Idoc - Pub - Industri Pembuatan Deterjen
Idoc - Pub - Industri Pembuatan Deterjen
A. Pengertian Deterjen
Deterjen sangat akrab dengan kehidupan kita terutama bagi ibu rumah tangga
untuk mencuci pakaian. Deterjen tidaklah sama dengan sabun, meskipun sabun juga
termasuk deterjen. Kata “deterjen” berasal dari bahasa Latin “deterjene” yang berarti
menghapus.
Detergen adalah Surfaktant anionik dengan gugus alkil (umumnya C9 – C15)
atau garam dari sulfonat atau sulfat berantai panjang dari Natrium (RSO3- Na+ dan
ROSO3-Na+) yang berasal dari derivat minyak nabati atau minyak bumi (fraksi
(misalnya penambahan pelarut organik, dan pemisahan dengan menambahkan air dan
bahan aktif pada permukaannya dan konstituen bahan tambahan. Konstituen bahan
aktif adalah berupa surfaktan yang merupakan singkatan dari surface active agents,
yaitu bahan yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di antarmuka
pemerataan. Adapun konstituen tambahan dapat berupa pembangun, zat pengisi, zat
B. Jenis-jenis Deterjen
1. Berdasarkan senyawa organic
Berdasarkan senyawa organik yang dikandungnya, detergen dikelompokkan
menjadi :
a. Detergen anionik (DAI)
Merupakan detergen yang mengandung surfaktan anionik dan
ini akanberubah menjadi partikel bermuatan positif ketika terlarut dalam air,
karbon)
Dialkil dimetil amonium klorida (R2N(CH3)2)+Cl- (R=8 sampai 18
atom karbon)
Lauril dimetil benzil amonium klorida (R2N(CH3)2CH2C2H6)Cl
c. Detergen nonionik
Merupakan senyawa yang tidak mengandung molekul ion sementara,
kedua asamdan basanya merupakan molekul yang sama. Detergen ini tidak
akan berubah menjadi partikel bermuatan apabila dilarutkan dalam air tetapi
dapat bekerja di dalam airsadah dan dapat mencuci dengan baik hampir semua
Alkil amida
HOCHCH3 NH2-HOOCC17O38 R
d. Detergen Amfoterik
Detergen jenis ini mengandung kedua kelompok kationik dan anionik.
berikut:
bahan tersebut dibuang akibatnya zat tersebut masih aktif. Jenis inilah yang
Sulfat pekat atau Oleum. Reaksi ini menghasilkan Alkil Benzena Sulfonat.
a. Deterjen Cair
Secara umum deterjen cair hampir sama dengan deterjen bubuk. Yang
membedakan cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya deterjen cair ini
bubuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu deterjen bubuk berongga dan
4. Berdasarkan kegunaannya
Berdasarkan kegunaannya jenis-jenis deterjen adalah sebagai berikut :
a. Detergen pencuci kain, mengandung alkohol etoksilat dan alkil fenoletoksilat
b. Detergen pencuci piring mengandung zat seperti detergen pencuci tangan
c. Detergen pembersih peralatan rumah tangga yang mengandung heksa
rumah tangga
e. Detergen pembersih gigi yang mengandung natrium lauril sarkosionat
f. Detergen pelembut kain yang mengandung diokta dekildimetil amonium
klorida
bahan inti dari deterjen. Secara kimia bahan kimia ini dapat berupa sodium lauryl
ether sulfat (SLES). SLES ini dikenal dengan beberapa nama dagang dengan
nama texapone, cottoclarin, ataupun ultra SLES. Bahan ini berfungsi dalam
meningkatkan daya bersih, saat digunakan bahan aktif ini mempunyai busa
banyak, dan berbentuk gel translucent (pasta). Selain SLES, bahan aktif dari sabun
bubuk adalah garam Linear Alkyl Benzene Sulfonat (LAS), bentuknya gel/pasta
berwarna kuning muda. Fungsi LAS sama seperti Ultra SLES, sebagai bahan
pembersih utama pembuatan Sabun Bubuk, dengan LAS, maka sabun bubuk akan
meningkatkan daya bersih. Keberadaan bahan ini dalam deterjen tidak boleh
terlalu banyak, sebab dapat menimbulkan efek panas pada tangan saat mencuci
pakaian. Bahan penunjang lainnya adalah STPP (sodium tripoly posphate) yang
dapat menyuburkan tanaman, hal Ini dapat dibuktikan dengan menyiramkan air
bekas cucian ke tanaman, maka tanaman tersebut akan menjadi subur. Hal ini
disebabkan oleh kandungan fosfat yang merupakan salah satu unsur dalam jenis
pupuk tertentu.
4. Bahan Tambahan (aditif)
Aditif berfungsi mencegah kotoran kembali ke pakaian (anti redeposisi),
bahan tambahan ini sebenarnya tidak harus ada didalam pembuatan deterjen.
Salah satu contoh bahan tambahan ini adalah Enzym AR yang berbentuk serbuk
putih.
suatu deterjen dengan kualitas baik , Harum akan disukai konsumen. Parfum biasa
sangat penting, karena biasanya konsumen selalu merasakan dulu wangi dari
barang yang akan dibeli, baru mencoba untuk memakai produk tersebut.
6. Bahan Tambahan untuk membuat sabun dengan kulitas yang istimewa:
a. Protease: Pembersih noda yang membandel disebabkan oleh protein, seperti
darah, kecap, susu, saos dll. Dengan ditambah Protease, maka daya cuci sabun
terhadap kotoran yang disebabkan protein seperti darah, makanan bayi, susu,
saos, kecap dll yang membandel akan lebih mudah dibersihkan. Dosis
Pemakaian 2-10%.
pemakiannya 3-10%
d. Lipozyme: Pembersih noda yang disebabkan oleh minyak, lemak & gemuk.
Dengan ditambah lypozyme, maka daya cuci sabun terhadap kotoran yang
a. Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan
aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan
kotoran yang menempel pada permukaan bahan, meningkatkan daya pembasahan air
sehingga kotoran yang berlemak dapat dibasahi, mengendorkan dan mengangkat kotoran
dari kain dan mensuspensikan kotoran yang telah terlepas. Secara garis besar, terdapat
serta penyebaran (dispersion). Juga sebagai bahan bantu pada proses terbaik semasa
pembuatan detergen seperti penyerapan surfaktan cair dan pengikatan air bebas.
Fosfat yang paling lazim digunakan dalam aplikasi detergen adalah garam sodium dan
c. Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai
adalah untuk kekerasan air (melalui pemendakan), sumber kealkalian, pengisi (filler),
misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan
daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk.
proses pengeringan.
Tahap-tahap dalam proses spray-dryingdapat diperlihatkan pada gambar berikut:
Gambaran proses pembuatan slurry adalah sebagai berikut :
a. Alat pengangkut ( conveyor ) mengumpulkan terus – menerus padatan yang telah
dan asam sulphonic dinetralisasikan dengan alkali dalam mixer sebelum umpan
ada reaksi yang diharapkan dari komponen lain, asam menjadi umpan dan
dinetralisaikan secara langsung didalam crutcher slurry yang dalam kasus ini
bagian dalam dari crutcher slurry harus terbuat dari bahan – bahan stainless steel
tersebut dihomogenasasi lebih lanjut dan diatur berdasarkan derajat hidrosin yang
dari garam anorgonik yang diperlukan seperti soda ash, natrium sulfat, dan
yang dikeringkan dalam bentuk hollow bead dikumpulkan pada bagian atas
atau zat adiktif yang kemudian di simpan dalam silos dan akhirnya dibawa ke
kering dengan bahan-bahan cairan yang dibantu dengan adanya bahan pengikat
penumpukan dari komponen dari bubuk menjadi cairan dan menjadi butir atau
karena proses tersebut dihubung kan kestruktur fisik dan pada saat yang sama,di
slikat deterjenaktif dan air yang digunakan sebagai cairan dalam aglomerasi.
dilanjutkan selama 1-2 menit dan ditambahkan slurry selama 3-4 menit.Setelah
menit agar menjadi homogen. Sebagian besar dari bubuk yang terbentuk dapat
merata.
b. Campurkan STTP dan air dingin, campuran ini terpisah dari campuran
bubuhkan CMC sambil terus diaduk-aduk hingga menjadi seperti bubur agar-
agar.
d. Campuran pertama dan kedua dicampurkan dan terus diaduk-aduk hingga
tekun,teliti, dan sempurna. Oleh reaksi kimia cairan tersebut berubah menjadi
cream.
f. Setelah cream menjadi dingin, bubuhkan parfum sambil diaduk agar
sisihkan.
f. Jika campuran CDEA-SLES sudah kental, masukkan ke ember kecil atau
wadah stainless steel. Tambahkan jumlah sedikit air sambil diaduk terus
menerus
g. Pindahkan campuran ke mixer. Ketika campuran sudah berbusa, tambahkan
sebagian orang menyebutnya dengan nama ABS (alkyl benzene sulfonat), ini
adalah bahan yang mutlak harus dipakai pada proses membuat sabun colek.
yang nantinya akan menentukan hasil akhir. tanpa bahan ini sabun colek tidak
akan memiliki daya bersih dalam pemakaian sabun colek, bahan ini berbentuk
cairan yang biasanya berwarna coklat tua, yang berfungsi sebagai pembersih,
ciri – ciri cairan ini adalah memiliki busa yang banyak bila di kucek.
- KAUSTIK SODA
Bahan ini berguna sebagai penetralisir sifat keasaman yang di
akibatkan dalam pemakaian DDBS. Bahan ini berbentuk batangan atau flake.
dengan perbandingan 4:6 (misalnya : 40gr Kaustik Soda dengan 60cc air
campuran) atau bisa juga dengan skala perbandingan lain sesuai dengan
formula masing – masing, tetapi umumnya 4:6. Cara melarutkan kaustik soda
harus dilakukan dengan hati – hati karena bahan ini bersifat keras terhadap
kulit manusia.
- SODA ABU
Soda abu atau SODA ASH berbentuk bubuk, dan warnanya putih.
Fungsinya untuk meningkatkan daya bersih, penambahan soda abu tidak boleh
terlalu banyak, karena dapat menimbulkan rasa panas di tangan saat sabun
pembuatan sabun colek adalah sekitar 7 % dari komposisi total bahan sabun
colek.
- SILIKAT
Biasanya dikenal dengan nama water glass, bahan ini berbentuk cairan
kental dan tidak berwarna (bening). berfungsi sebagai pengikat material dalam
sabun colek. penggunaan silikat juga akan memberikan kesan berkilau pada
sabun colek, bahan ini sangat mudah beku, jadi bila tidak dipakai, sebaiknya
untuk menyempurnakan reaksi dari formula sabun colek, air juga berfungsi
untuk mengatur kekentalan sabun colek yang akan dihasilkan dari proses
mengurangi kualitas dari sabun colek, warna sabun colek yang asli adalah
coklat, dan berbau kurang menarik. jadi penambahan parfum dan pewarna
jeruk agar lebih dapat menghilangkan bau kotoran yang akan di bersihkan
- CMC = Carboxy methyl cellulose
Biasanya tersedia dalam bentuk garam, yaitu CMC (Na). fungsinya
(kain). Jadi tidak tepat kalau ditambahkan pada sabun cair cuci piring. Jika
ingin sabun cairnya punya kelebihan dibanding sabun cair lain beri bahan
kimia semacam anti jamur/bakteri. Jadi tidak sekedar bersih tapi membunuh
higienis.
Berikut ini bahan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sabun cream atau
sabun colek:
- Caustic soda .......................... 50 gram
- STTP ....................................... 50 gram
- CMC ........................................ 30 gram
- Soda ash ................................100 gram
- ABS ....................................... 300 gram
- Bahan warna ......................... secukupnya
- Air ........................................... 600 cc (2,5gelas)
- Bibit minyak wangi .................... 5 cc
- Caoline ..................................... 50 gram
larutan (larutan a), kemudian diaduk sehingga busanya naik, kalau sudah
halus, masukkanlah caoline sedikit demi sedikit, sambil diaduk-aduk supaya
a. Akibat Surfaktan
Di dalam air, sisa detergen harus mampu mengalami degradasi (penguraian)
ini mengakibatkan timbulnya busa di atas permukaan air, dalam jumlah yang
makin lama makin banyak. Hal ini disebabkan oleh bentuk struktur surfaktan
yang dipakai.Jika struktur kimia berupa rantai lurus, gugus surfaktan ini mudah
diuraikan. Sedangkan jika struktur berupa rantai bercabang, maka surfaktan ini
sulit dipecahkan.
b. Akibat Gugus Pembentukan
Masalah yang ditimbulkan oleh gugus pembentuk yaitu gugus ini akan
Kedua gugus ini sangat berpengaruh dalam proses eutrofikasi, yang bisa
tipis. Terdapat dua macam limbah atau buangan utama yang harus diperhatikan yaitu
limbah air cucian dari pembersih bejana yang dinetralkan dan sisa SO 3 yang tidak
bereaksi.
Air cucian biasanya sedikit mengandung bahan aktif permukaan anionik yang
biasanya diolah dengan proses biologi yang serupa dengan pengolahan limbah utama.
Degradasi bakterial pada kondisi aerob mengubah surfaktan anionik menjadi karbon
dioksida dan air. Limbah asam dari reactor dicuci dan dinetralisasi dengan air kapur
membentuk kalsium sulfat yang tidak larut. Gas sulfonat yang dihasilkan dialirkan ke
dalam siklon untuk memisahkan kabut asam dari gas-gas. Asam hasil pemisahan di
masukkan kembali ke aliran produknya dan bila gas itu masih mengandung SO 3akan
dilewatkan kembali ke zona reaksi. Gas cerobong yang mengandung SO 2 dan SO3
sulfat dan asam sulfit yang mungkin terbentuk karena adanya uap dalam instalasinya.
Gas dari pengendapan akan dimasukkan ke dalam suatu penggosok arus, yang akan
bercampur dengan suatu larutan soda kaustik di dalam air. Proses ini digunakan untuk
mengusir semua residu SO2 dan SO3, sehingga dihasilkan udara bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Resep Dan Cara Membuat Deterjen Bubuk. (Online).
(http://yukitakelaundry. blogspot.com/2009/11/resep-dan-cara-membuat-
deterjen-bubuk.html. Diakses tanggal 5 November 2014).
Anonim. 2008. Mau Deterjen. (http://iwanmalik.wordpress.com/2008/05/14/mau
(http://kerajinanhomeindustry.blogspot.com/2013/05/bahan-dan-cara-
November 2014).
Rajiman. 2013. Cara Pembuatan Deterjen. (Online). (http://atom-