Anda di halaman 1dari 158

HUBUNGAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN PROKRASTINASI

AKADEMIK PADA MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN


TINGKAT I DI UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai


Gelar Sarjana Keperawatan

ARADEA AMANDA
AK118020

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : HUBUNGAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN


PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA SARJANA
KEPERAWATAN TINGKAT I DI UNIVERSITAS BHAKTI
KENCANA BANDUNG

NAMA : ARADEA AMANDA


NIM : AK118020

Telah Diujikan dan Diperbaiki berdasarkan Sidang Akhir


pada tanggal 25 Januari 2021
Program Studi S1 Keperawatan dan Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Menyetujui:
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Raihany Sholihatul M S.Kep.,Ners.,M.Kep Agus Mi’raj Darajat, S.Pd.,S.Kep.,Ners.,M.Kes

Program Study Sarjana Keperawatan

Ketua

Lia Nurlianawati, S.Kep., Ners., M.Kep

ii
iii
iv
ABSTRAK

Mahasiswa baru dihadapkan dengan perubahan dalam ruang lingkup


kampus dan dituntut agar dapat menyelesaikan seluruh aktivitas akademik.
Fenomena yang sering terjadi pada proses adaptasi ini salah satunya prokrastinasi
akademik, hal ini disebabkan oleh padatnya kegiatan akademik dan rendahnya
manajemen waktu yang dilakukan oleh mahasiswa. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana Tahun
2022.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
tingkat I sarjana keperawatan di Universitas Bhakti Kencana yang berjumlah 97.
Teknik sampling menggunakan total sampling dan analisis data menggunakan
Spearman Rank. Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan angket
manajemen waktu dan prokrastinasi akademik secara online.
Hasil analisa univariat manajemen waktu didapatkan lebih dari
setengahnya mahasiswa mengalami manajemen waktu rendah (79,4%) dan lebih
dari setengahnya mengalami prokrastinasi akademik tinggi (92,8%). Hasil analisis
bivariat didapatkan ρ-value 0,000 ≤ α 0,05 sehingga disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik. Berdasarkan
hasil penelitian, maka saran yang dapat peneliti berikan bagi Institusi agar dapat
membantu mahasiswa tingkat I dalam meningkatkan kemampuan manajemen
waktu dan mengurangi prokrastinasi akademik dengan memberikan layanan
informasi seperti sosialisasi, seminar dan sebagainya.

Kata Kunci : Mahasiswa, Manajemen waktu, Prokrastinasi


akademik
Daftar Pustaka : 7 Buku (2011-2021)
29 Jurnal (1991-2021
4 Website (2021)

v
ABSTRACT

New students are faced with changes in campus scope and are required to
complete all academic activities. One of the phenomena that often occurs in this
adaptation process is academic procrastination, this is caused by the density of
academic activities and the low time management carried out by students. The
purpose of this study was to determine the relationship between time management
and academic procrastination in undergraduate nursing students at Bhakti
Kencana University in 2022.
The research design used was descriptive correlational with a cross
sectional approach. The population in this study were 97 nursing undergraduate
students at Bhakti Kencana University. The sampling technique used total sampling
and data analysis using Spearman Rank. Data collection techniques by distributing
online time management and academic procrastination questionnaires.
The results of the univariate time management analysis showed that more
than half of students experienced low time management (79.4%) and more than half
experienced high academic procrastination (92.8%). The results of the bivariate
analysis obtained -value 0.000 0.05 so it was concluded that there was a
relationship between time management and academic procrastination. Based on
the results of the study, the suggestions that researchers can give to institutions in
order to assist first-level students in improving time management skills and
reducing academic procrastination by providing information services such as
socialization, seminars and so on.
Keyword : Students, Time management, academic procrastination.
Refferences : 7 Books (2011-2021)
29 Journals (1991-2021)
4 Websites (2021)

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua

sehingga penyusunan Skripsi dengan judul hubungan manajemen waktu dengan

prokrastinasi akademik pada mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I

Universitas Bhakti Kencana Bandung dapat terselesaikan dengan baik.

Penelitian ini dibuat penulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Program Studi Sarjana Keperawatan. Dalam penulisan tugas akhir

ini penulis sangat banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, oleh

karenanya pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang telah ikut andil dalam menyelesaikan Skripsi ini,

diantaranya adalah :

1. H. Mulyana, S.H.,M.Pd.,MH.Kes. selaku ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana Bandung.

2. Dr. Apt Entris Sutrisno, MH.Kes., selaku Rektor Universitas Bhakti

Kencana.

3. R. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung.

4. Lia Nurlianawati, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi

Sarjana Keperawatan dan Ners Universitas Bhakti kencana Bandung.

vii
5. Raihany Sholihatul Mukaromah, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Pembimbing

Utama yang telah memberikan waktu, masukan dan arahannya juga kepada

peneliti agar selalu semangat dalam mengerjakan tugas akhir ini.

6. Agus Mi’raj Darajat, S.Pd., S.kep., Ners., M.Kes selaku Pembimbing

Pendamping yang telah memberikan saran yang membangun demi

kelancaran proses penyusunan tugas akhir ini.

7. Dosen dan seluruh staff Universitas Bhakti Kencana yang telah mendidik,

membekali ilmu dan juga memfasilitasi saya selama proses perkuliahan

berlangsung.

8. Keluarga Tercinta yang senantiasa selalu mendo’akan setiap waktu dan

selalu memberikan waktunya untuk selalu menyemangati dan memberikan

dukunganya kepada saya.

9. Teman-teman satu kelas dan satu angkatan yang tidak bisa disebutkan satu-

persatu, terimakasih untuk atas do’a dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

penulis butuhkan sehingga dapat diperbaiki pada penelitian selanjutnya.

Wassalammu allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, Juli 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
ABSTRAK ..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN.............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................8
1.3.1 Tujuan Umum ..............................................................................8
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................9
1.4.1 Manfaat Teoritis...........................................................................9
1.4.2 Manfaat Praktis ..........................................................................10
1.5 Ruang Lingkup .....................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka .....................................................................................12
2.2 Konsep mahasiswa ..............................................................................13
2.2.1 Definisi Mahasiswa ...................................................................13
2.2.2 Ciri-ciri Mahasiswa ...................................................................13
2.2.3 Peran dan fungsi Mahasiswa .....................................................14
2.2.4 Karakteristik perkembangan Mahasiswa ...................................15
2.2.5 Mahasiswa Tingkat 1 .................................................................21
2.3 Konsep Teori Calista Roy ....................................................................22
2.4 Konsep akademik ................................................................................25
2.4.1 Definisi akademik ......................................................................25
2.5 Konsep prokrastinasi ...........................................................................25
2.5.1 Definisi prokrastinasi .................................................................25
2.5.2 Penyebab prokrastinasi ..............................................................26
2.5.3 Tipe-tipe prokrastinasi ...............................................................28
2.6 Konsep prokrastinasi akademik ..........................................................29
2.6.1 Definisi prokrastinasi akademik ................................................29
2.6.2 Indikator prokrastinasi akademik ..............................................30
2.6.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik ......31
2.7 Konsep manajemen waktu ..................................................................33
2.7.1 Definisi manajemen waktu ........................................................33
2.7.2 Aspek-aspek manajemen waktu.................................................34
2.7.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen waktu ..............34
2.7.4 Ciri-ciri orang yang mampu manajemen waktu ........................37

ix
2.8 Hubungan manjemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa Sarjana Keperawatan tingkat 1 ..........................................40
2.9 Kerangka konseptual ...........................................................................42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ..........................................................................43
3.2 Paradigma Penelitian ...........................................................................44
3.3 Variable penelitian ..............................................................................46
3.4 Hipotesa penelitian ..............................................................................46
3.5 Definisi konseptual dan Definisi Operasional ....................................47
3.5.1 Definisi Konseptual ...................................................................47
3.5.2 Definisi Operasional ..................................................................47
3.6 Populasi dan sample penelitian...........................................................49
3.6.1 Populasi penelitian .....................................................................49
3.6.2 Sample penelitian ......................................................................50
3.7 Etika penelitian ....................................................................................50
BAB IV DESAIN PENELITIAN
4.1 Pengumpulan Data ...............................................................................53
4.1.1 Instrumen penelitian ..................................................................53
4.1.1.1 Instrumen manajemen waktu .........................................53
4.1.1.2 Instrumen Prokrastinasi akademik .................................54
4.1.1.3 Uji validitas dan uji reabilitas ........................................55
4.1.2 Tekhnik pengumpulan data .......................................................59
4.2 Langkah penelitian ...............................................................................62
4.2.1 Tahap persiapan..........................................................................62
4.2.2 Tahap pelaksanaan .....................................................................62
4.2.3 Tahap Akhir................................................................................62
4.3 Pengolahan dan analisis data ................................................................63
4.3.1 Pengolahan data..........................................................................63
4.3.2 Analisis data ...............................................................................64
4.4 Lokasi penelitian ..................................................................................68
4.4.1 Lokasi penelitian ........................................................................68
4.4.1 Waktu penelitian ........................................................................68
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil penelitian .....................................................................................69
5.1.1 Analisis Univariat .......................................................................69
5.1.2 Analisis Bivariat .........................................................................71
5.2 Pembahasan ..........................................................................................72
5.2.1 Manajemen waktu pada mahasiswa sarjana keperawatan tingkat
1 di Universitas Bhakti Kencana Bandung ................................72
5.2.2 Prokrastinasi akademik pada mahasiswa sarjana keperawatan
tingkat 1 di Universitas Bhakti Kencana Bandung ....................77
5.2.3 Hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik
pada mahasiswa sarjana keperawatan tingkat 1 di Universitas
Bhakti Kencana Bandung ..........................................................81

x
BAB VI KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan...........................................................................................87
6.2 Saran .....................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................90
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ..............................................................................48


Tabel 4.1 Interpretasi hasil koefisien korelasi........................................................68
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi manajemen waktu ..................................................70
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi prokrastinasi akademik ..........................................70
Table 5.3 Hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik ..............71

xii
DAFTAR BAGAN

Halaman

Tabel 2.1 Kerangka konseptual ..............................................................................42


Tabel 3.1 Kerangka konsep penelitian ...................................................................45

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Inform Consent


Lampiran 2 : Lembar persetujuan kesediaan responden
Lampiran 3 : Kisi-kisi kuisioner
Lampiran 4 : Kuisioner manajemen waktu
Lampiran 5 : Kuisioner prokrastinasi akademik
Lampiran 6 : Surat izin studi pendahuluan
Lampiran 7 : Surat izin penelitian
Lampiran 8 : Surat izin pengajuan etik penelitian
Lampiran 9 : Surat izin pengambilan data
Lampiran 10 : Surat izin uji konten
Lampiran 11 : Surat izin uji konstruk
Lampiran 12 : Surat keterangan layak etik
Lampiran 13 : Kartu bimbingan Skripsi
Lampiran 14 : Matriks evaluasi UP skripsi
Lampiran 15 : Bukti menjadi Oponen
Lampiran 16 : Uji konten instrumen prokrastinasi akademik
Lampiran 17 : Uji konstruk instrument prokrastinasi akademik
Lampiran 18 : Hasil pengambilan data statistik
Lampiran 19 : Analisa data
Lampiran 20 : Timeline penelitian
Lampiran 21 : Matriks evaluasi ujian siding akhir
Lampiran 22 : Uji plagiarisme/turnitin
Lampiran 23 : Riwayat hidup penulis

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah tinggi yaitu badan yang menyediakan ilmu didik tinggi

yang terdiri dari berbagai bidang sebagai lanjutan dari tingkat Pendidikan

menengah dalam pendidikan resmi. Hal ini sesuai dengan definisi sekolah

tinggi dijelaskan dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 19 ayat 1. Adapun

Fungsi dari institut itu sendiri ialah untuk mengarahkan serta

mengembangkan kepribadian mahasiswa untuk memajukan bangsa

dengan cara mencerdaskan generasi penerus negara (UU No. 21 Tahun

2021 Tentang Pendidikan tinggi pasal 4).

Menurut (UU) No. 20 Tahun 2003 Terkait sistem Pendidikan

Nasional pasal 20 dalam Maulina dan Sari (2018) Sekolah tinggi terbagi

dalam beberapa macam, yaitu terdiri dari Akademik, Politeknik, Sekolah

Tinggi, Institut dan Universitas. Untuk sekarang terdapat sekitar 3166

perguruan tinggi dan 7.369.009 mahasiswa di Indonesia dalam data

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Negeri dan Swasta

(BPS, 2021).

Mahasiswa menurut KBBI (2021) adalah individu yang mencari

pendidikan lanjutan di sekolah tinggi. Adapun seorang mahasiswa wajib

mempunyai kapasitas untuk mengawasi dirinya sendiri, terutama dalam

hal-hal skolastik, misalnya, mengawasi berkonsentrasi tepat waktu,

menindaklanjuti dengan tanggung jawab ilmiah dan memiliki pilihan

1
2

untuk mengawasi waktu untuk alamat dan latihan yang berbeda di luar

alasan (Nisa et al, 2019). Sebagai individu yang akan dijadikan generasi

penerus bangsa, mahasiswa dituntut untuk dapat menyelesaikan tugas dan

kewajiban akademik.

Menurut Maulina dan Sari (2018) Mahasiswa tingkat I adalah Insan

yang berjuang dalam pendidikan di tahun pertama di sekolah tinggi. Pada

awal pendidikannya di institusi, individu dipertemukan dengan macam-

macam kesulitan serta perbedaan sepanjang kehidupan sehari-hari. Ini

adalah hasil langsung dari kontras dalam gagasan pelatihan di sekolah

menengah (SMA) dan perguruan tinggi, mengingat kontras untuk program

pendidikan dan kerangka kerja pembelajaran, disiplin ilmu, dan hubungan

antara siswa dan guru (Zubir dalam Maulina et al, 2018). Sesuai dengan

pernyataan tersebut mahasiswa dituntut harus bisa beradaptasi secepatnya

dengan lingkungan kampus.

Mahasiswa tingkat I merupakan perpindahan dari sekolah ke

pendidikan tinggi yang memerlukan adaptasi agar dapat terbiasa di

lingkungan kampus, manejemen waktu sebaik mungkin juga perlu

dilakukan oleh mahasiswa sehingga dapat mengikuti semua kegiatan

akademik seperti mengerjakan tugas individu, bekerja sama dalam tugas

kelompok, mendapatkan nilai sebaik-baiknya (Nur dalam maulina et al,

2018). Mahasiswa tingkat I di tuntut agar segera dapat beradaptasi dengan

lingkungan kampusnya agar dapat memenuhi seluruh aktivitas

akademiknya.
3

Lingkungan dalam Roy (1997) Semua keadaan, kondisi, dan

dampak di sekitar orang yang dapat mempengaruhi pergantian peristiwa

dan perilaku orang dan pertemuan. kerangka variasi manusia dipandang

sebagai sesuatu yang menghubungkan yang mengisi sebagai unit untuk

mencapai tujuan. Perubahan pada mahasiswa tingkat I dilingkungan

barunya diharapkan dapat memberikan dampak positif agar dapat terbiasa

dan mendapatkan kinerja yang maksimal khususnya di bidang akademik.

Kerangka transformasi manusia adalah sesuatu yang kompleks,

memiliki banyak faktor dan juga merupakan reaksi terhadap dorongan

ekologis untuk mencapai variasi. Dalam menyesuaikan diri dengan

dorongan alami, orang memiliki kemampuan untuk membuat perubahan

iklim (Roy, 1997). Kegagalan dalam proses adaptasi dan penyesuaian diri

pada mahasiswa tingkat I dikhawatirkan dapat mempengaruhi prestasi

akademik, fenomena yang sering terjadi dalam proses akademik ialah

salah satunya menunda sebuah tugas. Fenomena tersebut merupakan

prokrastinasi akademik.

Prokrastinasi yaitu sifat seseorang untuk ragu pada tugas atau

bekerja pada suatu usaha dan lebih memilih melakukan latihan sia-sia

lainnya. Jadi dalam banyak kasus terhambat dalam menyelesaikan

tanggung jawab, Oleh karena itu, prokrastinasi telah menjadi suatu

masalah yang umum terjadi di lingkungan kita, bahkan kita sering

melakukannya tanpa kita sadari. Dibidang akademik prokrastinasi telah

menjadi hal yang sering terjadi, banyaknya mahasiswa yang tidak bisa
4

mengatur waktunya atau bahkan lebih mendahulukan kegiatan yang

membuat mereka senang daripada tugas mereka (Makhinudin, 2019).

Prokrastinasi akademik merupakan kegiatan yang terlambat

dilaksanakan dalam macam-macam usaha tepat yang terkait dengan

aktivitas sekolah atau pelaksanaan ilmiah, misalnya menulis makalah,

memahami bahan bacaan, membayar biaya pendidikan, menulis makalah,

pergi ke alamat, mengerjakan tugas sekolah atau kursus, membaca untuk

ujian, mengembalikan buku perpustakaan, serta kerja logis (Wibowo,

2018). Prokrastinasi akademik dapat disimpulkan sebagai fenomena yang

menunda pekerjaan atau tugas-tugas akademik.

Ferrari dalam Wibowo (2018) menyebutkan Aspek-aspek pada

prokrastinasi akademik terdapat 4 hal, yaitu: menunda untuk memulai

maupun menyelesaikan tugas yang yang dihadapi, keterlambatan dalam

mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja

actual, melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada

mengerjakan tugas. Keempat aspek tersebut merupakan indikator

terjadinya prokrastinasi akademik.

Yolanda (2018) mengungkapkan faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap prokrastinasi akademik yaitu : problem time management,

penetapan prioritas, karakteristik tugas, dan karakter individu.

Prokrastinasi akademik dapat terjadi disebabkan oleh manajemen waktu

yang tidak efektif, penetapan prioritas pekerjaan, karakteristik tugas dan

karakter dari individunya.


5

Menggunakan waktu secara efektif adalah sesuatu yang penting bagi

seseorang, terutama mahasiswa atau sarjana, seorang mahasiswa harus

bisa mengelola waktu dengan baik (Yolanda, 2018). Agar terhindar dari

prokrastinasi akademik mahasiswa harus bisa mengatur waktu dengan

baik, manajemen waktu yang baik akan membuat mahasiswa tidak

terjerumus dalam prilaku penundaan.

Reswita (2019) menyimpulkan menggunakan waktu secara

produktif sebagai suatu kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh

pemanfaatan waktu yang layak sambil memainkan kegiatan tertentu yang

mengarah pada tujuan. Menggunakan waktu secara produktif mencakup

cara yang paling umum untuk memutuskan persyaratan, mengajukan

tujuan untuk mencapai tujuan, dan mengatur pesanan yang diharapkan

untuk mencapai keinginan.

Sementara Makhinudin (2019) dalam penelitiannya, faktor-faktor

dapat mempengaruhi prokrastinasi pada mahasiswa di Program Studi

Sarjana Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan, menyimpulkan

bahwa ada hubungan positif yang sangat besar antara prokrastinasi

akademik dan menggunakan waktu secara produktif, sulit berkonsentrasi,

dan bosan terhadap tugas. Artinya dalam mengerjakan tugas akademik

mahasiswa cenderung menunda-nunda tugasnya dipengaruhi oleh

pengelolaan waktu yang buruk, sulit berkonsentasi serta bosan terhadap

tugas.
6

Reswita (2019), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat

hubungan antara penggunaan waktu secara efektif dan prestasi belajar

pada mahasiswa dengan tingkat kepentingan 0,022. Ini berarti bahwa

memiliki korelasi yang nyaman antara menggunakan waktu secara efektif

dengan prokrastinasi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang saya lakukan di Universitas

Bhakti Kencana Bandung tahun 2022. Didapatkan data belum adanya

karya tulis ilmiah mengenai manajemen waktu dengan prokrastinasi pada

mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana

Bandung. Studi pendahuluan ini dilakukan ke 16 nahasiswa Universitas

Aisyiyah Bandung, lalu kepada 3 dosen yang mengajar di tingkat I dan 16

mahasiswa tingkat I di universitas Bhakti Kencana Bandung.

Berdasarkan wawancara kepada dosen yang mengajar di tingkat satu

mahasiswa sarjana keperawatan di Universitas Bhakti Kencana Bandung

didapatkan hasil mahasiswa tingkat I berjumlah 97 Mahasiswa aktif. Dari

14 pertemuan terdapat mahasiswa yang terlambat mengumpulkan tugas

atau mengunduh materi sehingga mempengaruhi kehadiran dan nilai.

Dampak dari keterlambatan atau tidak mengumpulkan tugas ini yaitu

berpengaruh terhadap nilai sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi

IPK, karena nilai total dalam satu semester yang diambil dari tugas yaitu

minimal 20%.

Studi pendahuluan ke mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I

Universitas Bhakti Kencana Bandung dilakukan menggunakan kuisioner


7

google form yang telah dibuat berdasarkan 4 indikator prokrastinasi. Hasil

studi pendahuluan didapatkan ada 11 mahasiswa yang sengaja menunda

menyelesaikan tugas secara langsung serta menundanya karena telah

mengerjakannya sebagian terlebih dahulu. Selanjunya pada 10 mahasiswa

yang selalu terlambat dalam membereskan tugas serta membutuhkan

waktu cukup lama dalam menyelesaikan tugas. Kemudian terdaapat 12

mahasiswa gagal dalam mengatur jadwal sehingga tugas tidak

terselesaikan serta kesulitan menyesaikan tugas karena deadline waktu

terlalu singkat. Serta ada 12 mahaiswa menggunakan waktu yang dimiliki

untuk bermain bersama teman terlebih dahulu serta memilih melakukan

hal yang menyenangkan terlebih dahulu.

Studi pendahuluan selanjutnya yaitu faktor- faktor yang

mempengaruhi prokrastinasi akademik. Hasil studi pendahuluan

didapatkan 11 mahasiswa gagal dalam mengatur waktu karena banyak

kegiatan yang harus dikerjakan dan gagal menyelesaikan tugas dari waktu

yang sudah di rencanakan serta jadwal yang telah di buat tidak

dilaksanakan tepat waktu. Selanjutnya ada 6 mahasiswa yang cenderung

mendahulukan pekerjaan lain sebelum tugas kuliah serta 5 mahasiswa

tidak memprioritaskan tugas kuliah dalam jadwal hariannya. kemudian

sebanyak 7 mahasiswa menunda tugas karena tugasnya terasa sangat sulit

dan 6 mahasiswa yang menunda tugas pada mata kuliah yang tidak

disukai. Kemudian terdapat 6 mahasiwa kurang percaya diri dalam

mengerjakan tugas serta 7 mahasiwa yang menyelesaikan tugasnya sesuai


8

mood. Dari Study pendahuluan yang dilakukan ke universitas Aisyaiyah

dan Universitas Bhakti Kencana Bandung, data terbesar fenomena

prokrastinasi akademik berada di Universitas Bhakti Kencana Bandung

serta faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik sesuai dengan

ciri-ciri manajemen waktu.

Mengingat dasar ini, peneliti tertarik untuk mengarahkan penelitian

terhadap “Hubungan antara manajemen waktu dengan prokrastinasi

akademik pada mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I di Universitas

Bhakti Kencana Bandung Tahun 2022”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Atas dasar latar belakang diatas, tumusan masalah dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui “apakah ada hubungan antara Manajemen

waktu dengan Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa sarjana

Keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana Bandung Tahun

2022? ”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis hubungan antara manajemen waktu dengan

prokrastinasi akademik pada mahasiswa sarjana keperawatan

tingkat I di Universitas Bhakti Kencana Bandung Tahun 2022.


9

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran manajemen waktu pada mahasiswa

sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana

Bandung.

2. Mengidentifikasi gambaran prokrastinasi Akademik pada

mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti

Kencana Bandung.

3. Menganalisis hubungan antara Manajemen waktu dengan

Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa sarjana keperawatan

tingkat I di Universitas Bhakti Kencana Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Pengembang Ilmu Pengetahuan

Penelitian dapat dimanfaatkan sebagai landasan informasi dan

data terbaru di bidang Manajemen Keperawatan, khususnya

yang berkaitan dengan gagasan manajemen tentang manajemen

waktu dengan Prokrastinasi Akademik.

2. Bagi Universitas Bhakti Kencana Bandung

Data yang didapatkan bisa digunakan sebagai bahan rujukan

kepada bidang perpustakaan berkenaan Manajemen waktu

dengan prokrastinasi Akademik pada mahasiswa sarjana

keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana Bandung.


10

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi Universitas Bhakti Kencana Bandung

Karya tulis ini diharapkan bisa memperoleh data mengenai

manajemen waktu dan prokrastinasi Akademik pada mahasiswa

tingkat I, selanjutnya bisa memberikan sumber baru sebagai

data kesiapan mahasiswa dalam mengelola waktu dalam bidang

Akademik.

2. Program Studi Sarjana Keperawatan

Dapat memberikan kepustakaan dan sebagai data penelitian

yang bereferensi pada mata kuliah manajemen keperawatan

tentang manajemen waktu sehingga dapat membuktikan teori

yang ada.

3. Bagi Mahasiswa

Penelitian diharapkan memberikan pengetahuan dan informasi

bagi sesorang mahasiswa agae bisa menjadi insan yang

bertanggung jawab dan bisa mengontrol diri terutama dalam

mengelola waktu serta memberikan motivasi pada mahasiswa

untuk mengelola waktu dalam proses akademik sehingga

aktivitas akademik terselesaikan tepat waktu.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Data penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal untuk

penelitian selanjutnya yang membahas manajemen waktu

dengan prokrastinasi Akademik pada mahasiswa.


11

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini yaitu keilmuan manajemen

keperawatan yang berjudul hubungan antara manajemen waktu dengan

prokrastinasi akademik pada mahasiswa keperawatan tingkat I Universitas

Bhakti Kencana Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah

deskriftif korelasional melalui pendekatan cross-sectional. Populasi dalam

penelitian ini adalah Mahasiswa regular sarjana kepperawatan tingkat 1

fakultas keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung yang

berjumlah 97 orang. Teknik sample yang dilakukan dalam karya tulis

ilmiah ini adalah total sampling. Sample yang di pilih dalam penelitian ini

adalah mahasiswa regular tingkat 1 sarjana keperawatan Fakultas

keperawatan Universitas Bhakti kencana Bandung.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian pustaka

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Makhinudin (2019),

Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi pada mahasiswa di

program studi sarjana ilmu keperawatan Fakultas ilmu Kesehatan,

menunjukan bahwa memiliki korelasi positif yang aman antara

prokrastinasi akademik dengan pengelolaan waktu, sulit berkonsentrasi, dan

bosan terhadap tugas. Artinya dalam mengerjakan tugas akademik

mahasiswa cenderung menunda-nunda tugasnya dipengaruhi oleh

pengelolaan waktu yang buruk, sulit berkonsentasi serta bosan terhadap

tugas.

Dalam penelitiannya Nisa et al (2018), Manajemen waktu dengan

prokrastinasi akademik pada mahasiswa keperawatan. Hasil eksplorasi

didapatkan p-esteem 0,001 < 0,005 yang berarti ada hubungan antara

pemanfaatan waktu secara produktif dengan keragu-raguan skolastik.

Responden dengan efektifitas penggunaan waktu rendah sebanyak 50,7%

(37 responden) dengan tingkat pendidikan rendah 1,36% (1 responden),

menunda belajar sedang 10,95% (8 responden) dan berlama lama 38,35%

(28 responden). Dari hasil pemeriksaan ini, cenderung disimpulkan bahwa

menggunakan waktu secara produktif sangat menarik untuk belajar. Jadi

semakin tinggi penggunaan waktu secara produktif, semakin rendah

12
13

ketangguhan skolastik, begitu pula sebaliknya, semakin rendah penggunaan

waktu produktif, semakin tinggi pula kemandekan keilmuan.

Reswita (2019), dalam penelitian Hubungan Antara Manajemen

Waktu dan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa PG-PAUD FKIP UNILAK

menyebutkan adanya hubungan antara manajemen waktu dan prokrastinasi

akademik pada mahasiswa dengan signifikansi 0,022. Artinya ada hubungan

yang erat antara manajemen waktu dengan prokrastinasi.

2.2 Konsep Mahasiswa

2.2.1 Definisi Mahasiswa

Mahasiswa menurut KBBI (2021) yaitu individu yang

mencari ilmu pada Pendidikan tinggi di Universitas. Mahasiswa

merupakan individu yang terdaftar dan belajar di suatu perguruan

tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut

dan universitas (Wibowo, 2018).

2.2.2 Ciri-ciri Mahasiswa

Mahasiswa sebagai keluarga masyarakat dengan

mempunyai karakteristik tertentu, antara lain (Wibowo, 2018) :

1) Memiliki kemampuan dan kesempatan untuk berkonsentrasi di

sekolah, dengan tujuan agar mereka dapat didelegasikan

menjadi orang-orang yang berilmu.

2) Dengan terbukanya pintu-pintu di atas, dipercaya nantinya

mereka akan benar-benar ingin menjadi pionir yang fit dan

berbakat, baik sebagai pionir daerah maupun di lapangan.


14

3) Diandalkan sebagai pendorong utama yang unik bagi siklus

modernisasi.

4) Diharapkan memiliki pilihan menginjak lapangan menjadi

seorang pengajar yang mumpuni dan mahir.

Melihat gambaran tersebut, maka diduga kalau kualitas

mahasiswa adalah: Memiliki keahlian dan peluang untuk

berkonsentrasi pada pendidikan lanjutan, yang nantinya akan

menjadi pionir yang kompeten dan berbakat, diharapkan menjadi

dorongan utama yang kuat, seharusnya menjadi tenaga kerja yang

bersertifikat dan mahir.

2.2.3 Peran dan Fungsi Mahasiswa


Menurut Cahyono (2019) Peran dan fungsi mahasiswa

adalah sebagai berikut:

a. Iron Stock

Seorang wajib mampu menggantikan para pemimpin di dalam

pemerintahan kelak, yang artinya mahasiswa harus menjadi generasi

lanjutan dan bisa memimpin sebuah bangsa suatu saat nanti.

b. Agent Of Change

Seorang terpelajar harus mampu jadi bagian dari pelaku perubahan.

artinya, kalau terdapat kesalahan bila terdapat disekitar tempat

tinggalnya, mahasiswa harus bisa untuk mengubah keadaan sama

seperti yang diinginkan sebenar-sebenarnya.


15

c. Social Control

Mahasiswa dituntut dapat mengendalikan kondisi umum di dalam

lingkungan sekitarnya (warga). bukan hanya ahli di keilmuan

akademisnya, namun harus pandai berkerja sama dengan sekitarnya.

d. Moral Force

Seorang yang terdidik wajib menjaga nilai adab yang ada. Jika dalam

kehidupan sekuitarnya terdapat hal yang tidak sesuai dengan nilai

moral, mahasiswa harus mampu mengubah dan memperbaiki

kembali kondisi sesuai dengan yang diharapkan.

2.2.4 Karakteristik Perkembangan Mahasiswa

Layaknya transisi yang terjadi dari sekolah dasar ke sekolah

menengah yang jelas termasuk perubahan dan kemungkinan

perubahan mental, serta kemajuan dari sekolah menengah ke sekolah

menengah perguruan tinggi. Dalam beberapa hal, perubahan yang

terjadi dari kedua masa tersebut hampir sama, dimana melibatkan

perubahan dalam struktur baru yang semakin luas serta memiliki

karakter universal, contohnya sosialisasi bersama beberapa

anggotanya yang berasal luar tempat yang biasanya ditemui serta

terjadi bertambahnya kesadaran kepada tujuan pencapaian akademik

dan non akademik (Santrock, 2013).

Sekolah tinggi bisa merubah masa bertemunya intelektualitas

dan perkembangan kepribadian. Mahasiswa dapat adaptasi saat

berespon terhadap kurikulum yang menampilkan pengalaman dan


16

perspektif baru, misalnya, kepada siswa yang berbeda yang memiliki

berbagai kualitas dan perspektif, kepada siswa yang memiliki

berbagai masyarakat, dan kepada guru yang memberikan hal baru.

Keputusan sekolah dapat mengatasi pengejaran akan keinginan dan

tekad yang menggebu dan awal karier di masa depan (Papalia et al,

2014).

Menurut Saputro (2018) karakteristik masa perkembangan

dari remaja lanjut atau remaja akhir (dari usia 18 tahun sampai 21

tahun) bisa dilihat dari tugas perkembangannya yaitu sebagai

berikut:

a. Mampu menyadari kondisi fisiknya; perubahan secara fisiologis

dan organis yang terjadi secara signifikan di tahun-tahun

sebelumnya, di akhir masa muda itu sangat baik mungkin lebih

menetap. Konstruksi dan penampilan sebenarnya tetap dan

harus diakui apa adanya. Frustrasi tentang keadaan tertentu saat

ini bukanlah sesuatu yang menjengkelkan lagi dan mulai

mengakui apa yang terjadi.

b. Mendapat kebebasan secara mental; pubertas akhir adalah cara

paling umum untuk memisahkan diri dari ketergantungan yang

mendalam pada individu terdekat dalam hidupnya.

Transendensi keadaan dekat dengan rumah dalam mentalitas

dan kegiatan mulai berkoordinasi dengan kemampuan yang

berbeda dan ternyata lebih mantap dan terkontrol. Siap


17

menawarkan sudut pandang dan sentimen mereka dengan watak

yang sesuai iklim dan peluang besar.

c. Dapat bergaul; hubungan sosial remaja mulai berkembang

dengan baik Bersama teman seangkatannya ataupun dengan

orang baru yang unik secara pandainya bergaul.

Memperlihatkan dan mengadaptasikan keahlian dalam bergaul

dengan arah pemahaman sesuai dengan adab yang berlaku

dalam lingkungannya.

d. Berhasil bertemu panutan untuk di analisis; terhadap interaksi

menuju perkembangan individu, angka bukti yang dapat

dikenali dapat menjadi variabel yang signifikan, tanpa gambar

ID muncul kekacauan tentang moduel yang akan ditampilkan

dan memberikan panduan tentang metode yang paling mahir

untuk bertindak dengan baik.

e. Paham dan memahami keahliannya sendiri; kapasitas dan

evaluasi objektif dari keadaan sendiri dimulai mengembangkan.

Kekurangan dan kekecewaan yang datang dari bangsa ini tidak

akan pernah dari titik ini ke depan memiliki pilihan untuk

memutar kembali kapasitasnya dari halangan karakter dan

pencapaian yang harus dicapai.

f. Penguatan penguasaan diri atas berdasarkan nilai dan standar;

kualitas individu mendapat dari standar saat memainkan

perubahan aktivitas menjadi menyesuaikan diri dengan standar


18

terlepas dari dirinya. Baik yang terkait dengan sosial maupun

kebajikan. Kualitas individu harus diubah sesuai dengan

kualitas umum dengan cara yang baik juga terpakai di

lingkungan.

g. Tidak lagi bertingkah dan cara beradaptasi kekanak-kanakan;

dalam usia remaja barulah bergeser ke dunia dewasa. Kebiasaan

secara psikologis mulai ditinggalkan dan mampu memantapkan

dirinya. Dapat dikatakan bahwa periode ini adalah periode

persiapan menuju arah perkembangan selanjutnya.

Setelah melalui tahap remaja, individu akan dihadapkan pada

masa remaja awal. Pada masa ini, individu telah memiliki arah dan

kepribadian masing-masing. Dalam Hurlock (2011) karakteristik

tahap dewasa awal adalah sebagai berikut:

a. Tahap dewasa dini adalah tahap pengaturan

Usia dewasa baru disinggung sebagai tahap administrasi. Dalam

tahap ini seorang mahasiswa memiliki kewajiban untuk menjadi

orang dewasa. Dan itu menyiratkan bahwa seorang pria telah

membentuk bidang pekerjaan yang diuraikan sebagai

profesinya. sementara wanita telah dihadapkan dengan

kewajiban menjadi seorang ibu dan berurusan dengan keluarga.


19

b. Masa dewasa dini adalah usia produktif

Keluarga merupakan peran sangat berpengaruh di hidup orang

dewasa. Individu yang menikah dihadapkan dalam peran

menjadi orang tua ketika usia dua puluh atau tiga puluh tahun.

c. Tahap dewasa dini adalah tahap bermasalah

Pada tahun dewasa mulai menjadi banyak masalah yang muncul

dan harus dilihat oleh orang tersebut. Masalah ini berasal dari

berbagai aspek dan tidak sama dengan masalah yang telah

mampu sebelumnya.

d. Masalah dewasa dini adalah masalah ketegangan emosional.

Di tahap ini individu sudah memiliki kemampuan untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan baik dan lebih

terukur dan akurat.

e. Tahap dewasa adalah tahap menajuhnya dari sosial

Keadaan asing diartikan terdapat motivasi bertarung serta

keinginan yang tegas untuk berubah dan berkarir, sehingga

keramahan tahap remaja digantikan dengan saing di lingkungan

yang lebih dewasa.

f. dewasa dini adalah masa komitmen

Seorang individu yang dewasa akan mengalami perbedaan,

yang berarti mereka akan mempunyai tanggung jawab dan

komitmennya masing-masing.
20

h. Masa dewasa dini adalah masa ketergantungan

Terlepas dari kenyataan bahwa mereka telah berada dalam

status dewasa, banyak individu benar-benar bergantung pada

seseorang khususnya dalam perubahan zaman. Ketergantungan

dapat berasal dari individu yang menanggung biaya pelatihan.

i. Masa dewasa dini adalah masa perubahan nilai

Penyesuaian nilai-nilai berasal dari beberapa faktor khususnya,

kehadiran yang perlu dirasakan oleh orang dewasa, individu

memahami bahwa dalam pertemuan harus memiliki aturan

berdasarkan nilai-nilai dalam kondisi perilaku dan keyakinan.

j. Tahap kematangan dini adalah adaptasi seseorang dengan

kehidupan baru,

Perubahan gaya hidup dalam tahap dewasa awal yang paling

dan nampak adalah disaat perkawinan dan menjadi orang tua

k. Masa dewasa dini adalah masa yang kreatif.

Individu dewasa tidak terpaku pada keharusan dan peraturan

orang tua ataupun dosen-dosennya sehingga bebas dalam

berbuat dan berkreasi sesuai yang mereka inginkan sesuai

dengan minat dan kemampuan.

Dari teori tersebut ditarik kesimpulan bahwa ciri pada

mahasiswa adalah tampilan fisik yang sudah menjadi gangguan

beraktifitas di dalam kampus, mulai memiliki kecerdasan dan

kemampuan yang tinggi untuk masa depan, kesempatan besar dalam


21

pasangan dan memutuskan kepribadian untuk masa depan, dekat

dengan kesempatan rumah dalam bergaul dan memutuskan karakter.

Mahasiswa juga berkeinginan untuk bisa berprestasi di kampus,

bertanggung jawab dan mandiri dalam menyelesaikan tugasnya, dan

berpedoman dalam hal nilai dan norma di lingkungan kampus dan

masyarakat.

2.2.5 Mahasiswa Tingkat 1

Mahasiswa tingkat 1 merupakan transisi dari sekolah ke

perguruan tinggi yang memerlukan adaptasi agar dapat terbiasa di

lingkungan kampus, manejemen waktu sebaik mungkin juga perlu

dilakukan oleh mahasiswa sehingga dapat mengikuti semua kegiatan

akademik seperti mengerjakan tugas individu, bekerja sama dalam

tugas kelompok, mendapatkan nilai sebaik-baiknya (Nur dalam

maulina et al, 2018). Mahasiswa tingkat 1 di tuntut agar segera dapat

beradaptasi dengan lingkungan kampusnya agar dapat memenuhi

seluruh aktivitas akademiknya.

Lingkungan dalam Roy (1997) Semua keadaan, kondisi, dan

dampak di sekitar orang yang dapat mempengaruhi pergantian

peristiwa dan perilaku orang dan pertemuan. kerangka variasi

manusia dipandang sebagai sesuatu yang menghubungkan yang

mengisi sebagai unit untuk mencapai tujuan. Perubahan pada

mahasiswa tingkat 1 dilingkungan barunya diharapkan dapat


22

memberikan dampak positif agar dapat terbiasa dan mendapatkan

kinerja yang maksimal khususnya di bidang akademik.

Kerangka transformasi manusia adalah sesuatu yang

kompleks, memiliki banyak faktor dan juga merupakan reaksi

terhadap dorongan ekologis untuk mencapai variasi. Dalam

menyesuaikan diri dengan dorongan alami, orang memiliki

kemampuan untuk membuat perubahan iklim (Roy, 1997)

Kegagalan dalam proses adaptasi dan penyesuaian diri pada

mahasiswa tingkat 1 dikhawatirkan dapat mempengaruhi prestasi

akademik, fenomena yang sering terjadi dalam proses akademik

ialah salah satunya menunda sebuah tugas. Fenomena ini biasa

disebut prokrastinasi akademik.

2.3 Konsep Teori Calista Roy

Menurut Roy (1997) Ada empat aspek dari teori adaptasi : manusia

sebagai penerima Asuhan keperawatan, Konsep lingkungan, Konsep sehat

dan Keperawatan. diantara keempat aspek tersebut saling memberikan

pengaruh satu sama lain karena merupakan suatu system.

1. Manusia

Orang-orang adalah pusat mendasar yang harus dipertimbangkan

dengan alasan bahwa orang adalah penerima manfaat dari asuhan

keperawatan, baik itu orang, keluarga, pertemuan atau jaringan, yang

dipandang sebagai "Semua mencakup Sistem Adaptif". Di mana "All


23

encompassing Adaptive System" ini merupakan perpaduan antara ide

kerangka kerja dan gagasan transformasi.

a. Konsep Sistem

Orang-orang sebagai semua hewan yang mencakup yang

dalam kerangka kerja tempat tinggal mereka akan terus-menerus

bekerja sama dengan keadaan mereka saat ini, di mana di antara

mereka akan ada perdagangan data, "materi" dan energi. Atribut

kerangka kerja adalah input, hasil, kontrol dan kritik.

b. Konsep Adaptasi

Hasil dalam kerangka variasi ini adalah sebagai reaksi

perilaku individu yang dapat dikonsentrasikan oleh perawat medis

baik secara tidak memihak maupun abstrak. Reaksi perilaku ini

dapat menjadi kritik bagi individu dan keadaannya saat ini. Hasil

dari kerangka transformasi ini adalah sebagai reaksi serbaguna dan

reaksi yang menarik. Reaksi serbaguna dapat bekerja pada

kepercayaan individu sementara reaksi yang tidak efektif tidak

dapat menjunjung tinggi pencapaian tujuan pengobatan individu..

Teknik bertahan hidup yang mengilustrasikan masa pengaturan

seseorrang dalam kerangka variasi ini. Beberapa beradaptasi terdapat

dari turun temurun, misalnya, WBC (trombosit putih) sebagai benteng

tubuh terhadap keberadaan mikroorganisme, sementara beberapa

koping yang berbeda ada yang merupakan konsekuensi dari belajar,

misalnya, memanfaatkan pembunuh kuman untuk membersihkan


24

cedera. Dalam sistem kontrol ini, disinggung oleh ungkapan

"Controller" dan "Cognator". Pemancar kerangka administrasi adalah

substansi, otak atau kerangka kerja yang mengkhawatirkan dan

endokrin, yang dapat menjawab akibatnya terhadap perubahan pada

orang tersebut. Reaksi kerangka administrasi ini dapat memberikan

kritik pada kerangka kognator. Kursus pengendalian kognator ini

terkait erat dengan kerja pikiran sejauh kemampuan membedakan atau

menangani data, navigasi, dan perasaan.

2. Lingkungan

Peningkatan yang datangnya dari seseorang dan dilingkungannya

adalah komponen iklim. Iklim adalah setiap keadaan, kondisi, dan

dampak di sekitar orang yang dapat mempengaruhi pergantian

peristiwa dan perilaku orang dan pertemuan. Untuk situasi ini,

ditekankan bahwa iklim dapat dimaksudkan untuk bekerja pada

fleksibilitas orang atau membatasi bahaya yang akan terjadi pada orang

untuk berubah.

3. Sehat

Sehat adalah “A State and a process of being and becoming an

integrated and whole person”. Kejujuran seseorang dapat di perlihatkan

oleh kapasitas untuk mendukung pengembangan, regeneratif dan

"dominasi". Asuhan keperawatan mengingat model ini berharap untuk

bekerja pada kesejahteraan orang tersebut dengan memperluas reaksi

serbagunanya..
25

4. Keperawatan

Tujuan keperawatan adalah untuk bekerja pada reaksi serbaguna

individu dan menolak reaksi kuat orang tersebut, baik dalam keadaan

musnah maupun padat. Selain mengembangkan kesejahteraan lebih

lanjut dalam semua proses kehidupan, keperawatan juga berarti

menyampaikan orang tersebut ke kematian yang tenang. Untuk

mencapai tujuan seperti itu, petugas harus memiliki opsi untuk

mengontrol peningkatan pusat, berorientasi konteks dan sisa yang ada

pada orang tersebut, dengan nol dalam mendukung dorongan pusat,

yang merupakan peningkatan yang paling penting.

2.4 Konsep Akademik

2.4.1 Definisi Akademik

Akademik atau akademis merupakan kemampuan,

kecakapan dan prestasi yang didapatkan seseorang pelajar dalam

menempuh ilmu, Kapasitas ini dapat meningkat setelah beberapa

waktu karena pengalaman pendidikan dan bukan karena siklus

pengembangan (Kusuma, 2018)

2.5 Konsep Prokrastinasi

2.5.1 Definisi Prokrastinasi

Prokrastinasi yaitu sifat seseorang untuk ragu pada tugas

atau bekerja pada suatu usaha dan lebih memilih melakukan latihan

sia-sia lainnya. Jadi dalam banyak kasus terhambat dalam

menyelesaikan tanggung jawab. (Makhinudin, 2019)


26

2.5.2 Penyebab Prokrastinasi

Menurut Agustian dalam Yolanda (2018) faktor penyebab

seseorang menunda tugas (prokrastinasi) yaitu:

a. Stres

Pada titik ketika individu berada di dalam keadaan tekanan,

kegelisahan, kegugupan, dan sebagainya, menjadi pekerjaan

atau kegiatan yang bermanfaat tidak dapat disangkal menantang.

Dalam keadaan seperti itu, keragu-raguan berubah kedalam opsi

yang paling sering dipilih

b. Rasa malas

Menunda-nundapun sering terjadi disebabkan mahasiswa sering

merasakan lelah fisiologis dan emosional. Penundaan dilihat

sebuah waktu untuk beristirahat sejenak, tetapi sebenarnya ini

adalah jebakan. Ketika seseorang berhenti, kecenderungan untuk

berbalik kemudian dan akan semakin tidak sanggup. Akibatnya

muncul rasa malas.

c. Hilangnya motivasi

Rendahnya inspirasi atau hilangnya inspirasi, adalah salah satu

alasan mengapa seseorang tidak sulit untuk tinggal sampai

berubah menjadi kecenderungan. Inspirasi yang rendah

bergabung dengan keengganan dalam menyelesaikan sesuatu,

merasa lelah, dan semacamnya. Akibatnya, ketika seseorang


27

membutuhkan atau kehilangan inspirasi, itu harus segera

dikalahkan.

d. Buruknya manajemen diri

Administrasi diri ini terhubung dengan disiplin dalam waktu,

yang mengerikan seperti melompat pada kesempatan untuk

terlambat, lupa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dll.

Administrasi yang malang saat ini, benar-benar merusak

temperamen dan watak Anda. Dengan demikian, individu suka

mencoba-coba pekerjaan mereka.

e. Kurang keterampilan

Munculnya watak menunda-nunda juga bisa karena tidak adanya

kemampuan khusus. Faktanya adalah informasi yang

sebenarnya sangat penting bagi mahasiswa agar menyelesaikan

aktivitas atau kegiatannya. Sangat mudah bagi mahasiswa untuk

bertanya-tanya apakah akan memulai atau tidak sampai mereka

akhirnya memilih untuk menundanya.

f. Perfeksionis

Penjelasan lain yang suka dilontarkan individu adalah karakter

fussbudget. Seorang individu mempertahankan bahwa harus

melakukan segalanya tanpa cela dengan hasil akhirnya lebih

fokus pada melakukan pengaturan untuk duduk rapat untuk

kesempatan yang sempurna. Meskipun demikian, Anda ingin

menyadari bahwa fussbudgets adalah resep utama untuk stres


28

dan menyebabkan sifat buruk yang terus-menerus mengulur-ulur

waktu.

2.5.3 Tipe-tipe Prokrastinasi

Tipe-tipe Prokrastinasi Menurut Basco dalam Wibowo (2018)

ada enam jenis seorang penunda pekerjaan antara lain:

a. Para penghindar, atau setidaknya, seseorang yang beraktivitas

berlama-lama untuk mengalahkan ketegangan dan kekecewaan

dengan menangguhkan kewajiban sejauh ini akan mungkin.

b. Para penunda yang tidak dapat menangani pekerjaan mereka,

atau setidaknya, individu yang salah menilai waktu yang

diharapkan agar membereskan kegiatannya dan salah menilai

ritme until dapat diakses, individu memiliki kesulitan

mendefinisikan batas, ketika mereka memiliki jumlah tugas

yang berlebihan untuk dilakukan.

c. Prokrastinator yang mempertanyakan diri sendiri, atau

setidaknya, orang-orang yang enggan mencapai sesuatu karena

tidak adanya kepercayaan pada kapasitas mereka dan mereka

takut melakukan kesalahan atau kekecewaan.

d. Penundaan antara jenis individu antara lain, seseorang dengan

membiarkan berlama-lama sebagai metode dapat menyatakan

hal.

e. Melakukan penundaan menang besar atau bangkrut, misalnya

orang-orang yang mengambil jumlah berlebihan dari pekerjaan


29

tanpa henti dengan kecepatan maksimum sampai mereka

kehabisan solidaritas, mirip dengan pekerja yang mengabaikan

diri mereka sendiri yang mencoba melakukan segalanya sampai

mereka kewalahandan akhirnya berhenti dari segalanya.

f. Para penunda menyenangkan pencari, atau setidaknya, penunda

yang memutuskan untuk melakukan sesuatu yang luar biasa

untuk diri mereka sendiri sebagai lawan untuk menyelesaikan

tanggung jawab mereka terlepas dari kenyataan bahwa mereka

menyadari bahwa mereka memiliki keterbatasan waktu dan

mulai menggunakan semua waktu yang tersedia. Orang-orang

yang memiliki tempat dengan jenis ini dalam beberapa kasus

menyebut diri mereka lamban atau tidak termotivasi.

Cenderung dianggap bahwa ada enam jenis keraguan,

khususnya: penghindaran, penunda yang tidak dapat menangani

pekerjaan mereka, procrastitinator yang mempertanyakan diri

sendiri, antara prokrastinator semacam pribadi, penunda semacam

pribadi, penunda menang besar atau bangkrut, dan keraguan yang

mencari kesenangan.

2.6 Konsep Prokrastinasi Akademik

2.6.1 Definisi Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi akademik merupakan menunda untuk

diselesaikan dari semacam tugas yang tepat yang terkait dengan

tugas-tugas skolastik atau eksekusi skolastik, misalnya menyusun


30

makalah, memahami bahan bacaan, membayar biaya pendidikan

menyusun makalah, pergi ke alamat, mengerjakan pekerjaan rumah

atau pelatihan, membaca untuk ulangan, mengembalikan buku

perpustakaan, atau membuat makalah logis (Wibowo, 2018).

2.6.2 Indikator Prokrastinasi Akademik

Menurut Ferrari dalam Wibowo (2018) prokrastinasi

akademik terdapat dalam indikator berikut :

1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada

tugas yang dihadapi. Seorang individu dengan sengaja berlaku

menunda menyadari bahwa tugas yang dia hadapi wajib

terselesaikan dan berharga untuk dirinya sendiri, namun dia

sengaja menundanya agar mewujudkan keinginan lain atau

menunda untuk menyelesaikannya jika dia telah melakukannya

sebelumnya.

2. Keterlambatan/kelambanan dalam tugas. Seorang yang

melakukan stalling membutuhkan lebih banyak waktu untuk

menyelesaikan pekerjaan.

3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja actual. Keraguan


mengalami masalah menyelesaikan pekerjaan dengan deadline

yang telah ditetapkan. Prokrastinator umumnya akan lebih

banyak mengalami penundaan dalam mematuhi batasan waktu

yang telah ditentukan sebelumnya, baik dari dari faktor luar

ataupun planning diputuskan sendiri.


31

4. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada


mengerjakan tugas. Seorang penunda cenderung menghindari

pekerjaannya, namun memanfaatkan kesempatannya untuk

melakukan latihan yang berbeda yang dipandang lebih

tomfoolery dan membawa pengalihan, seperti memahami

makalah, majalah, atau buku cerita yang berbeda, menatap

televisi, bermain game komputer, mengunjungi dengan teman-

teman, pergi dengan teman-teman wanita, dan memperhatikan

musik, sehingga waktu yang dia butuhkan buat melakukan

pekerjaan yang dia butuhkan untuk menyelesaikan.

Mengingat penggambaran di atas, cenderung beralasan bahwa

tanda-tanda skolastik yang masih ada menurut Ferrari di Wibowo

(2018) mengingat menunda untuk bergerak dan menyelesaikan

pekerjaan pada pekerjaan utama, keterlambatan dalam berurusan

dengan dan mengumpulkan usaha, keterlambatan di antara rencana

dan eksekusi yang tulus, dan melakukan latihan yang berbeda yang

lebih menawan daripada menangani tugas yang harus diselesaikan.

2.6.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

Menurut Yolanda (2018) terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi prokastinasi akademik antara lain:

1. Problem Time Management

Menggunakan waktu secara efektif mencakup metode yang

terlibat dengan memutuskan kebutuhan (determining needs),


32

mengemukakan tujuan untuk mencapai kebutuhan (goal setting),

berfokus pada dan mengatur (planning) tugas yang penting untuk

mencapai tujuan, sebagian besar penunda umumnya tidak suka

menggunakan waktu secara efektif. kapasitas penilaian yang

tidak menguntungkan dapat diduga menunda dengan asumsi

demonstrasi dilakukan dengan sengaja.

2. Penetapan prioritas

Penetapan prioritas ini penting sehingga kita dapat menangani

semua masalah atau usaha dalam pengaturan sesuai

kecenderungan mereka, ini tidak dilihat oleh siswa yang

mengeksekusi stalling, karena siswa kebutuhan mereka

seharusnya berkonsentrasi namun sebagai faktanya mereka

menyukai latihan yang berbeda yang kurang berguna untuk

kemajuan cara belajar mereka.

3. Karakteristik tugas

Karakteristik tugas berarti metode pengujian karakteristik atau di

sisi lain gagasan pekerjaan rumah atau contoh. Dengan asumsi

bahwa itu terlalu merepotkan, siswa akan cukup sering menunda

tugas penyelesaian atau menunda berkonsentrasi pada subjek.

Eksogen mempengaruhi motivasi.

4. Karakter individu

Karakter disini tidak aman, murung dan irasional. Orang yang

cenderung menunda-nunda ketika mereka tidak memiliki


33

kepercayaan diri untuk menyelesaikan tugas takut membuat

kesalahan. Seorang siswa yang berubah-ubah paling sering ragu-

ragu.

2.7 Konsep Manajemen Waktu

2.7.1 Definisi Manajemen Waktu

Manajemen waktu merupakan pembukuan diri dalam

melibatkan waktu sesukses yang diharapkan dan mahir seperti yang

dapat dibayangkan dengan mengatur, merencanakan, memiliki

komando dalam jangka panjang, terus menerus membuat kebutuhan

sesuai perkiraan, serta keinginan untuk dikoordinasikan (Fitriah,

2018)

James, Horne, dan John (2005) menyatakan bahwa

manajemen waktu adalah upaya untuk mengendalikan waktu,

termasuk menilai waktu, penetapan tujuan, perencanaan, penentuan

prioritas, dan pelacakan dengan harapan akan menghasilkan hasil

yang efektif. Namun pada kenyataannya tidak setiap Mahasiswa

dapat mengalokasikan waktu dengan baik, sehingga sulit untuk

memprioritaskan hal-hal yang harus dikerjakan terlebih dahulu

sehingga menyebabkan tugas-tugas inti yang lebih penting diabaikan

dan ditunda.
34

2.7.2 Aspek-Aspek Manajemen Waktu

Britton & Tesser (1991) dalam penelitian Fitriah (2018)

mengemukakan terdapat 3 aspek dalam menejemen waktu sebagai

berikut:

a. Perencanaan jangka pendek

Perencanaan jangka pendek adalah pengaturan yang dibuat

untuk jangka waktu singkat, baik dalam beberapa hari atau

minggu dan umumnya terhubung dengan rencana sehari-hari

atau minggu demi minggu, misalnya, membuat permintaan

rencana sehari-hari..

b. Sikap waktu

Perspektif terhadap waktu dihubungkan dengan bagaimana

seseorang bertujuan waktu dengan mahir, bagaimana

mengendalikan waktu, dan penguasaan dalam pedoman diri.

c. Perencanaan jangka panjang

Perencanaan jangka Panjang adalah pengaturan yang difokuskan

pada rentang waktu yang cukup lama dan membutuhkan asosiasi

yang hebat.

2.7.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi manajemen waktu

Setiap dari kita yang menggunakan waktu secara produktif

tidak sama dengan yang lain. Ini karena unsur-unsur yang

mempengaruhi penggunaan waktu secara produktif. Taylor (2018)


35

faktor-faktor yang dapat memengaruhi penggunaan waktu secara

produktif menggabungkan faktor-faktor yang menyertainya :

1) Usia

Semakin tinggi usia seseorang, semakin baik kemampuan

penggunaan waktunya, bertentangan dengan norma,

semakin rendah usia seseorang, semakin sedikit kemampuan

penggunaan waktunya.

2) Jenis kelamin

Macan et al, (dalam Yolanda, 2018) berpendapat bahwa

wanita memiliki kapasitas penggunaan waktu yang lebih

disukai daripada pria. Wanita akan lebih sering daripada

tidak melakukan latihan mengingat kekhawatiran utama dan

membantu diri mereka sendiri sementara pria akan cukup

sering menginvestasikan energi dengan waktu yang tidak

berguna. Oleh karena itu orang dapat mengatakan bahwa

secara praktis waktunya secara umum akan digunakan untuk

dimuat dengan berbagai macam latihan untuk seorang

wanita.

Mengingat kutipan di atas cenderung beralasan bahwa

keberadaan elemen yang mempengaruhi penggunaan waktu secara

efektif. Di antara mereka, khususnya usia, usia menyiratkan bahwa

semakin tinggi usia individu, semakin baik waktu penggunaan

secara efektif serta sebaliknya, dalam orientasi tertentu. Orientasi,


36

sebagai aturan wanita lebih memanfaatkan energi cadangan mereka

untuk melakukan latihan yang menguntungkan bagi diri mereka

sendiri.

Sesuai dengan Luthfiana di atas, (2010) menetapkan faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi energi para eksekutif, khususnya :

1. Adanya target yang jelas

Dengan target pencapaian, kehidupan akan lebih

terkoordinasi dan waktu dapat disortir sebaik yang bisa

diharapkan.

2. Adanya prioritas kerja

Individu dapat menyelesaikan penggunaan waktu dengan

baik akan melakukan semua fiksasi dan energinya untuk

mencapai kebutuhan yang telah ditetapkannya. Kehadiran

kebutuhan dalam pekerjaan merupakan salah satu faktor

utama yang membuat orang bekerja secara efektif.

3. Penundaan pekerjaan

Kecenderungan untuk menunda pekerjaan sering kali

mendorong penggunaan semua waktu dan energi yang

tersedia sambil mewujudkannya. Sehingga dengan asumsi

dipaksa untuk melakukannya, hasilnya bukanlah yang

terbaik karena selesai tanpa akhir.


37

4. Pendelegasian tugas

Gagasan untuk tidak memiliki iman kepada orang lain dan

mempertahankan bahwa segala sesuatunya harus dilakukan

tanpa cela sering kali membakar waktu kita. Ingatlah bahwa

pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain mungkin pada

dasarnya tidak sebesar melakukannya tanpa bantuan orang

lain, melainkan jika pekerjaan itu bukan hal yang sentral,

mengapa tidak mendelegasikannya kepada orang lain dengan

pengawasan biasa. Ini dapat membuat pekerjaan lebih

sederhana, waktu yang dapat diakses dapat digunakan untuk

melakukan pekerjaan lain yang lebih berkualitas, serta

memperluas jaminan diri, sukacita dan perhatian orang lain

kepada siapa kita memberkahi misi. Struktur area kerja Area

kerja yang membosankan dapat membuat perwakilan

canggung saat mengurus bisnis, sehingga sulit untuk

mencapai hasil kerja yang hebat.

Mengingat pernyataan di atas, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi penggunaan waktu secara produktif, khususnya

adanya fokus yang jelas pada, adanya kebutuhan kerja,

keterlambatan kerja, penunjukan tugas, rencana permainan spasial.

2.7.4 Ciri-ciri orang yang mampu manajemen waktu

Seorang individu dikatakan memiliki pilihan untuk

mengawasi penggunaan waktu dengan baik prioritas tinggi kualitas


38

tertentu. Fitriah (2018) merujuk bahwa orang yang menerapkan

standar penggunaan waktu secara produktif memiliki atribut

tertentu, khususnya :

1) Mampu menetapkan tujuan

Mendefinisikan tujuan dan mencapai tujuan adalah bagian

waktu yang signifikan. Dengan tujuan seperti itu, tunggal akan

sangat mudah untuk mengetahui dari mana harus memulai

pekerjaan. Selain itu membuatnya sederhana untuk apa yang

signifikan dan harus diselesaikan. Dengan cara ini akan

dijauhkan dari cara berperilaku tanpa ada hubungannya.

2) Mampu mengidentifikasi prioritas

Usaha yang ditangani mungkin jumlahnya cukup besar. Jika

Anda dapat melakukan upaya ini, itu akan membuatnya lebih

mudah untuk mencapai tujuan. Dalam membuat prorita, penting

untuk membuat klasifikasi, khususnya: tugas yang mengerikan

dan usaha yang signifikan.

3) Mampu membuat jadwal

Membuat jadwal latihan adalah hal yang bagus menggunakan

waktu secara produktif. Dengan membuat jadwal latihan, orang

dapat menyelesaikan pekerjaan atau usaha tepat waktu. Orang-

orang yang membuat jadwal sehari-hari mereka akan merasa

lebih mudah untuk melakukan latihan atau tugas mereka.


39

4) Mampu melakukan kegiatan terorganisi

Mengarahkan latihan terkoordinasi sangat penting dalam

rutinitas sehari-hari seseorang. Dengan memiliki jadwal orang

dapat mengawasi semuanya tanpa masalah. Orang yang

melakukan latihan atau tugas mereka dengan cara yang

terkoordinasi akan diselesaikan dengan tepat dan akan mencapai

tujuan yang mereka antisipasi.

5) Mampu meminimalkan interupsi

Gangguan adalah masalah yang ada pada orang tersebut serta

dari luar orang yang dapat mengurangi konvergensi orang

tersebut dengan pekerjaannya. Orang yang menangani waktu

mereka dengan baik sebenarnya ingin membatasi gangguan ini

6) Mampu mengelola stress

Individu harus mengelola apa yang sedang terjadi atau kondisi

yang membuat individu didorong. Orang yang mengalami

tekanan, akan melakukan latihan yang tidak sesuai dengan

pengaturan mereka atau tidak seperti yang mereka pesan, atau

tidak dapat fokus pada latihan yang tidak signifikan.

Mengingat kutipan di atas, cenderung dirasakan bahwa seorang

individu dengan kemampuan penggunaan waktu yang hebat adalah

seseorang yang dapat menangani penggunaan waktu dengan baik.

Ini harus terlihat dari cara orang menanganinya. Kualitas orang yang

dapat menangani waktu mereka adalah: dapat mengemukakan


40

tujuan, dapat memutuskan kebutuhan, dapat mengawasi rencana,

dapat melakukan latihan terkoordinasi, dapat membatasi gangguan

dan dapat mengawasi tekanan.

2.8 Hubungan Antara Manajemen Waktu dengan Prokrastinasi

Akademik Pada Mahasiswa Keperawatan Tingkat 1

Mahasiswa tingkat 1 merupakan transisi dari sekolah ke perguruan

tinggi yang memerlukan adaptasi agar dapat terbiasa di lingkungan

kampus, memanejemen waktu sebaik mungkin juga perlu dilakukan oleh

mahasiswa sehingga dapat mengikuti semua kegiatan akademik seperti

mengerjakan tugas individu, bekerja sama dalam tugas kelompok,

mendapatkan nilai sebaik-baiknya (Nur dalam maulina dan Sari, 2018).

Sesuai dengan pernyataan tersebut mahasiswa dituntut harus bisa

beradaptasi secepatnya dengan lingkungan kampus.

Mahasiswa yang tidak dapat menangani kesulitannya beradaptasi

dengan kesibukan kuliah, kemudian dapat membuat mahsiswa lesu dalam

melakukan tugas kuliah mereka, kehilangan inspirasi, menunda berurusan

dengan tugas, dan bahkan memilih untuk menghindari tugas. Menunda

menyelesaikan tugas dapat dianggap sebagai penundaan ilmiah, atau

setidaknya, semacam tarrying yang diselesaikan pada jenis tugas

konvensional yang terhubung dengan skolastik.

Prokrastinasi akademik adalah penundaan yang dilakukan pada

semacam tugas yang tepat yang berhubungan dengan tugas-tugas skolastik

atau pelaksanaan ilmiah, misalnya menyusun makalah, memahami bahan


41

bacaan, membayar biaya pendidikan, menyusun makalah, pergi ke alamat,

mengerjakan pekerjaan rumah atau kursus, membaca untuk ujian,

mengembalikan buku perpustakaan, atau membuat karya ilmiah (Wibowo,

2018).

Nisa et al (2018) dalam penelitiannya menyimpulkan

menggunakan waktu secara efektif sangat kuat pada tarrying skolastik.

Semakin tinggi waktu penggunaan secara produktif, semakin rendah

stalling ilmiah, serta sebaliknya, semakin rendah waktu penggunaan secara

efektif, semakin tinggi skolastik yang tersisa. Salah satu elemen yang

berdampak pada peristiwa penghambatan ulur-ulur waktu ilmiah adalah

rendahnya kapasitas penggunaan waktu pada mahasiswa.

Sementara Manajemen Waktu merupakan upaya untuk

mengendalikan waktu, menilai waktu, penetapan tujuan, perencanaan,

penentuan prioritas, dan pelacakan dengan harapan akan menghasilkan hasil

yang efektif. (James, Horne, dan John, 2005).

Menggunakan waktu secara efektif adalah pedoman diri dalam

melibatkan waktu sesukses dan seproduktif yang dapat dibayangkan dengan

mengatur, merencanakan, memiliki komando dalam jangka panjang, terus

menerus membuat kebutuhan sesuai perkiraan, dan keinginan untuk

dikoordinasikan (Fitriah, 2018). Namun, sebagai aturan umum hanya satu

dari setiap siswa ganjil yang dapat membuang waktu dengan baik, sehingga

sulit untuk fokus pada hal-hal harus dilakukan terlebih dahulu,

menyebabkan tugas pusat yang lebih signifikan diabaikan dan ditunda.


42

2.9 Kerangka Konseptual

Bagan 2.1
Kerangka konseptual
Hubungan Manajemen Waktu dengan Prokrastinasi Akademik pada
mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I Universitas Bhakti
Kencana Bandung

Mahasiswa Tingkat I

faktor yang mempengaruhi


Aspek menejemen waktu:
prokastinasi akademik :
1. Perencanaan jangka pendek
1.1. Manajemen
ManajemenWaktu
W
2. sikap waktu
2. Penetapan Prioritas
3. Perencanaan jangka panjang
3. Karakteristik tugas
4. Karakter Individu

Indikator :
Prokrastinasi
1. Penundaan untuk memulai
Akademik maupun menyelesaikan kerja
pada tugas yang dihadapi
2. Keterlambatan atau kelambanan
dalam tugas
3. Kesenjangan waktu antara
rencana dan kinerja actual
4. Melakukan aktivitas lain yang
lebih menyenangkan daripada
mengerjakan tugas

Sumber : Ferari dalam Wibowo (2018), Yolanda (2018), Britton dan

Tesser (1991) dalam (fitriah,2018).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yakni

penelitian khusus yang diharapkan dapat memanfaatkan angka, mulai dari

bermacam-macam informasi, pemahaman informasi, dan adanya hasil

(Arikunto, 2014). Rancangan dalam penelitian yang digunakan adalah

deskriftif korelasional melalui pendekatan cross-sectional.

Deskriftif korelasional yakni penelitian yang menguji hubungan antara

dua variabel pada satu kelompok subjek. Untuk mengetahui hubungan

antara variabel dan variabel lain, itu diselesaikan dengan membedakan

faktor-faktor dalam sebuah artikel, maka faktor-faktor yang berbeda juga

diakui yang merupakan sesuatu yang sangat mirip dan memeriksa apakah

ada hubungan antara keduanya (Notoatmojo, 2018).

Sedangkan cross-sectional adalah suatu penelitian yang mempelajari

suatu fenomena hubungan antar variabel dependent dengan variabel

independent yang dilakukan pada saat yang bersamaan (Notoatmodjo,

2018). Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti mengenai hubungan

antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa

sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana Bandung

Tahun 2022.

43
44

3.2 Paradigma Penelitian

Menurut Maulina dan Sari (2018) Mahasiswa tingkat I adalah seseorang

yang menempuh pendidikan di tahun pertama perguruan tinggi. Mahasiswa

tingkat I merupakan transisi dari sekolah ke perguruan tinggi yang memerlukan

adaptasi agar dapat terbiasa di lingkungan kampus, memanejemen waktu

sebaik mungkin juga perlu dilakukan oleh mahasiswa sehingga dapat

mengikuti semua kegiatan akademik seperti mengerjakan tugas individu,

bekerja sama dalam tugas kelompok, mendapatkan nilai sebaik-baiknya (Nur

dalam maulina dan Sari, 2018).

Mahasiswa yang tidak dapat menangani kesulitannya beradaptasi dengan

kesibukan kuliah, maka itu dapat membuat siswa lesu dalam melakukan kursus

mereka, kehilangan inspirasi, menunda memotong tugas, dan bahkan memilih

untuk menghindari tugas. Menunda tugas-tugas penyelesaian dapat dianggap

sebagai penghambatan ilmiah, atau setidaknya, semacam dawdling yang

dilakukan pada jenis usaha konvensional yang terhubung dengan skolastik.

Prokrastinasi akademik adalah penundaan yang diselesaikan pada semacam

tugas yang tepat yang terkait dengan tugas-tugas ilmiah atau eksekusi skolastik,

misalnya menyusun makalah, memahami bahan bacaan, membayar biaya

pendidikan, menyusun makalah, pergi ke alamat, mengerjakan pekerjaan

rumah atau kursus, membaca untuk ujian, mengembalikan buku perpustakaan,

atau membuat makalah logis (Wibowo, 2018).


45

Manajemen waktu adalah pedoman diri dalam melibatkan waktu

sebagaimana sebenarnya dan efektifnya dengan mengatur, memesan, memiliki

komando dalam jangka panjang, terus menerus membuat kebutuhan sesuai

perkiraan, dan keinginan untuk dikoordinasikan (Fitriah, 2018).

Yolanda (2018). Mengungkapkan Faktor- faktor yang mempengaruhi

prokrastinasi akademik yaitu : problem time management, penetapan prioritas,

karakteristik tugas, dan karakter individu. Salah satu faktor terjadinya

prokrastinasi akademik ialah manajemen waktu, pengelolaan manajemen

waktu sangatlah diperlukan agar terhindar dari penundaan atau keterlambatan

dalam mengerjakan tugas.

Bagan 3.1
Kerangka Penelitian
Hubungan Manajemen waktu Dengan Prokrastinasi akademik Mahasiswa
Sarjana Keperawatan Tingkat I Universitas Bhakti Kencana bandung

Variabel Independent Variabel Dependent

Faktor yang mempengaruhi

prokrastinasi akademik :

1. manajemen waktu Prokrastinasi akademik

2. Penetapan prioritas

3. karakteristik tugas

4. karakter individu
46

Keterangan :

: Yang diteliti

: Yang tidak diteliti

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah karakteristik atau kualitas atau nilai individu

item atau tindakan yang memiliki varietas tertentu yang ditetapkan oleh

spesialis untuk dipertimbangkan dan mencapai penentuan (Sugiyono, 2017).

Adapun variabel dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu :

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubaan atau timbulnya variabel dependen (terikat)

(Sugiyono, 2017). Adapun yang menjadi variabel Independen dalam

penelitian ini adalah Manajemen Waktu.

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang jadi

akbiat dari variable bebas (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel dependen adalah Prokrastinasi Akademik

3.4 Hipotesa Penelitian

Hipotesa adalah suatu solusi sementara untuk mengeksplorasi

pertanyaan. Spekulasi secara efektif memutuskan bantalan verifikasi,

menyiratkan bahwa spekulasi ini adalah penjelasan bahwa arus divalidasi

(Notoatmodjo, 2018).
47

Adapun hipotesa pada penelitian ini adalah

H1 : ρ ≠ 0 {Ada hubungan antara Manajemen waktu dengan

Prokrastinasi akademik pada mahasiswa keperawatan

tingkat I}

3.5 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

3.5.1 Definisi Konseptual

1. Manajemen Waktu

Merupakan pengaturan diri dalam menggunakan waktu

seefektif mungkin dan seefisien mungkin dengan melakukan

perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu

membuat prioritas menurut kepentingan, serta keinginan untuk

terorganisasi (Fitriah, 2018).

2. Prokrastinasi Akademik

Merupakan suatu penundaan yang dilakukan pada jenis tugas

formal yang berhubungan dengan tugas akademik atau kinerja

akademik, misalnya menulis paper, membaca buku-buku

pelajaran, membayar spp, mengetik makalah, mengikuti

perkuliahan, mengerjakan tugas sekolah atau tugas kursus, belajar

untuk ujian, mengembalikan buku perpustakaan, maupun membuat

karya ilmiah (Wibowo, 2018).

3.5.2 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah definisi untuk memberikan batasan
ruang lingkup atau pengertian dari variabel-variabel itu sendiri.
Definisi ini memiliki manfaat untuk lebih mengarahkan bagaimana
48

cara pengukuran atau pengamatan yang akan digunakan terhadap


variabel-variabel yang berhubungan serta untuk pengembangan
instrumen yang digunakan (Notoadmodjo, 2018).

Tabel 3.1
Definisi Oprasional
Skala
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Manajemen Pengaturan diri pada Pengisian Kuesioner Ordinal Jumlah
Waktu mahasiswa sarjana kuesioner menggunakan maksimal
keperawatan tingkat I skala Likert. skor adalah
dalam memanfaatkan mempunyai 64.
waktu yang efektif gradasi dari Kategori :
dengan beberapa positif ke 1. Manajem
Langkah : negatif dan en waktu
perencanaan jangka masing-masing rendah
Pendek, Sikap mempunyai jika nilai
terhadap waktu, skor yakni yang di
perencanaan jangka Penilaian untuk dapat > 32
panjang pertanyaan ( > 50%)
favourable 2. Manajem
apabila en waktu
jawabatan tinggi jika
Sangat sering nilai yang
(4), sering (3), di dapat <
kadang-kadang 32 (<
(2), pernah (1), 50%).
dan tidak
pernah (0).
Penilaian untuk
pertanyaan
Unfavourable
apabila
jawaban
Sangat sering
(0), sering (1),
kadang-kadang
(2), pernah (3),
dan tidak
pernah (4)
49

Prokrastinas bentuk penundaan Pengisian Jawaban setiap Ordinal Jumlah


i Akademik mahasiswa sarjana kuesioner item instrumen maksimal
keperawatan tingkat I yang skor score
terhadap aktivitas menggunakan adalah 48.
akademik meliputi skala likert Kategori :
indikator : mempunyai 1. Prokrasti
penundaan untuk gradasi dari nasi
memulai maupun positif ke akademi
menyelesaikan tugas, negatif dan k tinggi
keterlambatan dalam masing-masing jika nilai
tugas, kesenjangan mempunyai yang di
waktu rencana dan skor yakni : dapat >
kinerja, melakukan 24 ( >
Pertanyaan
aktivitas lain 50%).
positif (+) :
daripada 2. Prokrasti
mengerjakan tugas Sangat Sesuai nasi
(SS) 3, Sesuai akademi
(S) 2, Tidak k rendah
Sesuai (TS) 1, jika nilai
Sangat Tidak yang
Sesuai (STS) 0. didapat
Pertanyaan < 24 ( <
negatif (-) : , 50%).
Sangat Sesuai
(SS) 0, Sesuai
(S) 1, Tidak
Sesuai (TS) 2,
Sangat Tidak
Sesuai (STS) 3

3.6 Populasi dan Sample Penelitian

3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generasi baik itu objek maupun subjek

dengan kualitas dan ciri tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti

itu sendiri untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan (Sugiyono,

2017). Populasi dalam penelitian ini untuk Manajemen Waktu dan

Prokrastinasi Akademik mahasiswa Keperawatan tingkat I yaitu data


50

yang didapatkan dari bidang akademik Universitas Bhakti Kencana

Bandung sebanyak 97 mahasiswa pada tahun 2022.

3.6.2 Sample Penelitian

Sampel adalah objek maupun subjek dengan kualitas dan ciri

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Teknik

sample yang dilakukan dalam penelitian ini adalah total sampling.

Total sampling merupakan teknik pengambilan sample dimana

jumlah tes setara dengan penduduk. Populasi yang di bawah 100

maka semuanya digunakan sebagai tes eksplorasi (Sugiyono, 2017).

Berdasarkan tehnik sample yang digunakan maka sampel

penelitian yang diambil merupakan seluruh jumlah mahasiswa

sarjana keperawatan tingkat I Universitas Bhakti Kencana Bandung

dengan jumlah sampel 97 orang responden.

3.7 Etika Penelitian

Etika penelitian adalah aturan moral yang berlaku untuk setiap

tindakan eksplorasi yang mencakup spesialis, pihak yang sedang

direnungkan (subjek pemeriksaan) dan area lokal yang akan mempengaruhi

konsekuensi dari pemeriksaan (Makhinudin, 2019) berikut beberapa etika

penelitian :

1. Autonomy (otonomi)

Pada prinsip ini peneliti melakukan persetujuan dan komitmen Bersama

responden dengan legalitas berupa lembar persetujuan (Informed Concent).

Tujuan Informed Concent melainkan agar responden mengerti akan maksud


51

dan tujuan penelitian. Calon responden memilih opsi persetujuan terlebih

dahulu dan berhak untuk menolak jika tidak berkenan menjadi responden

dalam penelitian ini

2. Confidentiality (Kerahasiaan)

Merupakan sudut pandang yang memastikan kerahasiaan informasi atau

data, menjamin bahwa data harus diperoleh oleh peneliti dan menjamin

privasi informasi yang dikirim, didapat, dan simpan. Dalam hal ini seluruh

data dan informasi yang diberikan responden kepada peneliti akan dijaga

kerahasiaannya dan tidak dapat di ketahui secara umum

3. Justice (Keadilan)

Justice merupakan perlakuan terhadap responden yang tidak di beda-

bedakan. Responden yang merupakan mahasiswa sarjana keperawatan

tingkat 1 diambil seluruhnya sebagai responden tanpa membeda-bedakan

jenis kelamin, ras, suku, tempat asal dan lain-lain.

4. Beneficience (Berbuat baik)


Beneficience menuntut peneliti untuk melakukan hal yang baik. artinya

penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat bagi semua pihak

yang terlibat, termasuk lokasi penelitian dan responden yaitu mahasiswa

dan peneliti.. Manfaat yang diberikan merupakan data berkenaan gambaran

manajemen waktu dan prokrastinasi akademik sehingga dapat menjadi

evaluasi buat instansi dan mahasiswa.


52

5. Nonmaleficience (tidak merugikan)


Nonmalificience artinya responden dapat diinformasikan terlebih dahulu

bahwa penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan risiko kerugian bagi

pihak manapun. Jika pengisian kuesioner menyebabkan rasa malu atau tidak

nyaman, peneliti percaya hal itu memberikan kesempatan kepada

responden untuk bertanya.


BAB IV

DESAIN PENELITIAN

4.1 Pengumpulan data

4.1.1 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, mempelajari, menyelidiki atau mengumpulkan,

mengolah, menganalisis, dan menyajikan data tentang suatu masalah

secara sistematis dan objektif dengan tujuan dapat memecahkan

persoalan atau menguji suatu hipotesis (Siregar, 2021).

Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan angket atau

kuesioner dengan tujuan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan

tujuan penelitian Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data

adalah dengan kuesioner. Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan

tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab (Sugiyono,

2017).

4.1.1.1 Instrumen manajemen waktu

Alat ukur yang peneliti pakai adalah skala manajemen

waktu yang disusun atas dasar aspek-aspeknya dari (1)

perencanaan jangka pendek (2) sikap waktu waktu (3)

perencanaan jangka panjang. Time Management Quistionnaire

(TMQ) dikembangkan oleh Britton & Tesser (1991) dalam

penelitian Fitriah (2018) yang digunakan sebagai alat

pengumpul data untuk mmengukur manajemen waktu

53
54

mahasiswa, yang terdiri dari 16 pertanyaan. Pertanyaan

favorable dengan jawaban Sangat sering (SS) mendapat skor 4,

Sering (S) dengan skor 3, kadang-kadang (KK) dengan skor 2,

Pernah (P) dengan skor 1, Tidak pernah (TP) dengan skor 0

serta untuk pertanyaan unfavorable dengan jawaban Sangat

sering (SS) mendapat skor 0, Sering (S) dengan skor 1, kadang-

kadang (KK) dengan skor 2, Pernah (P) dengan skor 3, Tidak

pernah (TP) dengan skor 4.

4.1.1.2 Instrumen prokrastinasi akademik

pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala

prokrastinasi akademik yang disusun berdasarkan aspek-

aspeknya yang terdiri dari (1) adanya penundaan dalam

memulai dan menyelesaikan tugas (2) adanya kelambanan

dalam mengerjakan tugas (3) adanya kesenjangan waktu antara

rencana dengan kinerja aktual dalam mengerjakan tugas (4)

adanya kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang

dipandang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan. Untuk

mengukur prokrastinasi akademik peneliti menggunakan

instrument yang dikembangkan oleh Wibowo (2018) sebanyak

32 item dan akan di uji validitas Kembali. Skala yang digunakan

adalah penskalaan model likert dan dimodifikasi oleh peneliti

dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu: untuk

pertanyaan favorable Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 3,


55

Sesuai (S) dengan skor 2, Tidak Sesuai (TS) dengan skor 1,

Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan skor 0. Serta untuk

pertanyaan unfavorable Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 0,

Sesuai (S) dengan skor 1, Tidak Sesuai (TS) dengan skor 2,

Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan skor 3.

4.1.1.3 Uji Validitas dan Reabilitas

Validitas dan reliabilitas saling berkaitan dan memegang

peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas

instrumentasi dan keberhasilan hasil penelitian (Wibowo,

2018).

1. Uji Validitas

Uji validitas yaitu uji instrumen yang dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen tersebut

dapat mengukur data yang ingin diukur maupun sejauh mana

ketepatan suatu instrumen mengukur data yang ingin diukur

(Kurniawan & Agustini, 2021).

Teknik yang digunakan untuk menguji validitas ukuran

dalam penelitian ini adalah Pearson's Moment Analysis, yang

mengkorelasikan skor yang diperoleh pada setiap item dengan

skor ukuran

a. Manajemen waktu

Kuisioner telah dilakukan uji validitas oleh fitriah (2018)

berdasarkan uji validitas yang dilakukan pada manajemen


56

waktu terdapat 16 item valid. Hasil nilai koefesian korelasi

berkisar dari 0,271 sampai 0,586 sehingga bisa dikatakan valid.

b. Prokrastinasi akademik

Pengujian validitas instrumen prokrastinasi akademik dilakukan

pengujian validitas isi (content validity) :

1. Pengujian validitas isi (content validity)

Efektivitas Konten adalah efektivitas yang

diperkirakan dengan menguji kelayakan atau relevansi

Konten Uji melalui analisis yang wajar oleh panel yang

kompeten atau penilaian ahli (Hendriyani, 2017).

Pengujian validitas isi dilakukan dengan meminta

dugaan atau kontribusi atas barang-barang dalam instrumen

atau saran yang telah diatur kepada beberapa orang yang

ahli dalam bidangnya. Pada Validitas Content ini peneliti

meminta pendapat kepada : Susan Irawan Rifai S.Kep.,

Ners., MAN

2. Pengujian Konstruk (Construct validity)

Uji construct validity dilakukan dengan menguji

cobakan kuisioner kepada responden non sampling

(responden uji coba) untuk mengetahui apakah butir

pertanyaan dari instrument tersebut dapat dikatakan valid

atau tidak. Uji coba instrument penelitian ini dilakukan di

STIKep PPNI Jawa barat dengan target jumlah responden


57

sebanyak 30 mahasiswa, dengan alas an STIKep PPNI Jawa

barat memiliki karakteristik yang sama dengan Universitas

Bhakti Kencana Bandung.

Setelah data uji coba diperoleh dan di tabulasikan,

kemudian pengujian validitas dilanjutkan dengan

mengkorelasikan antar faktor item instrument. Analisis

faktor uji validitas pada penelitian ini menggunakan

Pearseon Product Moment dengan rumus berikut :

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟=
√(𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)²)(𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)²)

Keterangan :

r xy : koefisien korelasi product moment

N : Jumlah responden

x : Jumlah tiap item

y : Jumlah total item

x² : Jumlah skor kuadrat skor item

y² : Jumlah skor kuadrat skor total item

Hasil uji validitas :

a. Jika r hitung ( r pearson ) > r table artinya instrument

dikatakan valid.

b. Jika r hitung ( r pearson ) < r table artinya instrument

dikatakan tidak valid.


58

Kuisioner telah dilakukan uji validitas oleh peneliti,

dari hasil uji validitas yang telah peneliti lakukan pada

kuisioner prokrastinasi akademik terdapat 16 item valid.

Hasil nilai koefesian korelasi berkisar dari 0,064 sampai

0,711 sehingga bisa dikatakan valid.

2. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas adalah tes instrumen yang digunakan

untuk mengetahui konsistensi suatu instrumen, apakah

dianggap reliabel dan konsisten ketika dilakukan pengukuran

berulang pada instrumen tersebut. atau tidak (Kurniawan &

Agustini, 2021).

Uji reabilitas pada penelitian ini menggunakan belah dua

(split half) yang kemudian di analisis menggunakan rumus

Spearman Brown. Setelah menentukan koefisien korelasi

menggunakan rumus Pearson product moment, kemudian

hasilnya dihitung menggunakan rumus Spearman Brown

sebagai berikut :

2𝑟
𝑟₁₁ =
1+𝑟

Keterangan :

r11 : Nilai reabilitas

rxy : Koefisien korelasi


59

jika nilai reablitas (nilai alpha) > 0,7. Maka kuisioner atau

instrumen tersebut dikatakan reliabel.

1. Manajemen waktu

Dari hasil uji realibilitas yang dilakukan oleh Fitriah

(2014) terdapat 16 aitem valid dengan nilai alpha

Cronbach 0,755.

2. Prokrastinasi akademik

Uji reabilitas pada instrument prokrastinasi akademik

yang dilakukan peneliti terdapat 16 aitem valid dengan

nilai alpha Cronbach 0,895.

4.1.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data peneltian ilmiah memerlukan tahapan yang

sistematis menurut peraturan yang ditetapkan, dan logis sesuai dengan

penalaran. Umumnya peneliti menggunakan instrument untuk

mengumpulkan data penelitian (Siregar, 2021).

Teknik pengumpulan data yang peneliti pakai dalam penelitian ini

yaitu menggunakan metode kuesioner atau angket. Sebuah survei, atau

kuesioner, adalah metode pengumpulan data penelitian, umumnya pada

isu-isu yang sangat menarik dan kepentingan publik, dengan meminta

responden untuk menjawab serangkaian pertanyaan tertulis (Siregar,

2021). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tahap sebagai

berikut :
60

1. Setelah mendapat ijin penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan

pendekatan kepada calon responden yang merupakan mahasiswa

sarjana keperawatan tingkat I yang berjumlah 97 mahasiswa dan

sesuai dengan tehnik sampling yang digunakan yaitu total sampling

maka sample dalam penelitian akan mengambil semua populasi yaitu

sebanyak 97 mahasiswa.

2. Sebanyak 97 mahasiswa yang menjadi sample merupakan seluruh

mahasiswa tingkat I mahasiswa sarjana keperawatan Universitas

Bhakti Kencana Bandung yang terbagi menjadi 3 kelas.

3. Kemudian calon responden akan diberikan inform consent secara

langsung ke setiap kelas yang di sebarkan di grup kelas masing-

masing

4. Selanjutnya calon responden diberi penjelasan, maksud dan tujuan

dilakukan penelitian dan diberikan kesempatan kepada calon

responden untuk bertanya serta menyatakan kesediaannya

berpartisipasi dalam penelitian atau tidak.

5. Peneliti meminta calon responden penelitian yang bersedia

berpartisipasi dalam penelitian untuk menandatangani atau memilih

opsi bersedia atau tidak menjadi responden yang telah di sediakan

peneliti..

6. Peneliti menjelaskan cara mengisi serta meminta kepada responden

penelitian agar mengisi seluruh pernyataan yang disediakan serta


61

responden di berikan kesempatan bertanya terlebih dahulu kepada

peneliti.

7. setelah dilakukan inform consent dan setelah mendapatkan

persetujuan dari responden, peneliti akan langsung memberikan

kuisioner lewat ketua kelas masing-masing untuk selanjutnya di isi

oleh mahasiswa tingkat I.

8. Kuisioner tersebut diakses menggunakan media google fom.

9. Apabila terdapat calon responden yang berhalangan maka peneliti

akan kembali menunggu sampai calon responden tersebut bisa

mengisi kuisioner.

10. Waktu dalam pengambilan data ini selama 1 minggu, karena

dikhawatirkan adanya mahasiswa yang berhalangan saat pengisian

kuisioner.

11. Kemudian peneliti memberikan kuesioner google form manajemen

waktu dengan prokrastinasi akademik yang telah disiapkan

sebelumnya kepada responden.

12. Pengisian kuisioner dilakukan 1 kali dengan jangka penelitian selama 7

hari.

13. Selanjutnya responden dipersilahkan mengisi kuesioner dengan

bimbingan dari peneliti.

14. Setelah diisi kuesioner secara lengkap yang kemudian hasilnya

langsung didapatkan peneliti melalui google form untuk selanjutnya

dilakukan pengolahan dan analisa data.


62

4.2 Langkah Penelitian

4.2.1 Tahap Persiapan

1. Memilih tempat Penelitian

2. Menghubungi Lembaga penelitian

3. Mengurus surat permohonan izin studi pendahuluan

4. Melakukan studi pendahuluan untuk menentukan masalah dan judul

penelitian

5. Merumuskan masalah penelitian

6. Merumuskan hipotesis penelitian

7. Memilih metode penelitian

8. Menentukan variabel studi

9. Penyusunan proposal penelitian

10. Bimbingan dan perbaikan proposal penelitian

4.2.2 Tahap Pelaksanaan

1. Memohon izin penelitian kepada ketua Universitas Bhakti Kencana

Bandung

2. Melaksanakan pengambilan data

3. Mengolah dan menganalisis data

4. Membahas hasil pengolahan data

4.2.3 Tahap Akhir

1. Menyusun laporan hasil penelitian

2. Mempersentasikan hasil penelitian dengan publikasi.


63

4.3 Pengolahan dan analisis data

4.3.1 Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini

terdapat beberapa tahapan diantaranya (notoatmodjo, 2018) :

1. Editing

Editing merupakam upaya untuk memverifikasi kembali keakuratan

data yang diterima/dikumpulkan dalam rencana awal yang diminta.

Editing yang dilakukan peneliti yaitu meliputi perubahan atau

perbaikan redaksi dalam penyusunan skripsi.

2. Coding

Coding yaitu pemberian kode pada data dengan merubah kata-

kata/data yang terdiri dari beberapa kategori menjadi

angka/numeric. Pemberian kode terbilang penting, jika pengolahan

data dan analisis data menggunakan computer/software.

a) Manajemen waktu

Pengkodean untuk pertanyaan favourable apabila jawaban

(SS)=4, (S)=3, (KK)=2, (J)=1, dan (TP)=0. Penilaian untuk

pertanyaan Unfavourable apabila jawaban (SS)=0, (S)=1,

(KK)=2, (J)=3, dan (TP)=4.

b) Prokrastinasi akademik

Pengkodean untuk pertanyaan favourable apabila jawaban

(SS)=3, (S)=2, (TS)=1, dan (STS)=0. Penilaian untuk pertanyaan


64

Unfavourable apabila jawaban (SS)=0, (S)=1, (TS)=2, dan

(STS)=3.

3. Data Entry

Entry data adalah dengan melakukan memasukkan data yang

telah dikumpulkan ke dalam master table (manual) atau database

komputer (Kurniawan & Agustini, 2021).

4. Tabulating

Pada tahap ini peneliti melakukan penataan data kemudian

Menyusun data dengan membuat table distribusi frekuensi,

berdasarkan kriteria kriteria dari masing-masing variable yang

sesuai dengan data yang didapat dari responden.

5. Data Cleaning

Cleaning merupakan aktivitas pembersihan data dengan

menghapus tabel frekuensi untuk setiap variabel survei dan

memeriksa apakah data untuk setiap variabel sudah benar

(Kurniawan & Agustini, 2021).

4.3.2 Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu kegiatan (statistik) yang

dilakukan setelah tahapan pengumpulan dan pengolahan data selesai

dilaksanakan. Pemilihan uji statistik dalam analisis data kuantitatif

sangat penting untuk menentukan hasil atau kesimpulan dari suatu

penelitian menjadi akurat (Kurniawan & Agustini, 2021). Pada penelitian

ini analisis data yang digunakan yaitu :


65

1. Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan pada setiap variabel dan hasil

penelitiannya, Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan

atau menjelaskan karakteristik masing-masing variabel penelitian

(Notoatmodjo, 2018). Setelah data terkumpul peneliti melakukan

analisa data untuk masing masing variabel dikategorikan dalam

bentuk persentase.

Analisis univariat dapat ditentukan dengan rumus:

DP = n x 100%
N

Keterangan :

DP : Deskriftif Persentase

n : Skor empirik (skor yang diperoleh)

N : Skor maksimal item yang diperoleh

Informasi yang didapat kemudian dikumpulkan, diawasi dan

diklasifikasikan yang diperkenalkan sebagai tabel cerita, setelah itu

percakapan dilakukan dan akhir diproduksi menggunakan ulasan.

Selanjutnya diperkenalkan kemudian informasinya diinterprestasikan

ke dalam kata-kata menggunakan kategori dari Arikunto (2014).

0% : Tidak ada seorangpun dari responden

1% - 25% : Sebagian kecil responden

26%-49% : Hampir sebagian responden

50% : Setengah dari responden

51%-75% : Sebagian besar responden


66

76%-99% : Hampir seluruh responden

100% : Seluruh responden

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis data yang digunakan dengan

cara melakukan uji statistik pada suatu variabel untuk mengetahui

suatu hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen

yang diteliti (Kurniawan & Agustini, 2021).

Karena peneliti ingin mengukur tingkat atau eratnya hubungan

antara kedua variabel independen dan dependen : manajemen waktu

dengan prokrastinasi akademik yang keduanya dalam skala bentuk

ordinal, maka derajar korelasi dicari dengan uji korelasi Spearman

Rank. Korelasi ini juga dapar disebut dengan korelasi bertingkat,

berjenjang, korelasi berurutan atau korelasi berpangkat. (Sugiyono,

2017).

Dengan rumus Spearman Rank sebagai berikut

6 ∑ 𝑑₁2
ρ= 1−
𝑛 (𝑛2 − 1)

Keterangan :

ρ = Koefisien korelasi Rank Spearman

n = Jumlah sampel yang di teliti (n = 97)

∑ = Total kuadrat selisih antar ranking (Sugiyono, 2017).

Lalu mencari t hitung dengan rumus


67

𝜌 √𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝜌2

Keterangan :

t : Besarnya thitung

ρ : Koefisien Korelasi Rank Spearman

n : Jumlah Sampel (n = 97)

Apabila t hitung > t table maka Ho ditolak artinya signifikan

Apabila t hitung < t table maka Ho diterima artinya tidak signifikan.

Rank Sperarman adalah ukuran korelasi yang membutuhkan

pengukuran dua variabel yang diamati pada setidaknya skala ordinal

untuk mengukur objek atau orang yang diamati. di ranking berurut.

Nilai korelasi yang dihasilkan berkisar dari -1 hingga +1. Skor

korelasi numerik menunjukkan hubungan yang erat antara dua

variabel yang diuji. Semakin dekat angka korelasi dengan 1, semakin

kuat korelasi antara kedua variabel, dan sebaliknya semakin dekat

angka korelasi dengan 0, semakin rendah korelasi antara kedua

variabel. Tanda minus dan plus dalam skor korelasi menunjukkan sifat

hubungan. Nilai korelasi negatif berarti hubungan kedua variabel

bersifat satu arah.. Sedangkan jika nilai korelasi bertanda plus, berarti

hubungan diantara kedua variable bersifat berlawanan arah.


68

Tabel 4.1 Interpretasi Hasil Koefisien Korelasi (nilai r)

Kategori Tingkat
Interval Koefisien
Hubungan
0,800 - 1,000 Sangat Kuat
0,600 - 0,799 Kuat
0,400 - 0,599 Cukup
0,200 - 0,399 Rendah
0,000 - 0,199 Sangat rendah
Sumber : Sugiyono (2017)

4.4 Lokasi Penelitian

4.4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kampus Universitas Bhakti Kencana

Bandung.

4.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama I semester terhitung semester 8

(delapan) yang dimulai dari tanggal 28 februari 2022 sampai 9 juli

2022.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Berikut hasil penelitian dengan judul “Hubungan manajemen waktu

dengan prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan

tingkat I di Universitas Bhakti Kencana Bandung” yang dalam pengumpulan

datanya menggunakan instrumen kuisioner manajemen waktu dan

prokrastinasi akademik yang disebarkan melalui media google form dengan

jumlah sampel sebanyak 97 orang mahasiswa Program Sarjana Jurusan

Keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana Bandung.

Tekhnik sampling dalam penelitian ini menggunakan total sampling

yang artinya populasi mahasiswa Sarjana keperawatan tingkat 1 semuanya

dijadikan responden. Data yang didapatkan kemudian dianalisis

menggunakan analisis univariat untuk mengetahui gambaran masing-masing

variable serta analisis bivarat dengan uji spearman rank untuk mengetahui

korelasi antara variable manajemen waktu dan prokrastinasi akademik..

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran manajemen waktu dan

prokrastinasi akademik serta untuk mengetahui hubungan manajemen waktu

dengan prokrastinasi akademik.

5.1.1 Analisa Univariat

1 Gambaran Manajemen waktu pada mahasiswa sarjana


keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana
Bandung Tahun 2022.

69
70

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi manajemen waktu pada Mahasiswa
sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana
Bandung Tahun 2022

No. Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Manajemen waktu 77 79,4
rendah
2 Manajemen waktu 20 20,6
tinggi
Jumlah 97 100

Berdasarkan tabel 5.1 gambaran manajemen waktu pada

mahasiswa yang sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti

Kencana Bandung tahun 2022 didapatkan hasil lebih dari

setengahnya adalah manajemen waktu rendah dengan persentase

79,4% atau sebanyak 77 mahasiswa.

2 Gambaran Prokrastinasi akademik pada mahasiswa sarjana


keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana
Bandung Tahun 2022

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi prokrastinasi akademik pada Mahasiswa
sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana
Bandung Tahun 2022

No. Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Prokrastinasi akademik 7 7,2
rendah
2 Prokrastinasi akademik 90 92,8
Tinggi
Jumlah 97 100

Berdasarkan tabel 5.2 menjelaskan gambaran prokrastinasi

akademik pada mahasiswa Sarjana Keperawatan tingkat I Universitas

Bhakti Kencana Bandung tahun 2022 didapatkan lebih dari


71

setengahnya merupakan prokrastinasi akademik tinggi dengan

persentase 92,8% atau sebanyak 90 mahasiswa.

5.1.2 Analisa Bivariat

1) Hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik


pada Mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I di Universitas
Bhakti Kencana Bandung Tahun 2022
Tabel 5.3
Hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik
pada Mahasiswa sarjana keperawatan tingkat 1 di Universitas
Bhakti Kencana Bandung Tahun 2022

Manajemen Prokrastinasi akademik


waktu
Rendah Tinggi Total ρ-value

F % F % F %

Rendah 2 2,6 75 97,4 77 100,0

Tinggi 5 25,0 15 75,0 20 100,0 0,000

Total 7 7,2 90 92,8 97 100,0

Tabel 5.3 diatas menujukan data bahwa manajemen waktu yang

paling banyak adalah manajemen waktu rendah dengan tingkat

prokrastinasi akademik tinggi. Berdasarkan analisa Spearman’s Rho

didapatkan hasil ρ-value sebesar 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil

dari nilai alpha yaitu 0,05. Hasil diatas dengan nilai 0,000 menunjukkan

bahwa korelasi antara manajemen waktu dan prokrastinasi akademik

bermakna. Maka kesimpulannnya H0 ditolak, artinya terdapat hubungan

antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa

sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana tahun 2020.


72

Koefisien korelasi untuk variable manajemen waktu dan prokrastinasi

akademik bernilai 0,478 yang artinya dapat dikategorikan dengan korelasi

cukup.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Manajemen Waktu pada mahasiswa sarjana keperawatan

tingkat I

Berdasarkan analisis tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebanyak

79,4 % mahasiswa tingkat I mengalami manajemen waktu rendah

serta sebesar 20,6% mahasiswa tingkat I mengalami manajemen

waktu tinggi. Menurut Fitriah (2018) Manajemen waktu adalah

pengaturan diri, menggunakan waktu seefektif dan seefisien

mungkin melalui perencanaan, penjadwalan, manajemen waktu, dan

penentuan prioritas berdasarkan keinginan kita untuk selalu tertarik

dan teratur..

Data penelitian didapatkan bahwa lebih dari setengahnya

mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti

Kencana mengalami manajemen waktu rendah (79,4%). Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriah (2018) yang

berjudul ”Manajemen waktu belajar mahasiswa keperawatan dalam

melaksanakan metode problem based learning (PBL) di universitas

islam negeri syarif hidayatullah jakarta” dengan hasil penelitian

menunjukan bahwa 45,6% responden memiliki manajemen waktu

yang rendah dalam melaksanakan metode PBL di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan 55,4% memiliki manajemen waktu tinggi.


73

Manajemen waktu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya (Taylor, 2018) Menurut penelitiannya, usia dan jenis

kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

manajemen waktu. Usia berarti bahwa orang yang lebih tua adalah

manajer waktu yang lebih baik dan sebaliknya. Selain itu, jenis

kelamin perempuan, sebagai suatu peraturan, mencurahkan lebih

banyak waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat bagi mereka

daripada laki-laki. Secara khusus, kami menyarankan faktor-faktor

yang mempengaruhi manajemen waktu, seperti tujuan yang jelas,

prioritas kerja, penundaan kerja, dan pendelegasian tugas. Dengan

tujuan yang jelas, hidup menjadi lebih terarah dan Anda

mendapatkan hasil maksimal dari waktu Anda. Memiliki prioritas

kerja berarti mengatur waktu Anda dengan baik dan melakukan

segala daya untuk mencapai prioritas yang Anda tetapkan. yang

menginginkan segala sesuatunya dilakukan dengan sempurna

seringkali membuang waktu kita.

Hasil penelitian didapatkan bahwa kurang dari setengahnya

mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti

Kencana mengalami manajemen waktu tinggi (20,6,4%). Menurut

Fitriah (2018) menjelaskan dalam penelitiannya seseorang dengan

keterampilan mengelola waktu yang baik adalah seseorang yang

dapat menangani manajemen waktu dengan baik. Hasil ini dapat

dilihat dari cara seseorang menanganinya. Ciri-ciri individu yang

mampu mengatur waktunya adalah: dapat menetapkan tujuan, dapat


74

menentukan prioritas, dapat mengatur jadwal, dapat melakukan

kegiatan yang terorganisir, dapat meminimalkan interupsi dan dapat

mengelola stress.

Berdasarkan hasil analisis soal pernyataan secara umum, item

soal nomor 8 tentang indikator sikap waktu bahwa menghabiskan

waktu pada kegiatan yang bermanfaat merupakan item dengan skor

tertinggi dari seluruh skor item pernyataan dengan skor 306.

Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa mahasiswa manajemen

waktu secara efektif dan digunakan untuk mengerjakan tugas serta

melakukan kegiatan yang bermanfaat. Menurut Fitriah (2018) Tugas

yang dikerjakan mungkin banyak. Apabila mampu mengerjakan

tugas-tugas tersebut, maka memudahkan untuk mencapai tujuan.

Dalam membuat proritas perlu membuat kategori yaitu: tugas

mendesak dan tugas penting.

Sementara pada soal nomor 2 tentang indikator perencanaan

jangka pendek bahwa membuat jadwal aktifitas kerja yang

merupakan item dengan skor terendah dari seluruh skor item

pernyataan dengan skor 193. Berdasarkan hal tersebut diketahui

bahwa mahasiswa tidak membuat jadwal dalam aktifitas kerjanya,

hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam mengerjakan suatu pekerjaan

atau tugas mahasiswa tidak teratur atau tidak terjadwal. Menurut

Fitriah (2018) Seseorang yang menerapkan prinsip manajemen

waktu memiliki ciri yang salah satunya siap untuk membuat jadwal

membuat jadwal latihan adalah penggunaan waktu yang bagus


75

secara produktif, dengan membuat jadwal latihan orang dapat

menyelesaikan pekerjaan atau tugas tepat waktu. Orang-orang yang

membuat jadwal sehari-hari mereka akan merasa lebih mudah untuk

menyelesaikan latihan atau usaha mereka.

Hasil analisis dari soal pertanyaan favorable item dengan skor

tertinggi meliputi indikator perencanaan jangka pendek terdapat

pada nomor 7 dengan skor 268 yaitu mendahulukan penetapan

prioritas, dalam hal ini mahasiswa tingkat I mendahulukan prioritas

yang paling penting dan dibutuhkan. Penetapan prioritas adalah hal

yang penting dalam manajemen waktu sesuai dengan pernyataan

(Luthfiana, 2010) Mereka yang menguasai manajemen waktu yang

baik menggunakan semua fokus dan energi mereka untuk mencapai

prioritas yang ditetapkan. Memiliki prioritas dalam bekerja

merupakan salah satu faktor utama yang membuat seorang individu

berhasil dalam bekerja. Sementara soal pertanyaan favorable item

dengan skor terendah meliputi indikator perencanaan jangka pendek

terdapat pada nomor 2 yaitu membuat jadwal aktifitas kerja dengan

skor 196.

Hasil analisis soal pertanyaan unfavorable dengan skor

tertinggi meliputi indikator sikap terhadap waktu terdapat pada

nomor 8 dengan skor 306. Sementara soal pertanyaan unfavorable

dengan skor terendah meliputi indikator sikap terhadap waktu

terdapat pada nomor 10 dengan skor 212 yaitu sering melakukan hal-

hal yang mengganggu belajar hanya karena kamu tidak bisa


76

mengatakan “tidak” pada ajakan orang lain, hal ini menjelaskan

bahwa mahasiswa tingkat I tidak terlalu terpengaruh dengan hal-hal

yang mengganggu belajar dengan ajakan orang lain.

Rendahnya manajemen waktu pada mahasiswa tingkat I dapat

menyebabkan kegiatan yang dilaksanakan tertunda atau bahkan

tidak terlaksanakan, termasuk kegiatan akademik. Menurut

Luthfiana, (2010) pembuatan jadwal aktifitas kerja dalam terbentuk

dari Menetapkan prioritas kerja memungkinkan individu untuk

mengelola waktu mereka dengan lebih baik dan mencurahkan

seluruh fokus dan energi mereka untuk mencapai prioritas yang

ditetapkan. Adanya prioritas di tempat kerja merupakan salah satu

faktor utama yang memungkinkan individu melakukan pekerjaan

dengan baik.

Manajemen waktu yang rendah pada mahasiswa tingkat I

ditegakkan oleh penelitian oleh Kocaman (2009) yang menyatakan

dalam konsekuensi eksplorasinya bahwa mahasiswa yang memasuki

tahun pertama pembicaraan memiliki tingkat persiapan yang lebih

rendah dalam menggunakan waktu yang secara produktif kontras

dengan siswa yang telah memasuki tahun kedua pembicaraan.

Kartadinata dan Tjundjing (2008) menyatakan bahwa

penggunaan waktu yang menarik secara produktif dapat

meningkatkan efisiensi dalam menyelesaikan usaha untuk

mengurangi kecenderungan untuk berhenti dan memiliki pilihan

untuk menjaga keseimbangan waktu untuk mengurus tugas dan


77

latihan yang berbeda. Tidak sedikit siswa yang akan bolos sekolah

untuk pekerjaan sampingan dan sedang memilah-milah dengan

alasan meningkatkan pengalaman dan menambah pengetahuan.

Namun, ada juga siswa yang menginvestasikan energi pada hal-hal

yang disesalkan, misalnya, menghabiskan waktu bersama teman-

teman mereka, tetap terjaga sampai larut malam dan bermain-main.

Hal ini akhirnya membawa kesempatan terbatas untuk mengurus

tugas-tugas ilmiahnya sebagai pengganti.

5.2.2 Prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Sarjana

Keperawatan tingkat I Universitas Bhakti Kencana Bandung

Hasil analisis tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebanyak 92,8%

mahasiswa mengalami prokrastinasi akademik tinggi, sedangkan

sebanyak 7,2% mahasiswa mengalami prokrastinasi akademik

rendah. Data penelitian didapatkan bahwa lebih dari setengahnya

mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti

Kencana mengalami prokrastinasi akademik tinggi (92,8%). Pada

kondisi lapangannya mahasiswa tingkat I mengalami prokrastinasi

akademik dikarenakan buruknya manajemen waktu serta

penundaaan tugas karena padatnya kegiatan. Menurut Yolanda

(2018) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prokrastinasi

akademik antara lain : problem time management, penetapan

prioritas, karakteristik tugas, dan karakter individu.

Berdasarkan hasil analisis soal pernyataan secara umum, item

soal nomor 3 tentang indikator adanya penundaan dalam memulai


78

dan menyelesaikan tugas yaitu saya mengumpulkan tugas tepat

waktu merupakan item dengan skor tertinggi dari seluruh skor item

pernyataan dengan skor 214. Berdasarkan hal tersebut diketahui

bahwa mahasiswa tingkat I dapat mengumpulkan tugas tepat waktu.

Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh yolanda, (2018)

tentang karakteristik tugas, yaitu bagaimana orang atau sifat kursus

atau ilustrasi yang akan dicoba, dengan asumsi bahwa itu terlalu

merepotkan, siswa akan cukup sering menunda melakukan tugas

atau menunda berkonsentrasi mengenai masalah tersebut, ini juga

dipengaruhi oleh inspirasi baik yang melekat maupun asing.

Sementara pada soal nomor 15 masih tentang indikator

melakukan kegiatan yang lebih menyenangkan daripada

mengerjakan tugas bahwa Saya biasanya mengikuti ajakan teman-

teman untuk pergi bermain, padahal belum menyelesaikan tugas

merupakan item dengan skor terendah dari seluruh skor item

pernyataan dengan skor 155. Berdasarkan hal tersebut diketahui

bahwa mahasiswa mampu menghindari hal yang membuat

penundaan dalam tugas, ajakan teman untuk pergi bermain daripada

mengerjakan tugas dapat menjadikan mahasiswa terhambat atau

tertunda dalam menyelesaikan tugas. Menurut Saputro (2018) ciri-

ciri perkembangan remaja yang berada diusia mahasiswa

mempunyai tugas perkembangan yang salah satunya mampu

bergaul, memperlihatkan dan menyesuaikan kemampuan dalam


79

bersosialisasi dengan tingkat kematangan sesuai dengan norma yang

berlaku.

Berdasarkan analisis soal pertanyaan favorable item dengan

skor tertinggi meliputi indikator adanya penundaan dalam memulai

dan menyeslesaikan tugas yaitu saya mengumpulkan waktu tepat

waktu terdapat pada nomor 3 dengan skor 214. Sementara untuk soal

pertanyaan favorable dengan skor terendah meliputi indikator

adanya kelambanan dalam mengerjakan tugas yaitu saya

mengerjakan tugas sebelum jadwal sebelum jadwal yang telah

ditentukan terdapat pada no 9 dengan skor 181. Hal ini sesuai dengan

pernyataan. Menurut Yolanda (2018) penyebab prokrastinasi

akademik dapat disebabkan oleh dministrasi diri yang tidak

menguntungkan, ini terkait dengan disiplin dalam waktu yang

mengerikan, seperti mendapatkan tendangan dari kesempatan untuk

terlambat, lupa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dll.

Administrasi, yang secara proaktif sangat buruk, benar-benar

merusak keadaan pikiran dan sikap. Dengan demikian, individu akan

terhenti pada pekerjaan mereka.

Soal pertanyaan unfavorable item dengan skor tertinggi

meliputi indikator adanya penundaan dalam memulai dan

menyeslesaikan tugas yaitu saya terlambat mengumpulkan tugas

akibat selalu menundanya terdapat pada nomor 1 dengan skor 189.

Dari hasil tersebut mahasiswa tingkat I terlambat mengumpulkan

tugas dikarenakan selalu menundanya, pernyataan ini sesuai dengan


80

Yolanda (2018) Seorang individu yang melakukan berlama-lama

menyadari bahwa tugas yang dia hadapi harus segera diselesaikan

dan berharga untuk dirinya sendiri, namun dia menunda untuk

mewujudkannya atau berusaha keras untuk menyelesaikannya

dengan asumsi bahwa dia telah melakukannya sebelumnya.

Sementara perntanyaan unfavorable pada soal nomor 15

meliputi melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan daripada

mengerjakan tugas bahwa Saya biasanya mengikuti ajakan teman-

teman untuk pergi bermain, padahal belum menyelesaikan tugas

merupakan item dengan skor terendah dari seluruh skor item

pernyataan dengan skor 155. Menurut Wibowo (2018) Seorang

procrastitator cenderung menghindari pekerjaannya, namun untuk

memanfaatkan kesempatannya untuk melakukan latihan yang berbeda

yang dipandang lebih sebagai tomfoolery dan membawa pengalihan,

seperti memahami makalah, majalah, atau buku cerita yang berbeda,

duduk di depan televisi, bermain game komputer, berbicara dengan

teman, pergi dengan kekasih, dan memperhatikan musik, sehingga

waktu yang dia butuhkan untuk melakukan tugas yang perlu dia

selesaikan.

Dalam penelitiannya Triana (2013) menyatakan Individu yang

mengalami prokrastinasi akademik menyatakan bahwa sebenarnya

bukan karena mereka menghindari tugas yang ada atau karena

mereka tidak ingin mengetahuinya, akibatnya Anda tidak dapat

menyelesaikan tugas Anda tepat waktu. Dalam hal ini,


81

ketidakmampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu tugas tepat

waktu disebabkan oleh faktor lain, salah satunya adalah manajemen

waktu..

Sementara itu dijelaskan dalam penelitian Wibowo (2018)

Seorang individu yang melakukan stalling menyadari bahwa usaha

yang dia hadapi harus segera diselesaikan dan berharga bagi dirinya

sendiri, namun dia tetap harus mulai menghadapinya atau mencoba-

coba untuk menyelesaikannya jika dia telah melakukannya

sebelumnya. Ini sesuai dengan bagian-bagian dari dawdling ilmiah,

salah satunya adalah penangguhan dalam pekerjaan awal dan akhir.

5.2.3 Hubungan Manajemen waktu dengan Prokrastinasi akademik

Berdasarkan analisis Spearman’s Rho diperoleh nilai Sig. (2-

tailed) atau P-value = 0.000, karena nilai P-value 0.000 lebih kecil

dari nilai α 0.05 artinya Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara manajemen waktu dengan

prokrastinasi akademik pada mahasiswa sarjana keperawatan tingkat

I di Universitas Bhakti Kencana Tahun 2022 dengan koefisien

korelasi 0,478 yang artinya memiliki hubungan yang cukup untuk

kedua variable.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nisa et al (2018)

yang berjudul Manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik

pada mahasiswa keperawatan. Hasil penelitian yang diperoleh p-

value 0,001<0,005 artinya terdapat hubungan antara manajemen

waktu dengan prokrastinasi akademik. Responden dengan


82

manajemen waktu rendah terdapat 50,7% (37 responden) dengan

prokrastinasi akademik rendah 1,36% (1 responden), prokrastinasi

akademik sedang 10,95% (8 responden) dan prokrastinasi tinggi

38,35% (28 responden). Dari hasil penelitian tersebut dapat

disimpulkan manajemen waktu sangat berpengaruh terhadap

prokrastinasi akademik. Jadi semakin tinggi manajemen waktu maka

semakin rendah prokrastinasi akademik, begitupun sebaliknya

semakin rendah manajemen waktu maka semakin tinggi

prokrastinasi akademik.

Sementara dalam penelitian Reswita (2019), Hubungan Antara

Manajemen Waktu dan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa PG-

PAUD FKIP UNILAK menunjukan adanya hubungan antara

manajemen waktu dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa

dengan taraf signifikansi 0,022. Artinya ada hubungan yang erat

antara manajemen waktu dengan prokrastinasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti

didapatkan hasil bahwa manajemen waktu rendah dan mengalami

prokrastinasi akademik rendah sebanyak 2 orang. Menurut Nisa et al

(2019) manajemen waktu yang rendah dapat menimbulkan

prokrastinasi akademik.

Sebanyak 15 mahasiswa dengan interpretasi manajemen waktu

tinggi memiliki tingkat prokrastinasi akademik rendah, hal ini

terlihat bahwa mahasiswa dengan prokrastinasi akademik yang

rendah dapat terjadi karena manajemen waktu yang baik. Hasil


83

penelitian didapatkan bahwa mahasiswa dapat terhindar dari

penundaaan tugas kuliahnya disebabkan oleh pengelolaan waktu

yang tinggi. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh

Yolanda (2018) manajemen waktu merupakan hal yang sangat

penting bagi mahasiswa, seorang mahasiswa harus bisa mengelola

waktu dengan baik agar terhindar dari prokrastinasi akademik,

manajemen waktu yang baik akan membuat mahasiswa terhindar

dari prilaku penundaan.

Terdapat 77 mahasiswa dengan interpretasi manajemen waktu

rendah memiliki prokrastinasi yang tinggi, hal ini sesuai dengan

teori yang dinyatakan oleh Nisa et al (2019) semakin rendah

manajemen waktu maka semakin tinggi prokrastinasi akademik

dan semakin tinggi manajemen waktu maka semakin rendah

prokrastinasi akademiknya, dari penjelasan tersebut dapat

diketahui bahwa manajemen waktu merupakan salah satu faktor

yang menyebabkan prokrastinasi akademik.

Menurut Sera (2020) dalam penelitiannya Hubungan

manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa

yang kuliah sambal berkerja di Universitas Islam Negeri Ar-raniriy

Banda Aceh menunjukkan bahwa semakin menarik penggunaan

waktu secara produktif adalah bagi siswa yang merenung sementara

pada saat yang sama bekerja di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Banda Aceh, semakin rendah penghambatan ulama. Sebaliknya,

semakin tidak kuat menggunakan waktu secara produktif adalah


84

pada siswa yang belajar sambil bekerja, semakin tinggi keraguan

ilmiah. Dalam hal ini manajemen waktu yang efektif akan

menghindarkan mahasiwa dari prilaku penundaan.

Selanjutnya terdapat 15 mahasiswa dengan interpretasi

manajemen waktu tinggi memiliki prokrastinasi akademik yang

tinggi, hal ini terlihat bahwa mahasiswa yang terdapat memiliki

manajemen waktu yang tinggi lebih baik dari manajemen waktu

yang rendah. Hasil penelitian didapatkan bahwa mahasiswa

cenderung tidak menetapkan jadwal kegiatannya dalam jangka

waktu panjang dan pendek. Menurut Fitriah (2018) perencanaan

jangka pendek adalah rencana yang dibuat untuk jangka waktu

dekat baik dalam hari atau dalam minggu dan biasanya berhubungan

dengan jawdwal harian atau mingguan, seperti membuat urutan

jadwal harian sedangka perencanaaan jangka Panjang merupakan

sebuah rencana yang bertujuan untuk waktu yang relative lama dan

memerlukan perorganisasian yang baik.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa mahasiswa yang

mengalami manajemen waktu yang rendah akan menyebabkan

prokrastinasi akademik tinggi. Hal ini sesuai dengan teori yang

dinyatakan oleh Wibowo (2018) dalam penelitiannya yang berjudul

hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada

mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik lebih tinggi pada P =

0,000 (P < 0,050). Ini berarti bahwa siswa dengan manajemen waktu
85

yang lebih rendah memiliki prokrastinasi akademik yang lebih

tinggi, bahwa seseorang yang mengalami prokrastinasi akademik

merupakan orang yang memiliki manajemen waktu yang buruk.

Suryo (2017) mengungkapkan bahwa menggunakan waktu

secara produktif jelas terkait dengan siklus ilmiah. Pemeriksaan

menunjukkan bahwa siswa yang bermanfaat adalah siswa yang dapat

membuat waktu yang tepat (kontrol). Dengan waktu penggunaan

yang hebat secara efektif, adalah normal untuk memiliki opsi untuk

mencari tahu latihan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu

dengan mengemukakan tujuan dan sasaran dan memiliki opsi untuk

memutuskan kebutuhan. Ini dilakukan dengan tujuan yang tidak ada

lagi didik menunda-nunda untuk memainkan usaha dan segera

menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah ditentukan

sebelumnya, secara signifikan lebih dari itu dengan mencoba untuk

mengarahkan ke latihan lain yang lebih menyenangkan. Siswa yang

memiliki penggunaan waktu yang baik tidak akan melakukan

dawdling ilmiah karena mereka tidak perlu repot-repot dengan

waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan tugas, sehingga siswa

dapat menyelesaikan tugas tepat waktu dan tujuan mereka akan

tercapai (Suryo, 2017).

Ini sesuai dengan salah satu elemen yang memengaruhi tarrying

ilmiah yang diusulkan oleh Noran (dalam Akinsola, Tella, dan Tella, 2007)

yaitu, penggunaan waktu secara efektif dari seorang individu yang

melakukan dawdling menunjukkan bahwa ia tidak dapat mengawasi waktu

dengan cerdik.. Ini menyimpulkan kerentanan kebutuhan, target, dan


86

objektivitas penghibur mengingat kerentanan yang tidak diketahui oleh

para proktator yang harus dicapai terlebih dahulu. Jadi mereka sering

melakukan latihan yang berbeda terlepas dari alasan mendasar mereka. Hal

ini membuatnya tidak fokus dalam menyelesaikan pekerjaan, yang justru

bisa membuat pekerjaan menjadi berantakan dan tidak bisa diselesaikan

pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Makhinudin (2019), Faktor-faktor yang

mempengaruhi prokrastinasi pada mahasiswa di program studi

sarjana ilmu keperawatan Fakultas ilmu Kesehatan, menunjukan

bahwa adanya hubungan positif yang signifikan antara prokrastinasi

akademik dengan pengelolaan waktu, sulit berkonsentrasi, dan

bosan terhadap tugas. Artinya dalam mengerjakan tugas akademik

mahasiswa cenderung menunda-nunda tugasnya dipengaruhi oleh

pengelolaan waktu yang buruk, sulit berkonsentasi serta bosan

terhadap tugas.

Fauziah (2015) juga merujuk bahwa salah satu elemen yang

membuat siswa melakukan tarrying ilmiah adalah tidak memiliki

pilihan untuk berurusan dengan waktu di antara alamat dan latihan

di luar lapangan, ini karena rencana pembicaraan yang ramai

sehingga siswa gagal mengingat tugas apa yang harus diselesaikan.

Dalam hal ini menjelaskan pentingnya mengontrol diri dalam

manajemen waktu sehingga kegiatan kampus tidak menjadi

hambatan mahasiswa dalam tugas kuliahnya.


BAB VI

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan dapat disimpulkan

mengenai hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada

mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana

Bandung Tahun 2022 adalah sebagai berikut :

1) Lebih dari setengahnya mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I di

Universitas Bhakti Kencana Tahun 2022 mengalami masalah manajemen

waktu rendah.

2) Lebih dari setengahnya mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I di

Universitas Bhakti Kencana Tahun 2022 mengalami prorastinasi akademik

ringgi.

3) Terdapat hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada

mahasiswa sarjana keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana

Bandung Tahun 2022.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan mengenai hubungan

manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa sarjana

keperawatan tingkat I di Universitas Bhakti Kencana Tahun 2022, peneliti

memberikan saran yang dapat digunakan dan sebagai bahan pertimbangan

yaitu :

87
88

1) Bagi Universitas Bhakti Kencana Bandung

Berdasarkan penelitian ini, disarankan Bagi Universitas Bhakti kencana

bandung, agar membantu mahasiswa tingkat I dalam meningkatkan

kemampuan manajemen waktu dan mengurangi prokrastinasi akademik

dengan memberikan layanan informasi seperti sosialisasi, seminar dan

sebagainya, sehingga dapat meminimalisir terjadinya perilaku prokrastinasi

pada mahasiswa saat mengerjakan atau mengumpulkan tugas.

2) Bagi Prodi

Berdasarkan penelitian ini, disarankan bagi Program Studi Sarjana

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung dapat memberikan

tugas dengan karakterisitik tugas yang tidak terlalu sulit serta dengan

deadline yang tidak terlalu singkat.

3) Bagi Mahasiswa

Berdasarkan penelitian ini, disarankan bagi mahasiswa untuk dapat

meningkatkan manajemen waktu yang baik ketika dihadapkan dengan

padatnya aktivitas, terutama perlu menetapkan prioritas dengan membuat

kategori tugas yang mendesak dan tugas penting, pembuatan jangka pendek

dan jangka Panjang serta pembuatan daftar tugas sehingga mampu

menetapkan target yang akan dicapai dengan mengutamakan prioritas.

4) Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan penelitian ini, penulis menyarankan untuk mencari

intervensi yang bisa diberikan pada mahasiswa yang mengalami

prokrastinasi akademik yang diakibatkan manajemen waktu yang rendah


89

pada mahasiswa tingkat I. Menyempurnakan alat ukur yang terbaru juga

memperluas subjek penelitian sehingga lebih mendapatkan data yang

lengkap. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian

mengenai prokrastinasi akademik dengan melakukan penelitian terkait

faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik lainnya seperti

hubungan karakteristik tugas dengan prokrastinasi akademik


90

DAFTAR PUSTAKA

Akinsola, M. K., Tella, A., & Tella, a. (2007). Correlates of Academic


Procrastination and Mathematics Achievement of University Undergraduate
Students. Journal of Mathematic, Science & Technology Education 3(4) .
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedure Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi
Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Britton, B. K., & Tesser, A. (1991). Effects of Time-Management Practices on


College Grades. Journal of Educational Psychology, 83(3), 405–410.
https://doi.org/10.1037/0022-0663.83.3.405
Cahyono, H. (2019). Peran Mahasiswa Di Masyarakat. STKIP Setiabudhi E-
Journal, 1(1), 32–43.
Damri, D., Engkizar, E., & Anwar, F. (2017). Hubungan Self-Efficacy Dan
Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Tugas
Perkuliahan. Jurnal edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1), 74.
https://doi.org/10.22373/je.v3i1.1415
Fitriah, N. (2018). Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam
Melaksanakan Metode Problem Based Learning (PBL) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi, 1–116.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/25609
Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Erlangga.
Jumlah Perguruan Tinggi (2021). Dalam Badan Pusat Statistik (BPS) Online,
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data_pub/0000/api_pub/c
mdTdG5vU0IwKzBFR20rQnpuZEYzdz09/da_04/1. Diakses pada 27
Februari 2022 Pukul 16.00
Kartadinata, I & Tjundjing, S. 2008. Prokrastinasi akademik dan manajemen waktu.
Indonesian Psychological Journal. 23 (2): 109-119.
Kocaman, G., Dicle, A., & Ugur (2009). A Longitudinal Analysis of the Self-
Directed Learning Readliness Level of Nursing students Enrolled in a
Problem-Based Curriculum. Journal of Nursing Education, 48(5). 286-290.
Kristy, D. Z. (2019). Manajemen Waktu, Dukungan Sosial, dan Prokrastinasi
Akademik Siswa Kelas XI SMA. Indonesian Journal of Guidance and
Counseling: Theory and Application, 8(1), 49–54.
https://doi.org/10.15294/ijgc.v8i1.27736
Kurniawan, W., & Agustini, A. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan Dan
Keperawattan. Cirebon: CV. RUMAH PUSTAKA.
91

Kusuma, D., Teknologi, F., & Informatika, D. A. N. (2018). Pencatatan Data


Pelanggaran Dan Prestasi Akademik Siswa ( Studi Kasus : Smk Negeri 10
Surabaya ).
Lithfiana, V. (2010) Kontribbusi Manajemen nWakti terhadap Produktivitas Kerja
Wartawan. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Mahasiswa (2021). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,
https://kbbi.web.id/mahasiswa. Diakses pada 27 Februari 2022 pukul 16.45
Makhinudin. (2020). Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi pada
mahasiswa di Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan. http://eprintslib.ummgl.ac.id/2514/
Mandaku, V., & Aloysius, S. (2017). Pengaruh Motivasi Berprestasi, Locus of
Control, dan Manajemen Waktu terhadap Prokrastinasi Akademik. Naskah
Tidak Diterbitkan. Jakarta Timur: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, 1–13.
Maulina, B., & Sari, D. R. (2018). Derajat Stres Mahasiswa Baru Fakultas
Kedokteran Ditinjau Dari Tingkat Penyesuaian Diri Terhadap Tuntutan
Akademik. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling: Jurnal Kajian
Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 4(1), 1.
https://doi.org/10.26858/jpkk.v4i1.4753
Nisa, N. K., Mukhlis, H., Wahyudi, D. A., & Putri, R. H. (2019). Manajemen Waktu
dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Keperawatan. Journal of
Psychological Perspective, 1(1), 29–34. https://doi.org/10.47679/jopp.
1172019
Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Metodelogi Penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Nur Ghufron, M. (2014). Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Ditinjau Dari
Regulasi Diri Dalam Belajar. Quality, 2((1)), 136–149.
Papalia, D. A., Feldman, R. D., & Martorel, G. (2014). Experience Human
Development (Menyelami Perkembangan Manusia). (12th ed.). Salemba
Humanika.
Pertiwi, G. A. (2020). Pengaruh Stres Akademik dan Manajemen Waktu Terhadap
Prokrastinasi Akademik. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 8(4), 738.
https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v8i4.5578
Ramadhanti, R. P., Veronika, D., & Kaloeti, S. (2018). skripsi pada mahasiswa
tingkat akhir the relationship between academic resilience and academic
procrastination in writing thesis in final year students Rara Putri
Ramadhanti , Dian Veronika Sakti Kaloeti. 62.
Reswita, R. (2019). Hubungan Antara Manajemen Waktu dan Prokrastinasi
Akademik Mahasiswa pg-paud fkip unilak. paud Lectura: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 2(02), 25–32. https://doi.org/10.31849/paud-
92

lectura.v2i02.2497
Republik Indonesia. (2021). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2021 Tentang Pendidikan Tinggi pasal 4.
Roy, C. (1997). Future of the Roy model: Challenge to redefine adaptation. Nursing
Science Quarterly, 10(1, 42-48. https://doi.org/10.1177/089431849701
000113
Santrock, J. W. (2013). Adolescence (Perkembangan Remaja). Erlangga.
Saputro, K. Z. (2018). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.
Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 17(1), 25.
Sari, A. N. (2011). Hubungan Antara Manajemen Waktu dengan Prokrastinasi
Akademik pada Mahasiswa yang Berwirausaha. Jurnal bk unesa, 1–6.
Sari, A. P. (2019). Faktor-Faktor Penyebab Prokrastinasi Pada Mahasiswa Yang
Lambat Dalam Penulisan Skripsi Di Fkip Universitas Sanata Dharma. 1–
120.
Sera, L. (2020). Hubungan Manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa yang kuliah sambil bekerja di Universitas Islam Negeri Ar-
raniry BNanda Aceh. Skripsi, 1-127.
Siregar, M. H. (2021). Metodologi Penelitan Kesehatan. Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
Solihah, S., Perfeksionisme, H., Regulasi, D., Dengan, D., & Akademik, P. (2015).
Siti Solihah, 2015 Hubungan Perfeksionisme Dan Regulasi Diri Dengan
Prokrastinasi Akademik Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. 1–8.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Suryo, C. (2017). Hubungan Manajemen Waktu Terhadap prokrastinasi Akademik
pada Siswa SMA yang Aktif dalam Media Sosial. Skripsi (pp. 5-6).
Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Triana, K. 2013. Hubungan antara orientasi masa depan dengan prokrastinasi dalam
menyusun skripsi pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman. Ejournal Psikologi. 1 (3): 280-291.
Wibowo, D. V. (2018). Hubungan antara manajemen waktu dengan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Universitas
medan area.
Yolanda, R. (2018). Hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik
siswa kelas x di smkn pakayumbuh. Institut Agama Islam Negeri Batu
Sangkar.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1

LEMBAR INFORM CONSENT

Kepada Yth. Bandung, Juli 2022


Calon Responden Penelitian
Di Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Aradea Amanda
NIM : AK118020
Prodi : Sarjana Keperawatan
Institusi : Universitas Bhakti Kencana Bandung
Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “ Hubungan
Manajemen Waktu Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa
Sarjana Keperawatan Tingklat I Di Universitas Bhakti Kencana Bandung“.
Saya menjamin tidak akan menimbulkan kerugian bagi yang bersedia menjadi
responden. Baik nama atau data diri responden akan dijamin kerahasiaannya dan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Untuk itu, saya mohon kesediaan saudara/i untuk menjadi reponden pada
penelitian ini tanpa adanya paksaan dari pihak lain.

Hormat saya,

Aradea Amanda
(NPM : AK118020)
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Bandung, Juli 2022

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
NIM :
No. Responden :

Sudah mendapatkan penjelasan dari peneliti mengenai penelitian yang akan

dilakukan dengan judul “ Hubungan Manajemen Waktu Dengan Prokrastinasi

Akademik Pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Di Universitas Bhakti

Kencana Bandung “ dan menyatakan bersedia menjadi responden / partisipan

penelitian ini.

Keputusan ini saya sampaikan secara sukarela dan tanpa adanya paksaan

dari pihak lain.

Responden

( )
LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran 3

KISI-KISI KUISIONER

1. Kisi-Kisi Kuesioner Manajemen Waktu

No. item
No Aspek Jumlah
item Favourable Unfavourable

1. Perencanaan jangka 7 1,2,3,4,5,6,7 -


pendek
2. Sikap waktu 5 9,11,12 8,10

3. Perencanaan jangka 4 13,14,15,16 -


Panjang

16

Skor Item Manajemen Waktu

Pilihan jawaban Skor item Skor item unfavourable


favourable
Tidak pernah (TP) 0 4

Pernah (P) 1 3

Kadang-kadang (KK) 2 2

Sering (S) 3 1

Sangat Sering (SS) 4 0


2. Kisi-Kisi kuisioner prokrastinasi akademik

No. item
No Aspek Jumlah
item Favourable Unfavourable

1. Adanya penundaan 6 2,3,5 1,4,6


dalam memulai dan
menyelesaikan tugas
2. adanya kelambanan 4 8,9 7,10
dalam mengerjakan
tugas
3. adanya kesenjangan 4 13,14 11,12
waktu antara
rencana dengan
kinerja aktual dalam
mengerjakan tugas
4 Melakukan aktivitas 2 16 15
lain yang dipandang
lebih mendatangkan
hiburan dan
kesenangan
16

Skor Item Prokrastinasi Akademik

Pilihan jawaban Skor item favourable Skor item


unfavourable

Sangat Tidak Sesuai (STS) 0 3

Tidak Sesuai (TS) 1 2

Sesuai (S) 2 1

Sangat Sesuai (SS) 3 0


Lampiran 4

KUISIONER MANAJEMEN WAKTU

Nama (Inisial) :
Nim :
Tingkat :
Petunjuk pengisian :

1. Bacalah setiap pertanyaan dari kuisioner dengan teliti dan benar.

2. Jawablah pertanyaan pada kolom yang telah disediakan dengan memberikan

tanda (✓) sesuai dengan perasaan anda

3. Berikut keterangan alternatif jawaban kuisioner

SS = Sangat Sering

S = Sering

KK = Kadang-kadang

P = Pernah

TP = Tidak pernah

No. SS S KK P TP

Perencanaan Jangka Pendek

1. Membuat daftar list kegiatan harian


2. Membuat jadwal aktifitas kerja
3. Kegiatan dimulai dengan rencana
4. Menetapkan target pencapaian
5. Memiliki rencana mingguan yang jelas
6. Menggunakan waktu sesuai perencanaan
7. Mendahulukan penetapan prioritas
Sikap terhadap waktu
8. Menghabiskan banyak waktu pada
kegiatan yang tidak bermanfaat
9. Mempunyai waktu untuk merencanakan
ulang waktu yang telah direncanakan
10. Sering melakukan hal-hal yang
mengganggu belajar hanya karena kamu
tidak bisa mengatakan “tidak” pada
ajakan orang lain
11. Bertanggung jawab terhadap waktu kamu
sendiri
12. Merencanakan waktu untuk hal-hal yang
bermanfaat
Perencanaan jangka Panjang
13. Memiliki rencana untuk 3 bulan kedepan
14. Meja belajar kamu lebih sering dalam
keadaan rapi daripada berantakan dengan
tugas-tugas yang harus dikumpulkan
besok (lebih sering mengerjakan tugas
langsung daripada deadline)
15. Bila kamu memiliki tugas lebih memilih
dicicil mengerjakan tugas tersebut
16. Meriview catatan secara rutin, bahkan
Ketika sedang tidak ada ujian
Lampiran 5

KUISIONER PROKRASTINASI AKADEMIK

Nama (Inisial ) :

Nim :

Tingkat :

Petunjuk pengisian :

1. Bacalah setiap pertanyaan dari kuisioner dengan teliti dan benar.

2. Jawablah pertanyaan pada kolom yang telah disediakan dengan memberikan

tanda (✓) sesuai dengan perasaan anda

4.4.2.2 Berikut keterangan alternatif jawaban kuisioner

SS = Sangat sesuai

S = Sesuai

TS = Tidak sesuai

STS = Sangat tidak sesuai

No. SS S TS STS

Penundaan untuk memulai maupun menyelasaikan tugas

1. Saya terlambat mengumpulkan tugas


akibat selalu menunda mengerjakannya
2. Mengerjakan tugas merupakan
tantangan, sehingga saya tidak akan
menundanya
3. Saya mengumpulkan tugas tepat sesuai
waktu yang ditentukan
4. Ketika saya bosan maka saya akan
menunda menyelasaikan tugas yang
sedang dikerjakan
5. Apabila saya mulai mengerjakan tugas
maka saya akan menyelesaikannya.
6. Saya sering menunda menyelesaikan
pengerjaan tugas padahal sudah
memulainya
Keterlambatan dalam mengerjakan tugas
7. Saya akan mengumpulkan keinginan
untuk mengerjakan tugas sehingga
menghabiskan waktu yang lama
8. Saya akan mengerjakan tugas sesuai
kemampuan saya
9. Saya mengerjakan tugas sebelum jadwal
yang telah di tentukan
10. Saya melaksanakan jadwal yang sudah
di buat sesuai rencana
Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja actual

11 Saya sering gagal mengerjakan tugas


sesuai jadwal yang telah saya susun

12. Saya sering membuat jadwal namun


tidak pernah menjalankannya
13. Saya sering membuat rencana karena
yakin mampu melaksanakannya
14. Saya sering menjalankan jadwal yang
telah dibuat
Melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas
15. Saya biasanya mengikuti ajakan teman-
teman untuk pergi bermain, padahal
belum menyelesaikan tugas
16 Saya akan menolak jika teman
mengajak bermain, apabila belum
menyelesaikan tugas
LAMPIRAN SURAT-SURAT
Lampiran 6
SURAT IZIN STUDI PENDAHULUAN

Nomor : 11079/03.FKP/UBK/VI/2022
Lampiran :
Perihal : Permohonan Izin Studi Pendahuluan

Yth. Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana


di
Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan Hormat.
Sehubunganakan dilaksanakannya penelitian bagi mahasiswa program studiS1
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana dalam rangka
penyusunan Laporan Tugas Akhir maka dengan ini kami bermaksud memohon agar
kiranya bapak/ibu pimpinan dapat memberikan izin kepada mahasiwa kami :

Nama : Aradea amanda


Nim : AK118020
Pembimbing : Raihany Sholihatul M S.Kep.,Ners.,M.Kep
Judul : Hubungan Manajemen waktu dengan Prokrastinasi akademik pada
Skripsi mahasiswa sarjana keperawatan tingkat 1 (satu) di Universitas Bhakti
Kencana Bandung

Untuk mengadakan studi pendahuluan dengan pengambilan data atau informasi yang
diperlukan pada wilayah kerja di instansi yang bapak/ibu pimpin.
Demikian, surat permohonan izin ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami haturkan
terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Bandung,13 juni 2022


Hormat Kami,
Fakultas Keperawatan
Dekan

R. Nety Rustikayanti, M.Kep


NIK. 02019010336
Lampiran 7

SURAT IZIN PENELITIAN

Nomor : 11023/03.FKP/UBK/V/2022
Lampiran :
Perihal : Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data

Yth. Universitas Bhakti Kencana Dekan Fakultas Keperawatan

Di

Tempat

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan Hormat
Berkenaan dengan penyusunan Laporan Tugas Akhir sebagai prasyarat wajib bagi
mahasiswa Program Studi : S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti
Kencana, maka dengan ini kami bermaksud memohon izin untuk melaksanakan
penelitian dan pengambilan sampel data mulai dari bulan Januari s/d April 2022 di
wilayah kerja yang bapak/ibu pimpin. Adapun data mahasiswa yang akan melakukan
penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Nama : Aradea amanda
NIM : AK118020
Semester : VIII
Judul Skripsi : Hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa S1 Keperawatan tingkat 1 Universitas Bhakti Kencana
Bandung

Demikian permohonan izin ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya yang
baik kami haturkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Bandung,31 Mei 2022
Hormat Kami
Fakultas Keperawatan
LPPM

R. Nety Rustikayanti, M.Kep


NIK. 02019010336
Lampiran 8

SURAT IZIN PENGAJUAN ETIK PENELITIAN

Nomor : 033/03.FKP/UBK/VI/2022
Lampiran :
Perihal : Permohonan Pengajuan Etik Penelitian

Yth. Komite Etik Penelitian Kesehatan POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

Di
Tempat

Dengan Hormat
Berkenaan dengan penyusunan Laporan Tugas Akhir sebagai prasyarat wajib bagi mahasiswa
Program Studi : S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana, maka
dengan ini kami bermaksud mengajukan permohonan izin Uji Etik Penelitian di wilayah kerja
yang bapak/ibu pimpin. Adapun data mahasiswa yang akan melakukan Uji Etik Penelitian
tersebut adalah sebagai berikut :
Nama : Aradea amanda
Nim : AK118020
Pembimbing 1 : Raihany Sholihatul M S.Kep.,Ners.,M.Kep
Pembimbing 2 : Agus Mi’raj Darajat, S.Pd.,S.Kep.,Ners.,M.Kes
Judul Skripsi : Hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa sarjana
keperawatan tingkat 1 (satu) di Universitas Bhakti Kencana Bandung

Demikian permohonan izin ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya kami haturkan
terima kasih.
Bandung, 20 Juni 2022
Hormat Kami
Fakultas Keperawatan
Dekan

R. Siti Jundiah, M.Kep


NIK.02007020132
Lampiran 9
SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA

Nomor : 033/03.FKP/UBK/VI/2022
Lampiran :
Perihal : Permohonan Pengajuan Etik Penelitian

Yth. Komite Etik Penelitian Kesehatan POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

Di
Tempat

Dengan Hormat
Berkenaan dengan penyusunan Laporan Tugas Akhir sebagai prasyarat wajib bagi mahasiswa
Program Studi : S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana, maka
dengan ini kami bermaksud mengajukan permohonan izin Uji Etik Penelitian di wilayah kerja
yang bapak/ibu pimpin. Adapun data mahasiswa yang akan melakukan Uji Etik Penelitian
tersebut adalah sebagai berikut :
Nama : Aradea amanda
Nim : AK118020
Pembimbing 1 : Raihany Sholihatul M S.Kep.,Ners.,M.Kep
Pembimbing 2 : Agus Mi’raj Darajat, S.Pd.,S.Kep.,Ners.,M.Kes
Judul Skripsi : Hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa sarjana
keperawatan tingkat 1 (satu) di Universitas Bhakti Kencana Bandung

Demikian permohonan izin ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya kami haturkan
terima kasih.
Bandung, 20 Juni 2022
Hormat Kami
Fakultas Keperawatan
Dekan

R. Siti Jundiah, M.Kep


NIK.02007020132
Lampiran 10
SURAT IZIN UJI KONTEN

Nomor : 1279 /03.FKP/UBK/VI/2022


Lampiran : satu berkas
Perihal : Permohonan Izin Melakukan Uji Konten

Kepada
Yth. Susan Irawan Rifai S.Kep., Ners., MAN
Di
Tempat

Dengan Hormat
Berkaitan dengan Laporan Tugas Akhir Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Bhakti Kencana Tahun Akademik 2021/2022, kami mohon kiranya instansi Bapak/Ibu
berkenaan memberikan izin kepada mahasiswa kami untuk melakukan Uji Konten.
Adapun mahasiswa tersebut adalah :
Nama : Aradea Amanda
Nim : AK118020
Program Studi : S1 keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Manajemen Waktu dengan Prokrastinasi akademik pada
mahasiswa Sarjana Keperawatan tingkat 1 (satu) di Universitas Bhakti
Kencana Bandung

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya yang baik
kami ucapkan terimakasih.

Bandung, 24 Juni 2022


Hormat Kami,
Fakultas Keperawatan
Dekan

R. Siti Jundiah, M.Kep


NIK. 02007020132
Lampiran 11
SURAT IZIN UJI KONSTRUK

Nomor : 1314 /03.FKP/UBK/VI/2022


Lampiran : satu berkas
Perihal : Permohonan Izin Melakukan Uji Konstruk

Kepada
Yth. STIKep PPNI JAWA BARAT
Di
Tempat

Dengan Hormat
Berkaitan dengan Laporan Tugas Akhir Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Bhakti Kencana Tahun Akademik 2021/2022, kami mohon kiranya instansi Bapak/Ibu
berkenaan memberikan izin kepada mahasiswa kami untuk melakukan Uji Konstruk.
Adapun mahasiswa tersebut adalah :
Nama : Aradea Amanda
Nim : AK118020

Program Studi : S1 keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Manajamen Waktu dengan Prokrastinasi Akademik pada


Mahasiswa Sarjana keperawatan tingkat 1 (satu) di Universitas Bhakti
Kencana Bandung

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya yang baik
kami ucapkan terimakasih.

Bandung, 29 Juni 2022


Hormat Kami,
Fakultas Keperawatan
Dekan

R. Siti Jundiah, M.Kep


NIK. 02007020132
Lampiran 12
SURAT KETERANGAN LAYAK ETIK
LAMPIRAN KARTU BIMBINGAN
Lampiran 13
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI
Lampiran 14
MATRIKS EVALUASI UP SKRIPSI
Lampiran 15
LEMBAR OPONEN SKRIPSI
LAMPIRAN UJI VALIDITAS
Lampiran 16

UJI KONTEN INSTRUMEN PROKRASTINASI AKADEMIK


Lampiran 17
UJI KONSTRUK INSTRUMEN PROKRASTINASI AKADEMIK
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30 p31 p32
1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 103
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 95
3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 1 2 3 3 4 106
4 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 81
5 3 3 3 4 3 4 2 2 2 2 4 3 2 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 97
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 93
7 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 89
8 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 87
9 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 1 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 2 3 2 1 2 3 2 3 3 80
10 3 3 3 2 3 2 1 4 3 2 2 3 4 3 2 2 3 2 3 4 3 4 4 3 2 2 1 2 3 4 3 2 87
11 3 2 2 1 3 4 2 2 4 2 4 1 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 79
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 2 1 3 3 3 3 87
13 2 4 1 1 2 1 4 4 2 4 4 2 3 1 1 2 1 1 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 1 79
14 4 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 4 4 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2 83
15 4 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 1 1 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 86
16 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 85
17 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 2 3 1 3 3 3 3 3 2 1 3 4 2 1 1 3 4 4 3 3 86
18 3 2 2 3 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 80
19 4 4 4 4 2 4 2 2 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 4 4 99
20 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 2 1 1 2 2 3 4 2 4 4 101
21 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 2 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 101
22 3 3 3 1 2 1 2 2 4 4 1 3 3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3 82
23 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 3 3 3 1 1 4 4 106
24 3 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 3 2 1 2 2 2 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 1 2 72
25 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 1 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 90
26 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2 2 3 3 2 3 85
27 3 2 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 2 4 2 4 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 2 4 104
28 4 4 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 4 2 3 4 3 2 2 2 2 4 4 2 4 4 3 1 2 4 3 91
29 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 2 3 82
30 1 2 2 4 3 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2 4 2 4 2 2 2 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 4 84
No. butir soal Koefisien korelasi keterangan
1 0,343 Tidak valid
2 0,475 Valid
3 0,594 Valid
4 0,703 Valid
5 0,271 Tidak valid
6 0,631 Valid
7 0,493 Valid
8 0,471 Valid
9 0,231 Tidak valid
10 0,421 Valid
11 0,521 Valid
12 0,242 Tidak valid
13 0,243 Tidak valid
14 0,602 Valid
15 0,201 Tidak valid
16 0,711 Valid
17 0,566 Valid
18 0,702 Valid
19 0,509 Valid
20 0,425 Valid
21 0,084 Tidak valid
22 0,194 Tidak valid
23 0,243 Tidak valid
24 0,084 Tidak valid
25 0,064 Tidak valid
26 0,255 Tidak valid
27 0,319 Tidak valid
28 0,198 Tidak valid
29 0,121 Tidak valid
30 0,166 Tidak valid
31 0,553 Valid
32 0,711 Valid

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.895 16
LAMPIRAN ANALISA DATA
Lampiran 18
Hasil pengambilan data statistik
Manajemen waktu
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 TOTAL SKOR KODE KETERANGAN
RS1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 1 2 2 2 34 2 RENDAH
RS2 1 1 2 2 1 2 3 4 3 1 2 3 2 3 4 3 37 2 RENDAH
RS3 2 1 3 3 3 2 3 3 2 2 1 1 1 1 1 2 31 1 TINGGI
RS4 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 20 1 TINGGI
RS5 3 3 3 3 3 1 1 4 1 2 3 1 1 1 3 1 34 2 RENDAH
RS6 2 1 2 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 1 2 33 2 RENDAH
RS7 3 3 3 2 3 3 4 4 4 1 4 4 2 2 2 2 46 2 RENDAH
RS8 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 2 2 2 47 2 RENDAH
RS9 2 2 3 3 2 3 4 0 4 2 3 3 3 3 3 2 42 2 RENDAH
RS10 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 0 3 3 2 40 2 RENDAH
RS11 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 2 4 2 4 4 46 2 RENDAH
RS12 0 0 3 3 2 4 4 3 3 0 4 2 3 2 3 0 36 2 RENDAH
RS13 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 43 2 RENDAH
RS14 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 33 2 RENDAH
RS15 1 0 2 1 0 2 1 4 1 1 2 2 0 1 2 1 21 1 RENDAH
RS16 1 1 1 2 1 1 3 3 1 2 3 3 1 2 2 1 28 1 TINGGI
RS17 2 2 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 40 2 RENDAH
RS18 0 0 1 3 0 0 3 0 0 4 3 3 3 3 3 1 27 1 TINGGI
RS19 2 1 3 2 2 3 4 3 3 0 4 4 4 3 2 4 44 2 RENDAH
RS20 2 2 4 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 50 2 RENDAH
RS21 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 45 2 RENDAH
RS22 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 1 1 2 1 1 1 28 1 TINGGI
RS23 1 0 4 0 0 0 1 4 1 4 1 1 0 3 1 1 22 1 TINGGI
RS24 3 2 3 3 2 2 3 4 1 3 3 3 3 2 2 2 41 2 RENDAH
RS25 2 0 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 39 2 RENDAH
RS26 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 52 2 RENDAH
RS27 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 33 2 RENDAH
RS28 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 0 2 3 2 39 2 RENDAH
RS29 2 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 42 2 RENDAH
RS30 2 2 2 2 1 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 42 2 RENDAH
RS31 2 1 3 4 3 3 4 3 1 3 4 2 3 3 1 3 43 2 RENDAH
RS32 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 2 41 2 RENDAH
RS33 3 2 2 4 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 48 2 RENDAH
RS34 3 1 1 4 3 3 4 3 3 2 3 4 2 2 2 3 43 2 RENDAH
RS35 2 2 2 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 44 2 RENDAH
RS36 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 34 2 RENDAH
RS37 2 2 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 4 2 3 3 49 2 RENDAH
RS38 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 20 1 TINGGI
RS39 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 3 2 3 1 2 37 2 RENDAH
RS40 2 3 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 46 2 RENDAH
RS41 2 3 3 2 1 2 3 3 2 4 3 2 2 3 4 2 41 2 RENDAH
RS42 0 0 2 2 2 2 2 4 1 2 1 2 1 3 4 2 30 1 TINGGI
RS43 2 2 3 3 2 3 3 4 1 3 3 2 1 2 2 1 37 2 RENDAH
RS44 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 1 39 2 RENDAH
RS45 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 1 3 4 2 44 2 RENDAH
RS46 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 29 1 TINGGI
RS47 0 1 3 3 1 1 3 3 1 3 3 3 1 2 2 2 32 2 RENDAH
RS48 2 1 1 0 1 2 3 3 3 0 2 2 0 2 4 1 27 1 TINGGI
RS49 2 2 2 3 0 1 3 3 1 1 2 3 2 3 3 2 33 2 RENDAH
RS50 2 3 2 4 4 4 0 0 1 0 4 4 0 4 4 4 40 2 RENDAH
RS51 2 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 48 2 RENDAH
RS52 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 4 4 3 43 2 RENDAH
RS53 0 2 4 2 2 2 3 4 2 1 3 3 2 2 3 2 37 2 RENDAH
RS54 2 2 3 2 3 2 3 4 2 1 3 2 2 2 3 2 38 2 RENDAH
RS55 1 0 4 3 2 0 2 4 2 2 2 2 0 3 2 2 31 1 TINGGI
RS56 2 2 3 4 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 4 3 47 2 RENDAH
RS57 2 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 37 2 RENDAH
RS58 0 0 0 2 0 0 0 0 0 4 0 0 0 2 2 2 12 1 TINGGI
RS59 2 2 3 3 2 2 4 3 2 3 4 4 2 2 3 1 42 2 RENDAH
RS60 1 1 2 2 2 2 3 4 2 0 2 2 1 2 2 1 29 1 TINGGI
RS61 3 3 3 3 2 1 3 4 1 3 1 3 1 3 3 2 39 2 RENDAH
RS62 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 33 2 RENDAH
RS63 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 2 2 2 39 2 RENDAH
RS64 2 2 3 1 2 1 1 3 3 3 1 1 2 1 3 2 31 1 TINGGI
RS65 0 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 3 1 37 2 RENDAH
RS66 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 54 2 RENDAH
RS67 3 3 2 3 2 2 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 42 2 RENDAH
RS68 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 4 4 2 4 4 4 43 2 RENDAH
RS69 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 45 2 RENDAH
RS70 0 2 3 2 2 2 3 3 1 2 3 3 2 2 3 1 34 2 RENDAH
RS71 1 1 3 3 2 3 1 3 0 3 2 3 1 2 1 1 30 1 TINGGI
RS72 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 33 2 RENDAH
RS73 1 1 1 0 0 1 1 4 1 2 0 1 0 2 2 2 19 1 TINGGI
RS74 2 2 1 3 4 4 0 3 1 3 4 2 1 3 2 2 37 2 RENDAH
RS75 1 0 1 1 0 3 3 4 1 2 3 2 1 2 1 0 25 1 TINGGI
RS76 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 1 2 3 3 46 2 RENDAH
RS77 1 1 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 37 2 RENDAH
RS78 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 2 48 2 RENDAH
RS79 4 4 4 4 4 2 4 0 4 0 4 4 4 4 0 0 46 2 RENDAH
RS80 0 0 2 3 2 2 3 4 2 0 3 2 2 2 2 0 29 1 TINGGI
RS81 1 1 1 2 3 3 3 0 1 3 1 3 2 1 1 1 27 1 TINGGI
RS82 1 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 54 2 RENDAH
RS83 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 53 2 RENDAH
RS84 4 3 3 3 3 3 4 0 3 3 4 3 3 3 3 3 48 2 RENDAH
RS85 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 1 3 3 1 47 2 RENDAH
RS86 4 3 4 3 3 1 3 4 4 4 1 2 3 2 3 3 47 2 RENDAH
RS87 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 52 2 RENDAH
RS88 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 48 2 RENDAH
RS89 4 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2 3 4 2 2 3 45 2 RENDAH
RS90 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 47 2 RENDAH
RS91 4 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 2 2 42 2 RENDAH
RS92 3 3 2 2 2 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 42 2 RENDAH
RS93 3 3 2 3 3 3 2 4 3 1 1 3 3 3 2 2 41 2 RENDAH
RS94 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 1 3 43 2 RENDAH
RS95 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 2 51 2 RENDAH
RS96 4 3 3 3 2 3 3 0 3 3 3 3 2 3 3 2 43 2 RENDAH
RS97 3 4 3 3 3 3 3 4 1 2 2 3 2 3 3 3 45 2 RENDAH
Prokrastinasi Akademik
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 TOTAL SKOR KODE KETERANGAN
RS1 2 2 2 1 2 1 1 3 1 2 1 1 2 2 1 1 25 2 TINGGI
RS2 2 3 3 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 3 29 2 TINGGI
RS3 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 24 2 TINGGI
RS4 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 26 2 TINGGI
RS5 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 25 2 TINGGI
RS6 2 3 2 1 3 2 2 1 3 1 1 2 2 2 1 1 29 2 TINGGI
RS7 2 3 2 2 3 2 0 1 1 0 2 0 3 3 0 3 27 2 TINGGI
RS8 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 27 2 TINGGI
RS9 2 2 3 2 3 3 1 3 2 1 2 2 2 2 1 1 32 2 TINGGI
RS10 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 26 2 TINGGI
RS11 0 3 3 0 3 3 3 3 1 1 3 2 1 1 1 3 31 2 TINGGI
RS12 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 20 2 TINGGI
RS13 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 24 2 TINGGI
RS14 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 25 2 TINGGI
RS15 2 2 3 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 27 2 TINGGI
RS16 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 2 1 1 2 2 1 31 2 TINGGI
RS17 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 26 2 TINGGI
RS18 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2 1 29 2 TINGGI
RS19 2 2 2 1 2 3 1 2 2 1 0 1 3 2 1 2 27 2 TINGGI
RS20 2 2 2 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 24 2 TINGGI
RS21 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 33 2 TINGGI
RS22 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 24 2 TINGGI
RS23 2 2 3 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 28 2 TINGGI
RS24 2 2 2 1 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 29 2 TINGGI
RS25 2 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 27 2 TINGGI
RS26 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 3 2 1 2 26 2 TINGGI
RS27 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 27 2 TINGGI
RS28 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 26 2 TINGGI
RS29 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 28 2 TINGGI
RS30 2 3 3 3 3 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 3 33 2 TINGGI
RS31 1 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 27 2 TINGGI
RS32 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 30 2 TINGGI
RS33 3 3 3 3 3 3 1 3 3 0 2 3 3 3 3 3 42 2 TINGGI
RS34 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 24 2 TINGGI
RS35 2 2 2 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 30 2 TINGGI
RS36 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 29 2 TINGGI
RS37 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 27 2 TINGGI
RS38 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 33 2 TINGGI
RS39 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 28 2 TINGGI
RS40 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 29 2 TINGGI
RS41 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 35 2 TINGGI
RS42 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 28 2 TINGGI
RS43 3 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 0 2 2 29 2 TINGGI
RS44 2 2 3 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 26 2 TINGGI
RS45 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 34 2 TINGGI
RS46 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 27 2 TINGGI
RS47 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 29 2 TINGGI
RS48 2 2 3 1 2 1 1 3 2 1 0 1 1 2 2 2 26 2 TINGGI
RS49 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 1 1 26 2 TINGGI
RS50 3 0 0 3 2 3 2 1 2 1 1 2 1 0 3 0 24 2 TINGGI
RS51 2 2 3 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 27 2 TINGGI
RS52 3 3 3 2 3 2 0 3 2 1 2 2 2 2 2 2 34 2 TINGGI
RS53 2 2 2 1 3 1 1 3 2 1 1 2 2 2 2 3 30 2 TINGGI
RS54 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 1 2 2 2 2 28 2 TINGGI
RS55 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 24 2 TINGGI
RS56 2 3 3 2 3 2 2 1 2 1 2 2 3 3 2 2 35 2 TINGGI
RS57 3 2 3 1 2 2 2 2 0 0 1 2 2 2 2 3 29 2 TINGGI
RS58 0 1 2 2 2 1 1 2 1 2 0 0 2 1 2 3 22 1 RENDAH
RS59 3 2 3 2 3 3 2 3 1 2 3 2 2 2 3 3 39 2 TINGGI
RS60 1 2 3 0 1 0 0 3 2 1 0 0 3 3 1 2 22 1 RENDAH
RS61 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 29 2 TINGGI
RS62 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 25 2 TINGGI
RS63 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 29 2 TINGGI
RS64 2 2 2 1 2 1 1 2 2 0 2 1 2 2 2 1 25 2 TINGGI
RS65 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 30 2 TINGGI
RS66 2 3 3 2 2 2 1 3 3 1 1 3 2 2 2 2 34 2 TINGGI
RS67 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 28 2 TINGGI
RS68 2 1 0 2 1 0 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 19 1 RENDAH
RS69 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 30 2 TINGGI
RS70 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 31 2 TINGGI
RS71 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 21 1 RENDAH
RS72 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 24 2 TINGGI
RS73 3 2 3 1 0 0 0 2 1 1 2 2 2 2 1 1 23 1 RENDAH
RS74 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 24 2 TINGGI
RS75 1 2 3 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 26 2 TINGGI
RS76 3 3 3 3 3 1 2 3 3 0 3 3 3 3 2 1 39 2 TINGGI
RS77 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 25 2 TINGGI
RS78 2 1 3 1 3 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 1 28 2 TINGGI
RS79 1 1 2 0 3 0 0 0 1 0 2 1 3 3 0 0 17 1 RENDAH
RS80 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 22 1 RENDAH
RS81 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 24 2 TINGGI
RS82 1 3 3 0 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 40 2 TINGGI
RS83 3 3 3 3 2 1 0 3 2 1 0 0 3 3 0 3 30 2 TINGGI
RS84 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 38 2 TINGGI
RS85 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 1 3 39 2 TINGGI
RS86 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 38 2 TINGGI
RS87 3 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 35 2 TINGGI
RS88 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 34 2 TINGGI
RS89 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 1 3 34 2 TINGGI
RS90 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 27 2 TINGGI
RS91 3 1 2 1 1 1 3 2 3 2 2 1 2 2 2 3 31 2 TINGGI
RS92 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 3 1 3 29 2 TINGGI
RS93 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 1 2 3 34 2 TINGGI
RS94 2 1 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 36 2 TINGGI
RS95 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3 0 2 2 3 30 2 TINGGI
RS96 2 2 2 0 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2 3 2 34 2 TINGGI
RS97 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 34 2 TINGGI
HASIL MANAJEMEN WAKTU DAN PROKRASTINASI AKADEMIK
NO KODE MANAJEMEN WAKTU KODE PROKRASTINASI AKADEMIK
R1 2 RENDAH 2 TINGGI
R2 2 RENDAH 2 TINGGI
R3 1 TINGGI 2 TINGGI
R4 1 TINGGI 2 TINGGI
R5 2 RENDAH 2 TINGGI
R6 2 RENDAH 2 TINGGI
R7 2 RENDAH 2 TINGGI
R8 2 RENDAH 2 TINGGI
R9 2 RENDAH 2 TINGGI
R10 2 RENDAH 2 TINGGI
R11 2 RENDAH 2 TINGGI
R12 2 RENDAH 2 TINGGI
R13 2 RENDAH 2 TINGGI
R14 2 RENDAH 2 TINGGI
R15 1 TINGGI 2 TINGGI
R16 1 TINGGI 2 TINGGI
R17 2 RENDAH 2 TINGGI
R18 1 TINGGI 2 TINGGI
R19 2 RENDAH 2 TINGGI
R20 2 RENDAH 2 TINGGI
R21 2 RENDAH 2 TINGGI
R22 1 TINGGI 2 TINGGI
R23 1 TINGGI 2 TINGGI
R24 2 RENDAH 2 TINGGI
R25 2 RENDAH 2 TINGGI
R26 2 RENDAH 2 TINGGI
R27 2 RENDAH 2 TINGGI
R28 2 RENDAH 2 TINGGI
R29 2 RENDAH 2 TINGGI
R30 2 RENDAH 2 TINGGI
R31 2 RENDAH 2 TINGGI
R32 2 RENDAH 2 TINGGI
R33 2 RENDAH 2 TINGGI
R34 2 RENDAH 2 TINGGI
R35 2 RENDAH 2 TINGGI
R36 2 RENDAH 2 TINGGI
R37 2 RENDAH 2 TINGGI
R38 1 TINGGI 2 TINGGI
R39 2 RENDAH 2 TINGGI
R40 2 RENDAH 2 TINGGI
R41 2 RENDAH 2 TINGGI
R42 1 TINGGI 2 TINGGI
R43 2 RENDAH 2 TINGGI
R44 2 RENDAH 2 TINGGI
R45 2 RENDAH 2 TINGGI
R46 1 TINGGI 2 TINGGI
R47 2 RENDAH 2 TINGGI
R48 1 TINGGI 2 TINGGI
R49 2 RENDAH 2 TINGGI
R50 2 RENDAH 2 TINGGI
R51 2 RENDAH 2 TINGGI
R52 2 RENDAH 2 TINGGI
R53 2 RENDAH 2 TINGGI
R54 2 RENDAH 2 TINGGI
R55 1 TINGGI 2 TINGGI
R56 2 RENDAH 2 TINGGI
R57 2 RENDAH 2 TINGGI
R58 1 TINGGI 1 RENDAH
R59 2 RENDAH 2 TINGGI
R60 1 TINGGI 1 RENDAH
R61 2 RENDAH 2 TINGGI
R62 2 RENDAH 2 TINGGI
R63 2 RENDAH 2 TINGGI
R64 1 TINGGI 2 TINGGI
R65 2 RENDAH 2 TINGGI
R66 2 RENDAH 2 TINGGI
R67 2 RENDAH 2 TINGGI
R68 2 RENDAH 1 RENDAH
R69 2 RENDAH 2 TINGGI
R70 2 RENDAH 2 TINGGI
R71 1 TINGGI 1 RENDAH
R72 2 RENDAH 2 TINGGI
R73 1 TINGGI 1 RENDAH
R74 2 RENDAH 2 TINGGI
R75 1 TINGGI 2 TINGGI
R76 2 RENDAH 2 TINGGI
R77 2 RENDAH 2 TINGGI
R78 2 RENDAH 2 TINGGI
R79 2 RENDAH 1 RENDAH
R80 1 TINGGI 1 RENDAH
R81 1 TINGGI 2 TINGGI
R82 2 RENDAH 2 TINGGI
R83 2 RENDAH 2 TINGGI
R84 2 RENDAH 2 TINGGI
R85 2 RENDAH 2 TINGGI
R86 2 RENDAH 2 TINGGI
R87 2 RENDAH 2 TINGGI
R88 2 RENDAH 2 TINGGI
R89 2 RENDAH 2 TINGGI
R90 2 RENDAH 2 TINGGI
R91 2 RENDAH 2 TINGGI
R92 2 RENDAH 2 TINGGI
R93 2 RENDAH 2 TINGGI
R94 2 RENDAH 2 TINGGI
R95 2 RENDAH 2 TINGGI
R96 2 RENDAH 2 TINGGI
R97 2 RENDAH 2 TINGGI
Lampiran 19
Analisa Univariat Manajemen Waktu

Statistics
Manajemen_waktu
N Valid 97
Missing 0
Mean 1.79
Std. Error of Mean .041
Median 2.00
Mode 2
Std. Deviation .407
Variance .165
Skewness -1.475
Std. Error of Skewness .245
Kurtosis .180
Std. Error of Kurtosis .485
Range 1
Minimum 1
Maximum 2
Sum 174
Percentiles 100 2.00

Manajemen_waktu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 20 20.6 20.6 20.6
Rendah 77 79.4 79.4 100.0
Total 97 100.0 100.0
Analisis Univariat Prokrastinasi Akademik

Statistics
Prokrastinasi_Akademik
N Valid 97
Missing 0
Mean 1.93
Std. Error of Mean .026
Median 2.00
Mode 2
Std. Deviation .260
Variance .068
Skewness -3.359
Std. Error of Skewness .245
Kurtosis 9.478
Std. Error of Kurtosis .485
Range 1
Minimum 1
Maximum 2
Sum 187
Percentiles 100 2.00

Prokrastinasi_Akademik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 7 7.2 7.2 7.2
Tinggi 90 92.8 92.8 100.0
Total 97 100.0 100.0
Analisi Bivariat Manajemen waktu dan Prokrastinasi akademik

Correlations
Manajemen_wa Prokrastinasi_ak
ktu ademik
Spearman's rho Manajemen_waktu Correlation Coefficient 1.000 .478**
Sig. (2-tailed) . .000
N 97 97
Prokrastinasi_akademik Correlation Coefficient .478** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 97 97
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Manajemen_waktu * 97 100.0% 0 0.0% 97 100.0%
Prokrastinasi_Akademik
Manajemen_waktu * Prokrastinasi_Akademik Crosstabulation
Prokrastinasi_Akademik
Rendah Tinggi Total
Manajemen_waktu Tinggi Count 5 15 20
Expected Count 1.4 18.6 20.0
% within Manajemen_waktu 25.0% 75.0% 100.0%
% within 71.4% 16.7% 20.6%
Prokrastinasi_Akademik
% of Total 5.2% 15.5% 20.6%
Rendah Count 2 75 77
Expected Count 5.6 71.4 77.0
% within Manajemen_waktu 2.6% 97.4% 100.0%
% within 28.6% 83.3% 79.4%
Prokrastinasi_Akademik
% of Total 2.1% 77.3% 79.4%
Total Count 7 90 97
Expected Count 7.0 90.0 97.0
% within Manajemen_waktu 7.2% 92.8% 100.0%
% within 100.0% 100.0% 100.0%
Prokrastinasi_Akademik
% of Total 7.2% 92.8% 100.0%
Lampiran 20
TIMELINE KEGIATAN PENELITIAN

“Hubungan Manajemen Waktu dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Tingkat I Universitas Bhakti Kencana Bandung
Tahun 2022”
Tahun 2022
No Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Menentukan masalah penelitian
2 Pengajuan judul penelitian
3 Studi Pendahuluan
4 Penyusunan & Bimbingan Proposal
5 Seminar Proposal Penelitian
6 Revisi Proposal Penelitian
7 Uji Validitas Instrument
8 Pelaksanaan Penelitian
9 Bimbingan Penyusunan Bab V &
VI
10 Sidang Akhir
Lampiran 21

MATRIKS EVALUSI UJIAN SIDANG AKHIR


Lampiran 22
UJI PLAGIARISME/TURNITIN
Lampiran 23
CURICULUM VITAE
(RIWAYAT HIDUP)

Nama : Aradea Amanda


NPM : AK118020
Tempat/ Tanggal Lahir : Sukabumi, 29 Desember 2000
Alamat Lengkap : Kp. Cikelat RT 04/02, Desa Cikelat,
Kec.
Cisolok, Kab. Sukabumi, Provisi Jawa
Barat

Pendidikan :
1. SDN Bangbayang : Tahun 2006 – 2012

2. SMP PGRI 01 Cisolok : Tahun 2012 – 2015

3. SMAN 1 Cisolok : Tahun 2015 – 2018

4. Universitas Bhakti
KencanaBandung
(Jurusan S1
Keperawatan) : Tahun 2018 – Sekarang

Anda mungkin juga menyukai