Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH TASAWUF AMALI

Tasawuf merupakan salah satu aspek esoteris Islam, sebagai perwujudan dari ihksan yang
berarti kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung seorang hamba dengan Tuhannya.
tasawuf sebenarnya telah ada sejak masa kehidupan Rasulullah Saw, namun tasawuf sebagai
ilmu keislaman adalah hasil kebudayaan Islam yang lahir belakangan, sebagaimana ilmu-
ilmu keislaman lainnya seperti fiqih dan ilmu tauhid. Adapun tasawuf ‘amali sendiri,
dipahami sebagai ajaran tasawuf yang lebih menekankan kepada perilaku yang baik, dalam
kaitannya dengan amalan ibadah kepada Allah. Di dalamnya ditekankan tentang bagaimana
melakukan hubungan dengan Allah melalui dhikir atau wirid yang terstruktur dengan harapan
memperoleh ridla Allah Swt. Tasawuf ‘amali merupakan tasawuf yang mengedepankan
mujahadah, dengan menghapus sifatsifat yang tercela, melintasi semua hambatan itu, dan
menghadap total dengan segenap esensi diri hanya kepada Allah Swt. Sejarah dan
perkembangan tasawuf ‘amali> mengalami beberapa fase, yaitu yang dimulai sejak abad
kesatu dan kedua Hijriyah, di mana tasawuf masih bersifat praktis (belum ada konsep-konsep
tasawuf secara terpadu); abad ketiga Hijriyah; abad keempat Hijriyah; abad kelima Hijriyah;
abad keenam Hijriyah, di mana para sufi mengembangkan tasawuf dalam bentuk institusi
tarekat, yang kemudian berkembang pesat sampai sekarang.

Pengertian Tasawuf ‘Amali
Tasawuf ‘amali disebut juga dengan tasawuf tathbīqi (terapan) yaitu
tasawuf yang membahas bagaimana cara mendekatkan diri kepada
Allah Swt melalui zikir dan wirid dengan harapan memperoleh ridha
Ilahi.

Nama-Nama Lain Tasawuf ‘Amali


1. Tasawuf Al-Quran atau Qurani, yaitu menjalankan amaliah
tasawuf yang ajaran yang bertumpu pada kegiatan, usaha dan
membersihkan jiwa (tazkiyah al-nafs), dekat kepada
Allah (taqarrub ilallah), dengan bersumber pada ajaran al-
Quran.
2. Tasawuf Sunni, yaitu mengamalkan tasawuf dengan mengikuti
sunnah Nabi; perkataan, perbuatan, ketetapan atau persetujuan
Nabi Muhammad Saw tentang perilaku sahabat yang senantiasa
dijadikan acuan.
3. Tasawuf Akhlaki, yaitu mengamalkan tasawuf dengan fokus
utama membina akhlak mulia dengan cara membersihkan diri
dari dosa kecil dan dosa besar, dari penyakit hati dan sifat-sifat
tercela untuk diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Tasawuf Salafi, yaitu mengamalkan tasawuf dengan
berpedoman kepada pemikiran, pandangan dan metodologi
bertasawuf sebagaimana yangdiamalkan generasi kaum salaf
yang saleh

Ruang Lingkup Tasawuf ‘Amali


1. Syariat, yaitu aturan kehidupan yang meliputi segala aspek
kehidupan berupa penyembahan atau ibadah (shalat, puasa,
zakat dan haji), ekonomi, politik dan moral kemasyarakatan.
2. Tarekat yaitu jalan yang harus ditempuh oleh seorang sufi
dalam tujuan berada sedekat mungkin dengan Allah Swt.
3. Hakikat, yaitu ilmu yang digunakan untuk mencari suatu
kebenaran sejati mengenai Tuhan.
4. Makrifat, yaitu pengetahuan mengenai Tuhan melalui hati (qalb).
Pengetahuan yang dipelajari objeknya bukan pada hal-hal yang
bersifat zahir, tetapi lebih mendalam terhadap batinnya dengan
mengetahui rahasianya. Pengetahuan itu demikian lengkap dan
jelas, sehingga jiwanya merasa bersatu dengan Tuhan.

Tokoh-Tokoh Tasawuf ‘Amali
1. Syaikh Abdu al-Qadir al-Jailani
2. Junaid al-Baghdadi
3. Rabi’ah al-Adawiyah

Ajaran Tasawuf ‘Amali
Ajaran-ajaran Tasawuf ‘Amali melingkupi hal-hal dibawah ini

1. Mahabbah, berarti mencintai secara mendalam. Mahabbah ini


merupakan sebuah jenjang (maqam) atau tingkatan yang dilalui
oleh seorang salik (penempuh jalan) yang harus dilalui untuk
mencapai ridha Ilahi dalam beribadah.
2. Zuhud, yaitu mengosongkan diri dari kesenangan dunia untuk
hal ibadah. Zuhud merupakan suatu maqam menuju makrifat
kepada Allah Swt. Orang yang mengamalkan ajaran ini lebih
mencintai urusan akhirat daripada urusan dunia.
3. Mujahadah, yaitu melawan kehendak hawa nafsu dan
membelenggunya dengan taqwa dan takut kepada Allah Swt
dengan jalan muraqabah (beribadah kepada Allah seakan-akan
melihat-Nya, jika tidak mampu maka yakinilah bahwa Allah Swt
Maha Melihat).
4. Tawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt.
5. Syukur, yaitu pengakuan akan nikmat Allah Swt dengan cara
tunduk kepada-Nya. Seseorang bisa dikatakan bersyukur atas
nikmat Allah Swt ketika orang tersebut mendapatkan
kenikmatan banyak ataupun sedikit namun tetap selalu
berterimakasih dan selalu menerima apa yang Allah berikan.
6. Ridha, yaitu menerima musibah yang diberikan oleh Allah Swt
dengan senang hati. Menerima dengan senang hati dan rela
dari segala sesuatu yang diberikan oleh Allah Swt atau yang
sudah ditakdirkan-Nya.
7. Shidiq atau jujur ini adalah kesesuaian antara isi hati dengan
apa yang diucapkan. Sifat jujur ini adalah sifat yang sulit untuk
dilakukan, karena tidak semua manusi bisa berbuat jujur, pasti
setiap manusia memilihi sifat kebohongan.

Metode Tasawuf ‘Amali
Dalam pelaksanaan tasawuf ‘amali ada beberapa metode yang
dilakukan oleh seorang sufi, yaitu:

1. Riyaḍah yaitu latihan kejiwaan melalui upaya membiasakan diri


agar tidak melakukan hal-hak yang mengotori
jiwanya. Riyaḍah perlu dilakukan karena makrifatnya dapat
diperoleh melalui upaya melakukan perbuatan baik yang terus
menerus.
2. Tafakur, yaitu proses pembelajaran dari dalam diri manusia
melalui aktivitas berfikir yang menggunakan perangkat batiniah
(jiwa).
3. Taẓkiyatu al-Nafs yaitu proses penyucian jiwa manusia yang
melalui 3 (tiga) tahapan yaitul takhalli, taḥalli dan tajalli.
4. Dẓikrullah, yaitu berulang-ulang menyebut atau mengingat nama
Allah.
5.

Anda mungkin juga menyukai