Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH ILMIAH

ANALISA KEBERHASILAN SHOPEE DALAM PERSAINGAN E-COMMERCE

Disusun Oleh :
Christopher Chendra / 130220221

Pengantar E-Business
Kelas Paralel E
FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS SURABAYA
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas makalah yang terlampir adalah
murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarism.
Nama : Christopher Chendra
NRP : 130220221
Kelas Paralel : E
Mata Kuliah : Pengantar E-Business
Judul Makalah : ANALISA KEBERHASILAN SHOPEE DALAM PERSAINGAN E-
COMMERCE
Tanggal : 27 Juni 2022
Demikian STATEMENT OF AUTHORSHIP ini dibuat dengan sebenarnya.

Christopher Chendra

130220221
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, setiap manusia pasti tidak lepas dari transaksi
jual beli, entah itu kebutuhan primernya, kebutuhan sekundernya, maupun kebutuhan
tersiernya. Hal ini tidak hanya berlaku kepada konsumen saja, akan tetapi produsen atau
pengusaha yang menjual produknya demi mendapatkan keuntungan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya. Transaksi konvensional atau biasa dikatakan transaksi tradisional
(jual-beli terjadi di pasar tradisional) telah ada sejak dahulu. Tetapi, seiring berjalannya
waktu, perlahan dunia mulai masuk kepada era dimana semua dapat diakses melalui
smartphone.
Teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat yang membuat perilaku
konsumen dan produsen / penjual dan pembeli pun berubah. Teknologi membuka peluang
baru kepada para produsen secara khusus dalam melakukan penjualan secara online. Dalam
melakukan transaksi, kini sangatlah mudah dengan adanya teknologi dimana pembeli tidak
perlu mendatangi penjual untuk melakukan transaksi. Mereka hanya perlu menggunakan
smartphone untuk membeli secara online, dimanapun dan kapanpun mereka mau.
Teknologi memperkenalkan kita dengan istilah e-business dan e-commerce. Banyak
perusahaan melakukan e-business dan e-commerce, dengan harapan dapat menjangkau
banyak konsumen dari berbagai kalangan sehingga mendapatkan keuntungan bagi
perusahaannya. Memang benar bahwa di Indonesia, peluang untuk melakukan hal ini tentu
sangat baik, akan tetapi disamping keunggulan tersebut, tetap terdapat resiko dan tantangan
bagi pelaku bisnis untuk dapat bertahan dan berhasil dalam melakukan e-business dan e-
commerce.
Begitu banyak pelaku bisnis yang gagal dalam melakukan e-business dan e-commerce.
Penyebab utama nya yaitu kurangnya pengetahuan dan pertimbangan serta pengalaman dan
modal yang dibutuhkan untuk melakukan e-business dan e-commerce. Tetapi, tentu saja juga
terdapat banyak pelaku bisnis yang telah berhasil dengan cara yang benar.
1.2 Rumusan Masalah

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Social Marketing
Tujuan pemasaran social adalah untuk mendorong pelanggan potensial untuk menjadi
penggemar produk atau layanan perusahaan dan terlibat dengan bisnis, dan dengan demikian
penggemar akan berbagi antusiasme mereka dengan teman-teman mereka sehingga dapat
menciptakan komunitas. Inti dari pemasaran social adalah tidak lain untuk memperkuat merk dan
mendorong penjualan. Dalam melakukan Teknik social marketing, tentunya tidak lepas dari
media atau jejaring social.
Ada 5 langkah dalam proses pemasaaran social yaitu akuisisi penggemar, keterlibatan,
amplifikasi, komunitas dan kekuatan merk (Penjualan). Kampanye pemasaran social dimulai
dengan akuisisi penggemar, dengan menggunakan berbagai cara, dari iklan bergambar hingga
umpan berita untuk menarik perhatian. Selanjutnya yaitu menghasilkan keterlibatan, yang
menggunakan berbagai alat untuk mendorong pengguna berinteraksi dengan konten (foto dan
teks yang menarik, ataupun meggunakan jasa pemasaran influencer) dan merk perusahaan.
Setelah melibatkan pengunjung, perusahaan dapat memulai mendorong pengguna untuk
memengaruhi orang terdekat mereka untuk menyukai konten atau mengikuti jejaring social
perusahaan. Setelah mendapatkan banyak pengikut, hal yang dapat dilakukan adalah
menciptakan komunitas yang secara tidak langsung dapat memperbesar pangsa pasar serta akan
memperkuat merk perusahaan.
2.2 Mobile Marketing
Pemasaran seluler melibatkan penggunaan perangkat seluler seperti smartphone dan
ataupun tablet computer untuk menampilkan iklan banner, multimedia, video, game, email, teks
pesan, kode QR, teks pesan toko online, dan kupon. Saat ini, tidak hanya anak muda saja yang
menggunakan perangkat seluler, orang dewasa pun menghabiskan kebanyakan waktunya
menggunakan media social. Perangkat seluler digunakan untuk hiburan, bersosialisasi,
berkomunikasi dan berbelanja secara online.
Pengguna seluler menghabiskan waktu hampir 90% menggunakan aplikasi smartphone
terutama aplikasi terkenal dan teratas pengguna. Hal ini berdampak jelas bagi pemasar untuk
menempatkan iklan diaplikasi daripada menjelajahi web, khususnya diaplikasi teratas seperti
Youtube, Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya (Setidaknya 100 aplikasi teratas). Dengan
menggunakan aplikasi sebagai sarana beriklan, pemasar tentu saja akan mempertimbangkan
untuk menggunakan iklan video dibandingkan iklan bergambar atau teks karena dapat menarik
perhatian konsumen lebih cepat dan tepat. Dalam mobile marketing, terdapat berbagai tantangan,
terutama terkait masalah privasi mengenai data yang dikumpulkan oleh perangkat seluler. Selain
itu, tantangan yang lainnya adalah konten yang tidak menarik dan membuat konsumen merasa
terganggu dengan iklan tersebut yang terus menerus muncul.
2.3 Privacy and Information Rights
Klaim atas privasi terletak pada hak moral individu untuk dibiarkan sendiri, bebas dari
pengawasan atau campur tangan dari individu atau organisasi lain, termasuk negara. Privasi
adalah salah satu penopang yang mendukung kebebasan: tanpa privasi yang diperlukan untuk
berpikir, menulis, merencanakan, dan berserikat secara mandiri dan tanpa rasa takut, kebebasan
sosial dan politik, khususnya kebebasan berekspresi, dilemahkan, dan mungkin dihancurkan.
Privasi informasi adalah bagian dari privasi yang bertumpu pada 4 premis utama.
Pertama, individu memiliki hak moral untuk dapat mengontrol penggunaan informasi apa pun
yang dikumpulkan tentang mereka, apakah mereka setuju atau tidak untuk pengumpulan
informasi di posisi pertama. Individu harus dapat mengedit, menghapus, dan membentuk
penggunaan online mereka informasi pribadi oleh pemerintah dan perusahaan bisnis. Kedua,
individu memiliki hak moral untuk mengetahui kapan informasi dikumpulkan tentang mereka
dan harus memberikan persetujuan mereka sebelum mengumpulkan informasi pribadi mereka.
Ini adalah prinsip "persetujuan yang diinformasikan" Ketiga, individu memiliki hak atas proses
informasi pribadi. Keempat, individu memiliki hak untuk menyimpan informasi pribadinya
dalam cara yang aman. Sistem catatan pribadi harus memiliki prosedur untuk melindungi
informasi pribadi dari penyusupan, peretasan, dan penggunaan yang tidak sah.
Perusahaan E-Commerce mengumpulkan beberapa data pribadi, yang didefinisikan
sebagai data apa pun yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, menemukan, atau hubungi
seseorang. Data lainnya informasi anonim, di mana identitas orang tersebut bukan nama tetapi
kode yang diberikan yang mencakup informasi demografis dan perilaku, seperti: usia, pekerjaan,
pendapatan, kode pos, etnis, perilaku menjelajah dan masih banyak lagi.
2.4 Online Content
85% pengguna Internet menonton video online dari berbagai jenis, dan 60% pengguna
Internet mengunjungi berita online situs seperti Yahoo News. Bermain game digital juga sangat
populer. Apa yang diungkapkan ini adalah Pengguna internet mempertahankan kedekatan
mereka dengan format tradisional—acara TV dan film, musik, berita, game, dan buku—dan
menghadirkan selera ini ke Internet dan perangkat seluler mereka. Pada tahun-tahun awal,
beberapa survei menemukan bahwa sebagian besar Internet penonton diharapkan tidak
membayar apa pun untuk konten online meskipun persentasenya sama besar usia bersedia
menerima iklan dengan imbalan konten gratis. Kenyataannya, di awal Web, tidak banyak konten
berkualitas tinggi. Awalnya hanya sedikit yang mengira model pembayaran bisa bersaing dengan
model "bebas", dan banyak analis Internet percaya bahwa informasi di Internet harus gratis.
Industri film dan sistem TV kabel dan kabel penyedia konten memiliki sejarah yang sama sekali
berbeda: mereka selalu mengenakan biaya untuk layanan dan konten, dan eksekutif serta investor
mereka tidak pernah berpikir bahwa informasi harus gratis.
Saat ini, ada tiga model pendapatan untuk pengiriman konten di Internet. Itu dua model
pembayaran adalah langganan (biasanya "makan sepuasnya") dan a la carte (bayar untuk apa
Kau gunakan). Model ketiga menggunakan pendapatan iklan untuk menyediakan konten secara
gratis, kadang-kadang kali dengan opsi freemium (harga lebih tinggi).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Social Marketing pada Perusahaan E-Commerce Shopee
Dalam situasi COVID-19, tentu saja kebutuhan masyarakat tetap harus dipenuhi.
Kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka dalam situasi PPKM,
Shopee melihat sebuah peluang dan melakukan kampanye berjudul “Shopee dari Rumah”.
Kampanye ini merupakan upaya dann solusi yang dihadirkan Shopee Indonesia agar pengguna
dapat memenuhi kebutuhannya. Kampanye ini menghadirkan berbagai promo dan kupon
cashback atau gratis ongkir hingga diskon.
Shopee juga melakukan iklan dalam bentuk video dengan menghadirkan berbagai aktris,
actor seperi Jackie Chan bahkan pemain speak bola terkenal yaitu Cristiano Ronaldo dengan
video yang berdurasi cukup pendek namun menarik perhatian pengunjung. Shopee
menghadirkan iklan tersebut di berbagai platform terkenal seperti YouTube dan Instagram serta
media lainnya. Shopee memperkenalkan diri dengan tujuan menjangkau pasar yang lebih luas
dan memperkenalkan kampanye yang tentu saja menarik perhatian pengguna karena
menghadirkan megabintang terkenal.
Selain kampanye Shopee dari Rumah yang baru saja dilakukan Shopee, ia juga
melakukan kampanye setiap bulan dimana angka bulan dan tanggal yang sama, Shopee akan
melakukan Diskon besar-besaran, seperti contohnya Shopee 3.3 berarti ditanggal 3 bulan maret
akan diadakan promo yang tentu saja bertujuan menarik konsumen untuk melakukan transaksi
lebih banyak. Kampanye yang dibuat oleh Shopee, tidak hanya bertujuan memperbanyak
transaksi pengguna, melainkan membuat pengguna menjadi loyal dan secara tidak langsung
mempromosikan Shopee kepada teman terdekat mereka. Shopee juga memiliki Komunitas
Seller.
3.2 Mobile Marketing oleh Perusahaan E-Commerce Shopee
Sebagai perusahaan E-Commerce dalam bentuk Aplikasi, target pasar Shopee tentu saja
seluruh masyarakat yang menggunakan perangkat keras seperti Smartphone, Laptop, tablet, dan
lainnya, karena untuk menggunakan Shopee tentu saja membutuhkan perangkaat tersebut.
Dengan target pasar tersebut, Shopee melakukan pemasaran seluler dengan menampilkan video
iklan diberbagai platform media social seperti YouTube, Instagram, Facebook, dan lain-lain.
Video iklan yang dihadirkan Shopee menggunakan influencer ternama seperti actor dan
aktris papan atas bahkan holywood, grup k-pop BLACKPINK, dan bahkan pemain speak bola
Cristiano Ronaldo. Hal ini tentu saja menarik perhatian pengguna, sehingga dengan pemasaran
berbentuk iklan video yang ditampilkan Shopee tersebut, Shopee dapat menjangkau pasar lebih
luas.
3.3 Keamanan Informasi dan Privasi data Pengguna Shopee
Shopee sebagai perussahaan E-Commerce, tentu saja membutuhkan data pribadi bagi
pengguna Aplikasi Shopee sebagai alas an untuk memproses transaksi dan keperluan
administrasi akun pengguna, baik itu sebagai penjual maupun pembeli. Informasi yang
dibutuhkan tentu saja bersifat pribadi, sehingga Shopee berkomitmen untuk melindungi data
pengguna dan mematuhi semua undang-undang perlindungan data dan privasi yang berlaku.
Sebagai pengguna Shopee, kita diberikan hak untuk dapat :
 Meminta informasi mengenai data pribadi apa saja yang Shopee miliki mengenai
pengguna.
 Meminta perubahan atau pembaruan data pribadi.
 Meminta data pribadi untuk dapat dihapus.
Dengan cara tersebut, Shopee menarik kepercayaan pengguna untuk tidak takut mengenai
keamanan data pribadi mereka.
3.4 Online Content Perusahaan E-Commerce Shopee

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR REFERENSI
https://www.google.com/amp/s/cerdasbelanja.grid.id/amp/522780915/5-fitur-kampanye-shopee-
dari-rumah-cashback-50-hingga-makan-geratis
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/money/read/2021/07/14/144026226/
kampanye-shopee-dari-rumah-bantu-masyarakat-penuhi-kebutuhan-selama-ppkm

Anda mungkin juga menyukai