Anda di halaman 1dari 50

LP2PPM

Seminar
Nasional
PRA-MUKTAMAR
MUHAMMADIYAH
DI Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 6 Agustus 2022
KELEMBAGAAN DAN MANAJEMEN
PESANTREN MUHAMMADIYAH:
REALITAS DAN TANTANGAN
MASA DEPAN
Dr. H. Maskuri, M.Ed.
Ketua
Lembaga Pengembangan Pesantren
PP Muhammadiyah
KELEMBAGAAN PESANTREN PERSPEKTIF
Muhammadiyah dan UU 18 Tahun 2019

MUHAMMADIYAH UNDANG-UNDANG
• Pesantren Muhammadiyah adalah • Pondok Pesantren, Dayah, Surau, Meunasah, atau
lembaga pendidikan keagamaan sebutan lain yang selanjutnya disebut Pesantren adalah
Islam sebagai satuan pendidikan lembaga yang berbasis masyarakat dan didirikan oleh
yang secara integral perseorangan, yayasan, organisasi masyarakat Islam,
menyelenggarakan pendidikan dan/atau masyarakat yang menanamkan keimanan dan
umum dan/atau kejuruan (Pedoman ketakwaan kepada Allah Swt., menyemaikan akhlak mulia
PPM Pasal 1 (16) serta memegang teguh ajaran Islam rahmatan lil'alamin
yang tercermin dari sikap rendah hati, toleran,
• Pesantren merupakan satuan keseimbangan, moderat, dan nilai luhur bangsa Indonesia
pendidikan yang mengintegrasikan lainnya melalui pendidikan, dakwah Islam, keteladanan,
pendidikan ISMUBARIS dengan dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka Negara
pendidikan umum (Pedoman PPM Kesatuan Republik Indonesia. (Pasal 1 ayat (1) UU
Pasal 76 ayat (1) 18/2019)
• Sekolah dan/atau Madrasah yang • Pendidikan Pesantren adalah pendidikan yang
beradadi Pesantren diselenggarakan diselenggarakan oleh Pesantren dan berada di lingkungan
berdasarkan pada Pedoman ini Pesantren dengan mengembangkan kurikulum sesuai
(Pedoman PPM Pasal 76 ayat (2)) dengan kekhasan Pesantren dengan berbasis kitab kuning
atau dirasah islamiah dengan pola pendidikan muallimin
(Pasal 1 ayat (2) UU 18/2019)
UNSUR PESANTREN
MUHAMMADIYAH UNDANG-UNDANG
1. Kyai atau sebutan lokal lainnya 1. Kiai;
2. Ustadz 2. Santri yang bermukim di Pesantren
3. Santri 3. Pondok atau asrama;
4. Pembelajaran Dirasah Islamiyah 4. Masjid atau musala; dan
yangmerupakan proses pembelajaran 5. Kajian Kitab Kuning atau Dirasah Islamiah
pendalaman kitab-kitab berbahasa Arab dengan Pola Pendidikan Muallimin (Pasal 5
karya ulama klasik dan kontemporer yang ayat (2) UU 18/2019)
sejalan dengan paham Persyarikatan. • Kitab Kuning adalah kitab keislaman berbahasa
5. Masjid Arab atau kitab keislaman berbahasa lainnya yang
6. Asrama atau nama lain yang merupakan menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di
Pesantren
tempat tinggal dan belajar santri.
• Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan
7. Ruang belajar yang merupakan tempat Muallimin adalah kumpulan kajian tentang ilmu
belajar santri. agama Islam yang terstruktur, sistematis, dan
(Pedoman PPM Pasal 77) terorganisasi.
JENIS PESANTREN
MUHAMMADIYAH UNDANG-UNDANG
• Pesantren merupakan Menurut UU 18 Tahun 2019
satuan pendidikan yang 1. Pesantren yang menyelenggarakan
mengintegrasikan pendidikan dalam bentuk pengkajian
pendidikan ISMUBARIS Kitab Kuning;
dengan pendidikan umum 2. Pesantren yang menyelenggarakan
pendidikan dalam bentuk Dirasah
(Pedoman PPM Pasal 76 Islamiah dengan Pola Pendidikan
ayat (1) Muallimin; atau
• Pesantren merupakan 3. Pesantren yang menyelenggarakan
pendidikan dalam bentuk lainnya
program sekolah/madrasah yang terintegrasi dengan pendidikan
sebagai penguatan pada umum (Pasal 5 ayat (1c) UU
ISMUBARIS 18/2019)
BENTUK PENDIDIKAN PESANTREN
• Pesantren terintegrasi dengan
MUHAMMADIYAH Madrasah
• Pesantren terintegrasi dengan
Sekolah
(Pedoman PPM Pasal 1 (16)

UNDANG-UNDANG • Pesantren dalam bentuk Satuan


Pendidikan Mu’adalah
• Pesantren dalam bentuk Satuan
Pendidikan Diniyah Formal
• Ma’had Aly (Pasal 7 PMA 31/2020)
MUDIR DAN KYAI
MUHAMMADIYAH UNDANG-UNDANG
• Mudir bertugas sebagai pimpinan dan
penanggung jawab Pesantren serta membawahi
Kepala Sekolah/Madrasah dan pejabat di Kyai:
Pesantren.
• Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Mudir: 1. berpendidikan Pesantren;
1. memiliki komitmen pada Persyarikatan 2. berpendidikan tinggi
2. memiliki kualifikasi akademik minimal berijazah
S1/sederajat dan memiliki kompetensi keagamaan Islam, dan/atau;
keulamaan 3. memiliki kompetensi ilmu
3. memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 6(enam) tahun sebagai
agama Islam.
ustadz tetap di Pesantren;
4. telah menjadi anggota Muhammadiyah
sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun yang
dibuktikan dengan KTAM (Kartu Tanda Anggota
Muhammadiyah
(Pedoman PPM Pasal 93)
BPP, DEWAN MASYSYIKH, DAN MAJELIS MASYAYIKH

MUHAMMADIYAH UNDANG-UNDANG
• BPP ditetapkan oleh Persyarikatan Dalam rangka penjaminan mutu internal,
Pesantren membentuk Dewan Masyayikh.
Penyelenggara Pesantren
• BPP bertugas mewakili Dewan Masyayikh dipimpin oleh seorang
Persyarikatan penyelenggara Kiai.
Pesantren dalam penyelenggaraan Dewan Masyayikh memiliki tugas paling
Pesantren dengan memberikan: sedikit:
a. menyusun kurikulum Pesantren;
b. melaksanakan kegiatan pembelajaran;
pertimbangan, arahan, dan c. meningkatkan kompetensi dan
dukungan dana, tenaga, sarana profesionalitas pendidik dan tenaga
prasarana, serta perencanaan, kependidikan;
pengawasan, dan evaluasi d. melaksanakan ujian untuk menentukan
penyelenggaraan, program, dan kelulusan Santri berdasarkan kriteria
mutu yang telah ditetapkan; dan
kegiatan Pesantren e. menyampaikan data Santri yang lulus
(Pedoman PPM Pasal 91 ayat (2) kepada Majelis Masyayikh.
LEMBAGA PENGEMBANGAN PESANTREN

MUHAMMADIYAH UNDANG-UNDANG
Lembaga berfungsi sebagai Unsur Pembantu Pimpinan MAJELIS MASYAYIKH
Persyarikatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan Majelis Masyayikh merupakan perwakilan dari Dewan
pendukung Persyarikatan bidang pengembangan Pesantren. Masyayikh.
Lembaga tingkat pusat bertugas membantu Pimpinan Pusat
dalam: Ketentuan mengenai tata cara pembentukan Majelis
● menyusun panduan pengembangan Pesantren sesuai Masyayikh diatur dengan Peraturan Menteri.
dengan ideologi Muhammadiyah Majelis Masyayikh bertugas:
● melakukan penelitian dan pengembangan Pesantren;  a. menetapkan kerangka dasar dan struktur kurikulum
● menyampaikan masukan kepada Pimpinan Pusat sebagai Pesantren;
bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan bidang b. memberi pendapat kepada Dewan Masyayikh dalam
pengembangan Pesantren. menentukan kurikulum Pesantren;
Lembaga tingkat wilayah dan daerah bertugas: c. merumuskan kriteria mutu lembaga dan lulusan
• melakukan penelitian dan pengembangan Pesantren Pesantren;
• membantu Lembaga tingkat pusat dalam melakukan d. merumuskan kompetensi dan profesionalitas
sosialisasi, monitoring, dan evaluasi pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan;
pesantren. e. melakukan penilaian dan evaluasi serta pemenuhan
• menyampaikan masukan kepada Pimpinan Persyarikatan mutu; dan
sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan f. memeriksa keabsahan setiap syahadah atau ijazah
dalam bidang pengembangan Pesantren. Santri yang dikeluarkan oleh Pesantren.
(Peraturan PPM No 20 Pasal 3 dan 4) (Pasal 28-29 ayat UU 18/2019)
 
STRUKTUR PENDIDIKAN INDONESIA
FUNGSI PESANTREN

Pendidikan;
UU 18
Tahun 2019 Dakwah;
Pemberdayaan
Masyarakat
PESANTREN FUNGSI PENDIDIKAN

Pasal 11
Ayat
(3) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
dapat memfasilitasi pondok atau asrama Pesantren untuk memenuhi aspek
daya tampung, kenyamanan, kebersihan, kesehatan, dan keamanan.

Pasal 12
Ayat
(2) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
dapat memfasilitasi masjid atau musala Pesantren untuk memenuhi
aspek daya tampung, kenyamanan, kebersihan, kesehatan, dan
keamanan.
PESANTREN FUNGSI PENDIDIKAN

Pasal
15
Pesantren melaksanakan fungsi pendidikan sebagai bagian dari
penyelenggaraan pendidikan nasional.

Pasal
16 1) Pesantren menyelenggarakan fungsi pendidikan berdasarkan kekhasan,
tradisi, dan kurikulum pendidikan masing-masing Pesantren.
2) Fungsi Pendidikan Pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditujukan untuk membentuk Santri yang unggul dalam mengisi kemerdekaan
Indonesia dan mampu menghadapi perkembangan zaman
PESANTREN FUNGSI DAKWAH
Pasal
37
Pesantren menyelenggarakan fungsi dakwah untuk mewujudkan Islam rahmatan lil' alamin.

Pasal Pelaksanaan fungsi dakwah Pesantren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dapat
39 dilakukan oleh Kiai, Santri, dan/atau melalui lembaga dakwah yang dibentuk dan dikelola
oleh Pesantren.

Pasal Dakwah yang dilaksanakan oleh Pesantren harus:


40 a. menanamkan nilai ajaran agama dan menjaga moralitas umat;
b. memperhatikan tradisi dan kebudayaan masyarakat;
c. mengikuti perkembangan yang ada di masyarakat;
d. menjaga kerukunan hidup umat beragama;
e. selaras dengan nilai kebangsaan dan cinta tanah air; dan
f. menjadikan umat Islam di Indonesia sebagai rujukan dunia dalam praktik
keberagamaan yang moderattren.
Pasal
41 Dakwah yang dilaksanakan oleh Pesantren dilakukan dengan menggunakan
pendekatan:
a. pengajaran dan pembelajaran;
b. ceramah, kajian, dan diskusi;
c. media dan teknologi informasi;
d. seni dan budaya;
e. bimbingan dan konseling;
f. keteladanan;
g. pendampingan;dan/atau
h. pendekatan lain.

Pasal
42
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan dukungan pelaksanaan fungsi
dakwah Pesantren dalam bentuk kerja sama program, fasilitasi kebijakan, dan
pendanaan
PESANTREN FUNGSI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pasal 43
Pesantren Pasal 44
menyelenggarakan fungsi Dalam menyelenggarakan
pemberdayaan masyarakat fungsi pemberdayaan
yang berorientasi pada masyarakat, Pesantren
peningkatan kesejahteraan melaksanakan aktivitas dalam
Pesantren dan masyarakat. menyiapkan sumber daya
manusia yang mandiri dan
memiliki keterampilan agar
dapat berperan aktif dalam
pembangunan.
PESANTREN FUNGSI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pasal 45
Pemberdayaan masyarakat oleh Pesantren
dilaksanakan dalam bentuk: Pasal 46 ayat (2)

a. pelatihan dan praktik kerja lapangan; Dukungan Pemerintah Pusat dan


b. penguatan potensi dan kapasitas ekonomi Pemerintah Daerah sebagaimana
Pesantren dan masyarakat; dimaksud pada ayat (1) paling
c. pendirian koperasi, lembaga keuangan, dan sedikit berupa:
lembaga usaha mikro, kecil, dan menengah;
d. pendampingan dan pemberian bantuan a. bantuan keuangan;
pemasaran terhadap produk masyarakat; b. bantuan sarana dan prasarana;
e. pemberian pinjaman dan bantuan keuangan; c. bantuan teknologi; dan/atau
f. pembimbingan manajemen keuangan,
d. d. pelatihanketerampilan.
optimalisasi, dan kendali mutu;
g. pelaksanaan kegiatan sosial kemasyarakatan;
h. pemanfaatan dan pengembangan teknologi
industri; dan/atau
i. pengembangan program lainnya.
LP2PPM

PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN
PESANTREN
MUHAMMADIYAH
RINTISAN & PENGEMBANGAN PESANTREN
∙ Trensains
∙ Agribisnis
Pesantren Model ∙ Entrepreuner
∙ Tafaqquh Fiddin
∙ Laboratorium PTMA
∙ Lainnya (lihat RPJP)

Pesantren • Pesantren Mu’adalah Dasar dan


Menengah
Tafaqquh Fiddin • Pendidikan Diniyah Formal Dasar
dan Menengah
• Ma’had Aly
(lihat UU 18/19 dan PMA 30, 31, dan 32)
•Pendidikan Ustadz Pesantren
Muhammadiyah
Kerjasama PTMA •Pusat Bahasa
Sebagai Pusat •Pusat Peningkatan Kapasitas
Pengembangan Mudir, Cadir, Ustadz/dzah/Pegawai
SDM Pesantren •Program Beasiswa Prodi Non
Kepesantrenan
Lainnya (lihat RPJP)
LP2PPM

PERKEMBANGAN
PESANTREN
MUHAMMADIYAH
2005-2022
RELITAS & PERKEMBANGAN LP2PPM

REALITAS PERBANDINGAN
PESANTRENMU 2015-2022 SEKOLAH,
MADRASAH, DAN
PESANTRENMU, Pesantren
lainnya
• Sekolah = 3.582
SD = 1.289,
SMP = 1.154,
SMA = 530,
SMK = 609
• Madrasah = 2.165
MI = 1.377,
MTs = 570,
MA = 218
• Sekolah/Madrasah= 5747
• Pesantren = 425 (7,3 % dari jumlah
Sekolah/Madrasah)
• Pesantren Tingkat Nasional= 32.000-- > =
423:32.000=1,32% - 98,68%
LP2PPM

REALITAS PERBANDINGAN
SEKOLAH,
MADRASAH,
PESANTRENMU, dan PTMA
• Sekolah = 3.582
SD = 1.289,
SMP = 1.154,
SMA = 530,
SMK = 609
• Madrasah = 2.165
MI = 1.377,
MTs = 570,
MA = 218
• Sekolah/Madrasah= 5747
• Pesantren = 425 (7,3 % dari jumlah
Sekolah/Madrasah)
• Jumlah LPMA=27.820-423=98, 48:1,52%
• LPMA=Lembaga Pendidikan Muh/Aisyiyah
REKAP DATA JUMLAH PESANTREN MUHAMMADIYAH
SE-INDONESIA
Jum’at, 15 Juli 2022
No Provinsi Jumlah NSPP %
1 Aceh 6 6 100%
2 Sumatera Utara 3 2 67%
3 Sumatera Barat 9 9 100%
4 Riau 3 1 33%
5 Kepulauan Riau 0 0 0%
6 Jambi 1 1 100%
7 Bengkulu 4 2 50%
8 Sumatera Selatan 3 1 33%
9 Kepulauan Bangka Belitung 0 0 0%
10 Lampung 22 13 59%
11 Banten 2 1 50%
12 Jawa Barat 30 23 77%
13 DKI Jakarta 1 1 100%
14 Jawa Tengah 173 65 38%
15 Daerah Istimewa Yogyakarta 32 25 78%
16 Jawa Timur 79 35 44%
17 Bali 1 0 0%
No Provinsi Jumlah NSP %
18 Nusa Tenggara Barat 6 2 33%
19 Nusa Tenggara Timur 2 0 0%
20 Kalimantan Utara 1 1 100%
21 Kalimantan Barat 1 0 0%
22 Kalimantan Tengah 0 0 0%
23 Kalimantan Selatan 4 2 50%
24 Kalimantan Timur 3 3 100%
25 Gorontalo 1 0 0%
26 Sulawesi Utara 0 0 0%
27 Sulawesi Barat 2 1 50%
28 Sulawesi Tengah 1 0 0%
29 Sulawesi Selatan 29 15 52%
30 Sulawesi Tenggara 3 1 33%
31 Maluku Utara 0 0 0%
32 Maluku 0 0 0%
33 Papua Barat 1 0 0%
34 Papua 0 0 0%
Jumlah 413 210 50%
LP2PPM

🡺 PERKEMBANGAN PESANTRENMU

67 127 256 354-425


PesantrenMu PesantrenMu PesantrenMu PesantrenMu

2005 2010 2014 2015 2016 2018 2019 2020/22

83 178 324
PesantrenMu PesantrenMu PesantrenMu
LP2PPM

KEKUATAN,
KELEMAHAN,
PELUANG, DAN
TANTANGAN
PESANTREN MUHAMMADIYAH
SOLUSI PROBLEM
PESANTRENMU
LP2PPM

MANAJEMEN
PESANTREN
MUHAMMADIYAH
MERESPON TANTANGAN
MASA DEPAN
MANAJEMEN PENYIAPAN SDM KADER

By Design By Accident

Perencanaan Hanya Mencari &


Menerima
▪ Jangja Panjang
▪ Jangka Menengah
▪ Jangka Pendek
Ulama’ Zu’ama

Ustadz/ Jenis
Ustadzah Mudir
kader
Pamong Musyrif
Regenerasi
✔ Kepemimpinan Persyarikatan
✔ Kepemimpinan Nasional
✔ Kepemimpinan Pesantren
✔ Kepemimpinan Sekolah/Madrasah
✔ Pamong
✔ Pendidik dan Tenaga Kependidikan
✔ Musyrif
✔ Tenaga Teknis
✔ Dll.
LP2PPM

IMPLEMENTASI
MANAJEMEN
PESANTREN
MUHAMMADIYAH
KOMPONEN MANAJEMEN PESANTREN MUHAMMADIYAH
P O A C

K KESISWA
E HUMAS AN
SANTRI
P
E T
M PEMBIAY U ❑ ULAMA
KURIKULUM
I AAN J
❑ ZU’AMA
M U
PENDIDIKA A ❑ PENDIDIK
P N&
TATA N
I LAKSANA
TENAGA
KEPENDIDI
N KAN
A SARANA &
PRASARAN
N A

VISI MISI
MANAJEMEN SDM PESANTREN MUHAMMADIYAH
1. Mudir
2. Wakil Mudir
3. Kepala Sekolah/Madrasah
4. Wakil Kepala Sekolah/Madrasah
K 5. Kepala Tata Usaha
E 6. Ustaz/Ustazah/Guru
P 7. Pamong
E 8. Musyrif/Musyrifah T
M
9. Penanggung Jawab Asrama U ❑ ULAMA
10. Penanggung Jawab Katering
I 11. Penanggung Jawab kantin J
❑ ZU’AMA
M 12. Penanggung Jawab Koperasi U
P 13. Penanggung Jawab Klinik A ❑ PENDIDIK
I 14. Penanggung Jawab Keamanan N
N 15. Penanggung Jawab Kebun
A 16. Dll.
N

Planning Organizing Actuating Controling


MANAJEMEN SDM PESANTREN MUHAMMADIYAH
Self • Morality, creativity,
Actu spontanisity, problem
alizat solving, Lack of prejudice,
ion acceptance of facts

Self-Es • Confodence, achievement,


respect of others, respect by
K teem others
E
P
Safety and • Security of Body,
E employments, resources, T ❑ ULAMA
M Security family, health, property U
❑ ZU’AM
I J
A
M • Friendship, family, U
Love and
P sexual intimacy, A ❑ PENDI
Belonging sense of connection
I N DIK
N
• Breathing, food,
A Phsycological water, sex,
N Needs sleep, home,
statis, excretion

Planning Organizing Actuating Controling


KEPEMIMPINAN PESANTREN MUHAMMADIYAH

TOP T
U
J
PEMIMPIN MIDDLE U
(LEADER)
A
LOWER N

1. Otoriter
2. Demokratis
3. Kharismatis
4. Paternalistik
5. Militeristik
SDM PESANTREN
6. Laissez-Faire MUHAMMADIYAH
LP2PPM

TOTAL QUALITY MANAGEMENT


(TQM)
DAPAT DIADOPSI DITERAPKAN
DI PESANTREN MUHAMMADIYAH
What does TQM mean?

Total Quality Management means that the


organization's culture is defined by and supports the
constant attainment of customer satisfaction through
an integrated system of tools, techniques, and
training. This involves the continuous improvement of
organizational processes, resulting in high quality
products and services.
What’s the goal of TQM?

“DO THE RIGHT THINGS RIGHT THE


FIRST TIME, EVERY TIME.”
History of Total Quality According to
Phil Crosby, Quality is . . .

❖ Zero Defects
An attitude:
❖ Continuous Improvement

❖ Price of Conformance, plus


A measurement:
❖ Price of Nonconformance (defects)

Conformance-->kesesuaian kinerja dan kualitas produkdengan


standar yang diinginkan
LP2PPM

TUJUH CIRI
PESANTREN
MUHAMMADIYAH
BERKEMAJUAN
PESANTREN YANG BERKEMAJUAN &
BERORIENTASI MASA DEPAN
Memiliki wawasan
Berbasis pada sistem pendidikan 1 7 kemasyarakatan, kebangsaan,
Islam modern dan kemanusiaan universal

Segenap santri, ustadz, dan pimpinan 6


2 Memiliki sistem yang bagus
harus memiliki pemikiran yang dan maju, tata kelola yang
berorientasi ke depan dan menjadi bagus, administrasi yang
teladan yang baik. rapi, modern, dan terbuka
3 5
Memiliki infrastruktur Mampu membawa dan mencapai
dan sarpras yang maju 4 tujuan Muhammadiyah
dan modern. Memiliki keyakinan pada
prinsip-prinsip agama, sikap,
dan paham Muhammadiyah

Haedar Nashir dalam Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah: “Pengembangan Pesantren Muhammadiyah yg Berkemajuan‟, di Unimus, Semarang, 14-3-2020.
KESIMPULAN
1. Pesantren Muhammadiyah perlu dikelola
secara professional
• Prinsip Manajemen (Planng, Organizing,
Actuating, Controlling)
• Kaderisasi SDM Pesantren harus
direncanakan dengan matang
• Pendekatan Manajemen Mutu Terpadu
(TQM) dapat di adopsi diterapkan di
PesantrenMu
KESIMPULAN
2. Pentingnya Penguatan Kelembagaan
PesantrenMu
• Pesantren Model (Sains, Agribisnis,
Entrepreuner, Laboratorium PTMA,
Tafaqquh Fiddin, dll)
• PUPM
• Pusat Bahasa
• Lembaga Akreditasi sbg SPMI
3. PENGUATAN KELEMBAGAAN PEMBINA PESANTREN

DIKDASMEN LP2 MP2


..?
PESANTREN

Pesantren Sekolah/
Integral Madrasah

MUHAMMADIYAH
Keterangan :
: Pembinaan
: Pengembangan
SARAN
Persyarikatan Muhammadiyah perlu merintis
Pesantren Tafaqquh fiddin dalam bentuk:
•Pesantren Mu’adalah-Dasar dan Menengah
•Pendidikan Diniyah Formal Dasar dan
Menengah
•Ma’had Aly
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukran

Anda mungkin juga menyukai