Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

SUSUNAN BERKALA

4.1. PENDAHULUAN
Susunan Berkala disebut juga sebagai Sistim Periodik unsur-unsur. Dengan ilmu kimia
kita dapat mempelajari segala sesuatu tentang unsur-unsur dan interaksi antara suatu
unsur dengan unsur yang lainnya, sehingga dapat terjadi suatu perubahan kimia (reaksi
kimia persenyawaan dan lain-lain).
Seperti kita ketahui, telah dikenal lebih dari 100 unsur terdapat di alam dan masing-
masing unsur memiliki sifat-sifat yang berbeda. Oleh karena itu untuk mempelajari
kelakuan setiap unsur, perlu diadakan klasifikasi unsur-unsur dalam golongan-golongan
yang didasarkan atas persamaan sifat-sifatnya. Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat
yang mirip dimasukkan ke dalam satu golongan, sehingga dapat dipelajari dengan lebih
mudah dan lebih sistimatis, sekaligus dapat melihat hubngan antara satu hal dengan hal
lainnya.
Contohnya :
 Bagi orang geologi, dapat diramalkan bahwa rubidium mungkin terdapat sebagai
trace elemen dari mineral potassium.
 Bagi orang kimia, dapat menjelaskan kenapa Na dapat berikatan dengan Cl, dan
hanya atom Cl yang dapat terikat.
 Bagi orang mesin, dapat menjelaskan kenapa logam pada umumnya mudah
menghantarkan panas, bersifat magnet.

4.2. SEJARAH PERKEMBANGAN


Pada awal perkembangan, dari tahun ke tahun penemuan unsur-unsur makin
bertambah, sehingga makin banyak sifat unsur yang harus dipelajari. Tahun 1789
Lavoisier mencatat adanya 26 unsur. 1869 dikenal 60 unsur 1977 sudah diketahui 105
unsur.
Sejak permulaan, para ahli mulai mengamati bahwa sekelompok unsur tertentu
menunjukkan sifat-sifat yang mirip.
Mula-mula menggolongkan unsur dalam dua kelompok :
Kelompok logam : kelompok bukan logam :
Mempunyai sifat kilap Tidak bersifat khas
Dapat ditempat Tidak menhantar panas/listrik
Membentuk oksida basa Membentuk oksida asam
Pada permulaan abad ke 18 (setelah teori atom Dalton disebarluaskan), Johan
Dobereiner menemukan adanya hubungan kemiripan sifat unsur dengah berat atom,
yang dikenal dengan Triade Dobereiner. Beliau menemukan adanya beberapa kelompok
tiga unsur yang mempunyai kemiripan sifat yang ada hubungannya dengan berat atom.
Misalnya :
Cl – Br – I
Ca – Sr – Ba
S – Se – Te
Penemuan Triade ini jauh dari sempurna, karena belum dapat menghubungkan sifat-
sifat dari semua unsur. Namun keberhasilannya mendorong ahli lain untuk menyusun
daftar unsur-unsur yang sesuai dengan sifat-sifatnya. Pada pertengahan abad ke-18
(1865). John Newland berhasil menyusun suatu daftar unsur yang diatur menurut
bertambahnya berat atom yang kemudian dikenal dengan Hukum Oktaf.
H Li Be b C N O
F Na Mg Al Si P S Al VIA
Cl K Ca Cr Ti Mn Fe Cr VIB
Dari daftar ini terlihat bahwa unsur kedelapan mirip pertama, unsur ke 9 mirip ke 2 dan
seterusnya. Meskipun ada hal yang tidak dapat diterima, misalnya Cr tidak mirip
dengan Al, tetapi usahanya telah menuju ke yang baik, yaitu menyusun suatu daftar
unsur.
Dalam waktu 3 tahun setelah Newland menemukan nbahwa oktaf, Lothar Meyer dan
Dimitri Mendelev menemukan hubungan yang lebih terperinci antara berat atom dan
sifat unsur. Dalam melakukan penyusunan tersebut, Lothar Meyer lebih menekankan
perhatiannya kepada sifat-sifat fisik, sedang Mendelev pada sifat kimia, tetapi keduanya
menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu : Bila unsur-unsur disusun menurut kenaikan
berat atom, akan menunjukkan sifat yang berulang atau :sifat unsur merupakan fungsi
berkala dari berat atom.
Mendelev menyusun unsur-unsur dari kiri ke kanan menurut bertambahnya berat atom
seperti yang digunakan oleh Newland dengan beberapa koreksi. Susunan berkala
Mendelev mempunyai keunggulan, karena dapat meramalkan tentang sifat unsur yang
belum ditemukan. Ini dibuktikan dengan pada waktu penyusunan :
 Menyediakan jalur untuk unsur-unsur yang kini dikenal sebagai unsur transisi.
 Menyediakan tempat kosong, bila sifat unsur berikutnya tidak sesuai dengan
urutan bertambahnya berat atom.
Meskipun unsurnya belum dikenal, tetapi berdasarkan sifat periodic, ia meramalkan
sifat unsur. Perkembangan selanjutnya ialah koreksi-koreksi dan revisi dari hukum
periodik Mendelev, dimana kemudian ditemukan oleh: Moseley bahwa dasar dari
Susunan Berkala adalah menyusun unsur-unsur menurut bertambahnya nomor atom,
bukan berat atom. Jadi Hukum periodik modern menjadi : Sifat unsur-unsur
merupakan fungsi berkala dari nomor atom.
4.3. SUSUNAN BERKALA
Telah dikatakan bahwa susunan berkala yang sekarang digunakan merupakan fungsi
berkala dari nomor atom. Nomor atom tersebut menunjukkan jumlah proton atau jumlah
elektron, maka Susunan Berkala ini disusun berdasarkan konfigurasi elektron dari atom
unsur-unsur. Unsur-unsur dengan konfigurasi elektron yang mirip, mempunyai sifat
kimia dan sifat fisika yang mirip. Berarti konfigurasi elektron berhubungan dengan sifat
unsur.
Susunan Berkala terdiri dari :
 Baris mendatar dengan nomor atom yang berurut disebut PERIODA. Ada tujuh
perioda, yaitu Perioda (I) s/d (VII).
 Baris vertical disebut GRUP atau GOLONGAN

Gambar 4.2. Susunan Berkala


4.3.1. PERIODA
Secara ringkas uraian dari setiap Perioda sebagai berikut :
 Perioda I
Dimulai dengan unsur Hidrogen (H) yang konfigurasi elektronnya 1 s1.
Kemudian unsur Helium (He) yang konfigurasi elektronnya 1 s2.
 Perioda II
Dimulai dengan unsur Lithium (Li) yang konfigurasinya 1 s2 2 s1
Berturut-turut hingga ke Neon yang konfigurasi elektronnya 1 s2 . 2 s2 2 p6
Pada periode II ini, ada orbital s dan orbital p.
Di sini juga terlihat bahwa pada n = 2, jumlah elektron maksimum = 2 . 22 = 8
 Periode III
Dimulai dengan unsur Natrium (Na) yang konfigurasi elektronnya 1 s 2 . 2s2 . 2p6
3s1 Hingga ke Argon (Ar), yang konfigurasi elektronnya 1s 2 . 2s2 . 2p6 . 2p6 . 3s6
. 3p6 Pada periode III ini, hanya ada orbital s dan orbital p. Pengisian elektronnya
sama seperti pada periode II.
 Periode IV
Ada perubahan mulai pada unsur Scandium (Sc) dengan nomor atom 21. Mulai
unsur Se ini, terjadi pengisian elektron pada orbital 3d. Jadi setelah pengisian 4s2
tidak dilanjutkan pada 4p dan seterusnya, tetapi mengisi kembali orbital yang
ada di bawah kulit N, yaitu kulit M. Demikian seterusnya orbital 3d diisi hingga
penuh. Pada nomor atom 31, yaitu Galium (Ga), elektron kemudian menempati
kulit N kembali, yaitu pada orbital 4p.
Pada periode ke IV, kita mulai mengenal adanya unsur transisi, yang dimulai
dari Scandium (21) dan berakhir pada Zinc (30).
 Periode V
Pada periode V, pengisian elektron adalah sama dengan pada periode IV, jadi
ada orbital d, disamping orbital s dan p. (orbital 4d).
Pada perioda V, unsur transisi yang kedua dimulai dengan Yitrium (39) hingga
Cadmium (48).
 Perioda VI
Pengisian elektron pada orbitalnya lebih rumit lagi. Periode VI dimulai dengan
Cesium (56). Deret unsur transisi ke 3, dimulai dengan Lanthanum (57).
Pengisian orbital 4f dimulai pada unsur Cerium (58). Jadi pada orbital ini ada
orbital f, disamping s, p, dan d.
Mulai dari Cerium (58) sampai dengan Luthenium (71) ditempatkan pada deret
tersendiri. Deret ini disebut Lanthanida. Yang terdiri dari 14 unsur yang
ditempatkan tersendiri, karena sifat dari ke 14 elemen itu amat mirip. Hal ini
disebabkan karena 2 orbital terluarnya mempunyai distribusi elektron yang sama
(pd 5p dan 6s0)
Untuk transisi pada periode VI dilanjutkan dengan hafnum (72) dan berakhir
pada mercuri (Hg, 80) Ujung dari periode VI adalah Radon (86).
 Perioda VII
Pada periode ke VII, Actinium (89) memulai unsur transisi yang ke 4,
sedangkan Thorium (90) menandai diisinya orbital 5f. Thorium sampai dengan
Lawrensium (103) ditempatkan pada deret tersendiri yaitu deret Actinida.
Pada periode VII ini, pengisian elektron pada orbitalnya sama dengan pada
periode ke VI.

Dapat disimpulkan bahwa :


 Periode I, menyangkut orbital s
 Periode II, menyangkut orbital s, p
 Periode III, menyangkut orbital s, p
 Periode IV, menyangkut orbital s, p, d
 Periode V, menyangkut orbital s, p, d
 Periode VI, menyangkut orbital s, p, d, f
 Periode VII, menyangkut orbital s, p, d, f

4.3.2. GOLONGAN
Berdasarkan konfigurasi elektron terluarnya, unsur-unsur dalam susunan berkala, pada
golongan dibagi menjadi 4 blok :
 Unsur blok s dengan konfigurasi elektron terluar n . s1-2
 Unsur blok p  n . s2 np1-6
 Unsur blok d  (n-1) d1-10 . ns2
 Unsur blok f  (n-2) f1-14 (n-1) d10 ns2
Unsur-unsur blok d disebut unsur-unsur transisi, biasanya diberi nama golongan B.
Kecuali untuk triade besi, triade platina ringan dan triade platina berat disebut
golongan VIII.
Secara ringkas uraian dari golongan adalah sebagai berikut :
 Golongan I A dan IIA (unsur utama)  unsur-unsur blok s
Unsur-unsur dimana elektron terluarnya berada pada orbital s (elektron terluar
sedang mengisi orbital s) n s1-2.
 Golongan IIIA s/d VIII A (unsur utama)  unsur-unsur blok p
 Unsur-unsur dimana elektron terluarnya berada orbital p (konfigurasi n s2 . n p1-6
 Golongan I B s/d VII B (unsur transisi) (unsur-unsur blok d). Unsur-unsur
dimana elektron terluarnya berada pada orbital d (n-1) d1-10 . n S2.
 Unsur-unsur Lanthanida dan Actinida (unsur transisi dalam)  unsur blok f.
 Unsur-unsur dimana elektronnya mengisi orbital f  (n-2) f1-14 . (n-1) d10 . n s2
 Unsur golongan VI B
Konfigurasinya mengikuti hukum ½ penuh.
Contoh : 24Cr bukan mempunyai konfigurasi : 1s 2 . 2s2 . 2p6 . 3s2 . 3p6 . 4s2 3d4
konfigurasi yang benar : 1s2 . 2s2 . 2p6 . 3s2 . 3p6 . 3d5 . 4s1
 Unsur-unsur golongan IB
Konfigurasi elektronnya mengikuti hukum penuh
Contoh : 29Cu bukan mempunyai konfigurasi : 1s 2 . 2s2 . 2p6 . 3s2 . 3p6 . 4s2 3d9
konfigurasi yang benar : 1s2 . 2s2 . 2p6 . 3s2 . 3p6 . 3d10 . 4s1
 Unsur-unsur B, Si, As, Te
Menunjukkan batas pembagian logam dan bukan logam berdasarkan atas daya
hantar listrik. Unsur-unsur tersebut bersifat metaloid.
K L M N O P Q R
1 2 3 4 5 6 7 8
s sp spd spdf spdf spd sp s
2/He 8/Ne 8/Ar 2 20
10 6/Kr 2 38
10 6/Xn 2 56
14 10 6/Rn 2 88
14 10 6/und 2

2 8 18 32 32 18 8 2 Total
Gambar 4.3. : Peta Konfigurasi Elektron
4.4. BEBERAPA SIFAT
4.4.1. Jari-jari atom dan jari-jari ion
Jari-jari atom didefinisikan sebagai jarak dari pusat inti sampai lintasan elektron yang
paling luar.
 Dalam suatu perioda dari kiri ke kanan, jari-jari atom dan jari-jari ion makin
kecil karena muatan inti bertambah, sedangkan kulit elektron tidak bertambah.
 Dalam suatu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom dan jari-jari ionnya
makin besar. Karena jumlah kulit elektron makin banyak dan elektronnya juga
bertambah.
 Jari-jari ion positif lebih kecil dari jari-jari atom netralnya.
 Jari-jari ion negatif lebih besar dari jari-jari atom netralnya.
 Jari-jari atom gas mulia lebih besar dari unsur-unsur sebelumnya dalam perioda
yang sama.

4.4.2. Titik leleh dan titik didih


Titik leleh dan titik didih bergantung pada kekuatan relatif dari ikatan.
 Pada unsur-unsur logam alkali (IA). Atom-atom unsur alkali terikat dalam
struktur terjejal oleh ikatan logam yang lemah, karena setiap atom hanya
mempunyai satu elektron ikatan. Ikatan ini bertambah lemah dengan
bertambahnya jari-jari atom. Oleh sebab itu titik leleh bertambah kecil
(berkurang) dari atas ke bawah dalam satu golongan.
 Atom-atom halogen, dalam keadaan padat, terikat dengan gaya van Der Waals
yang lemah. Gaya ini akan bertambah besar bila jari-jari bertambah besar. Oleh
sebab itu titik leleh bertambah besar dari atas ke bawah dalam satu golongan.
 Secara umum, kekuatan logam bergantung pada jumlah elektron valensi. Makin
besar elektron valensinya, kekuatan ikatan logam makin bertambah. Oleh karena
itu dalam satu perioda, untuk unsur logam, makin ke kanan, maka titik lelehnya
mirip dengan titik didih.
 Kepriodikan titik leleh mirip dengan titik didih.

4.4.3. Potensial ionisasi (I)


Potensial ionisasi suatu unsur ialah : Energi yang diperlukan oleh suatu atom dalam
bentuk gas untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah.
 Potensial ionisasi pertama (I1) lebih rendah dari potensial ionisasi kedua (I2)
dan seterusnya. Contoh :
Li (g) Li+ (g) + e I1 = 5,390 ev
Li+ (g) Li2 (g) + e I2 = 75,662 ev
Li2+ (g) Li3+ (g) + e I3 = 122,427 ev
 Besarnya potensial ionisasi bergantung pada :
a. Jari-jari atom
b. Muatan inti
c. Jenis elektron yang dilepaskan
d. Efek sekatan orbital yang terisi penuh atau ½ penuh
 Dalam suatu golongan dari atas ke bawah, harganya semakin kecil sehingga
unsur-unsur mudah mengion. Ini disebabkan gaya tarik elektron terluar oleh inti
semakin lemah dengan bertambahnya kulit elektron jari-jari atom semakin besar.
 Dalam suatu periode dari kiri ke kanan harganya semakin besar karena muatan
inti bertambah, sedang kulit tetap. Dalam satu perioda pertambahannya tidak
beraturan karena adanya efek sekatan.
Misalnya : Pada perioda II
 I dari Be lebih besar dari I Boron dan
 I dari N lebih besar dari I oksigen karena orbital yang terisi penuh atau ½
penuh.
4.4.4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adakah kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron dari
atom lain, apabila atom itu dalam keadaan senyawa (kecenderungan atom netral dalam
molekul yang stabil untuk menarik elektron).
 Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, keelektronegatifan makin kecil.
 Dalam satu perioda, ari kiri ke kanan, keelektronegatifan makin besar. Konsep
keelektronegatifan ini penting sekali dalam penentuan ikatan dari % ikatna ion
dalam senyawa kovalen.

4.4.5. Kesamaan suatu senyawa


Perubahan keasaman unsur-unsur dalam satu golngan dapat ditinjau dari jari-jari dan
keelektronegatifan ataom yang mengikat Hidrogen (H-Z).
 Dalam satu golongan, jari-jari ion Z makin besar dan keelektronegatifannya
makin kecil. Kedua pengaruh ini menyebabkan kekuatan ikatan antara H dan Z
(atom golongan VII A atau VIII A) makin lemah, sehingga ikatannya mudah
lepas. Jadi : kekuatan asam bertambah besar dari atas ke bawah dalam 1
golongan. Contoh : HF < FCl < HBr < HI
 Untuk asam-asam oksi (HZO). Kekuatan asam bertambah besar dengan
bertambahnya keelektronegatifan atom Z.
Contoh : keelektronegatifan Cl > Br > I  Keasaman HClO > HBrO > HIO.
 untuk asam-asam oksi dengan jumlah atom oksigen bervariasi kekuatan asam
bertambah besar dengan bertambahnya atom oksigen.
Contoh : HClO4 > HClO3 > HClO2 > HClO

4.4.6. Afinitas Elektron (AE)


Afinitas Elektron adalah Energi yang menyertai proses penambahan elektron pada 1
atom netral berbentuk gas sehingga terbentuk ion negatif. Tanda (-) menunjukkan
energi dilepas dan tanda (+) energi diserap.
 Dalam satu golongan dari atas ke bawah kelektronegatifan semakin kecil 
Yang paling besar golongan VIIA (paling negatif).
 Dalam satu perioda, dari kiri ke kanan keelektronegatifan makin besar.
No Sifat Definisi Sifat satu Sifat satu
golongan dari perioda kiri
atas ke bawah ke kanan
1 Jari-jari atom Jarak antara inti atom Makin besar Makin kecil
dengan kulit terluar atom
2 Potensial Ionisasi/ Energi yang diperlukan Makin kecil Makin besar
Energi Ionisasi (EI) untuk melepaskan
elektron pada kulit terluar.
3 Afinitas Elektron Energi yang menyertai
(AE) proses penambahan
elektron pada I atom
Makin kecil Makin besar
netral berbentuk gas Yang paling besar
sehingga terbentuk ion golongan VIIA (paling
negatif. negatif)
(-) energi dilepas
(+) energi diserap.
4 Keelektronegatifan Kemampuan atom untuk
(X)  X= (EI+EA)/2 menarik atau menangkap
elektron
Makin kecil Makin besar
5 Sifat logam Logam : cenderung Sifat logam
– non logam melepaskan elektron Makin bertambah sifat makin
Non logam : cenderung logam berkurang
menangkap elektron
Mula2 naik
6 Titik didih/titik cair puncaknya gol
IVA, turun
secara drastic
terendah VIIIA
Kekuatan atom
bertambah besar dari
atas ke bawah.
7 Keasaman suatu
HF<HCL<HBr<HI
senyawa
Asam oksi : HClO >
HBrO > HIO
Asam oksi bervariasi
HClO4 > HClO3 >
HClO2 > HClO

Gambar 4.3. Keperiodikan beberapa sifat


1789 Lavoisier mencatat
ada 26 unsur

1869 dikenal 60 unsur


Perioda I, menyangkut orbital s
1977 diketahui 105
Perioda II, menyangkut unsur
orbital s, p
Permulaan abad ke 18
Perioda III, menyangkut ditemukan Triade
SEJARAH
orbital s, p Dobereiner
PERKEMBANGAN
Perioda IV, menyangkut 1865 John Newland
orbital s, p, d Perioda dengan hukum oktafnya
(baris mendatar)
Perioda V, menyangkut SUSUNAN BERKALA 1868 Lothar Meyer dan
orbital s, p, d Dimitri Mendeleev
Perioda VI, menyangkut menemukan hubungan
orbital s, p, d, f antara berat atom dan
Perioda VII, menyangkut sifat unsur
orbital s, p, d, f PERIODA &
GOLONGAN
Unsur utama/representatif
disebut Golongan A Unsur blok s
Unsur blok p
Golongan (baris
Unsur blok d vertikal)
Unsur blok f
Unsur transisi disebut
Golongan B

Anda mungkin juga menyukai