Anda di halaman 1dari 20

Manajemen Pengendalian Risiko Bisnis pada E-

Commerce Shopee

CORNELIUS TRISTAN RADJA NOVIANDRA


Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Veteran Jakarta
Email : cornelius.tristan@upnvj.ac.id
Abstrak
Penggunaan internet yang massif di masa sekarang menjadikan perubahan sikap dan
perilaku yang terjadi pada masyarakat. Dalam hal ekonomi juga terjadi perubahan yang
sangat besar. Perubahan yang sangat cepat ini membuat para pelaku ekonomi membuat
inovasi baru, namun perubahan ini juga menimbulkan risiko baru yang harus dihadapi
Pertumbuhan Internet yang cepat saat ini menjadi hal yang memberikan dampak positif
terhadap pergerakan marketplace yang ada di Indonesia. Berbagai layanan marketplace
mulai berdiri di era digital sekarang. Salah satu layanan marketplace yang ada di Indonesia
adalah Shopee. Shopee dinilai menjadi raksasa dalam layanan marketplace yang ada di
Indonesia padahal Shopee masih terbilang layanan baru.
Sebagai salah satu marketplace yang memiliki pengunjung terbanyak, Shopee juga
memiliki risiko yang tinggi yang harus dihadapi sehingga shopee juga harus menciptakan
manajemen pengendalian risiko yang efektif dan efisien
Kata kunci : Shopee, E-Commerce, Risiko Bisnis, Pengendalian Risiko Bisnis,
Internet, Digital

Abstract
Massive use of the internet today makes changes in attitudes and behavior that occur in
society. In terms of the economy there are also very big changes. These very fast changes
make economic actors make new innovations, but these changes also pose new risks that
must be faced
The rapid growth of the Internet is now a thing that has a positive impact on the movement
of the marketplace in Indonesia. Various marketplace services are starting to be established
in the current digital era. One of the marketplace services in Indonesia is Shopee. Shopee is
considered to be a giant in marketplace services in Indonesia even though Shopee is still a
new service.
As the largest marketplace in Indonesia, shopee also has a high risk that must be faced, so
shopee must also create effective and efficient risk control management.
Keywords : Shopee, E-Commerce, Business Risk, Business Risk Control, Internet,
Digital
Pendahuluan
I. Latar Belakang
Saat ini penggunaan internet sudah menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi
masyarakat. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
memberikan data pengguna internet yang ada di Indonesia saat ini mencapai 63 juta
orang. Sekitar 95 persennya merupakan orang – orang yang menggunakan internet
secara aktif. Dengan begitu, perubahan pada pola industri pun berubah kearah yang
lebih menggunakan internet atau biasa disebut sebagai digitalisasi.Seiring dengan
perkembangan yang terjadi dalam teknlogi informasi serta perluasan akses internet
memberikan Perubahan proses pembuatan konten program yang semula program
berbasis perusahaan berubah menjadi program yang lebih bersifat pribadi. Hal ini
dapat dengan mudah kita amati ketika muncul individu-individu yang dapat
mengubah dan mempengaruhi orang lain melalui dunia maya. Hal ini menyebabkan
terjadinya pergeseran budaya dari konsumen ke prosumer (produsen-konsumen),
atau berarti konsumen juga dapat berperan sebagai produsen. Hal ini secara tidak
langsung menjelaskan bahwa kekuatan perubahan tidak hanya dikendalikan oleh
perusahaan, tetapi individu sebagai konsumen juga mempengaruhi
perusahaan/organisasi untuk memutuskan strategi yang akan mereka ambil.
Perubahaan yang terjadi dengan begitu cepat tersebut menimbulkan masalah
baru terhadap pasar dan mekanisme yang sebelumnya tidak dapat diantisipasi
menggunakan strategi yang sudah berlaku sehingga hal tersebut mampu
memimbulkan risiko baru yang disebut sebagai risiko digital. Dengan begitu pihak
perusahaan atau organisasi harus menciptakan “Manajemen Pengendalian Risiko
Digital” agar perusahaan mampu bertahan dan tetap eksis di era Digitalisasi ini
dikarenakan perubahan yang terjadi ini membuat kacau sistem yang telah dilakukan
sebelumnya Perubahan ini telah berhasil memungkinkan para ahli strategi dalam
bisnis atau organisasi perusahaan untuk memikirkan kembali dan berkolaborasi
untuk menciptakan model bisnis baru dan proses baru, sehingga tujuan perusahaan
dapat dicapai dengan benar. Selain itu, tidak kalah pentingnya adalah
mempersiapkan kapabilitas baru untuk menghadapi semua tantangan yang muncul
dan meminimalkan risiko guna menciptakan pertumbuhan bisnis yang
berkelanjutan.
Seiring perkembangan internet di Indonesia yang cukup cepat dalam 10
tahun terakhir telah mendorong berbagai sektor ekonomi dan industri tumbuh cukup
baik Perubahan kebiasaan dari konvensional ke digital pun semakin banyak,
khususnya kegiatan jual beli yang saat ini sudah beralih ke digital dengan
munculnya berbagai e-commerce. Statista mencatat jumlah pengguna e-commerce
di Indonesia pada 2017 mencapai 139 juta pengguna, kemudian naik 10,8% menjadi
154,1 juta pengguna di tahun lalu. Tahun ini diproyeksikan akan mencapai 168,3
juta pengguna dan 212, juta pada 2023
Namun seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwasanya penggunakan
internet yang begitu marak dan massif terjadi ini pasti akan menimbulkan sebuah
masalah baru yang harus segera diselesaikan. Hal ini juga terjadi pada E-
Commerce dimana E-Commerce juga merupakan bagian dari digitalisai yang terjadi
sehingga E-Commerce pun akan memiliki risiko digital yang akan mempengaruhi
perusahaan yang terlibat. Sehingga Perusahaan yang terlibat harus melakukan
pengendalian risiko agar mampu bertahan di dalam pasar.

Shopee menjadi e-commerce dengan pengunjung situs bulanan terbesar di


Indonesia. Data iPrice menunjukkan, marketplace ini mendapatkan sebanyak 71,5
juta kunjungan selama kuartal I-2020. Hal ini menunjukan minat dan kebiasaan
masyarakat yang sudah beralih ke cara digital. Dengan data diatas maka
kemungkinan risiko yang dapat terjadi juga begitu sehingga pihak Shopee sebagai
penyedia layanan E-Commerce harus membentuk pengendalian risiko yang efisien
dan efektif agar shopee mampu tetap bersaing dalam pasar E-Commerce

II. Identifikasi Masalah


1. Bagaimana risiko yang dapat muncul dari transaksi online dengan E-
Commerce?
2. Apa saja aset – aset bisnis yang harus dillindungi perusahaan?
3. Apa saja dampak dari risiko bagi perusahaan?
4. Bagaimana strategi pengendalian risiko yang dilakukan Shopee
5. Apakah manajemen pengendalian risiko yang diterapkan oleh Shopee dapat
diaplikasikan pada perusahaan lain?
III. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum mempunyai beberapa tujuan serta semoga
penelitian ini dapat membawa manfaat bagi para pembaca. Secara umum penelitian
ini berkaitan dengan permasalahan tersebut di atas, dan tujuannya adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui risiko yang muncul dalam melakukan transaksi online melalui
Shopee
2. Mengetahui strategi pengendalian risiko yang diterapkan oleh Shopee
3. Mengetahui efektifitas dari strategi pengendalian risiko yang diterapkan oleh
Shopee
Selain itu, terdapat beberapa manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini
dan berguna bagi akademisi, praktisi dan masyarakat luas antara lain adalah:
1. Bagi Para Akademisi
 Memberikan pemikiran serta informasi dalam hal pengendalian
risiko pada sistem E-Commerce
 Menambahkan referensi bagi penelitian terhadap hal yang berkaitan
secara langsung mengenai E-Commerce serta Manajemen Risiko
2. Bagi Para Praktisi
 Memberikan informasi kepada para praktisi mengenai manajemen
pengendalian risiko yang di terapkan oleh Shopee
 Memberikan penjelasan kepada para praktisi bagaimana membentuk
sisitem pengendalian risiko yang baik
3. Bagi Masyarakat Luas
 Memberikan edukasi tentang manajemen risiko terhadap sistem e-
commerce khusunya pada marketplace Shopee.com
IV. Sistematika Penulisan
 Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini, secara umum membahas mengenai latar belakang, identifikasi
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian serta sistematika penelitian
 Kajian Literatur
Pada bagian ini membahas segala teori yang berkaitan dengan masalah yang
dipaparkan misalnya teori tentang definisi risiko, manajemen risiko, e-
commerce, serta hal hal yang berkaitan
 Metode Penelitian
Pada bagian ini membahas mengenai cara bagaimana penelitian ini
dilakukan. Terdapat pendekatan masalah, jenis penelitian, sumber data, serta
teknik pengumpulan data
 Pembahasan
Bagian ini berisi pembahasan mengenai masalah yang terdapat pada
penelitian ini
 Penutup
Bagian ini berisikan saran dan kesimpulan dari penelitian yang sudah
dilakukan dan dibahas
Kajian Literatur
I. Definisi Risiko
Secara umum Risiko merupakan keadaan yang tidak pasti serta memiliki unsur
berbahaya serta konsekuensi yang mungkin bisa saja terjadi pada masa yang akan datang
namum berkaitan dengan proses yang saat ini sedang berlangsung. Adapun beberapa
pendapat para ahli mengenai definisi atau konsep dari risiko. Menurut Arthur J. Keown
(2000), risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai. Sedangkan menurut Hanafi
(2006), risiko berarti besarnya penyimpangan yang terjadi antara tingkat pengembalian
yang didapat dengan tingkat pengembalian actual. Yang terakhir Menurut Emmaett J.
Vaughan dan Curtis M. Elliott (1978), risiko memiliki definisi sebagai berikut:.
a) Kemungkinan kerugian.
b) Suatu Ketidakpastian
c) Penyimpangan realita terhadap hasil yang diharapkan.
d) Probabilitas bahwa suatu hasil dapat berbeda dari yang diharapkan

II. Level Risiko

Diatas ini adalah gambar dari level risiko, sehingga berdasarkan gamabar
tersebut dapat diketahui bahwa level resiko dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Low Probability Low Impact = Low Risk
Risiko pada tingkat ini biasanya hanyalah berisi risiko yang tidak terlalu
berbahaya atau hanya memiliki pengaruh yang kecil terhadap suatu proses.
Sehingga dengan menggunakan kebijakan tertentu risiko ini dapat dibiarkan
2) Low Probability High Impact = Moderate Risk
Resiko ini memiliki tingkat dari pengaruh yang cenderung menengah,
namum bukan berarti bisa dibiarkan begitu saja. Risiko ini perlu terus
dimonitori atau diawasi agar dapat dilakukan penanggulangan yang
berkelanjutan sesuai dengan dampak yang diberikan
3) High Probability Low Impact = Moderate Risk
Risiko ini secara umum sama dengan risiko sebelummnya namum memiliki
pengaruh yang lebih sedikit sehingga hanya perlu diawasi saja
4) High Probability High Impact
Risiko ini memiliki tingkat pengaruh yang tertinggi dibandingkan dengan
lainnya. Risiko ini memiliki tingkat pengaruh yang berbahaya sehingga
harus diatasi dalam waktu secepatnya

III. Pengertian Manajemen Risiko


Manajemen Risiko merupakan suatu yang mengacu pada budaya, proses,
struktur serta strategi yang mengarah pada pengelolaan risiko atau ketidakpastian.
Adapun beberapa pendapat parah ahli mengenai manajemen risiko. Smith (1990),
menjelaskan bahwa manajemen risiko adalah proses terkait identifikasi,
pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang dapat mengancam aset
dan penghasilan sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan
kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Clough dan
Sears (1994), manajemen risiko merupakan suatu pendekatan yang diniliai
komprehensif dalam menangani suatu risiko yang dapat menimbulkan kerugian.

Organisasi Definisi Manajemen Risiko


ISO Guide 73 Aktivitas yang terkoordinasi dalam
BS 31100 mengontrol organisasi yang berkaitan
dengan risiko
Institute Of Risk Management IRM Suatu proses yang bertujuan dalam
membantu organisasi memahami,
mengevaluasi dan menangani semua
risiko agar meningkatkan tingkat
kesuksesan dan mengurangi
kemungkinan gagal yang dapat terjadi
HM Treasury Semua proses yang terdapat dalam
identifikasi dan menentukan risiko
yang terjadi serta menangani risiko
tersebut dan memantau proses
IV. Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko melibatkan penerapan kebijakan, proses, dan
prosedur manajemen secara sistematis hingga proses penentuan latar belakang,
identifikasi, evaluasi, penanganan, pengamatan, dan komunikasikan risiko.

Manajemen Risiko memiliki proses yang bertujuan untuk membantu pihak


yang terlibat dalam perusahaan dalam pengambilan keputusan yang lebih baik serta
lebih efisien. Terdapat beberapa langkah dasar yang biasanya digunakan dalam
menggambarkan proses pada manajemen risiko. Adapun langkah tersebut
mencakup tiga langkah utama yaitu : risk identification / identifikasi risiko, risk
assessment / penilaian risiko serta risk treatment
1) Risk Identification
Risk Identification adalah suatu proses yang menentukan kondisi yang
terjadi, apa kondisi yang terjadi, bagaimana kondisi tersebut terjadi serta
mengapa kondisi tersebut dapat terjadi. Dalam proses identifikasi ini, pihak
organisasi atau perusahaan harus melakukannya secara terstruktur
berdasarkan faktor utama. Risiko dapat diidentifikasi berdasarkan beberapa
metode – metode seperti : interview, checklist, atau grup diskusi.
2) Risk Assesment
Pada risk assessment terdapat risk analysis dan risk evaluation.Risk Analysis
adalah proses secara sistematis untuk menentukan kuantitas suatu risiko dan
kualitas suatu risiko berdasarkan data dan informasi yang telah didapat.
Proses penilaian risiko yang terdapat pada risk analysis dapat dilakukan
dengan beberapa metode seperti; bow-tie analysis, qualitative analysis, dan
semi- quantitative analysis. Sedangkan risk evaluation merupakan proses
pembandingan antara risiko yang diperkirakan dengan risiko yang sudah
ditentukan
3) Risk Treatment
Risk Treatment atau Perlakuan risiko adalah proses yang dirancang untuk
menentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi risiko yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Beberapa metode penanganan risiko yang biasa
digunakan, yaitu: tujuan pencegahan risiko adalah untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya risiko, tujuan pengurangan risiko adalah untuk
meminimalkan akibat dari risiko, dan tujuan pembagian risiko tidak hanya
Transfer of risiko ke organisasi lain, dan transfer ke entitas atau pin
perusahaan, individu, dan retensi risiko atau biasa disebut sebagai
penyerapan risiko, toleransi, atau penerimaan.

V. Sejarah Internet
Internet adalah suatu jaringan komunikasi yang menghubungkan satu media
elektonik dengan media yang lainnya. Sejarah dari internet dimulai pada sekita
tahun 1960-an ketika Departemen Pertahanan Amerika Serikat membuat suatu
system yang diberi nama ARPANET.

Pada tahun 1982 protokol standar dari TCP/IP mulai diperkenalkan. Adanya
sebuah nama domain juga sudah mulai digunakan empat tahun setelahnya, tepatnya
di tahun 1984. ARPANET lalu diturunkan pada tahun 1990, namun memang
internet hasil pengembangannya itu sendiri tetap berkembang terus-menerus dari
awal hingga sekarang ini. Dulu, informasi yang dapat dimiliki lewat internet cuma
informasi yang berbasis teks, namun akhirnya pada tahun 1990, layanan sejenis
berbasis tampilan grafis yang dikenal sebagai WWW (World Wide Web) sudah
mulai dikembangkan lagi oleh CERN.

Pada tahun 1994 internet mulai masuk ke Indonesia dengan jaringan


Paguyuba Network. Seiring berjalannya waktu internet kini dipergunakan untuk
berbagai keperluan salah satunya keperluan komersian, pertumbuhan e-commerce
dan perusahaan komersial lainnya jadi meningkat drastis dan turut membangun juga
ekonomi bangsa.

VI. Pengertian E – Commerce


Penegrtian dari E-Commerce adalah kegiatan pembelian atau penjualan serta
pemasaran suatu produk yang dilakukan dengan sistem elektronik atau digital
dengan bantuan internet yang mewadahi e-commerce melalui sebuah website untuk
kegiatan jual atau beli

VII. Kegiatan yang berkaitan dengan E-Commerce


Kebanyakan orang menggangap bahwa kegiatan pada E-Commerce
biasanya hanya terkait transaksi jual – beli melalui platform digital atau digital
marketplace. Padahal kegiatan E-Commerce bukan hanya sebatas itu, namum ada
beberapa hal yang berkaitan denga E-Commerce antara lain:
 Transaksi online melalui pasar digital seperti Lazada, Shopee dan Tokopedia
adalah yang paling umum
 Transaksi bisnis secara online yang dilakukan antar perusahaan
 Online banking saat ini sedang berkembang di Indonesia, Fungsi online
banking hampir sama dengan digital banking, dimana kita dapat mengakses
semua aktivitas yang berhubungan dengan perbankan..
 TV interaktif, dimana melalui ini kita dapat melihat berbagai daftar acara
dari internet secara interaktif.
 WAP (Wireless Apllication Prorocol) juga menjadi tren yang cukup menarik
di kalangan belanja online.

VIII. Risiko dalam E-Commerce


Risiko – risiko yang terjadi pada E-Commerce biasanya terjadi karena
adanya penyalahgunaan sistem serta kegagalan sistem yang berakibat pada:
 Kehilangan dalam segi finasial secara langsung
 Pencurian informasi rahasia yang cukup berharga misalnya data pribadi dan
infromasi yang mengenai kepentingan konsumen
 Kehilangan Kesempatan Bisnis karena gangguan misalnya listrik mati
 Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak, misalnya Hacker
yang mencuri rekening konsumen

IX. Manajemen Risiko pada E-Commerce


Menurut opini publik, risiko terbesar dalam e-commerce berasal dari pihak
eksternal atau penyusup, tetapi menurut para ahli riset TI Gartner Group, sekitar
70% akses tidak sah ke sistem dilakukan oleh karyawan internal, dan 95%
menyebabkan kerugian signifikan yang berkaitan dengan kerugian ekonomi. Di
antara banyak risiko yang terkait dengan sistem, kegagalan sistem biasanya
merupakan penyebab yang paling sering diungkapkan oleh perusahaan.
Peran manajemen risiko dalam e-commerce adalah mengelola sistem untuk
mengendalikan atau menghilangkan risiko atau mengurangi dampaknya, termasuk
 Melakukan identifikasi terkait aset bisnis yang perlu dilindungi.
 Memahami bahwa kemungkinan terkait ada risiko.
 Menentukan tingkat dari dampak risiko terhadap perusahaan ketika risiko itu
benar-benar terjadi.
 Melakukan analisis mengenai kelemahan perusahaan
Pengendalian yang telah ditentukan dan diterapkan baik untuk melindungi
perusahaan e-commerce dari resiko atau untuk meminimalkan dampak risiko
tersebut pada perusahaan jika risiko tersebut terjadi. Pengendalian tersebut terbagi
menjadi tiga, antara lain
1) Pengendalian Teknis yang menjadi satu didalam sistem yang telah dibuat
oleh para developer atau pembuat sistem tersebut
2) Pengendalian Formal yang berisi mengenai penentuan cara berprilaku,
prosedur dokumentasi serta pengawasan terhadap perilaku menyimpang
3) Pengendalian Informal yang berisi mengenai program terkait pelatihan dan
edukasi serta pembanguan manajemen
Metode Penelitian
I. Pendekatan Masalah
Penelitian ini menggunakan pendekatan masalah secara normatif,
dikarenakan penelitian ini memiliki beberapa aturan tertentu serta beberapa
ketentuan yang berlaku pada manajemen risiko e-commerce

II. Jenis Penelitian


Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif yang
akan menghasilkan data secara deskriptif. Jenis pelaporan pada penelitian yang
dilakukan ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu penulisan laporan yang
didasari dari data yang didapat kemudian di analisis hingga menghasilkan
kesimpulan

III. Sumber Data Penelitian


Sumber data penelitian ini hanya menggunakan data sekunder yang diperoleh
melalui dokumen yang berkaitan dengan masalah. Didalam penelitian ini penulis
melakukan berbagai studi kepustakaan, literatur, majalah, berita serta meteri kuliah
yang memiliki kaitan dengan bahasan pada penelitian ini.

IV. Teknik Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui studi
dokumentasi, data laporan perusahaan, jurnal dan artikel terkait masalah penelitian.
Pembahasan
I. Sejarah Singkat Shopee

Shopee adalah salah satu layanan marketplace digital dan komersial digital
yang memiliki kantor pusat di Singapura, didirikan pada tahun 2009 oleh Forrest Li.
Namum Shopee tidak langsung diluncurkan pada tahun tersebut, melainkan 6 tahun
kemudian pada tahun 2015 barulah Shopee diluncurkan secara resmi di Singapura.
Setelah peluncuran pertamanya Shopee dengan segera melebarkan sayap di
beberapa negara asia tenggara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam dan
Filipina selain itu Shopee juga melebarkan sayap ke negara di luar asia tenggara
yakni Taiwan. Pada tahun 2019, Shopee resmi diluncurkan di Brasil yang
menjadikan negara tersebut sebagai negara pertama di Amerika Selatan yang
memiliki akses Shopee. Sejauh ini Shopee telah memiliki penghargaan yang cukup
bergengsi misalnya “Netizen Brand Choice Award 2017” untuk kategori belanja
online yang diadakan oleh Warta Ekonomi.
Kegiataan promosi Shopee menjadikan perusahaan ini segera mendapat
tempat di hati masyarakat, terbukti Shopee menjadi digital marketplace dengan
pengguna terbanyak di Indonesia. Hal tersebut diakarenakan Shopee melakukan
aktivitas marketing dengan menggunakan public figure yang memiliki pengikut
besar misalnya, Blackpink dan Cristiano Ronaldo

II. Kelebihan Shopee

Berikut ini adalah di antara keunggulan Shopee:


 Memberikan banyak fitur gratis ongkir
 Senantiasa memberikan program yang menarik konsumen
 Berbagai macam metode pembayaran yang mudah
 Memiliki user interface yang mudah untuk dioperasikan
 Memiliki kecepatan transaksi dalam hal berbelanja
 Transparan dalam transaksi

III. Model Risiko Bisnis yang muncul dalam Shopee.com

Walaupun dengan maraknya penggunaan internet di masyarakat, hal ini


bukan berarti risiko yang ditimbulkan akan sedikit. Penggunaan marketplace
Shopee.co..id – pun memiliki risiko yang kemungkinan besar bisa muncul antara
lain:
 Risiko Kehilangan Uang
Dikarenakan antara penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung
maka hal ini akan menimbulkan kekhawatiran bagi kedua belah pihak.
Penipuan akan sangat mungkin terjadi, misalnya setelah mengirim sejumlah
uang untuk suatu produk namun ternyata produk tersebut tidak kunjung di
dapat oleh pembeli sehingga pembeli mengalami kerugian finansial berupa
kehilangan uang.
 Waktu Pengiriman
Dengan penggunaan marketplace Shopee.co.id pembeli tidak akan langsung
menerima barang yang dibeli, melainkan harus menunggu barang tersebut
dikirimkan. Sehingga hal ini menimbulkan perspeps kekhawatiran bagi
pembeli
 Pencurian Data Pribadi
Walaupun marketplace Shopee.com sudah dirancang sedemikian rupa
namun tidak berarti hal tersebut sempurna. Pencurian data pribadi pengguna
bisa saja terjadi dan akan merugikan pihak perusahaan dan pemilik data

Berdasarkan rincian diatas maka dapat disimpulkan bahwa risiko yang


ditimbulkan pada Shopee.com berhubungan langsung dengan pihak konsumen. Jika hal ini
dibiarkan tanpa solusi maka akan membuat para konsumen kehilangan kepercayaan
terhadap Shopee.com yang secara otomatis juga akan membuat pihak perusahaan
mengalami kerugian
IV. Pengendalian Risiko yang dilakukan Shopee

Dengan Risiko yang sebelumnya telah dibahas, maka pihak Shopee – pun
dengan segera memberikan solusi agar para penggunannya tetap bertahan
menggunakan Shopee.com. Solusi yang dibuat antara lain:
 Menjadi Perantara dalam Transaksi
Shopee menerapkan sistem dimana pihak pembeli harus memberikan uang
sesuai dengan harga barang yang akan dibeli kepada pihak Shopee sebagai
peranta. Setelah itu pihak Shopee akan menginformasikan Penjual untuk
segera mengirim barang yang dibeli kepada Pembeli sesuai dengan alamat
pengiriman yang tertera. Kemudian jika Pembeli telah menerima pesanan
yang dibeli maka dengan segera Shopee akan memberikan info konfirmasi
kepada pembeli apakah barang yang dipesan sesuai atau tidak. Jika sesuai
maka Shopee baru akan mengirim uang kepada pihak Penjual yang
menandakan bahwa transaksi berhasil dilakukan
 Bekerjasama dengan layanan logistik
Dalam mengatasi waktu pengiriman Shopee bekerja sama dengan pihak
penyedia layanan logistik agar pembeli dapat mengetahui estimasi
pengiriman serta melacak lokasi barang yang dipesan.Pelacakan ini bisa juga
dilakukan melaui Shopee.co.id
 Call Center 24 Jam
Mengetahui bahwa risiko dalam transaksi online cukup besar, Shopee
memberikan layanan call center 24 Jam. Sesuai https://help.shopee.co.id/
disitu dijelaskan bahwa Shopee memberikan layanan call center 24 jam
mulai hari Senin – Minggu termasuk hari libur nasional. Shopee memahami
bahwa risiko ini bisa muncul kapan saja sehingga strategi ini dilakukan
shopee guna meminimalisir risiko yang muncul
 Menjaga keamanan data pengguna
Sesuai dengan penjelasan pihak Shopee pada situs layanan bantuan mereka
yang bisa diakses melalui https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-
Shopee-menggunakan-dan-melindungi-data-Anda . Shopee menjelaskan
bahwa Shopee memberikan komitmen untuk melindungi data penggunanya
dan juga taat dengan semua peraturan yang berlaku serta undang-undang
mengenai perlindungan data dan privasi yang berlaku.
 Menerapkan 2 langkah login
Ketika ingin login akun kedalam aplkasi ataupun website Shopee
dibutuhkan verifikasi yang terhubung dengan nomer telepon pribadi
pengguna sehingga hal ini meningkatkan tingkat keamanan terhadap
pencurian akun

V. Penerapan pengendalian risiko Shopee di perusahaan lain

Secara keseluruhan strategi pengendalian yang dilakukan oleh Shopee juga


dilakukan pada perusahaan serupa misalnya Tokopedia ataupun Bukalapak.
Sehingga dapat diberikan kesimpulan terkait masalah ini bahwasanya strategi
pengendalian risiko yang dilakukan Shopee bisa juga dilakukan pada perusahaan
lain yang serupa dengan Shopee.
Penutup
I. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh


penulis pada bab – bab diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya risiko
yang biasanya timbul pada transaksi e-commerce yang dilakukan pada Shopee lebih
banyak berupa risiko yang menimbulkan kerugian yang tidak terduga. Risiko ini
muncul diakibatkan oleh kesalahan manusia atau juga sebuah kesalahan teknologi,
misalnya kesalahan perangkat
Untuk mengatasi risiko yang muncul terkait penggunaan e-commerce
shopee, pihak perusahaan memberikan solusi yang diharapkan dapat menekan risiko
tersebut. Misalnya pihak perusahaan membuka call center selama 24 jam agar
segara permasalahan yang muncul dapat diselesaikan kapan saja

II. Saran

Melalui penelitian yang dilakukan ini, penulis memiliki beberapa saran yang
ingin disampaikan yang berkaitan dengan risiko e-commerce shopee. Pihak Shopee
harus meningkatkan keamanan sistem dengan mencari SDM yang sangat kompeten
dalam hal Technology Security, sehingga keamanan pada aplikasi maupun website
shopee dapat terjamin.
Referensi
Maryati, W., & Masriani, I. (2019). Peluang Bisnis Di Era Digital Bagi Generasi Muda
Dalam Berwirausaha: Strategi Menguatkan Perekonomian. Jurnal MEBIS
(Manajemen Dan Bisnis), 4(2), 125–130. https://doi.org/10.33005/mebis.v4i2.62

Fauzi, F. (2016). Manajemen Resiko Di Tengah Perubahan Model Bisnis Telekomunikasi.


Jurnal Teknik Mesin, 5(4), 32. https://doi.org/10.22441/jtm.v5i4.1222

Paul M. Muchinsky. (2016). Analisis Manajemen Risiko Sistem Pembayaran Transaksi


Online Pada Toko Online Mataharimall.Com. In Psychology Applied to Work: An
Introduction to Industrial and Organizational Psychology, Tenth Edition Paul (Vol.
53, Issue 9).

Pudianti, A., Herawati, A., & Purwaningsih, A. (2018). Faktor Kreativitas dalam
Pengembangan Model Inkubator Bisnis di Era Digital. BISMA (Bisnis Dan
Manajemen), 10(2), 145. https://doi.org/10.26740/bisma.v10n2.p145-155

Prastya Nugraha, A. E., & Wahyuhastuti, N. (2017). Start Up Digital Business: Sebagai
Solusi Penggerak Wirausaha Muda. Jurnal Nusantara Aplikasi Manajemen Bisnis,
2(1), 1. https://doi.org/10.29407/nusamba.v2i1.701

Mochammad Husein, G., & Imbar, R. V. (2015). Analisis Manajemen Risiko Teknologi
Informasi Penerapan Pada Document Management System di PT. JABAR
TELEMATIKA (JATEL). Jurnal Teknik Informatika Dan Sistem Informasi, 1(2), 75–
87. https://doi.org/10.28932/jutisi.v1i2.368

Irawati. (2019). Digital Right Managements (Teknologi Pengaman) Dalam Perlindungan


Terhadap Hak Cipta Di Era Digital. Diponegoro Private Law Review, 4(1), 382–389.

Mihardjo, L. W. W. (2020). Budaya Perusahaan di Era Digital berbasis Co-creation-


Innovation. Strategic Management in Digital Era: Revisited Concept and Findings,
August, pp.187-215.

Nugroho, F. P., Abdullah, R. W., & Wulandari, S. (2019). Keamanan Big Data Di Era
Digital Di Indonesia. Jurnal Informa, 5(1), 2442–7942.
http://informa.poltekindonusa.ac.id/index.php/informa/article/view/65

Sari, I. N., Putranto, W. A., & Nurtanzila, L. (2020). Pusat Arsip di Era Digital: Dilema
antara Urgensi dan Relevansi. Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu Perpustakaan,
Informasi Dan Kearsipan, 6(2), 105–118. https://doi.org/10.14710/lenpust.v6i2.31328

Ii, B. A. B., & Umum, A. T. (2006). Analisis Risiko pada PT ABC. 20.
Intika, P. D., & Buana, U. M. (2020). Tugas Sistem Informasi Manajemen : Perkembangan
Sistem Pengembangan Sistem Informasi Dosen Pengampu : October.

AKKOÇ, B. (2019). No TitleΕΛΕΝΗ. Αγαη, 8(5), 55.

Anda mungkin juga menyukai