Toaz - Info Makalah Laut Dan Iklim Oseanografi PR
Toaz - Info Makalah Laut Dan Iklim Oseanografi PR
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan latar belakang yang ada diatas maka dapat disebutkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perubahan iklim bisa terjadi?
2. Apa pengaruh lautan terhadap iklim?
C. TUJUAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah yang ada diatas maka dapat disebutkan
tujuan masalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perubahan iklim yang terjadi.
2. Mengetahui pengaruh laut terhadap iklim.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Laut
Laut dan daratan adalah fluida yang berbeda dalam hal kapasitas
menyimpan panas. Peningkatan suhu air (lautan) berlangsung lebih lambat, tetapi
air dapat menyimpan panas lebih lama dibandingkan dengan daratan. Hal ini terjadi
karena air mempunyai panas spesifik yang tinggi. Panas spesifik adalah jumlah
energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebesar 1˚C. Angin
yang berhembus melewati bentangan permukaan air dapat menghambat
peningkatan atau penurunan suhu udara secara drastis pada wilayah daratan
disekitarnya. Oleh sebab itu, iklim di wilayah kepulauan atau dekat pantai akan
lebih sejuk untuk daerah tropis dan lebih hangat. Lebih lanjut perbedaan
menyimpan dan melepaskan panas tersebut akan berpengaruh terhadap sirkulasi
angin dunia yang akhirnya akan mempengaruhi sirkulasi laut.
Dalam beberapa literatur, definisi dasar dari arus laut adalah gerakan massa
air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun
secara horizontal (gerakan ke samping). Gerakan massa air laut tersebut juga
digerakan oleh pengaruh angin. Angin bergerak dari tekanan udara yang tinggi ke
tekanan udara yang lebih rendah. Jadi bisa didefinisikan bahwa arus laut
dipengaruhi oleh angin yang bergerak dari tekanan udara yang tinggi ke tekanan
udara yang lebih rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan arus laut
adalah angin, salinitas, suhu, gravitasi bumi, gerak rotasi bumi, konfigurasi benua,
dan topografi dasar laut.
Laut sejak dulu berperan dalam penyebaran panas melalui sirkulasi air laut.
Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi laut di permukaan
dibangkitkan oleh stres angin yang bekerja di permukaan laut dan disebut sebagai
sirkulasi laut yang dibangkitkan oleh angin (wind driven ocean circulation). Selain
itu, ada juga sirkulasi yang bukan dibangkitkan oleh angin yang disebut sebagai
sirkulasi termohalin (thermohaline circulation) dan sirkulasi akibat pasang surut
laut. Sirkulasi termohalin dibangkitkan oleh adanya perbedaan densitas air laut.
Istilah termohalin sendiri berasal dari dua kata yaitu thermo yang berarti temperatur
dan haline yang berarti salinitas. Penamaan ini diberikan karena densitas air laut
sangat dipengaruhi oleh temperatur dan salinitas. Sementara itu, sirkulasi laut
akibat pasang surut laut disebabkan oleh adanya perbedaan distribusi tinggi muka
laut akibat adanya interaksi bumi, bulan dan matahari.
Sirkulasi di permukaan membawa massa air laut yang hangat dari daerah
tropis menuju ke daerah kutub. Di sepanjang perjalanannya, energi panas yang
dibawa oleh massa air yang hangat tersebut akan dilepaskan ke atmosfer. Di daerah
kutub, air menjadi lebih dingin pada saat musim dingin sehingga terjadi proses
sinking (turunnnya massa air dengan densitas yang lebih besar ke kedalaman). Hal
ini terjadi di Samudera Atlantik Utara dan sepanjang Antartika. Air laut dari
kedalaman secara perlahan-lahan akan kembali ke dekat permukaan dan dibawa
kembali ke daerah tropis, sehingga terbentuklah sebuah siklus pergerakan massa air
yang disebut Sabuk Sirkulasi Laut Global (Global Conveyor Belt). Semakin efisien
siklus yang terjadi, maka akan semakin banyak pula energi panas yang ditransfer
dan iklim di bumi akan semakin hangat.
B. Pengaruh Iklim
Secara langsung maupun tidak langsung, angin dan awan di permukaan
bumi terkait dengan matahari. Panas dari matahari memproduksi perbedaan
temperatur, yang mengarahkan pada perbedaan temperatur. Dan angin selalu
bergerak dari tekanan tinggi ke rendah.
Laut menjadi tempat penyimpanan panas matahari, dan arus laut global
menggerakkan energi yang tersimpan tersebut, menyebabkan adanya iklim global,
dari angin sepoi-sepoi sampai adanya badai lautan. Studi mengenai perubahan
kecerlangan matahari, memunculkan dugaan adanya kaitan dengan perubahan
iklim. Meskipun masih lebih dipercaya bahwa perubahan iklim lebih disebabkan
karena peningkatan kadar karbon dioksida di bumi, tetapi tidak tertutup
kemungkinan bahwa matahari-pun memberikan sumbangan pada perubahan iklim.
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda
pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca adalah keadaan atmosfer yang
dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu, tekanan, angin,
kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu tempat atau wilayah selama
kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan, musim, tahun). Sementara iklim
didefinisikan sebagai Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu,
tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang
panjang (Gibbs,1987).
B. Arus laut yang dingin akan menurunkan suhu udara di daratan, sedangkan
arus laut panas akan menaikkan suhu di daratan. Misalnya, Arus Teluk
Atlantik Utara mempertahankan suhu musim dingin di sepanjang pantai di
Eropa Barat di atas 0°C. demikian juga pengaruh arus panas Kuroshiwo
pada pantai-pantai di sekitarnya. Arus yang mengarah ke kutub pada
umumnya bersifat lebih panas dari pada lingkungan sekitarnya, sehingga
dinamakan arus panas. Sebaliknya arus yang menuju equator pada
umumnya bersifat dingin dari pada lingkungan sekitarnya, sehingga arus
dingin.
C. Arus panas pada umumnya mengakibatkan peningkatan curah hujan, karena
udara di atas lautan banyak membawa uap air. Sebaliknya arus dingin yang
sedikit membawa uap air dan bergerak ke daerah lebih panas, kelembaban
menjadi turun.
D. Udara yang terbentuk di atas macam-macam arus laut kadang-kadang dapat
bertemu dan sebagian bercampur dan terkondensasi membentuk kabut.
Di Peru mengalami musim panas dan arus laut dingin Humboldt tergantikan
oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari perairan di
pasifik tengah dan timur, menyebabkan meningkatnya suhu dan kelembapan udara
pada atmosfer. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur rendah, yang
kemudian yang diikuti awan-awan konvektif (awan yang terbentuk oleh penyinaran
matahari yang kuat).
Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau California Utara dan
Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan perairan sepanjang pantai
Portugal dan California. Sedangkan perairan di sekitar wilayah Indonesia
lebih hangat daripada perairan di sekitar Peru, Chile dan Ekuador.
Pebedaan temperatur lautan di arah Timur-Barat ini menyebabkan
perbedaan tekanan udara permukaan di antara tempat tempat tersebut.
Udara bergerak naik di wilayah yang lebih hangat dan bergerak turun di
wilayah lautan yang lebih dingin. Dan menyebabkan aliran udara di lapisan
permukaan bergerak dari Timur ke Barat.
El-Nino ditandai dengan adanya perbedaan antara Tahiti dan Darwin yang
disebut Osilasi selatan dan menjadi ENSO (El-Nino Suthern Oscillation). El-Nino
terjadi pada indeks osilasi selatan negatif, artinya tekanan udara diatas Tahiti lebih
rendah di bandingkan dengan tekanan udara di atas Darwin. Daerah El-Nino dibagi
menjadi Nino 1 (50S-100S, 900B- Darat), Nino 2 (00-50S, 900B-Darat), Nino 3
(50U-50S, 1500B-900B), dan Nino 4 (50U-50S, 1600T-1500B).
Pada peristiwa El-Nino tekanan udara di atas Darwin lebih besar dari pada
tekanan udara di atas Tahiti, sehingga El-Nino terjadi perubahan angin terutama
sirkulasi zonal (sirkulasi walker) yang semula timuran menjadi baratan, dan awan
konveksi akan bergerak ke timur menjauhi wilayah indonesia. Peristiwa El-Nino
adalah reaksi pasifik selatan terhadap gaya atmosfer yang bekerja melalui angin
pasat.
Setiap tiga sampai tujuh tahun arus laut yang panas atau El-Nino ini
menggantikan arus laut yang biasanya sejuk di luar pantai peru, Amerika Selatan.
Pemasaan lautan ini terjadi di kawasan yang luas meliputi Pasifik Tengah dan
Timur serta mempunyai kaitan dengan keadaan kejadian luar biasa cuaca di tempat-
tempat tertentu di dunia seperti banjir dan kemarau yang berkepanjangan. Di Asia
Tenggara, Indonesia dan Australia, keadaan lebih kering dan normal, sementara di
Pasifik Tengah dan Timur berdekatan dengan khatulistiwa biasanya lembab.
La Nina terjadi pada saat permukaan laut di Pasifik Tengah dan Timur
suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Tekanan udara
kawasan Pasifik Barat menurun yang memungkinkan terbentuknya awan. Sehingga
tekanan udara di Pasifik Tengah dan Timur tinggi yang menghambat terbentuknya
awan. Sedangkan di bagian Pasifik Barat tekanan udaranya rendah yaitu di
Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus, awan ini
menimbulkan turun hujan lebat yang disertai petir. Karena sifat dari udara yang
bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara
dari Pasifik Tengah dan Timur bergerak ke Pasifik Barat. Hal ini juga yang
menyebabkan awan konvektif di atas Pasifik Tengah dan Timur bergeser ke Pasifik
Barat.
Pada masa La Nina Sirkulasi Walker memperkuat angin pasat, dan awan
konveksi dari Samudra Pasifik Tengah akan bergerak menuju wilayah Indonesia.
Kejadian La Nina cenderung diikuti dengan peningkatan curah hujan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Arus laut yang dingin akan menyebabkan penurunan suhu udara di sekitar
daratan, sedangkan arus laut panas akan menaikkan suhu di sekitar daratan.
Arus yang mengarah ke wilayah kutub pada umumnya bersifat lebih panas
daripada lingkungan di sekitarnya, sehingga dinamakan arus panas.
Sebaliknya, arus yang menuju ke wilayah equator pada umumnya bersifat
lebih dingin daripada lingkungan yang ada di sekitarnya, sehingga
dinamakan arus dingin.
Arus panas pada umumnya mengakibatkan peningkatan curah hujan, karena
udara yang berada di atas lautan banyak membawa uap air. Sebaliknya, arus
dingin yang sedikit membawa uap air dan bergerak ke daerah lebih panas,
kelembaban menjadi turun.
Udara yang terbentuk di atas macam- macam arus terkadang dapat bertemu
dan sebagian akan terkondensasi membentuk sebuah kabut.
B. SARAN
Dalam menghadapi perubahan iklim dan setiap peristiwa alam yang terjadi,
di perlukan adanya kesadaran diri masyarakat untuk menjaga lingkungan dan
melakukan hal-hal yang dapat meminimalisir dampak buruk dari perubahan iklim
atau bahkan global warming. Selain itu kerjasama yang baik antara pemerintah dan
elemen masyarakat sangan di perlukan untuk mengurangi dampak buruk dari
perubahan iklim serta mengatasi setiap dampak dari peristiwa alam.
DAFTAR PUSTAKA
http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxviii_3_2013-4.pdf
https://www.academia.edu/33214185/Makalah_Klimatologi_Laut
https://www.kompasiana.com/syamsulhidayat/peran-laut-sebagai-
pengatur-iklim-bumi_550004caa33311fe6f50f9e8
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Iklim_lautan
http://repository.lapan.go.id/index.php?p=show_detail&id=5776