Anda di halaman 1dari 4

RUMAH SAKIT UMUM

BUNGA MELATI
Jln. Samudra Baru No. 3 Keude Aceh –Lhokseumawe
Telp (0645) 44821- Fax (0645) 48600

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUNGA MELATI


LHOKSEUMAWE
NOMOR : 430/SK/RSU-BM/IV/2019

TENTANG

PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DI UNIT RADIOLOGI RUMAH


SAKIT UMUM BUNGA MELATI LHOKSEUMAWE

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUNGA MELATI LHOKSEUMAWE

Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan proteksi dan keselamatan radiasi dalam


pemanfaatan sumber radiasi pengion adalah mutlak dilakukan oleh
Rumah Sakit Umum Bunga Melati;
b. bahwa agar pelayanan Radiodiagnostik, imajing dan radiologi
intervensional di Rumah Sakit Umum Bunga Melati dapat
terlaksana dengan baik, perlu disusun, ditetapkan dan diterapkan
suatu program proteksi dan keselamatan radiasi untuk memastikan
keselamatan pasien, pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup
dari bahaya radiasi;
c. bahwa berdasarkan butir a dan b, maka dipandang perlu untuk
menetapkan proteksi dan kesellamatan radiasi Rumah Sakit Umum
Bunga Melati Lhokseumawe dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Bunga Melati Lhokseumawe;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tertanggal 28 Oktober 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1997
tentang Ketenaganukliran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012
tertanggal 15 Maret 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit;
5. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor
HK.02.04 / I / 2790 / 11 tertanggal 1 Januari 2012 tentang Standar
Akreditasi Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
Tentang Radiologi;
7. Peratuuran Pemerintah No. 29 tahun 2008 tentang Perizinan
Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion;
8. PerKa BAPETEN No. 8 Tahun 2011 tentang Keselamatan
Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi
Diagnostik Dan Intervensional;
9. PerKa BAPETEN No. 4 Tahun 2013 tentang Proteksi dan
Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUNGA
MELATI LHOKSEUMAWE TENTANG PROTEKSI DAN
KESELAMATAN RADIASI DI UNIT RADIOLOGI RUMAH
SAKIT UMUM BUNGA MELATI LHOKSEUMAWE
Kedua : Kebijakan Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Unit Radiologi
Rumah Sakit Umum Bunga Melati Lhokseumawe sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Lhokseumawe
Pada Tanggal : 03 April 2019
Direktur RSU Bunga Melati Lhokseumawe

dr. Yudi Harisanoza


Lampiran Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Bunga Melati Lhokseumawe
Nomor : 430/SK/RSU-BM /IV/2019
Tanggal : 03 April 2019

KEBIJAKAN TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI UNIT


RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM BUNGA MELATI LHOKSEUMAWE

A. Prosedur Pengoperasian Pesawat Sinar-X


Rumah Sakit Umum Bunga Melati Lhokseumawe menetapkan prosedur
pengoperasian setiap pesawat sinar-X dan menempatkannya di sekitar pesawat untuk
dapat digunakan oleh petugas yang kompeten. Prosedur kami buat dengan jelas dan
mudah difahami oleh petugas. Prosedur pengoperasian pesawat meliputi cara
menghidupkan, mengoperasikan, dan memastikan pesawat.

B. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Personil.


Untuk memantau dosis pekerja, manajemen Rumah Sakit Umum Bunga Melati
Lhokseumawe memastikan bahwa seluruh pekerja radiasi menggunakan pemantau
radiasi personil (TLD, film badge dan/atau dosimeter baca langsung). Manajemen
Rumah Sakit Umum Bunga Melati Lhokseumawe secara berkala mengirimkan
pemantau radiasi personil ke Instansi Pembaca Dosis dan mengirimkan hasil evaluasi
dosis ke BAPETEN.

Untuk memastikan dosis paparan radiasi yang diterima pekerja minimal, kami
menyediakan desain radiologi diagnostik dan intervensional yang memenuhi standar
sesuai peraturan BAPETEN, prosedur pengoperasian, dan peralatan proteksi.
Sebagai pemegang izin, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2007
tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, kami
menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan pekerja yang dilakukan pada saat sebelum
bekerja, selama bekerja paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun dan pada saat
memutuskan hubungan kerja.

C. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pasien


Sebagai penanggungjawab utama keselamatan radiasi, kami memastikan bahwa
paparan medik pasien serendah mungkin namun dapat menghasilkan citra radiografi
yang layak terbaca untuk keperluan diagnosa. Proteksi dan keselamatan radiasi untuk
pasien dilakukan dengan cara :
a. Pelayanan diberikan oleh petugas profesional sesuai dengan keahliannya;
b. Menyediakan prosedur pengoperasian pesawat yang jelas dan mudah dipahami;
c. Mengatur luas lapangan radiasi fokus pada bagian yang diperiksa;
d. Membatasi peluang terjadinya pengulangan eksposi;
e. Melakukan Uji Kesesuaian pesawat secara berkala dan segera memperbaiki jika
hasil uji tidak andal ataupun andal dengan perbaikan.

D. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pendamping Pasien


Kami menyediakan apron untuk digunakan oleh pendamping pasien. Pendamping
pasien diharuskan menggunakan apron untuk meminimalkan paparan radiasi yang
diterimanya. Untuk proteksi dan keselamatan radiasi pendamping pasien Rumah Sakit
Umum Bunga Melati Lhokseumawe menyediakan prosedur sebagai berikut :

E. Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat


Di fasilitas radiologi Rumah Sakit Umum Bunga Melati Lhokseumawe, potensi
kecelakaan dapat disebabkan oleh kesalahan prosedur pengoperasian alat, kerusakan
atau kegagalan dari pesawat sinar-X, ataupun karena faktor manusia yang
menyebabkan penerimaan dosis berlebih.
Jika terjadi keadaan darurat, manajemen Rumah Sakit Umum Bunga Melati
Lhokseumawe telah menetapkan prosedur penanggulangan keadaan darurat, yaitu
dengan mematikan panel kendali pesawat, mencabut sakelar, memutuskan aliran
listrik, mencatat detil posisi, arah berkas, dan kondisi eksposi. Petugas akan
memberitahu kepada PPR. Rekaman kejadian akan dibuat dalam bentuk laporan
kejadian dan disampaikan ke BAPETEN.

Anda mungkin juga menyukai