KELOMPOK 3
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
BAB IV...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
4.1 KESIMPULAN............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas dalam mata kuliah “Analisis Kependudukan, Demografi dan Ketenagakerjaan”
yang membahas mengenai “Pengupahan Tenaga Kerja ”.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. semoga Allah SWT senantiasa meridhai kita semua.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sedangkan di dalam Pasal 89 ayat (1) upah minimum terdiri atas:
1) Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota;
2) Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau
kabupaten/kota.
Upah bagi para pekerja merupakan faktor penting karena merupakan sumber
untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang
berpendidikan upah merupakan hasil investasi (rate of return) sumber daya manusia
pada dirinya, dan bagi para kelompok tertentu upah melambangkan status sosial
dan penghargaan bagi pekerja. Bagi pengusaha, upah dan kesaeluruhan biaya
tenaga kerja (labour cost) merupakan biaya yang menentukan kelangsungan
perusahaan dan mempengaruhi kembalinya investasi; investasi ulang dari sebagian
pendapatan yang akan menentukan penyerapan tenaga kerja dimasa mendatang.
Bagi pemerintah, upah merupakan variabel ekonomi makro seperti inflasi,
kesempatan kerja, pengangguran, pemerataan pendapatan, dan pertumbuhan
secara umum. Upah merupakan kebijakan ekonomi sosial dan politik, sebagian
instrumen, efektivitasnya sangat tergantung pada situasi ekonomi dan pasar kerja
daerah/sektor (Swasono, Yudo dan Sulistyaningsih, 1983: 113-116).
1.3 Tujuan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian upah dapat dipaparkan sebagai berikut:
Hasibuan (1997), upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada para
pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati
membayarnya.
Moekijat (1992), menyatakan bahwa upah adalah pembayaran yang diberikan
kepada karyawan produksi dengan dasar lamanya jam kerja.
Edwin B. Flippo (dalam As’ad, 2004: 92), “a wage a price for the service
human being”, yang mana artinya adalah upah merupakan harga yang
diberikan oleh pemilik perusahaan kepada para karyawan atas dasar jasa
yang telah diberikan oleh karyawan.
1) Upah menurut waktu, yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja menurut
waktu kapasitas kerjanya. Pembayaran upah tersebut bisa dilakukan secara
harian, mingguan, dan bulanan. Besarnya upah yang dibayarkan didasarkan
kepada lamanya bekerja bukan dikaitkan dengan prestasi kerjanya. Kelebihan
4
upah menurut waktu adalah tata usaha yang mengurus soal pembayaran
upah dapat menyelenggarakan dengan mudah dan Perhitungan tidak
menyukarkan. Sedangkan kekurangannya yaitu upah 1) Upah pekerja yang
rajin dan yang malas disamakan; 2) Pimpinan perusahaan tidak mempunyai
kepastian tentang kecakapan dan kemauan bekerja dari pekerja dan 3) Buruh
tidak mempunyai dorongan untuk bekerja keras demi perusahaan.
2) Upah menurut satuan hasil, yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja
menurut prestasi yang dihasilkan oleh para pekerja tersebut. Artinya,
besarnya upah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti
per potong, meter, liter, dan kilogram. Besarnya upah yang diberikan selalu
didasarkan kepada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan kepada lamanya
waktu untuk mengerjakannya. Kelebihan upah menurut satuan hasil yaitu
Pekerja yang rajin akan mendapatkan upah yang tinggi daripada pekerja yang
malas dan pekerja berusaha mendapatkan prestasi kerja, sehingga
menguntungkan perusahaan karena hasil produksi meningkat. Sedangkan
kekurangannya yaitu kualitas barang yang dihasilkan turun karena pegawai
bekerja dengan tergesa-gesa dan keinginan pegawai untuk mendapatkan
upah yang besar menyebabkan ia bekerja terus – menerus yang pada
akhirnya mempengaruhi kesehatan bagi pekerja.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Persaingan Sempurna dalam Pasar Tenaga Kerja. Dalam pasar ini sifat-sifat
permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda dengan sifat-sifat
permintaan dan penawaran di pasar barang. Artinya, semakin tinggi/rendah
upah tenaga kerja, semakin sedikit/banyak permintaan ke atas tenaga kerja.
Semakin tinggi/rendah upah tenaga kerja, semakin sedikit/banyak permintaan
atas tenaga kerja. Penawaran atas tenaga kerja. semakin tinggi upah,
semakin banyak tenaga kerja yang bersedia menawarkan tenaganya. Jadi
upah ditentukan oleh besar kecilnya permintaan/penawaran tenaga kerja.
Pasar Tenaga Kerja Monopsoni. Monopsoni berarti hanya terdapat satu pembeli di
pasar sedangkan penjual jumlahnya banyak. Pasar tenaga kerja seperti ini bersifat
monopoli di pihak perusahaan. Upah tenaga kerja bertambah tinggi apabila lebih
banyak tenaga yang digunakan. Jadi upah ditentukan oleh pengusaha yang
membayar pekerja tersebut.
Pasar Tenaga Kerja Monopoli di Pihak Pekerja. Para pekerja dapat menuntut
upah yang mereka inginkan. Penentuan upah dalam pasar pasar tenaga kerja
yang bersifat monopoli pihak pekerja dibedakan pada tiga keadaan:
Menuntut upah yang lebih tinggi dari yang dicapai pada keseimbangan
permintaan dan penawaran.
Membatasi penawaran tenaga kerja.
Menjalankan usaha-usaha yang bertujuan menaikan permintaan
tenaga kerja.
7
Pasar Monopoli di Kedua Belah Pihak (Monopoli Bilateral). Didalam pasar
tenaga kerja monopoli bilateral terdapat perbedaan yang nyata diantara upah
yang dituntut serikat buruh dengan upah yang ditawarkan. Jadi tingkat upah
tidak akan bisa ditentukan tetapi biasanya tingkat upah yang berlaku adalah
tingkat dimana antara upah yang dituntut serikat buruh dengan upah yang
ditawarkan perusahaan.
8
3.3 Contoh Kasus Pengupahan Tenaga Kerja dan Solusi Permasalahannya
A. Contoh Kasus
Tak berhenti pada sistem pengupahan, Supyan mengungkapkan, jika persoalan jam
kerja juga ikut menjadi sorotan asosiasi. Pasalnya, masih ada perusahaan yang
menerapkan aturan kerja dengan sistem kejar target bagi para pegawainya.
”Padahal, jam kerja juga sudah diatur jelas dalam aturan ketenagakerjaan. Ada
batasannya, kalau lebih dari jam 05.00 sore artinya harus masuk sebagai lembur,”
ujar dia.
9
pegawainya. Oleh karena itu, Ketua Ketua DPC Astakira Pembaharuan Ali Hildan
pun menilai, agar keluhan tenaga kerja itu dapat segera ditindaklanjuti oleh
pemerintah daerah. Soalnya, persoalan ketenagakerjaan pasti dipegang oleh
instansi terkait yang lebih berkompeten untuk menanganinya.
Lebih lanjut dikatakan, asosiasi bukan tidak mau memberikan bantuan yang
signifikan. Namun, selain dikarenakan ranah asosiasi yang tidak lebih sentral
dibandingkan dinas, Astakira juga masih perlu memfokuskan diri pada penanganan
Pekerja Migran Indonesia (PMI) Cianjur.
Maka dari itu, Ali mengharapkan kerjasama instansi agar dapat mengurus dan
mengawasi persoalan terkait. Ia mengatakan, untuk persoalan PMI saat ini juga
perlu terus diperhatikan, terutama dalam masalah pemberangkatan.
10
B. Solusi dari Permasalahan Kasus
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada para pekerja harian dengan
berpedoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya, Menurut Rivai
(2004), upah dibedakan menjadi 3 macam yaitu upah menurut waktu, upah
hasil dan upah menurut borongan. Upah dibedakan menjadi 3 macam
sebagai berikut, Upah itu harus adil, upah yang diberikan harus layak dan
wajar, upah harus dapat memenuhi kebutuhan yang minimal, upah harus
dapat mengikat, upah tidak boleh bersifat statis, dengan tujuan agar mampu
menarik tenaga kerja yang berkualitas baik dan mempertahankan mereka
memotivasi tenaga kerja yang baik untuk berprestasi tinggi, mendorong
peningkatan kualitas sumber daya manusia, membantu mengendalikan biaya
imbalan tenaga kerja, disiplin kerja karyawan.
4.2 SARAN
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini, dapat dijadikan pedoman untuk
perusahaan, atau pelaku industri sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
karyawan maupun perusahaan. Adapun saran yang penulis usulkan yakni :
12
DAFTAR PUSTAKA
https://anisusanti1982.blogspot.com/2017/12/v-
behaviorurldefaultvmlo_41.html
https://hpweblog.wordpress.com/2012/10/19/penentuan-upah-di-pasar-
tenaga-kerja/#:~:text=Penentuan%20Upah%20di%20Berbagai%20Bentuk
%20Pasar%20Tenaga%20Kerja&text=Penawaran%20atas%20tenaga
%20kerja%3B%20semakin,kecilnya%20permintaan%2Fpenawaran
%20tenaga%20kerja.
http://mukhyi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/16900/
PENGANTAR+EKONOMI+13.pdf
https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-01307856/karyawan-
pabrik-di-cianjur-keluhkan-upah-rendah?page=2
13