Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan iklim merupakan sebuah fenomena yang terjadi karena


pemanasan global. Peningkatan suhu terjadi sebagai akibat dari aktifitas manusia
seperti penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan dalam pemanfaatan lahan.
Salah satu perubahan iklim global adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas
iklim yang ekstrim seperti badai, banjir, dan kekeringan. Beberapa riset yang
dilakukan sebelum ini menunjukkan banyaknya indikator dalam perubahan iklim
seperti meningkatnya permukaan air laut, banjir, kekeringan, beberapa
permasalahan sumberdaya dan permasalahan dalam pengembangan sumber daya
air (Hukom et. al 2012). Perubahan iklim berdampak langsung terhadap sektor
pertanian di Indonesia. Dampak yang sangat nyata terlihat adalah kegagalan panen
pada petani sebagai akibat dari kekeliruan petani menentukan pola tanam yang
tepat dalam mengatasi anomali cuaca lokal yang terjadi. Perubahan iklim
berdampak pula terhadap ketersediaan air dikarenakan curah hujan yang menurun
dan tidak dapat diprediksi kapan musim hujan akan turun. Fenomena perubahan
iklim (climate change) sebenarnya sudah terjadi dan tetap berlangsung saat ini
sampai waktu-waktu mendatang. Pada prinsipnya perubahan iklim terjadi karena
beberapa unsur iklim intensitasnya menyimpang dari kondisi biasanya menuju ke
arah tertentu. Berbagai penelitian ilmiah telah melaporkan bahwa karbondioksida
(CO2) di lapisan atmosfir yang merupakan konsekuensi hasil sisa pembakaran dari
batu bara, kayu hutan, minyak, dan gas, telah meningkat hampir mendekati angka
20% sejak dimulainya revolusi industry.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang ada diatas maka dapat disebutkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perubahan iklim bisa terjadi?
2. Apa pengaruh lautan terhadap iklim?

C. TUJUAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah yang ada diatas maka dapat disebutkan
tujuan masalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perubahan iklim yang terjadi.
2. Mengetahui pengaruh laut terhadap iklim.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Laut

Laut dan daratan adalah fluida yang berbeda dalam hal kapasitas
menyimpan panas. Peningkatan suhu air (lautan) berlangsung lebih lambat, tetapi
air dapat menyimpan panas lebih lama dibandingkan dengan daratan. Hal ini terjadi
karena air mempunyai panas spesifik yang tinggi. Panas spesifik adalah jumlah
energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebesar 1˚C. Angin
yang berhembus melewati bentangan permukaan air dapat menghambat
peningkatan atau penurunan suhu udara secara drastis pada wilayah daratan
disekitarnya. Oleh sebab itu, iklim di wilayah kepulauan atau dekat pantai akan
lebih sejuk untuk daerah tropis dan lebih hangat. Lebih lanjut perbedaan
menyimpan dan melepaskan panas tersebut akan berpengaruh terhadap sirkulasi
angin dunia yang akhirnya akan mempengaruhi sirkulasi laut.

Dalam beberapa literatur, definisi dasar dari arus laut adalah gerakan massa
air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun
secara horizontal (gerakan ke samping). Gerakan massa air laut tersebut juga
digerakan oleh pengaruh angin. Angin bergerak dari tekanan udara yang tinggi ke
tekanan udara yang lebih rendah. Jadi bisa didefinisikan bahwa arus laut
dipengaruhi oleh angin yang bergerak dari tekanan udara yang tinggi ke tekanan
udara yang lebih rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan arus laut
adalah angin, salinitas, suhu, gravitasi bumi, gerak rotasi bumi, konfigurasi benua,
dan topografi dasar laut.
Laut sejak dulu berperan dalam penyebaran panas melalui sirkulasi air laut.
Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi laut di permukaan
dibangkitkan oleh stres angin yang bekerja di permukaan laut dan disebut sebagai
sirkulasi laut yang dibangkitkan oleh angin (wind driven ocean circulation). Selain
itu, ada juga sirkulasi yang bukan dibangkitkan oleh angin yang disebut sebagai
sirkulasi termohalin (thermohaline circulation) dan sirkulasi akibat pasang surut
laut. Sirkulasi termohalin dibangkitkan oleh adanya perbedaan densitas air laut.
Istilah termohalin sendiri berasal dari dua kata yaitu thermo yang berarti temperatur
dan haline yang berarti salinitas. Penamaan ini diberikan karena densitas air laut
sangat dipengaruhi oleh temperatur dan salinitas. Sementara itu, sirkulasi laut
akibat pasang surut laut disebabkan oleh adanya perbedaan distribusi tinggi muka
laut akibat adanya interaksi bumi, bulan dan matahari.

Sirkulasi di permukaan membawa massa air laut yang hangat dari daerah
tropis menuju ke daerah kutub. Di sepanjang perjalanannya, energi panas yang
dibawa oleh massa air yang hangat tersebut akan dilepaskan ke atmosfer. Di daerah
kutub, air menjadi lebih dingin pada saat musim dingin sehingga terjadi proses
sinking (turunnnya massa air dengan densitas yang lebih besar ke kedalaman). Hal
ini terjadi di Samudera Atlantik Utara dan sepanjang Antartika. Air laut dari
kedalaman secara perlahan-lahan akan kembali ke dekat permukaan dan dibawa
kembali ke daerah tropis, sehingga terbentuklah sebuah siklus pergerakan massa air
yang disebut Sabuk Sirkulasi Laut Global (Global Conveyor Belt). Semakin efisien
siklus yang terjadi, maka akan semakin banyak pula energi panas yang ditransfer
dan iklim di bumi akan semakin hangat.

Menurut penelitian yang dilakukan di University of Bern dengan


menggunakan model iklim dengan perata-rataan ke arah zonal (zonally averaged
climate model),perubahan iklim yang terjadi saat ini akibat adanya efek gas rumah
kaca bisa merubah dan bahkan mematikan sabuk sirkluasi laut global (Stocker and
Schmittner, 1997).

B. Pengaruh Iklim
Secara langsung maupun tidak langsung, angin dan awan di permukaan
bumi terkait dengan matahari. Panas dari matahari memproduksi perbedaan
temperatur, yang mengarahkan pada perbedaan temperatur. Dan angin selalu
bergerak dari tekanan tinggi ke rendah.

Laut menjadi tempat penyimpanan panas matahari, dan arus laut global
menggerakkan energi yang tersimpan tersebut, menyebabkan adanya iklim global,
dari angin sepoi-sepoi sampai adanya badai lautan. Studi mengenai perubahan
kecerlangan matahari, memunculkan dugaan adanya kaitan dengan perubahan
iklim. Meskipun masih lebih dipercaya bahwa perubahan iklim lebih disebabkan
karena peningkatan kadar karbon dioksida di bumi, tetapi tidak tertutup
kemungkinan bahwa matahari-pun memberikan sumbangan pada perubahan iklim.

Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda
pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca adalah keadaan atmosfer yang
dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu, tekanan, angin,
kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu tempat atau wilayah selama
kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan, musim, tahun). Sementara iklim
didefinisikan sebagai Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu,
tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang
panjang (Gibbs,1987).

Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu


konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke
hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka
waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada
konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian
dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh
gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim
penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan
keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting. Indonesia
mempunyai karakteristik khusus, baik dilihat dari posisi, maupun keberadaanya,
sehingga mempunyai karakteristik iklim yang spesifik.
C. Pengaruh Arus Laut Terhadap Iklim

Pengaruh arus laut terhadap iklim adalah sebagai berikut:

B. Arus laut yang dingin akan menurunkan suhu udara di daratan, sedangkan
arus laut panas akan menaikkan suhu di daratan. Misalnya, Arus Teluk
Atlantik Utara mempertahankan suhu musim dingin di sepanjang pantai di
Eropa Barat di atas 0°C. demikian juga pengaruh arus panas Kuroshiwo
pada pantai-pantai di sekitarnya. Arus yang mengarah ke kutub pada
umumnya bersifat lebih panas dari pada lingkungan sekitarnya, sehingga
dinamakan arus panas. Sebaliknya arus yang menuju equator pada
umumnya bersifat dingin dari pada lingkungan sekitarnya, sehingga arus
dingin.
C. Arus panas pada umumnya mengakibatkan peningkatan curah hujan, karena
udara di atas lautan banyak membawa uap air. Sebaliknya arus dingin yang
sedikit membawa uap air dan bergerak ke daerah lebih panas, kelembaban
menjadi turun.
D. Udara yang terbentuk di atas macam-macam arus laut kadang-kadang dapat
bertemu dan sebagian bercampur dan terkondensasi membentuk kabut.

D. El Nino dan La Nina

El Nino dan La Nina merupakan dinamika atmosfer dan laut yang


mempengaruhi cuaca di sekitar Laut Pasifik. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan El Nino dan La Nina, diantaranya yaitu :

 Anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik.


 Melemahnya angin pasat (trade winds) di selatan pasifik yang menyebabkan
pergerakan angin jauh dari normal.
 Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan
dari perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat
musim panas.
 Adanya perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik.
Dari faktor-faktor di atas bisa kita lihat, setelah kita mempelajari angin dan
arus ternyata ada hubungannya dengan terjadinya fenomena La Nina dan El Nino.
Maka sangat jelas yang menyebabkan fenomena ini salah satunya angin dan arus
laut. Proses terjadinya yaitu pada bulan desember, posisi matahari berada di titik
balik selatan bumi, sehingga daerang lintang selatan mengalami musim panas.

Di Peru mengalami musim panas dan arus laut dingin Humboldt tergantikan
oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari perairan di
pasifik tengah dan timur, menyebabkan meningkatnya suhu dan kelembapan udara
pada atmosfer. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur rendah, yang
kemudian yang diikuti awan-awan konvektif (awan yang terbentuk oleh penyinaran
matahari yang kuat).

Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya tinggi yaitu di


Indonesia (yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin musoon, angin pasat dan
angin lokal. Akan tetapi pengaruh angin munson yang lebih kuat dari daratan Asia),
menyebabkan sulit terbentuknya awan. Karena sifat dari udara yang bergerak dari
tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik
barat bergerak ke pasifik tengah dan timur. Hal ini juga yang menyebabkan awan
konvektif di atas Indonesia bergeser ke pasifik tengah dan timur.

El nino menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh


para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar
Samudera Pasifik bagian timur menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang
teramati adalah meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin.
Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan
(akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien
dari dasar) menjadi sebaliknya.

Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh karena


kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. El-Nino (bahasa Spanyol)
sendiri dapat diartikan sebagai “anak lelaki”. Di kemudian hari para ahli juga
menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi
pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat
menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-
Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini memiliki
periode 3-7 tahun.

1. Arus laut El-nino

El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di Samudera


Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di daerah khatulistiwa
bagian tengah dan timur. Gilbart Walker mengemukakan tentang El Nino dan
sekarang dikenal dengan Sirkulasi Walker, yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas
Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas
perairan yang luas pada daerah tersebut yakni:

 Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau California Utara dan
Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan perairan sepanjang pantai
Portugal dan California. Sedangkan perairan di sekitar wilayah Indonesia
lebih hangat daripada perairan di sekitar Peru, Chile dan Ekuador.
 Pebedaan temperatur lautan di arah Timur-Barat ini menyebabkan
perbedaan tekanan udara permukaan di antara tempat tempat tersebut.
 Udara bergerak naik di wilayah yang lebih hangat dan bergerak turun di
wilayah lautan yang lebih dingin. Dan menyebabkan aliran udara di lapisan
permukaan bergerak dari Timur ke Barat.

El-Nino ditandai dengan adanya perbedaan antara Tahiti dan Darwin yang
disebut Osilasi selatan dan menjadi ENSO (El-Nino Suthern Oscillation). El-Nino
terjadi pada indeks osilasi selatan negatif, artinya tekanan udara diatas Tahiti lebih
rendah di bandingkan dengan tekanan udara di atas Darwin. Daerah El-Nino dibagi
menjadi Nino 1 (50S-100S, 900B- Darat), Nino 2 (00-50S, 900B-Darat), Nino 3
(50U-50S, 1500B-900B), dan Nino 4 (50U-50S, 1600T-1500B).

Pada peristiwa El-Nino tekanan udara di atas Darwin lebih besar dari pada
tekanan udara di atas Tahiti, sehingga El-Nino terjadi perubahan angin terutama
sirkulasi zonal (sirkulasi walker) yang semula timuran menjadi baratan, dan awan
konveksi akan bergerak ke timur menjauhi wilayah indonesia. Peristiwa El-Nino
adalah reaksi pasifik selatan terhadap gaya atmosfer yang bekerja melalui angin
pasat.

Setiap tiga sampai tujuh tahun arus laut yang panas atau El-Nino ini
menggantikan arus laut yang biasanya sejuk di luar pantai peru, Amerika Selatan.
Pemasaan lautan ini terjadi di kawasan yang luas meliputi Pasifik Tengah dan
Timur serta mempunyai kaitan dengan keadaan kejadian luar biasa cuaca di tempat-
tempat tertentu di dunia seperti banjir dan kemarau yang berkepanjangan. Di Asia
Tenggara, Indonesia dan Australia, keadaan lebih kering dan normal, sementara di
Pasifik Tengah dan Timur berdekatan dengan khatulistiwa biasanya lembab.

Pada lazimnya, El-Nino berlaku untuk tempo 9 sampai 18 bulan. Biasanya


mulai terbentuk pada awal tahun, berada di puncak pada akhir tahun dan menjadi
lemah pada awal tahun berikutnya. Semasa El-Nino, perairan yang lebih panas di
Pasifik Tengah dan Timur membekalkan suhu dan lembaban tambahan kepada
udara pada atasnya. Ini mendorong pergerakan naik yang kuat dan dengan demikian
merendahkan tekanan permukaan di dalam kawasan pergerakan udara yang menaik
itu. Udara lembab yang naik itu terkondensasi lalu membentuk kawasan ribut petir
yang luas dan hujan lebat di kawasan tersebut. Bagian barat pasifik termasuk
Indonesia tekanan udara meningkat, menyebabkan cuaca menjadi lebih kering.
Semasa ketiadaan El-Nino, tekanan permukaan di Pasifik Barat biasanya rendah
dan lembab, di tengah dan timur Pasifik adalah tinggi (kering).

La Nina terjadi pada saat permukaan laut di Pasifik Tengah dan Timur
suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Tekanan udara
kawasan Pasifik Barat menurun yang memungkinkan terbentuknya awan. Sehingga
tekanan udara di Pasifik Tengah dan Timur tinggi yang menghambat terbentuknya
awan. Sedangkan di bagian Pasifik Barat tekanan udaranya rendah yaitu di
Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus, awan ini
menimbulkan turun hujan lebat yang disertai petir. Karena sifat dari udara yang
bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara
dari Pasifik Tengah dan Timur bergerak ke Pasifik Barat. Hal ini juga yang
menyebabkan awan konvektif di atas Pasifik Tengah dan Timur bergeser ke Pasifik
Barat.

Pada masa La Nina Sirkulasi Walker memperkuat angin pasat, dan awan
konveksi dari Samudra Pasifik Tengah akan bergerak menuju wilayah Indonesia.
Kejadian La Nina cenderung diikuti dengan peningkatan curah hujan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Arus laut yang dingin akan menyebabkan penurunan suhu udara di sekitar
daratan, sedangkan arus laut panas akan menaikkan suhu di sekitar daratan.
Arus yang mengarah ke wilayah kutub pada umumnya bersifat lebih panas
daripada lingkungan di sekitarnya, sehingga dinamakan arus panas.
Sebaliknya, arus yang menuju ke wilayah equator pada umumnya bersifat
lebih dingin daripada lingkungan yang ada di sekitarnya, sehingga
dinamakan arus dingin.
 Arus panas pada umumnya mengakibatkan peningkatan curah hujan, karena
udara yang berada di atas lautan banyak membawa uap air. Sebaliknya, arus
dingin yang sedikit membawa uap air dan bergerak ke daerah lebih panas,
kelembaban menjadi turun.
 Udara yang terbentuk di atas macam- macam arus terkadang dapat bertemu
dan sebagian akan terkondensasi membentuk sebuah kabut.

B. SARAN

Dalam menghadapi perubahan iklim dan setiap peristiwa alam yang terjadi,
di perlukan adanya kesadaran diri masyarakat untuk menjaga lingkungan dan
melakukan hal-hal yang dapat meminimalisir dampak buruk dari perubahan iklim
atau bahkan global warming. Selain itu kerjasama yang baik antara pemerintah dan
elemen masyarakat sangan di perlukan untuk mengurangi dampak buruk dari
perubahan iklim serta mengatasi setiap dampak dari peristiwa alam.
DAFTAR PUSTAKA

 http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxviii_3_2013-4.pdf
 https://www.academia.edu/33214185/Makalah_Klimatologi_Laut
 https://www.kompasiana.com/syamsulhidayat/peran-laut-sebagai-
pengatur-iklim-bumi_550004caa33311fe6f50f9e8
 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Iklim_lautan
 http://repository.lapan.go.id/index.php?p=show_detail&id=5776

Anda mungkin juga menyukai