Anda di halaman 1dari 2

Maraknya Bahasa ‘Keminggris ala anak Jaksel’

Oleh:

Wicaksana Aliif Saputra

Kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 2 Sragen

Dilansir dari situs Liiputan 6, akhir-akhir ini bahasa keminggris telah


menjadi tren teutama dikalangan anak muda. Bahasa Jaksel mencampurkan
kosakata bahasa inggris ke dalam bahasa indonesia atau disebut juga dengan
istilah ‘keminggris’. Dalam ilmu bahasa fenomena pencampuran bahasa disebut
dengan campur kode. Campur kode adalah penggunaan satuan bahasa dari satu
bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa. Menurut
saya, hal ini diperlukan ketika kita sedang mempelajari suatu bahasa di dalam
suatu forum. Lain lagi jikadigunakan untuk bahasa sehari-hari saya rasa hal
tersebut dapat menghilangkan kebanggan terhadap bahasa Indonesia sebagai
identitas bangsa. Pada kasus berkomunikasi dengan pencampuran bahasa Inggris
dan bahasa Indonesia menimbulkan ketikdaknyamanan dari beberapa pihak. Ada
yang merasa terpojokkan ketika berbicara dengan cara seperti itu. Mereka
menganggap bahwa berbicara seperti itu merupakan suatu sikap tidak nasionalis
dan sok pintar. Di sisi lain, jika tidak mengerti hal seperti itu dianggap
ketinggalan zaman dan norak.
Menurut Ivan Lanin, terdapat beberapa faktor yang mendorong seseorang
untuk menggunakan bahasa ‘keminggris’ ini antara lain

1. Dipengaruhi oleh lingkungan. Orang yang menggunakan bahasa campur


‘ala anak Jaksel’ itu melihat lingkungannya biasa menggunakan gaya
bahasa campur-campur, sampai akhirnya dipandang sebagai kelaziman
2. Ingin terlihat keren karena mencampur kosakata bahasa Inggris.

Adanya beberapa faktor-faktor tersebut mengakibatkan kesadaran


memahami bahasa Indonesia dengan baik dan benar semakin menurun. Padahal,
memahami bahasa Indonesia merupakan wujud dari jati diri dan citra bangsa yang
telah menyatukan berbagai ragam budaya di Indonesia.

Jadi, kita sebagai generasi muda wajib melestarikan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Kita harus sadar bahwa bahasa Indonesia tidak boleh dirusak
dengan segala jenis cara. Termasuk dengan mencampurkan bahasa Inggris dalam
satu kalimat. Mempelajari bahasa asing memang diperlukan, akan tetapi jangan
sampai melupakan bahasa kita sendiri. Alih-alih ingin terlihat keren, bergaya
‘keminggris’ juga bisa menjadi bumerang. Jika menyantap hamburger dengan
kuah soto disebut udik atau kampungan, maka mencampurkan bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris dalam satu kalimat pun sama udiknya. Orang lain bisa saja
melihat ‘keminggris’ sebagai ciri-ciri atau gejala krisis identitas. Jangan malu jika
tidak bisa atau salah mengucapkan kosakata bahasa asing, malulah ketika tidak
bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Ingat baik-baik ikrar sumpah
pemuda yang ketiga “kami putra-putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi
bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ikrar yang diucapkan para pemuda kala itu
bukan sekedar kalimat yang terlontar spontan tanpa pikir panjang dari mulut
manusia tertindas, melainkan upaya untuk mempersatukan seluruh golongan dan
suatu upaya untuk membedakan diri dengan kaum penjajah.

Anda mungkin juga menyukai