BHASMASESA
ADITYA GRAHA DI TANGERANG SELATAN DENGAN METODE
SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING
SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
adalah benar hasil karya saya dan belum pernah diajukan sebagai karya
ilmiah, sebagian atau seluruhnya, atas nama saya atau pihak lain
Kindi Widyandra
1901504646
Abstrak
Tugas akhir ini membahas mengenai perbaikan tata letak pabrik pada salah satu
perusahaan kontraktor pameran. Parameter dalam menentukan tata letak baru lebih
baik dari tata letak lama adalah tidak adanya gerakan material yang tidak beraturan,
jarak tempuh lebih pendek yang diikuti dengan waktu tempuh, serta hasil yang dapat
dihasilkan lebih banyak dari pada denah lama. Setelah melakukan penelitian, maka
didapatkan hasil berupa denah tata letak baru yang memenuhi ketiga syarat tersebut.
Pada penelitian ini dilakukan perancangan ulang tata letak fasilitas dengan
menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP). Prosedur SLP terdiri dari
tiga tahapan yaitu tahap analisis, tahap penyesuaian dan tahap evaluasi. Tahap
analisis meliputi analisis aliran material, analisis activity relationship chart (ARC),
activity relationship diagram (ARD), analisis kebutuhan luas area dan luas area yang
tersedia. Tahap penyesuaian meliputi perencanaan diagram hubungan ruangan dan
perancangan alternatif layout. Pada tahap evaluasi dilakukan pemilihan terhadap
alternatif-alternatif rancangan layout. (kw)
Kata Kunci
Tata letak fasilitas, Systematic layout planning (SLP), Activity relationship chart
(ARC), Activity relationship diagram (ARD).
.
v
Abstract
This final project is about improving the layout of the factory at one of the exhibition
contracting companies. The parameters in determining the new layout better than
the old layout are the absence of irregular material movements, shorter mileage
followed by travel time, and results that can be generated more than the old plan.
After doing the research, then got the result of new layout plan that fulfill the three
requirement. In this research, the facility layout design was redesigned using
Systematic Layout Planning (SLP) method. The SLP procedure consists of three
stages: the analysis phase, the adjustment stage and the evaluation stage. The
analysis phase includes material flow analysis, activity relationship chart (ARC),
activity relationship diagram (ARD) analysis, needs analysis of area and area of
available area. The adjustment phase includes the planning of the space relation
diagram and the layout of the alternative layout. At the evaluation stage, the
selection of layout design alternatives was performed.(kw)
Keywords
Layout, Systematic layout planning (SLP), Activity relationship chart (ARC),
Activity relationship diagram (ARD).
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi
yang berjudul “PERENCANAAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DI PT.
BHASMASESA ADITYA GRAHA DI TANGERANG SELATAN DENGAN
METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING”. Dalam penyusunan skripsi ini,
peneliti telah banyak menerima bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M., selaku Rektor Universitas Bina
Nusantara.
2. Bapak Dr. Engkos Achmad Kuncoro, S.E., M.M., selaku Dean of Binus
Business School Universitas Bina Nusantara
3. Bapak Henkie Ongowarsito S.Kom., M.Sc, selaku Deputy Headof Binus
Business School Universitas Bina Nusantara
4. Bapak Dr. Ir. Hardijanto Saroso, M.M., M.MT., sebagai Head
ofManagement Program Universitas Bina Nusantara.
5. Ibu Lasmy, S.Kom., M.M. selaku Deputy Head of Management Program.
6. Bapak Dr. Haryadi Sarjono S.T., M.M., M.E., selaku Dosen Pembimbing
peneliti yang selalu memberikan bimbingan dan ilmu dalam menyusun
penelitian skripsi dan selalu dapat meluangkan waktunya kepada peneliti
untuk melakukan bimbingan dan konsultasi dalam mengerjakan skripsi.
7. Kedua orang tua serta keluarga peneliti yang telah memberikan doa dan
dukungan sebesar-besarnya baik secara moril dan materil.
8. Bapak Adhi Rakhmanto selaku Direktur PT. Bhasmasesa Aditya Graha yang
sangat membantu dalam memberikan kesempatan bagi peneliti untuk
melakukan survey penelitian dan memberikan data-data yang dibutuhkan.
9. Seluruh dosen dan karyawan di Universitas Bina Nusantara yang telah
memberikan berbagai macam dukungan melalui kelas perkuliahan dan
kegiatan kampus.
10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penelitian dan penyusunan proposal skripsi ini.
vii
Peneliti menyadari akan kekurangan dalam penyusunan proposal skripsi ini, oleh
karena itu bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sangat peneliti harapkan demi
hasil penelitian yang lebih baik.
Kindi Widyandra
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTARLAMPIRAN
PENDAHULUAN
pekerjaan yang tidak teratur, kurang efisiensi, dan hasil dengan kualitas yang
rendah (Sudarto; 2007).
Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa terus memberikan
pelayanan dengan kualitas baik yang sama terahadap para pelanggannya. Pada
sebuah perusahaan kontaktor pameran, kualitas stand yang ditawarkan menjadi
sangat penting. Selain dari kualitas stand yang ditawarkan, kecepatan serta ketepatan
kerja juga menjadi salah satu yang penting bagi pelanggan yang ingin mengadakan
pameran bagi produk – produk mereka. Dapat dibayangkan jika pada suatu pameran
stand dari salah satu perusahaan masih dalam tahap pengerjaan atau tidak sesuai
dengan pesanan, maka itu akan menjadi masalah bagi kedua belah pihak. Akantetapi
perusahaan tidak boleh hanya memikirkan unsur kualitas dalam pelayanan mereka.
Perusahaan juga harus mempertimbangkan unsur biaya dalam kegiatan bisnis
mereka.
Dalam menjalani bisnis, pemborosan adalah sesuatu yang harus dihindari. Dalam
perusahaan ini, pemborosan kerap terjadi karena terlalu banyak menggunakan
material untuk membuat suatu partisi stand. Hal ini disebabkan karena tidak ada
standart mengenai sistem kerja mereka. Oleh karena itu, desainer tidak membuat
desain stand dengan mempertimbangkan stock yang dimiliki. Hal ini menyebabkan
bagian produksi harus memproduksi bahan baru lagi, dimana kadangkala terjadi hasil
pemotongan yang tanggung sehingga tidak dapat digunakan dan menjadi waste.
Selain masalah desainer, masalah lain yang terjadi pada perusahaan terkait dengan
pemborosan terletak pada gudang dan ruang produksi. Pada gudang dan ruang
produksi pada perusahaan ini belum memiliki alur yang teratur. Tidak adanya
metode kerja yang standart serta tata letak gudang dan ruang produksi yang tidak
teraturi menyebabkan alur pekerjaan menjadi tidak teratur dan menjadi lama.
Waste yang terjadi merugikan pihak perusahaan baik dilihat dari waktu maupun
biaya. Sebelum melakukan penanganan terhadap masalah yang terjadi, telah
dilakukan identifikasi waste pada proses produksi agar penanganan waste dapat
terfokus. Waste yang diidentifikasi yaitu seven waste menurut Gasperz (2011), yaitu
overproduction (produksi berlebih), waiting (menunggu), excessive transportation
(transportasi berlebih), inapropriate processing (proses tidak sesuai), unnecessary
inventory (persediaan berlebih), unnecessary motion (gerakan tidak perlu) dan
3
1 2016 Indrani Jurnal Riset Aplikasi Metode Systematic Alternatif tata letak dirancang
Dharmayanti, Industri Vol. 10 Layout Planning (SLP) dan dievaluasi dengan
Hatrisari No. 1, April dalam Penataan Klaster menggunakan metode Systematic
Hardjomidjojo, 2016, Hal. 41- Industri Kelapa Sawit Layout Planning (SLP). Tata letak
Anas Miftah 49 industri dipilih dari alternatif yang
Fauzi, Dedi (Studi Kasus Kawasan Sei memberikan jarak penanganan
Mulyadi Mangkei) material dan alur kerja yang paling
pendek sehingga mengurangiwaktu
dan biaya material handling, jarak
yang ditempuh oleh bahan dan
personil, kemacetan, dan aliran
proses
2 2016 Zaenal Arifin Profisiensi Vol. Rancang Ulang Tata Letak Untuk mengatasi masalah tersebut,
4, No.2, Fasilitas dengan Pendekatan maka penulis melakukan
Desember Group Technology untuk rancangan perbaikan layout mesin
2016, Hal. 123- Meminimasi Jarak dan di area Molding dengan
131 Waktu Penanganan Aliran menggunakan pendekatan Group
Material di PT XYZ Technology (GT) yaitu dengan cara
ISSN 2301- mengelompokkan mesin-mesin
7244 yang mirip menjadi satu sel
sehingga pemecahan masalah
tersebut dapat menghemat waktu
dan tenaga.
3 2017 Nadia Dini Jurnal Analisis Perancangan Tata Tata letak menjadi salah satu
Safitri, Zainal Management Letak Fasilitas Produksi faktor yang sangat penting bagi
Ilmi, M. Amin Vol. 9, No. 1 Menggunakan Metode suatu perusahaan untuk dapat
Kadafi 2017, Hal. 38- Activity Relationship Chart merancang penetapan fasilitas -
47 (ARC) fasilitas produksi agar tidak
mengganggu kegiatan produksi.
Metode yang digunakan pada
perancangan tata letak adalah
Activity Relationship Chart (ARC)
5
4 2015 Anwar, Malikussaleh Usulan Perbaikan Tata Letak Penelitian ini dilakukan untuk
Bakhtiar, Riski Industrial Pabrik dengan Menggunakan mengetahui total momen
Nanda Engineering Systematic Layout Planning perpindahan material dari layout
Journal Vol.4, (SLP) di CV. Arasco Bireuen awal, layout alternatif I dan layout
No.2 2015, Hal. alternatif II. Penelitian dilakukan
4-10 melalui pendekatan metode
Systematic Layout Planning
ISSN 2302
934X
5 2014 Shyntia Atica Jurnal Perbaikan Tata Letak Penelitian ini bertujuan untuk
Putri, Wike Teknologi Fasilitas Produksi Tepung mendapatkan perbaikan tata letak
Agustin, Dhita Pertanian Vol. Ubi Jalar pada Gabungan berdasarkan aliran material dan
Morita Ikasari, 15 No. 1, April Kelompok Tani Desa keterkaitan antar fasilitas. Metode
Rizky Luthfian, 2014, Hal. 67- Sukoanyar Kecamatan Pakis yang digunakan adalah pembuatan
Rheysa Permata 76 Operation Process Chart (OPC),
Sari Flow Process Chart (FPC),
Activity Relationship Chart (ARC),
dan Activity Relationship Diagram
(ARD)
6 2014 Orville Sutari, International Development of Plant Layout The objective of this research is to
Satish Rao Journal of using Systematic Layout study the existing plant layout of a
Mechanical Planning (SLP) to Maximize nacelle production unit and to
And Production design a lean plant layout using
Production SLP (Systematic Layout Planning)
Engineering to increase its productivity.
Vol. 2, Issue-8, Analysis of the existing plant
August 2014 layout was made by studying
aspects like flow of materials,
ISSN 2320- activity relationships and space
2092 requirements
2.1 Manajemen
Menurut Robbins & Coulter (1999) Manajemen adalah sebuah proses yang
melibatkan pengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan orang lain agar pekerjaan
tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.
Harold Koontz dan Cyril O’donnel mengemukakan bahwa manajemen adalah
usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Menurut Goerge R. Terry (2009) manajemen merupakan suatu proses khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian , penggerakan,
dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya. (Amirullah, 2015)
Yohanes Yahya (2008) memberikan pengertian manajemen sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini senada dengan T. Hani Handoko (2009) yang
mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. (Rusdiana, 2014)
Dengan demikian, manajemen adalah proses bekerja untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien dengan menggunakan
orang-orang melalui perencanaan (planning), pengaturan (organizing),
kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling) dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia.
periode yang akan datang, berapa tingkat kebutuhan tenaga kerja, berapa
modal yang dibutuhkan dan bagaimana cara memperolehnya, seberapa
tingkat persediaan yang harus ada digudang serta apakah perlu dilakukan
suatu ekspansi merupakan bagian dari kegiatan perencanaan.
Kegiatan utama dalam Fungsi Perencanaan adalah sebagai berikut:
Menetapkan tujuan dan target bisnis
Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
Menentukan sumber-sumber daya yang di perlukan
Menetapkan standar/indicator keberhasilan dalam pencapaian tujuan
dan bisnis
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses pemberian perintah,
pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir
kepada setiap individu dan kelompok dalam menerapkan rencana. Kegiatan-
kegiatan yang terlibat dalam pengorganisasian meliputi 3 kegiatan yaitu: (1)
membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan dan sasaran dalam kelompok-kelompok, (2) membagi tugas kepada
manajer dan bawahan untuk mengadakan pengelompokan tersebut, (3)
menetapkan wewenang diantara kelompok atau unit-unit organisasi.
Kegiatan utama lainya dalam fungsi perngorganisasian adalah sebagai
berikut:
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas
dan menetapkan prosedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukan adanya garis
kewenangan dan tanggug jawab
c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia/ tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling
tepat
3. Pengarahan
10
4. Pengendalian
Bagian terakhir dari proses manajemen adalah pengendalian
(Controling). Pengendalian dimaksudkan untuk melihat apakah kegiatan
organisasi sudah sesuai dengan rencana sebelumnya. Fungsi pengendalian
mencakupi empat kegiatan: (1) menentukan standar prestasi (2) mengukur
prestasi yang telah dicapai selama ini, (3) membandingkan prestasi yang telah
dicapai dengan standar prestasi, dan (4) melakukan perbaikan jika terdapat
penyimpangan dari standar prestasi yang telah ditetapkan.
Kegiatan utama lainya dalam fungsi pengawasan dan pengendalian adalah
sebagai berikut:
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
sesuai dengan inkato yang telah ditetapkan.
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang
terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis
11
2.2 Operasi
Menurut Jacobs& Chase (2011) operasi merupakan proses manufaktur dan
pelayanan yang digunakan oleh suatu perusahaan menjadi produk yang diinginkan
oleh pelanggan (Jacobs & Chase, 2011).
Menurut Rusell & Taylor (2010) operasi sering diartikan sebagai proses
transformasi dari input (seperti material, mesin, pekerja, manajemen dan modal)
menjadi output (barang dan jasa) (Rusell & Taylor, 2010).
Berdasarkan pengertian para ahli diatas, peneliti dapat menyimpulkan operasi
adalah proses pembuatan barang dan jasa yang merubah input menjadi output yang
diinginkan konsumen.
menginginkan yang lebih baik. Untuk jelasnya kita lihat pendapat dari para ahli
mengenai apa yang dimaksud dengan manajemen operasi dan produksi, juga apa
yang dimaksud dengan manajemen operasional
Menurut pendapat Barry Render dan Jay Heizer (2001) : “Operation
Management is the set of activities that creates goods and services by
transforming inputs into outputs.”
Menurut pendapat Chase-Jacobs-Aquilono (2004) : “Operation
Management (OM) is define as the design, operation, and improvement of the
systems that create and deliver the firms primary producs and service.”
4. Selain itu pengaturan tata letak pabrik yang optimal akan dapat pula
memberikan kemudahan didalam proses supervisi serta menghadapi
rencana perluasan pabrik kelak di kemudian hari.
Untuk mengubah bahan menjadi produk jadi, maka hal ini akan
memerlukan aktivitas pemindahan (movement) sekurang-kurangnya
satu dari tiga elemen dasar sistem produksi yaitu: bahan baku,
orang/pekerja atau mesin dan perlatan produksi. Pada beberapa kasus
maka biaya untuk proses pemindahan bahan ini bisa mencapai 30%
sapai 90% dari total biaya produksi dengan mengingat pemindahan
bahan sedemikian besarnya, maka mereka yang bertanggung jawab
dalam perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan
desainnya pada usaha-usaha memindahkan aktivitas-aktivitas
16
1. Integrasi total.
18
4. Pemanfaatan ruangan.
6. Fleksibilitas.
Prosedur berikut ini adalah suatu hal yang umum dilaksanakan sebagai
langkah didalam proses pengaturan tata letak pabrik, baik yang merupakan
pengaturan fasilitas produksi daripada pabrik yang baru ataupun yang sudah ada
(relayout). Secara singkat langkah-langkah yang diperlukan dalam perencanaan
layout pabrik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Analisa Produk
2. Analisa Proses
1. Garis lurus, digunakan jika proses produksi pendek, relatif sederhana danhanya
mengandung sedikit komponen atau beberapa peralatan produksi.
2. Ular atau zig-zag, digunakan jika lintasan lebih panjang dari ruangan yang
ditempatinya. Pola ini memiliki lintasan aliran yang lebih panjang dengan
bentuk dan ukuran yang lebih ekonomis.
5. Bersudut ganjil atau pola tak tentu, digunakan jika tujuan utamanya untuk
memperpendek lintasan aliran antar kelompok dari wilayah yang berdekatan,
jika pemindahannya mekanis, jika keterbatasan ruangan tidak memberikan
21
kemungkinan pola lain dan jika lokasi permanen dari fasilitas yang ada
menuntut pola seperti ini.
proses operasi harus diuraikan secara logis dan sistematis. OPC juga
memuat informasi tentang waktu yang diperlukan, material yang
digunakan dan alat yang dipakai dalam proses. Kegunaan dari peta
proses operasi antara lain:
Flow Process Chart atau Peta Aliran Proses adalah suatu peta
yang akan menggambarkan semua aktivitas, baik aktivitas produktif
maupun tidak roduktif yang terlibat dalam proses pelaksanaan kerja.
Metode penggambaran hamper sama dengan Peta Proses Operasi
hanya disini lebih lengkap dan detail. Apabila pada Peta Proses
Operasi aktivitas tidak produktif tidak digambarkan maka pada Peta
Aliran Proses menggambarkan aktivitas- aktivitas seperti transportasi
(material handling), idle/delay dan penyimpanan. Kegunaan Flow
Process Chart antara lain:
1. Euclidean
2. Square Euclidian
3. Rectilinier
4. Tchebychev
5. Aisle Distance
6. Adjacency
7. Shortest path
Metode Systematic Layout Planning jika dilakukan dengan baik dan benar akan
menghasilkan suatu hasil yang baik. Terdapat 5 elemen utama yang harus
diperhatikan dalam SLP yaitu:
a. Produk (Product/P)
b. Kuantitas (Quantity/Q)
c. Proses (Routing/R)
Storage, Lokasi untuk pallet, dan hal-hal kecil lain yang akan
menyebabkan kesulitan dikemudian hari.
e. Waktu (Time/T)
A 4 garis Merah
E 3 garis Orange
I 2 garis Hijau
O 1 garis Biru
Tiap kode huruf tersebut kemudian disertakan kode alasan yang menjadi dasar
penentuan penulis menentukan derajat kedekatan, misalnya seperti:
2. Metode Template
Kegiatan proses produksi dapat terjadi bila terdapat material handling yang
sesuai dengan situasi dan kondisi yang etrdapat di suatu perusahaan. Selain itu
pengertian material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut dan
meletakkan bahan atau barang dalam proses di dalam perusahaan, dimulai dari bahan
masuk atau diterima di perusahaan sampai pada saat barang atau produk akan
dikeluarkan dari pabrik.
1. Penghematan biaya
2. Penghematan waktu
1. Biaya investasi
a. Biaya perawatan
c. Biaya tenaga kerja yang terdiri dari upah dan jaminan keselamatan.
Minimasi waste merupakan hal yang penting untuk mendapatkan value stream
yang baik. Produktivitas yang meningkat mengarah pada operasi yang lebih baik,
yang pada gilirannya akan membantu menentukan waste dan problem kualitas di
dalam sistem. Penanganan waste secara sistematis secara tidak langsung juga
34
Bila berbicara tentang waste, maka perlu juga didefinisikan tiga jenis aktivitas
yang terjadi di dalam suatu sistem produksi. Ketiga jenis aktivitas ini, yaitu:
METODOLOGI PENELITIAN
Skor Arti
2 Sedikit waste
3 Banayak waste
antara keadaan aktual dan keadaan ideal atau standar. Pelaksanaan tahapan ini
dilakukan pengumpulan data awal dengan observasi di lapangan dan wawancara
dengan pekerja PT. Bhasmasesa Aditya Graha.
Pada tahap ini ditetapkan tujuan berdasarkan pada perumusan masalah yaitu
menghasilkan rancangan layout usulan yang dapat meminimasi ongkos material
handling (OMH).
mengetahui aliran material dari bahan baku hingga produk jadi. Setelah
menggambarkan proses ke dalam peta kerja tersebut dilakukan
perhitungan jarak antar stasiun kerja dan frekuensi material handling.
Metode perhitungan jarak antar stasiun kerja yang digunakan pada
penelitian ini adalah perhitungan jarak rectilinier. Metode ini juga banyak
dipakai karena kemudahan dalam memahami dan tepat untuk beberapa
permasalahan.
d = | x -x | + |y -y | ........................................... 3.1
ij i j i j
Tahap ini dilakukan proses perancangan alternatif layout usulan, data yang
diolah yaitu data yang telah didapatkan pada tahap pengumpulan data dan hasil dari
43
pengolahan data layout awal. Tahapan yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
2. Worksheet.
Setelah ARC, selanjutnya hasil yang didapat dikonversikan ke dalam
worksheet (lembar kerja). Worksheet dibuat untuk menerangkan hasil ARC
dengan tujuan mempermudah dalam membaca hubungan antar aktivitas.
A 4 Garis Merah
I 3 Garis Orange
E 2 Garis Hijau
44
O 1 Garis Biru
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil layout yang diusulkan.
Analisis terhadap hasil perancangan tata letak yang diusulkan ditinjau dari segi
kebutuhan ruangan, jarak dan ongkos material handling (OMH) dari layout usulan
yang terpilih.
DAFTAR PUSTAKA
Apple, James M. (1990). Plant Layout and Material Handling. Singapore: John Wilet
& Son Inc.
Drira, A., Pierreval, H., Hajri-Gabouj, S. (2007). Facility Layout Problems : A Survey.
Annual Reviews in Control 31, 255-267.
Heragu, S. (2008). Facilities Design 3rd edition. US : CRC Press Taylor & Francis
Group.
Susetyo, Joko., Simanjuntak, R.A., Ramos, J.M. (2010). Perancangan Ulang Tata
Letak Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group Technology dan
Algoritmo Bicoplan untuk Meminimasi Ongkos Material Handling. Jurnal
Teknologi. 75-84.
Tomkins. (2003). Facilities Planning. New York: John Wiley & Son Inc.
47
DAFTAR LAMPIRAN