N
OLEH:
Dalam pandangan ulama mazhab terdapat perbedaan dalam mendudukan pengertian zina,
sebagai berikut :
1. Menurut mazhab Malikiyah, zina adalah : persetubuhan yang dilakukan seorang mukallat
pada kemaluan manusia yang tidak miliknya padanya dengan sengaja
2. Menurut mazhab Hanafiyah zina adalah : persetubuhan yang dilakukan laki-laki atas
perempuan pada qubul bukan milik (nikah yang sah) dan adanya syubhat milik.
3. Menurut mazhab Syafi’iyah zina adalah : memasukan zakar pada kemaluan perempuan
yang haram secara zat dengan bebas dari syubhat yang diinginkan secara naluri.
4. Menurut mazhab Hanabilah, zina adalah : perbuatan yang fahisyah (keji) pada qubul atau
dubur.
5. Menurut mazhab Dzahiriyah, zina adalah : persetubuhan atas orang yang tidak halal dilihat
saat telanjang bersama ada pengetahuan akan keharaman atau menggauli perempuan yang
haram secara zat.
6. Menurut mazhab Syi’ah Zaidiyah, zina adalah : memasukan kemaluan dalam kemaluan
orang yang hidup yang haram dari qubul atau dubur tanpa ada syubuhat 3 .
1. Ayat ini menjelaskan tentang larangan mendekati zina, contoh perilaku mendekati zina
adalah pacaran dan berduaan dengan lawan jenis yang bukan makhram
2. Dalil yang menyatakan bahwa zina adalah perbuatan yang keji dan meruapakan jalan
yang buruk untuk ditempuh
1. Dalil hukuman cambuk bagi orang yang melakukan zina, baik laki-laki maupun
perempuan
2. Dalil kadar hukuman untuk pezina yang belum menikah adalah 100 kali cambukan
3. Larangan memberi belas kasihan untuk orang yag menerima hukuman cambuk
4. Kegiatan pencambukan ini wajib di lakukan di tempat terbuka sehingga dapat di lihat
oleh orang-orang disekitar
Zina Al-Laman
Zina Al-Laman merupakan macam zina yang dilakukan dengan menggunakan panca indera. Hal
ini sesuai dengan sabda Rasulullah yang berbunyi,
"Telah diterapkan bagi anak-anak Adam yang pasti terkena, kedua mata zinanya adalah
melihat, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berkata-kata, tangan
zinanya adalah menyentuh, kaki zinanya adalah berjalan, hati zinanya adalah keinginan
(hasrat) dan yang membenarkan dan mendustakannya adalah kemaluan." (HR. Muslim)
Zina Muhsan
Zina Muhsam adalah macam zina yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah menikah atau
telah memiliki suami atau istri. Artinya, seseorang yang telah menikah atau memiliki suami atau
istri namun tidak menjaga diri dari orang lain yang bukan mahram atau bisa disebut
berselingkuh.
Zina Gairu Muhsan merupakan macam zina yang dilakukan oleh mereka yang belum sah atau
belum pernah menikah.Contohnya adalah mereka yang sedang menjalin hubungan sebelum
menikah atau berpacaran, namun melakukan perbuatan zina.
Hukuman bagi para pelaku zina adalah dengan rajam atau dilempari batu sampai mati.Pada
pelaku yang belum menikah, hukuman diganti dengan hukum cambuk sebanyak 100 kali serta
diasingkan selama satu tahun.
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kamu kepada keduanya mencegah
kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akherat,
dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang
yang beriman.” (Q.S An-Nur: 2).
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan untuk menghukum para pelaku zina tanpa
perlu berbelas kasihan kepada mereka.Dan juga, hukuman ini dilakukan dengan disaksikan
dihadapan orang mukminin yang banyak.
Hal ini bertujuan agar dapat dijadikan pembelajaran serta memberi efek jera pada
pelakunya.Bagaimana pun, orang yang melakukan zina harus dihukum berat akibat
perbuatannya tersebut.
Dalam kitab-kitab fiqih, menuduh orang lain berbuat zina diistilahkan sebagai qadf, yang
definisinya sebagaimana diungkapkan oleh Syekh Muhammad bin Qasim dalam Fathul
Qarib (Surabaya: Kharisma, 2000), hal. 282 ialah:
وشرعًا الرمي بالزنا على جهة التعيير لتخرج الشهادة بالزنا، وهو لغةً الرمي.فصل في بيان أحكام القذف
Dengan demikian dapat dipahami bahwa ketika seseorang menuduh orang lain berbuat zina,
maka ia akan dimintai pertanggungjawaban atas tuduhannya tersebut. Dia harus mampu
menghadirkan empat orang saksi laki-laki (satu diantaranya adalah dirinya) yang sama-sama
menyaksikan tertuduh melakukan tindakan zina yakni memasukkan alat kelamin lelaki ke dalam
alat kelamin perempuan, dengan melihat secara langsung (mata telanjang) tanpa terhalang
apapun.Persaksian keempatnya harus seragam.
Apabila penuduh tidak mampu menghadirkan saksi dengan ketentuan di atas, maka keadaan
justru terbalik, si penuduh akan diancam hukuman hadd qadf, yakni dicambuk sebanyak 80 kali.
Hukuman ini tidak berlaku apabila si penuduh adalah suami tertuduh yang telah
bersumpah li’an.
Di antara pernyataan yang masuk dalam kategori sebagai tuduhan zina sebagaimana dijelaskan
oleh Syekh Sulaiman al-Azhari, penulis kitab Hasyiyah al-Jamal, ialah ketika seseorang berkata
pada orang lain: “engkau berzina”, atau “hai pezina”, atau “kelaminmu berzina”, atau “engkau
memasukkan kelaminmu pada kelamin yang haram”, atau ia berkata pada seorang anak:
“Engkau bukan anak si fulan”, atau “engkau anak zina”, dan lain sebagainya.
Tanpa kita sadari ataupun dengan kesadaran, seringkali kita menggunjingkan orang lain sambil
menyelipkan tuduhan-tuduhan bahwa seseorang telah berzina. Parahnya, justru biasanya topik
gosip semacam inilah yang disukai oleh kita.
Tidak jarang kita menyebut si anak itu anak haram, kecelakaan duluan dan lainnya padahal kita
tidak punya cukup bukti yang memperkuat pernyataan kita, tidak juga punya saksi yang
menyaksikan perbuatan tersebut.Hanya isu dari mulut ke mulut.Padahal kalau seorang bayi
lahir enam bulan sesudah akad nikah, maka sudah tentu itu legal secara fikih, karena fikih
menganggap paling sedikitnya masa kehamilan ialah enam bulan.
Perlu menjadi perhatian bagi kita bahwa tuduhan zina ini merupakan tindak kriminal
pencemaran nama baik, yang meskipun di Indonesia ini tidak ada hukum pasti tentang
hukuman bagi seseorang yang menuduh zina, namun tentu saja dosanya masih tersisa dan
tidak akan lebur sampai yang kita tuduh memberikan maafnya.
Ke depan, perlu rasanya kita menjaga ucapan kita agar tidak lagi saling menuduh khususnya
menuduh zina karena selain menyakitkan, syariat pun mengancamnya dengan ancaman yang
tidak main-main
E.Bahaya zina
Berikut ini ada beberapa bahaya perbuatan zina bagi pelakunya yang penting untuk Anda
pahami, diantaranya: