SUSUNAN BERKALA
4.1. PENDAHULUAN
Susunan Berkala disebut juga sebagai Sistim Periodik unsur-unsur. Dengan ilmu kimia
kita dapat mempelajari segala sesuatu tentang unsur-unsur dan interaksi antara suatu
unsur dengan unsur yang lainnya, sehingga dapat terjadi suatu perubahan kimia (reaksi
kimia persenyawaan dan lain-lain).
Seperti kita ketahui, telah dikenal lebih dari 100 unsur terdapat di alam dan masing-
masing unsur memiliki sifat-sifat yang berbeda. Oleh karena itu untuk mempelajari
kelakuan setiap unsur, perlu diadakan klasifikasi unsur-unsur dalam golongan-golongan
yang didasarkan atas persamaan sifat-sifatnya. Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat
yang mirip dimasukkan ke dalam satu golongan, sehingga dapat dipelajari dengan lebih
mudah dan lebih sistimatis, sekaligus dapat melihat hubngan antara satu hal dengan hal
lainnya.
Contohnya :
Bagi orang geologi, dapat diramalkan bahwa rubidium mungkin terdapat sebagai
trace elemen dari mineral potassium.
Bagi orang kimia, dapat menjelaskan kenapa Na dapat berikatan dengan Cl, dan
hanya atom Cl yang dapat terikat.
Bagi orang mesin, dapat menjelaskan kenapa logam pada umumnya mudah
menghantarkan panas, bersifat magnet.
4.3.2. GOLONGAN
Berdasarkan konfigurasi elektron terluarnya, unsur-unsur dalam susunan berkala, pada
golongan dibagi menjadi 4 blok :
Unsur blok s dengan konfigurasi elektron terluar n . s1-2
Unsur blok p n . s2 np1-6
Unsur blok d (n-1) d1-10 . ns2
Unsur blok f (n-2) f1-14 (n-1) d10 ns2
Unsur-unsur blok d disebut unsur-unsur transisi, biasanya diberi nama golongan B.
Kecuali untuk triade besi, triade platina ringan dan triade platina berat disebut
golongan VIII.
Secara ringkas uraian dari golongan adalah sebagai berikut :
Golongan I A dan IIA (unsur utama) unsur-unsur blok s
Unsur-unsur dimana elektron terluarnya berada pada orbital s (elektron terluar
sedang mengisi orbital s) n s1-2.
Golongan IIIA s/d VIII A (unsur utama) unsur-unsur blok p
Unsur-unsur dimana elektron terluarnya berada orbital p (konfigurasi n s2 . n p1-6
Golongan I B s/d VII B (unsur transisi) (unsur-unsur blok d). Unsur-unsur
dimana elektron terluarnya berada pada orbital d (n-1) d1-10 . n S2.
Unsur-unsur Lanthanida dan Actinida (unsur transisi dalam) unsur blok f.
Unsur-unsur dimana elektronnya mengisi orbital f (n-2) f1-14 . (n-1) d10 . n s2
Unsur golongan VI B
Konfigurasinya mengikuti hukum ½ penuh.
Contoh : 24Cr bukan mempunyai konfigurasi : 1s 2 . 2s2 . 2p6 . 3s2 . 3p6 . 4s2 3d4
konfigurasi yang benar : 1s2 . 2s2 . 2p6 . 3s2 . 3p6 . 3d5 . 4s1
Unsur-unsur golongan IB
Konfigurasi elektronnya mengikuti hukum penuh
Contoh : 29Cu bukan mempunyai konfigurasi : 1s 2 . 2s2 . 2p6 . 3s2 . 3p6 . 4s2 3d9
konfigurasi yang benar : 1s2 . 2s2 . 2p6 . 3s2 . 3p6 . 3d10 . 4s1
Unsur-unsur B, Si, As, Te
Menunjukkan batas pembagian logam dan bukan logam berdasarkan atas daya
hantar listrik. Unsur-unsur tersebut bersifat metaloid.
K L M N O P Q R
1 2 3 4 5 6 7 8
s sp spd spdf spdf spd sp s
2/He 8/Ne 8/Ar 2 20
10 6/Kr 2 38
10 6/Xn 2 56
14 10 6/Rn 2 88
14 10 6/und 2
2 8 18 32 32 18 8 2 Total
Gambar 4.3. : Peta Konfigurasi Elektron
4.4. BEBERAPA SIFAT
4.4.1. Jari-jari atom dan jari-jari ion
Jari-jari atom didefinisikan sebagai jarak dari pusat inti sampai lintasan elektron yang
paling luar.
Dalam suatu perioda dari kiri ke kanan, jari-jari atom dan jari-jari ion makin
kecil karena muatan inti bertambah, sedangkan kulit elektron tidak bertambah.
Dalam suatu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom dan jari-jari ionnya
makin besar. Karena jumlah kulit elektron makin banyak dan elektronnya juga
bertambah.
Jari-jari ion positif lebih kecil dari jari-jari atom netralnya.
Jari-jari ion negatif lebih besar dari jari-jari atom netralnya.
Jari-jari atom gas mulia lebih besar dari unsur-unsur sebelumnya dalam perioda
yang sama.