Anda di halaman 1dari 20

SERAT WULANGREH

Yasa Dalem Sri Susuhunan Pakubuwana IV

“Deduga lawan prayoga

 Myang watara reringa away lali

 Iku parabot
parabot satuhu, tan kena
kena tininggala
tininggala

Tangi lungguh angadeg tuwin lumaku

 Angucap
 Angucap meneng
meneng anendra
anendra

 Duga-duga
 Duga-duga nora keri”
keri”

Dalam
Dalam termino
terminolog
logii yang
yang paling
paling sederhan
sederhanaa yang
yang bisa saya
saya fahami,
fahami, Wulang
Wulangrehreh
 berasal dari dua kata dasar, yaitu WULANG
WULANG dan REH. Wulang berarti ajaran
(katakan, teori) sedangkan REH berasal dari akar kata Ngereh atau Memerintah.
Jadi Wulangreh (sekali lagi, dalam pengertian saya) adalah ajaran untuk, ngereh,
memimp
memimpin in memerin
memerintah.
tah. Mudah
Mudahnya
nya,, Wulang
Wulangreh
reh adalah
adalah teori
teori kepemim
kepemimpina
pinan.
n.
Dalam
Dalam berbag
berbagaiai referens
referensi,
i, Serat
Serat Wulang
Wulangreh
reh dapat
dapat diterjem
diterjemahka
ahkann sebagai
sebagai ajaran
ajaran
untuk memahami kehidupan pribadi kaitannya dengan berbangsa dan bernegara.
Itu adalah arti yang lebih luas karena itulah tugas seorang pemimpin. Agar di garis
garis
 bahwahi
 bahwahi juga, memimpin
memimpin disini adalah memimpin
memimpin dalam arti luas. Bukan saja
memimpin suatu organisasi tetapi juga memimpin diri sendiri dan keluarganya.
Sesuai dengan kapasitas manusia sebagai khalifah

Serat
Serat Wulang
Wulangreh
reh terdiri
terdiri dari
dari 12 Bab yang masing
masing-ma
-masing
sing dibedakan
dibedakan dalam
dalam 14
 pupuh tembang
tembang Macapat dan 1 tembang gedhe,
gedhe, masing-masing
masing-masing adalah sebagai
 berikut:
 berikut:

1. Pupuh
Pupuh I (Pangku
(Pangkur)
r) terdir
terdirii dari
dari 8 pada
pada

2. Pupuh
Pupuh II
II (Kina
(Kinanthi
nthi)) terdiri
terdiri dari
dari 16
16 pada
pada

3. Pupuh
Pupuh III
III (Gamb
(Gambuh)
uh) terdiri
terdiri dari
dari 16
16 pada
pada

4. Pupuh
Pupuh IV
IV (Pang
(Pangkur
kur)) terdiri
terdiri dari 16 pada
pada

5. Pupuh
Pupuh V (Masku
(Maskumam
mamban
bang)
g) terdir
terdirii dari 34
34 Pada
Pada

6. Pupuh
Pupuh VI (Mega
(Megatruh
truh / Dudu
Duduk
k Wuluh)
Wuluh) terdir
terdirii dari 18
18 pada

7. Pupuh
Pupuh VII
VII (Durma
(Durma)) terdir
terdirii dari
dari 12
12 pada
pada
8. Pupuh
Pupuh VIII
VIII (Wiran
(Wirangro
grong)
ng) terd
terdiri
iri dari
dari 26 pada
pada

9. Pupuh
Pupuh IX
IX (Pocu
(Pocung)
ng) terdiri
terdiri dari
dari 35
35 pada
pada

10. Pupuh X (Pocung) terdiri dari 22 pada

11. Pupuh
Pupuh XI (Mijil) terdiri dari 25 pada

12. Pupuh XII (Asmarandana) terdiri dari 26 Pada

13. Pupuh XIII (Sinom) terdiri dari 33 pada

14. Pupuh XIV (Girisa) terdiri dari 23 pada.

Untuk Pakdhe Bagio, mohon maaf adalah kata yang paling tepat yang bisa saya
sampaikan.

*******

SERAT WULANGREH

Yasa Dalem : Sri Susuhunan Pakubuwana


Pakubuwana IV

PUPUH I

DHANDHANGGULA

(01)

 Pamedare
 Pamedare wasitaning ati,

cumantaka
cumantaka aniru Pujangga,

dahat muda ing batine.

 Nanging kedah
kedah ginunggung,
ginunggung,

datan weruh yen keh ngesemi,

ameksa angrumpaka, basa kang kalantur,

turur kang katula-tula,

tinalaten rinuruh kalawan ririh,

mrih padanging sasmita.

Inilah curahan hati


Berlagak meniru pujangga

Tapi merasa harus disanjung

Tak sadar banyak yang mencibir 

Memaksa diri merangkai kata, bahasa yang (justru) ngelantur 

Bahasa yang carut marut

yang (jika) dicermati

(hanyalah) untuk terangnya isyarat (kata hati) semata.

Delapan  pada Tembang Dhandhanggula ini merupakan prolog (pengantar) untuk 


masuk ke ajaran yang nanti akan dibahas secara rinci dalam Serat Wulangreh.
Pupuh pertama ini merupakan pengakuan universal orang jawa yang andhap asor 
dan tidak
tidak mau memame
memamerkan
rkan ilmunya.
ilmunya. Sri Susuhu
Susuhunan
nan Mangku
Mangkuneg
negara
ara merasa
merasa
dirinya rendah dan bodoh (cumanthaka
( cumanthaka aniru pujangga).
pujangga ). Bahkan sebagai manusia,
 beliau sadar akan adanya sanjungan
sanjungan yang sebenarnya
sebenarnya tidak pantas diterima
olehnya. Pengantar klasik yang hanya
hanya orang jawa yang bisa memahaminya.

(02)

 Sasmitaning ngaurip
ngaurip puniki,

mapan ewuh yen ora weruha,

tan jumeneng ing uripe,

akeh kang ngaku-aku,

 pangrasane
 pangrasane sampun udani,
udani,

tur durung wruh ing rasa, rasakang satuhu,

rasaning rasa punika,

upayanen darapon sampurna ugi,

ing kauripanira.

Makna kehidupan itu

sungguh sayang bila tak tahu

tidak kokoh hidupnya,

 banyak
 banyak orang mengaku,
mengaku,
 perasaannya
 perasaannya sudah
sudah utama,
utama,

 padahal
 padahal belum tahu rasa,
rasa,

rasa yang sesungguhnya,

hakikat rasa itu adalah,

usahakan supaya diri sempurna,

dalam kehidupan.

Yang nanti akan diulas (panjang lebar) oleh Kanjeng Susuhunan Pakubuwana IV,
adalah filsafat dan hakikat hidup yang lebih pada pemaknaan rasa yang secara
manusiawi
manusiawi melekat pada diri tiap manusia. Merasa dirinya bisa memahami
memahami rasa,
tanpa pernah punya
punya perasaan. Kesalahan
Kesalahan fatal manusia menurut (pada 2 diatas)
adalah karena manusia tidak memahami hakekat rasa . Dalam hal ini, Kanjeng
Kanjeng
Susuhunan sangat menyayangkan apabila manusia tidak bisa kokoh hidupnya hanya
karena salah memaknai rasa.

(03)

 Jroning Quran
Quran nggoning rasa yekti,
yekti,

nanging ta pilih ingkang unginga,

kajaba lawan tuduhe,

nora kena den awur,

ing satemah nora pinanggih,

mundak katalanjukan,
katalanjukan,

tedah sasar susur,

 yen sira ajun


ajun waskita,

sampurnane
sampurnane ing badanira, (*kirang 3 wanda)

sira anggugurua.

Dalam Qur’an tempat rasa jati,


tapi jarang orang tahu,
keluar dari petunjuk,
tak dapat asal-asalan,
akhirnya tidak ketemu,
malahan terjerumus,
akhirnya kesasar,
kalau kamu ingin peka,
agar hidupmu sempurna,
maka bergurulah.

 Nilai dasar manusia terkait dengan


dengan masalah rasa, pada hakekatnya sudah tertuang
dalam Quran.
Quran. Disanalah
Disanalah sebenarnya
sebenarnya rasa itu ada. Sayangnya
Sayangnya tak setiap orang
orang bisa
memaham
memahamii (atau
(atau setidak
setidaknya
nya menyad
menyadari).
ari). Quran
Quran adalah
adalah penunt
penuntun
un hidup,
hidup, maka
maka
dalam
dalam memakn
memaknainy
ainyaa harus
harus dengan
dengan sangat
sangat hati-hat
hati-hatii (ora
ora kena
kena den
den awur 
awur ),
), agar 
nantinya tidak terjerumus atau bahkan berlebihan dan over acting . Oleh karena itu,
kend
kendati
ati sudah
sudah dide
didepa
pan
n mata
mata dan
dan diyak
diyakini
ini sebaga
sebagaii tuntu
tuntuna
nann hidup
hidup,, jika
jika ingin
ingin
memahami AlQuran, bergurulah!

(04)

Nanging yen sira ngguguru kaki,

amiliha manungsa kang nyata,

ingkang becik martabate,

sarta kang wruh ing ukum,

kang ngibadah lan kang ngirangi,

sokur oleh wong tapa,

ingkang wus amungkur,

tan mikir pawewehing liyan, (*langkung 1 wanda)

iku pantes sira guronana kaki,

sartane kawruhana.

 Namun
 Namun apabila
apabila kamu berguru
berguru
 pilihlah manusia nyata
yang baik martabatnya
serta tahu hukum
yang beribadah dan sederhana
syukur dapat pertapa
yang sudah menanggalkan
 pamrih pembe
pemberian
rian orang
itu pantas kamu berguru
serta ketahuilah
Meskipun demikian, jika kita hendak berguru (belajar, dalam hal ini Al Quran),
hendak
hendaklahlah hati-hat
hati-hati.
i. Pilihla
Pilihlah
h guru
guru yang benar-be
benar-benar
nar nyata
nyata baik
baik ilmu
ilmu maupun
maupun
aplikasi
aplikasinya
nya.. Tak jarang,
jarang, meski
meski sudah
sudah berdasarka
berdasarkan
n Al Quran,
Quran, jika salah
salah dalam
dalam
 pemahaman,
 pemahaman, salah pula dalam aplikasinya
aplikasinya dapat berakibat
berakibat buruk.
buruk. Boleh jadi, NII,
Bom Bunuh Diri, Ahmadiyah dan sebagainya adalah representasi dari warning yang
warning yang
diberikan oleh Kanjeng Susuhunan. Jelas sekali, belaiau memerintahkan untuk kita
 berguru
 berguru kepada orang yang (becik martabate),
martabate), Martabat
Martabat dapat difahami
difahami sebagai
sebagai
tindak, tingkah laku, track record . Akan lebih baik, jika orang tersebut memahami
hukum. Saya menterjemahkan hukum disini adalah hukum positf (bukan Hukum Al
Quran). Dalam pengertian saya, tempat kita berguru
berguru adalah orang yang alim, faham
al Quran dan tidak cacat hukum, atau setidaknya orang yang taat pada hukum
 positif.

(05)

Lamun ana wong micara kaki,

tan mupakat ing patang prakara,

aja sira age-age,

anganggep nyatanipun,

saringana dipun baresih,

limbangen lan kang patang :

prakara rumuhun,

dalil qadis lan ijemak,

lan kijase papat iku salah siji,

ana-a kang mupakat.

Kalau ada orang bicara ilmu


tak setuju empat perkara
 jangan cepat-cepat
cepat-cepat
 percaya padanya
padanya
saringlah yang teliti
 pertimbangkan
 pertimbangkan empat hal hal
 perkara terdahul
terdahulu
u
dalil hadis dan ijma’
dan keempat qiyas semua
telah disepakati

Lebih hebat lagi, jika mendapatkan orang yang ahli tapa (tirakat), tatat beribadah
dan hidup sederhana. Hal ini bisa dibuktikan apabila dia memang tanpa pamrih dan
 jauh dari niat mencari keuntungan
keuntungan duniawi.
duniawi. Jika sudah mendapatkan
mendapatkan yang
demikian,. Bergurulah anda pada mereka! Jika hanya ada orang yang hanya pandai
 berbicara
 berbicara (sepandai
(sepandai apapun dia) jika tidak mengedepank
mengedepankan
an pada empat hal, maka
 pertimbangkan
 pertimbangkanlah
lah dulu. Empat hal itu adalah dalil (Qur’an),
(Qur’an), Hadis, Ijma dan
Qiyas. Itulah yang sejak dulu menjadi
menjadi dasar dan landasan berfikir manusia untuk 
untuk 
menjinakkan rasa guna memperoleh ketenteraman.

(06)

Ana uga kang sira antepi,

yen ucul saka patang prakara,

nora enak legetane,

tan wurung tinggal wektu,

panganggepe
panganggepe wus angenggoki,

aja kudu sembah hyang,

wus salat kateng-sun,

banjure mbuwang sarengat,

batal haram nora nganggo den rawati,

bubrah sakehing tata.

Ada juga yang mantab


kalau tepat empat perkara
sungguh tidak tepat
hanya meninggalkan waktu
menganggap sudah tepat
hendak tidak shalat
hanya bikin tanggung
lalu membuang syariat
 batal haram
haram tak peduli
peduli
lalu bikin kacau

(07)

Angel temen ing jaman puniki,

ingkang pantes kena ginuronan,

akeh wong jaya ngelmune,

lan arang ingkang manut,

yen wong ngelmu ingkang netepi,


ing panggawening sarak,

den arani luput,

nanging ta asenengan,

nora kena den wor kakarepaneki,


kakarepaneki,

pancene parijangga.

Sungguh sulit jaman sekarang

Mana yang pantas diteladani

(Meski) banyak yang hebat ilmunya

Tetapi jarang yang taat

Jikalau orang berilmu yang menjelaskan.

Jika orang berbuat baik 

Dikatakan salah

Tetapi jika hanya bersenang-senang

Tak bisa dimengerti apa maksudnya

Betul-betul orang hebat

Kanjeng
Kanjeng susuhunan
susuhunan juga
juga sangat
sangat memaha
memahamimi keadaan
keadaan.. Betapa
Betapa sulitny
sulitnyaa mencari
mencari
orang yang tepat untuk berguru (angel
( angel temen ing jaman puniki ………. ingkang 
 pantes ginuronan
ginuronan).
). Banyak orang
orang yang hebat dibidang
dibidang ilmu (pengetahuan)
(pengetahuan) tetapi
 jarang yang menjadikannya
menjadikannya panutan.
panutan. Bahkan
Bahkan sebaliknya,
sebaliknya, yang meninggalkan
meninggalkan
syara
syarak,
k, dan
dan hany
hanyaa suka
suka berse
bersena
nang
ng-se
-senan
nang
g serta
serta sulit
sulit diiku
diikuti
ti kema
kemaua
uann
nnya
ya,,
memaksakan diri untuk menjadi panutan. Dasar manusia!

(08)

Ingkang lumrah ing mangsa puniki,

mapan guru ingkang golek sabat,

tuhu kuwalik karepe,

kang wus lumrah karuhun,

 jaman
 jaman kuna
kuna mapan
mapan si murid,
murid,
ingkang pada ngupaya,

kudu angguguru,

ing mengko iki ta nora,

Kyai Guru narutuk ngupaya murid,

dadiya kanthinira.

Umumnya dijaman sekarang

Justru guru yang mencari teman

Benar-benar terbalik keadaanya

Jamaknya (begitulah) yang biasa terjadi

Kalau jaman dulu, muridlah

Yang mencari guru

Tapi sekarang tidak 

Kyai Guru berkeliaran mencari murid

Agar ikut dengannya

Sekaran
Sekarangg yang
yang terjadi
terjadi sebalik
sebaliknya
nya.. Jika dahulu,
dahulu, seorang
seorang akan besusah
besusah paying
paying
 berguru
 berguru mencari ilmu pengetahuan,
pengetahuan, tetapi sekarang justru gurulah
gurulah yang mencari
murid.
murid. (Lihatl
(Lihatlah,
ah, spandu
spanduk,
k, baliho,
baliho, pample
pamplet,
t, selebara
selebaran
n beredar
beredar dimana
dimana mana
mana
mencari murid agar mau bersekolah) Akibatnya, murid yang belajar bukan tumbuh
dari dasar hatinya, tetapi termakan
termakan oleh bujukan iklan.
iklan. Kendati
Kendati demikian, belajar,
belajar,
 belajar dan
dan belajarlah!
belajarlah!

Itulah
Itulah pesan
pesan awal
awal yang
yang disamp
disampaika
aikan
n oleh Kanjeng
Kanjeng Susuhu
Susuhunan
nan Pakubu
Pakubuwan
wanaa IV
dalam Pupuh
puh I Dhandandhangg
nggula,
la, untuk masuk leblebih focu
focuss pada Serat
Wulangreh………………….

PUPUH II

KINANTHI

01

Padha gulangen ing kalbu,

ing sasmita amrih lantip,

aja pijer mangan nendra,


kaprawiran den kaesthi

pesunen sariranira,

sudanen dhahar lan guling.

Mari latih dan pahami hati

Agar perasaan bisa lebih tajam

Jangan Cuma makan dan tidur 

Watak ksatria harus dipelajari

Latih badan / tubuhmu

Kurangi makan dan tidur 

 Ngarsa dalem
dalem ingkang
ingkang Sinuhu
Sinuhun
n (pada
(pada masa itu)
itu) sudah sangat memaham
memahamii betapa
tantangan atas perkembangan jaman. Maka yang pertama ditekankan adalah
melatih, memahami dan mengasah rasa ( Padha
 Padha gulangen
gulangen ing
ing kalbu).
kalbu). Langkah ini
dirasa paling efektif untuk menyikapi perkembangan keadaan. Nilai ini universal
universal
dan bisa diterapkan bahkan di era computer sekarang ini.

Salah
Salah satu langka
langkahh yang
yang mutlak
mutlak dilakuk
dilakukan
an adalah
adalah dengan
dengan mesu
mesu budi,
budi, prihat
prihatin
in
dengan
dengan jalan kurang
kurangii makan
makan dan kurangi
kurangi tidur.
tidur. Watak
Watak ksatria
ksatria harus
harus ditempu
ditempuhh
dengan cara itu agar kita kadunungan kawaskithan.

02

Dadiya lakuniraku,

cegah dhahar lawan guling,

lawan ojo sukan-sukan,

anganggowa sawatawis,

ala watake wong suka,

nyuda prayitnaning batin.

Jadikanlah kebiasaanmu

mencegah makan dan tidur 

dan jangan suka bersenaang-senang


 jika perlu,
perlu, lakukan
lakukan seperlunya
seperlunya

 jeleklah watak
watak orang
orang yang hanya bersuka-suka
bersuka-suka

akan mengurangi kewaspadaan batin

Mengurangi makan dan tidur, agar dijadikan kebiasaan disamping mencegah hura-
hura
hura dan kesenang
kesenanganan ragawi semata.
semata. Sekaran
Sekarang g terbukt
terbukti.
i. Kesenang
Kesenangan
an duniawi
duniawi
dibuka lebar-lebar dan bahkan diberikan ijin resmi oleh penguasa.
penguasa. Akibatnya, para
 pemuda
 pemuda tak lagi peduli dengan
dengan pesan moral untuk mencegah makan
makan dan mencegah
tidur.

Boleh jadi, Sinuhun Pakubuwana sudah memprediksikan jika pada suatu saat nanti,
kesenan
kesenangan
gan memang
memang akan menjadi
menjadi bagian
bagian dari
dari kehidu
kehidupan
pan manusia.
manusia. Jiaka
Jiaka itu
terpaksa terjadi, lakukanlah
lakukanlah secukupnya
secukupnya (anganggowa sawetawis).
sawetawis) . Bagaimanapun
 juga, orang yang hanya mengedepank
mengedepankan
an bersuka-suka,
bersuka-suka, termasuk kategori
kategori orang
yang berwatak
berwatak buruk.
buruk. Kesenangan
Kesenangan akan menguran
mengurangi
gi kewaspadaan.
kewaspadaan. Anda bisa
membuktikan bahwa sebagian besar tindak kriminal terjadi ketika orang tengah
hanyut dalam kesenangan.

03

Yen wus tinitah wong agung,

ywa sira gumunggung dhiri,

aja nyelakaken wong ala,

kang ala lakunireki,

nora wurung ngajak-ajak 

satemah anenulari.

Jika sudah ditakdirkan jadi pembesar 

 janganlah
 janganlah kamu
kamu menyombo
menyombongkan
ngkan diri

 jangan dekat dengan


dengan orang jelek (wataknya
(wataknya))

 biarlah dia
dia seperti
seperti itu

karena paling-paling akan mengajak 

 pada khirnya
khirnya akan
akan menular
menular (pada
(pada dirimu)
dirimu)

Pesa
Pesan
n beri
beriku
kutt dial
dialam
amat
atka
kan
n kepa
kepada
da mere
mereka
ka yang
yang suda
sudah
h menj
menjad
adii pemb
pembes
esar 
ar 
(peng
(pengua
uasa)
sa).. Wula
Wulang
ngre
reh
h meng
mengaja
ajark
rkan
an untu
untukk tidak
tidak sombo
sombong
ng (sumongah
 sesongaran)
 sesongaran).. Seorang pembesar
pembesar / penguasa
penguasa jangalah
jangalah terlalu denkat
denkat dengan
dengan orang
yang
yang berw
berwat
atak
ak buru
burukk karen
arenaa pada
pada kahir
ahirny
nyaa Cuma
Cuma akan
akan meng
mengaj
ajak
ak dan
dan
menjerumuskan pada tindakan jelek pula.

04

Nadyan asor wijilipun,

yen kelakuwane becik,

utawa sugih cerita,

kang dadi misil,

yen pantes raketana,

darapon mundhak kang budi.

Meski berasal dari rakyat jelata

 jika wataknya
wataknya bagus

atau yang banyak cerita

yang bisa diambil sarinya

 jika memang
memang layak,
layak, dekatilah
dekatilah

dengan harapan akan mengangkat harkatmu

Sebaliknya, meskipun berasal dari golongan rakyat jelata, jika memang memiliki
watak dan kepribadian
kepribadian yang bagus layak untuk didekati. Pembesar / penguasa yang
demikian
demikian akan sangat memahami apa yang terjadi pada masyarakatnya.
masyarakatnya. Mereka
akan mengambil keputusan tepat bagi rakyat, karena dia mendekat langsung dan
mendengarka
mendengarkan n cerita mereka.
mereka. Jika sudah demikian,
demikian, bukan tidak mungkin,
mungkin, dari
rakyat jelata inilah yang mampu mengangkat harkat dan martabatnya.

05

Yen wong anom pan wus tamtu,

manut marang kang ngadhepi,

yen kang ngadhep

akeh durjana,

tan wurung bisa anjudi,


yen kang ngadhep akeh bangsat,

nora wurung dadi maling.

Jika para pemuda memeng sudah sepatutnya

tunduk pada yang dihadapi

 jika yang
yang dihadapi
dihadapi banyak
banyak orang
orang licik 
licik 

 paling-paling
 paling-paling akan
akan bisa
bisa berjudi
berjudi

 jika yang
yang menghada
menghadap
p banyak
banyak bangsat
bangsat

akhirnya juga akan jadi pencuri

khususnya kepada para pemuda, Wulangreh mengingatkan untuk tunduk pada yang
dihadapi.
dihadapi. Dimana bumibumi dipijak,
dipijak, disitu langit
langit dijunjung.
dijunjung. Tapi hati-hati,
hati-hati, banyak 
banyak 
orang
orang licik disekita
disekitarr kita.
kita. Jika menghada
menghadapi pi orang
orang licik tetapi kita tidak
tidak bisa
menge
mengendal
ndalikan
ikan diri,
diri, akhirny
akhirnyaa akan terjeru
terjerumus
mus.. paling
paling-pal
-paling
ing Cuma
Cuma akan
akan jadi
jadi
tukang judi. Demikian juga, jika tak mampu mengendalikan
mengendalikan diri ketika berhadapan
dengan bangsat, akhirnya akan tergoda untuk menjadi pencuri.

Koru
Korupsi
psi dan
dan kolu
kolusi
si terja
terjadi
di karen
karenaa peng
pengua
uasa
sa tidak
tidak mamp
mampu u menah
menahanan diri
diri pada
pada
gemerlapnya
gemerlapnya keadaan.
keadaan. Dia tidak mampu mendteksi
mendteksi orang baik dan orang buruk.
buruk.
Sekalipun
Sekalipun pada awalnya tidak berniat untuk korupsi, tetapi karena kurang waspada
(batin, jiwa dan rasanya) akhirnya dia terjebak pada pilihan korupsi atau jatuh. Jika
dia tidak
tidak korups
korupsi,
i, maka
maka akan
akan kedudu
kedudukan
kannya
nya akan terancam
terancam.. Pilihan
Pilihannya
nya jelas,
korupsi akan lebih baik
baik daripada dirinya jatuh. Inilah kekgagalan pemimpin dalam
mengolah rasa dan salah dalam menilai baik buruk watak orang yang didekati.

06

Sanadyanta nora melu,

pasti wruh lakuning maling,

kaya mangkono sabarang,

panggawe ala puniki,

sok weruha gelis bisa,

yeku panuntuning iblis.

kendati kamu tidak ikut-ikutan

sepatutnya kamu tahu watak pencuri


 begitulah
 begitulah semuanya
semuanya

kelakuan buruk ini

meski cuma melihat akan cepat bisa

itulah tuntunan iblis

Sekalipun, keadaan itu tejadi karena sebuah keterpaksaan sejak awal Wulangreh
sudah mengingatka
mengingatkann agar kita tidak ikut-ikutan hanyut
hanyut terbawa keadaan. Jadi tak 
ada salah mempelajari watak dan perilaku pencuri. Bukan untk ikut mencuri, tetapi
mengh
menghinda
indarka
rkan
n diri
diri dari keterpa
keterpaksaa
ksaann mancur
mancuri.i. Karena
Karena untuk
untuk belajar
belajar menjadi
menjadi
 buruk sungguh
sungguh sangat
sangat gampang.
gampang. Sekali melihat
melihat akan
akan bisa.

07

Panggawe becik puniku,

gampang yen wus den lakoni,

angel yen durung linakwan,

aras-arasen nglakoni,

tur iku den lakonana,

mufa’ati badanneki.

Perbuatan baik itu

mudahnya jika sudah dilakukan

tapi sulit jika jika belum dilakukan

rsanya malas untuk melakukan

maka lakukanlah

karena akan bermanfaat bagi dirimu

Demi
Demikikian
an juga
juga perb
perbua
uata
tan
n baik
baik.. Ia juga
juga muda
mudah
h untu
untukk dila
dilaku
kuka
kan.
n. Yang
Yang
membedakan
membedakan dengan perbuatan
perbuatan buruh adalah pada tindakannya.
tindakannya. Jika perbuatan
 buruk akan
akan sangat mudah
mudah dilakukan,
dilakukan, sedang perbuatan
perbuatan baik akan sangat
sangat sulit untuk 
memulai,
memulai, smeski sebenarnya mudah dipelajari.
dipelajari. Untuk memul;ai
memul;ai suatu perbuatan
 baik, meski kita tahu itu sangat mudah,
mudah, namun begitu beratnya untuk dilakukan.
dilakukan.
Wulangreh menyebut aras-arasen nglakoni.
nglakoni.
08

Yen wong anom-anom iku,

kang kanggo ing masa iki,

andhap asor dipun bucal,

unbag gumunggung ing dhiri,

obrol umuk kang den gulang,

kumenthus lengus kumaki.

Jika anak muda-muda itu

yang berlaku dimasa sekarang

sopan santun sudah dibuang

sombong dan selalu tinggi hati

mengobrol dan membual yang dikerjakan

 bergaya,
 bergaya, congkak
congkak dan
dan mentang-me
mentang-mentang
ntang

Kembali
Kembali pada persolanan anak muda.
muda. Disetiap jaman, anak mudamuda berada dalam
dinamik
dinamikany
anyaa sendiri.
sendiri. kanjen
kanjeng
g Susuhu
Susuhunan
nan juga sudah
sudah menyad
menyadari
ari bahwa
bahwa para
 pemuda
 pemuda adalah segmen penting yang harus digarap
digarap secara tuntas. Masalah sopan
santu
santun
n namp
nampakakny
nyaa masih
masih menja
menjadi
di perh
perhati
atian
an belia
beliau.
u. Kuran
Kurang
g Sopa
Sopann santu
santun,
n,
sombong, egois, sok gaya adalah label yang acap kali menmpel di pundak pemuda.
Kebiasa
Kebiasaan
an yang
yang sekaran
sekarang
g jamak
jamak terjadi
terjadi di kalang
kalangan
an muda,
muda, sudah
sudah disoro
disorott oleh
oleh
wulangreh sejak 2 abad lalu.

09

Sapa sira sapa ingsun,

angalunyat sarta edir,

iku lambanging waong ala,

nomnoman adoh wong becik,

emoh angrungu carita,

kang ala miwah kang becik.


Membanggakan diri sendiri

egois dan tak peduli

itulah lambang orang yang buruk 

 pemuda
 pemuda yang jauh dari
dari orang baik 

tak mau mendengarkan petuah

yang jelek dan yang baik 

 bait ini juga masih menyoroti


menyoroti tentang watak pemuda
pemuda yang nampaknya
nampaknya terjadi
disepanjang
disepanjang jaman. Membaggaka
Membaggakan n diri, sombong
sombong dan egois seakan menjadi cirri
 pemuda
 pemuda pada umumnya.
umumnya. Jadi wajar apabila
apabila Sri SSusuhunan
SSusuhunan Pakubuwana
Pakubuwana IV
memberikan garis bawah cukup tebal diawal materi Serat Wulangreh.

10

Cerita kang wus kalaku,

panggawe ala lan becik,

tindak bener lan becik,

tindak bener lan kang salah,

kalebu jro caritareki,

mulane aran carita,

kabeh-kabeh den kawruhi.

Cerita yang telah terjadi

 perbuatan
 perbuatan buruk
buruk dan baik 

 perbuatan
 perbuatan benar
benar dan salah

termasuk dalam cerita ini

maka disebut cerita

semua hal agar diketahui

Dengan
Dengan sangat
sangat lugas
lugas Pakubu
Pakubuwan
wanaa IV menga
mengakui,
kui, bahwa
bahwa mencer
menceritak
itakan
an keadaa
keadaann
 pemuda
 pemuda terutama
terutama yang menyangkut
menyangkut perbuatan
perbuatan baik buruk dan benar salah adalah
 bagian penting
penting dari cerita
cerita (maksudnya)
(maksudnya) karangan
karangan ini. Maka sekalipun
sekalipun dirasa terlalu
terlalu
vulgar tetap saja disebut untuk bisa diketahui dan dipelajari

11

Mulane wong anom iku,

abecik ingkang taberi,

 jejagonga
 jejagongan
n lan wong
wong tuwa,
tuwa,

ingkang sugih kojah ugi,

kojah iku warna-warna,

ana ala ana becik.

Maka, orang muda itu

sebaiknya yang teliti

 jika berbicara
berbicara / berhadapan
berhadapan dengan
dengan orang tua

yang (kebetulan) banyak omong

 pembicaraan
 pembicaraan itu bermacam
bermacam-macam
-macam

ada yang baik, ada yang buruk 

Maka sebagai
sebagai orang muda, sudah selayaknya
selayaknya apabila lebih teliti. Jika berhadapan
berhadapan
dengan orang tua yeng kebetulan sedang berbicara, maka dengarkanlah. Meskipun
kadangkala menjengkelkan karena terlalu banyak yang dibicarakan / diomongkan,
tapi mendengarkan
mendengarkan dengan
dengan seksama adalah lebih bijaksana. Karena dari sanalah
kita bisa menge
mengenal
nal banyak
banyak orqang
orqang dengan
dengan berbag
berbagai
ai perwatak
perwatakannannya,
ya, baik
baik baik 
baik 
maupun buruk 

12

Ingkang becik kojahipun,

sira anggawa kang remit,

ingkang ala singgahana,

aja niat anglakoni,


lan den awas wong kang kojah,

ing lair masa puniki.

Yang baik pembicaraannya

 bawalah
 bawalah dengan
dengan cermat
cermat

yang jelek sembunyikan,

 jangan pernah berniat melakuk


melakukan
an

dan waspadailah orang yang berbicara (itu)

yang terucap saat ini

Yang (kebetulan) mempunyai materi pembicaraan yang baik, maka camkanlah dan
gunaka
gunakan
n dengan
dengan cermat. Sebalk
Sebalknya,
nya, apabila
apabila ada yang
yang kurang
kurang baik, terimal
terimalah
ah
sebagai berbandingan
berbandingan,, dan sembunyikanl
sembunyikanlah.
ah. Tetapi tetaplah waspada
waspada dan teliti
mendengarkan pembicaraan orang yang terjadi pada saat itu.

13

Akeh wong kang bisa muwus,

nanging den sampar pakolih,

amung badane priyangga,

kang den pakolihaken ugi,

panastene kang den umbar,

nora nganggo sawatawis.

Banyak memang orang yang bisa bicara

namun entah bagaimana hasil (kenyataan)nya

Cuma dirinya sendiri

yang meakhirnya mendapatkan

emosinya yang dikedepankan

tanpa ada pengendalian


14

Aja ana wong bisa tutur,

amunga ingsun pribadhi,

aja ana amemedha,

angrasa pinter ngluwihi,

iku setan nunjang-nunjang,

tan pantes dipun cedhaki.

Jangan ada orang yang bisa menasihati

 biarlah aku
aku sendiri
sendiri

 jangan pernah terpancing


terpancing

merasa lebih pintar 

inilah setan gentayangan

tak pantas didekati

15

Singakna den kaya asu,

yen wong kang mangkono ugi,

dahwen open nora layak,

yen sira sadhinga linggih,

nora wurung katularan,

becik singkiorana kaki.

Singapun akan seperti anjing

 jika ada orang yang demikian


demikian itu

suka ingin tahu (urusan orang) dan tidak pantas

 jika kamu
kamu duduk
duduk berdamping
berdampingan
an (dengan
(dengan orang
orang semacam
semacam itu)
itu)
 Nanti kamu
kamu akan
akan tertular 
tertular 

sebaiknya jauhilah, nak 

16

Poma-poma wekasingsun,

mring kang maca layang iki,

lan den wedi mring wong tuwa,

ing lair prapto ing batin,

saunine den estokna,

ywa nambuh wulang kang becik.

Ingat-ingatlah pesanku

 pada (siapapun)
(siapapun) yang memba
membaca
ca surat (tulissan)
(tulissan) ini

dan takutlah pada orang tua

 baik lahir
lahir maupun
maupun batin
batin

semua perkataannya turutkanlah

 jangan menghindar
menghindar ajaran
ajaran baik.
baik.

**********BERSAMBUNG***********

Anda mungkin juga menyukai