanan pinggir jalan.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun untuk memenuhi tugas keperawatan komunitas

Dosen Pengampu:
RAHMAWATI, M. Kes

Nama Kelompok:

1. Luluk Romsukhah (20144010001)


2. Dini Rahmawati (20144010002)
3. Heni Erlina (20144010031)
4. Alvian Cahyo. N (20144010032)
Analisa Data

No Data etiologi Masalah


1 DS: Keterbatasan Defisit
- Ketua kader RW X sumber daya Kesehatan
mengatakan dari komunitas
jumlah penduduk 21
orang dewasa
mayoritas
mempunyai riwayat
HT
- Warga RT X
mengatakan belum
dilakukan senam
rutin hipertensi
DO:
Berdasarkan data yang
diperloleh :
- Mayoritas warga
mengalami masalah
hipertensi
2 DS: Ketidakadekuatan Koping
Berdasarkan hasil pengkajian sumber daya komunitas tidak
di desa X pengelolaan untuk efektif
limbah sampah dan air tidak memecahkan
efektif masalah
DO:
- Terdapat 6 rumah
warga dari 17 rumah
di RW X mengelola
sampah dengan cara
ditimbun
- Terdapat 13 rumah
warga dari 17 rumah
di RW X mengelola
sampah dengan cara
ditimbun
- Terdapat 10 rumah
warga dari 17 rumah
di RW X mengelola
air limbah dengan
cara di buang ke got
dan kadang
menimbulkan bau tak
sedap
- Terdapat 4 rumah
warga dari 17 rumah
di RW X mengelola
air limbah dengan
cara dibuang di
sungai

3 DS: Kurang terpapar Perilaku


Berdasarkan hasil informasi kesehatan
wawancara per KK cenderung
dikatakan bahwa mayoritas beresiko
warga membuang air limbah
maupun sampah dengan
sembarangan
DO:
- Terdapat 2 rumah
dari yang memiliki
kandang didalam
rumah
- Mayoritas warga
membuang air limbah
maupun sampah
dengan sembarangan

Prioritas

No Masalah A B C D E F G H I J K L Total Urutan


skor prioritas
1 Defisit 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 41 3
Kesehatan
komunitas
2 Koping 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 45 1
komunitas tidak
efektif
3 Perilaku 5 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 42 2
kesehatan
cenderung
beresiko

Keterangan Huruf :

A = Sesuai dengan peran perawat komunitas

B = Sesuai dengan program pemerintah

C = Sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan

D = Risiko terjadi

E = Risiko parah

F = Minat masyarakat

G = Kemudahan untuk diatasi

H = Tempat

I = Dana

J = Waktu

K = Fasilitas

L = Petugas

Pengisian Skor :

1 = Sangat rendah

2 = Rendah

3 = Cukup

4 = Tinggi

5 = Sangat tinggi
DIAGNOSA KEPERWATAN

1. Diagnosa Aktual
Defisit Kesehatan komunitas b.d keterbatasan sumber daya pada agregat dewasa di desa
X dibuktikan dengan :
 21 orang dewasa mayoritas mempunyai riwayat HT
2. Diagnosa Resiko
Perilaku kesehatan cenderung beresiko dibuktikan dengan :
 Terdapat 2 rumah dari yang memiliki kandang didalam rumah
3. Diagnosa Promkes / Kesejahteraan
Koping komunitas tidak efektif pada agregat masyarawakt di wilayah Desa X
 Terdapat 6 rumah warga dari 17 rumah di RW X mengelola sampah dengan cara
ditimbun
 Terdapat 13 rumah warga dari 17 rumah di RW X mengelola sampah dengan cara
ditimbun
 Terdapat 10 rumah warga dari 17 rumah di RW X mengelola air limbah dengan
cara di buang ke got dan kadang menimbulkan bau tak sedap
 Terdapat 4 rumah warga dari 17 rumah di RW X mengelola air limbah dengan
cara dibuang di sungai

Anda mungkin juga menyukai