Anda di halaman 1dari 13

FORM 1

TUGAS INDIVIDU

MEMBUAT RINGKASAN MATERI/RESUME

AGENDA I

ANALISIS ISU KONTEMPORER

Fasilitator : Dr. Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd

Nama Peserta : Mutiara Annisa, A.Md.A.K.P

No. Absensi : 13

Instansi : Mahkamah Agung RI / Pengadilan Agama Boroko

Jabatan : Pengelola Perkara

NIP : 19970505 202203 2 012

Angkatan : II
A. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS
Perubahan global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan
membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara. Hal yang menjadi
pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi
dari satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang
di penjuru dunia lainnya.
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Hal ini ditandai dengan masuknya kepentingan global (negara-negara lain) ke dalam
negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain sebagainya. Perubahan
cara pandang individu tentang tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola kehidupan dan budaya yang
selama ini dipertahankan/diwariskan secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat
juga mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari kehidupan sosial
(masyarakat). Tingkat persaingan yang keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup
di dalam anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di lingkungan keluarga
maka secara tidak langsung membentuk sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan
sekitar.
Daya Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak
positif maupun negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan memberikan pengaruh dalam
kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah
perlu dipahami sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan negara, keadilan
dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh pelosok Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan
membentuk wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut bermuara pada tantangan
penciptaan dan pembangunan daya saing nasional demi kelangsungan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin
terbuka, terhubung, serta tak berbatas.
Modal manusia adalah komponen yang sangat penting di dalam organisasi. Manusia dengan
segala kemampuannya bila dikerahkan keseluruhannya akan menghasilkan kinerja yang luar
biasa. Ada enam komponen dari modal manusia, yaitu:
1. Modal Intelektual
2. Modal Emosional
3. Modal Sosial
4. Modal Ketabahan (adversity)
5. Modal etika/moral
6. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani

B. ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER


1. Korupsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “korupsi” diartikan sebagai penyelewengan
atau penyalahgunaan uang Negara (perusahaan) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Pada dasarnya, sebab manusa terdorong untuk melakukan korupsi antara lain adalah faktor
individu, dan faktor lingkungan.
Berikut ini adalah jenis tindak pidana korupsi dan setiap bentuk tindakan korupsi
diancam dengan sanksi sebagaimana diatur di dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu bentuk
tindakan:
1) Melawan hukum, memperkaya diri orang/badan lain yang merugikan
keuangan/perekonomian negara (Pasal 2)
2) Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan / kedudukan yang dapat merugikan
keuangan / kedudukan yang dapat merugikan keuangan / perekonomian Negara (
Pasal 3 )
3) Penyuapan (Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 11)
4) Penggelapan dalam jabatan (Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10)
5) Pemerasan dalam jabatan (Pasal 12)
6) Berkaitan dengan pemborongan (Pasal 7 )
7) Gratifikasi (Pasal 12B dan Pasal 12C)
2. Narkoba
Narkoba adalah merupakan akronim Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif
lainnya, sedangkan Napza adalah akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya. Kedua istilah tersebut juga biasa disebut narkotika, dimana dengan penyebutan atau
penggunaan istilah ”narkotika” sudah dianggap mewakili penggunaan istilah narkoba atau
napza.
3. Paham Radikalisme/Terorisme
Terorisme merupakan kejahatan luar biasa yang menjadi musuh dunia karena nyawa
manusia menjadi korban, menganggu stabilitas keamanan, menghancurkan tatanan
ekonomi dan pembangunan, sehingga terorisme berdampak negatif terhadap masyarakat.
Sejauh ini para teroris berasal dari individu-individu yang masuk ke dalam suatu organisasi
tertentu yang tujuan awalnya berusaha melakukan perubahan sosial. Individu yang
bergabung dalam organisasi teroris adalah individu yang merasa dirinya termarginalisasi
karena hidup dalam kondisi yang sulit, tidak stabil secara ekonomi, hak-haknya
terpinggirkan, dan suaranya tidak didengarkan oleh pemerintah sehingga merasa menjadi
kaum minoritas.
Adapun istilah radikalisme diartikan sebagai tantangan politik yang bersifat mendasar
atau ekstrem terhadap tatanan yang sudah mapan (Adam Kuper, 2000). Kata radikalisme ini
juga memiliki aneka pengertian. Hanya saja, benang merah dari segenap pengertian
tersebut terkait erat dengan pertentangan secara tajam antara nilai-nilai yang diperjuangkan
oleh kelompok tertentu dengan tatanan nilai yang berlaku atau dipandang mapan pada saat
itu. Sepintas pengertian ini berkonotasi kekerasan fisik, padahal radikalisme merupakan
pertentangan yang sifatnya ideologis.
4. Money Laundry
Definisi pencucian uang adalah suatu perbuatan kejahatan yang melibatkan upaya
untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang atau harta kekayaan dari hasil
tindak pidana/kejahatan sehingga harta kekayaan tersebut seolah-olah berasal dari aktivitas
yang sah.
5. Proxy War
Perang prosksi atau proxy war adalah sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar
dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung
dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.
Proxy war diartikan sebagai peristiwa saling adu kekuatan di antara dua pihak yang
bermusuhan, dengan menggunakan pihak ketiga. Pihak ketiga ini sering disebut dengan
boneka, pihak ketiga ini dijelaskan sebagai pihak yang tidak dikenal oleh siapa pun, kecuali
pihak yang mengendalikannya dari jarak tertentu. Biasanya, pihak ketiga yang bertindak
sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bisa non state actors
yang dapat berupa LSM, ormas, kelompok masyarakat, atau perorangan. Melalui perang
proxy ini, tidak dapat dikenali dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh
mengendalikan nonstate actors dari jauh.
6. Kejahatan Komunikasi Masal
Ciri-ciri pokok komunikasi massa seperti yang dijelaskan oleh Noelle-Neumann
(1973), adalah sebagai berikut:
1) Tidak langsung (harus melalui media teknis)
2) Satu arah (tidak ada interaksi antar komunikan)
3) Terbuka (ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim)
4) Publik tersebar secara geografis

Cyber crime

Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentukkejahatan yang terjadi dan
beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan internet.
Pelakunya pada umumnya harus menguasai teknik komputer, algoritma, pemrograman dan
sebagainya, sehingga mereka mampu menganalisa sebuah sistem dan mencari celah agar
bisa masuk, merusak atau mencuri data atau aktivitas kejahatan lainnya.

Hate speech

Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik merupakan
salah satu bentuk kejahatan dalam komunikasi massa.

Hoax

Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau bohong
atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu domba
kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak benar. Pelaku
hoax dapat dikategorikan dua jenis, yaitu pelaku aktif dan pasif. Pelaku aktif melakukan atau
menyebarkan berita palsu secara aktif membuat berita palsu dan sengaja menyebarkan
informasi yang salah mengenai suatu hal kepada publik. Sedangkan pelaku pasif adalah
individu atau kelompok yang secara tidak sengaja menyebarkan berita palsu tanpa
memahami isi atau terlibat dalam pembuatannya.

C. TEKNIK ANALISIS ISU


1. Memahami Isu Kritikal
Proses issue scan untuk memahami isu-isu kritikal dengan memetakan dan
menganalisa semua pihak yang terlibat secara komprehensif. Wantannas (2018),
menyebutkan bahwa salah satu pendekatan komprehensif yang dapat digunakan adalah
model Pentahelix. Manfaat dari penggunaan model Pentahelix ini adalah akan terbangunnya
sebuah sinergi antara kerangka berpikir untuk merumuskan isu dan kerangka bertindak
berbagai pihak secara kolaboratif untuk menyelesaikan isu. Model ini mengelompokan
berbagai pihak dalam beberapa elemen, yaitu Government (G), Academics (A), Business
(B), Community (C), dan Media (M) atau disingkat GABCM yang dalam Bahasa Indonesia
dapat diterjemahkan sebagai Pemerintah, Dunia Pendidikan, Dunia Usaha, Komponen
Masyarakat atau komunintas, dan Media.
Elemen Pemerintah (G) terdiri dari K/L dan Pemda. Elemen Dunia Pendidikan (A)
berasal dari kalangan akademik seperti sekolah, perguruan tinggi, dan Lembaga penelitian.
Elemen Dunia Usaha (B) terdiri dari aneka bentuk badan usaha. Elemen Komponen
Masyarakat (C) mewakili wadah kemasyarakatan seperti Organisasi Massa (Ormas) dan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta tokoh-tokoh masyarakat sendiri baik formal
maupun informal dari kalangan agama hingga pemuda. Elemen media (M) dewasa ini tidak
hanya diwakili oleh media cetak dan elektronik.
2. Teknik Tapisan Isu
Dalam proses penetapan isu yang berkualitas atau dengan kata lain isu yang bersifat
aktual, sebaiknya Anda menggunakan kemampuan berpikir kiritis yang ditandai dengan
penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Alat bantu penetapan kriteria isu yang
berkualitas banyak jenisnya, misalnya menggunakan Teknik tapisan dengan menetapkan
rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan.

3. Teknik Analisis Isu


a. Mind Mapping
Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra
visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (DePorter, 2009: 153). Mind
mapping merupakan cara mencatat yang mengakomodir cara kerja otak secara natural.
b. Fishbone Diagram
Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone diagram juga berupaya memahami
persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait. Namun demikian
fishbone diagram atau diagram tulang ikan ini lebih menekankan pada hubungan sebab
akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai Cause-and-Effect Diagram atau
Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian
kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools).
Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab
masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas
(Tague, 2005, p. 247).
c. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu metoda analisis yang digunakan untuk menentukan dan
mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan yang telah disusun, sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis ini merupakan suatu pendekatan memahami
isu kritikal dengan cara menggali aspek-aspek kondisi yang terdapat di suatu wilayah
yang direncanakan maupun untuk menguraikan berbagai potensi dan tantangan yang
akan dihadapi dalam pengembangan wilayah tersebut.
Analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan suatu strategi. Sebagai sebuah konsep dalam manajemen strategik,
teknik ini menekankan mengenai perlunya penilaian lingkungan eksternal dan internal,
serta kecenderungan perkembangan/perubahan di masa depan sebelum menetapkan
sebuah strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

4. Analisis Kesenjangan atau Gap Analysis


Gap Analysis adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial atau yang
diharapkan. Metode ini merupakan alat evaluasi bisnis yang menitikberatkan pada
kesenjangan kinerja perusahaan saat ini dengan kinerja yang sudah ditargetkan
sebelumnya, misalnya yang sudah tercantum pada rencana bisnis atau rencana tahunan
pada masing-masing fungsi perusahaan. Analisis kesenjangan juga mengidentifikasi
tindakan-tindakan apa saja yang diperlukan untuk mengurangi kesenjangan atau mencapai
kinerja yang diharapkan pada masa datang. Selain itu, analisis ini memperkirakan waktu,
biaya, dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan perusahaan yang
diharapkan.
D. KESIMPULAN
Cara kita menyikapi terhadap perubahan adalah hal yang menjadi faktor pembeda yang akan
menentukan seberapa dekat kita dengan perubahan tersebut, baik pada perubahan lingkungan
individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture),
Nasional (Society), dan Dunia (Global).
Strategi bersikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan serta terintegrasi/komprehensif. Oleh karena itu dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga dapat
merumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang matang.
FORM 2

TUGAS INDIVIDU

AGENDA I

ANALISIS ISU KONTEMPORER

“MEMBUAT ANALISIS ISU INSTANSI”

Fasilitator : Dr. Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd

Nama Peserta : Mutiara Annisa, A.Md.A.K.P

No. Absensi : 13

Instansi : Mahkamah Agung RI / Pengadilan Agama Boroko

Jabatan : Pengelola Perkara

NIP : 19970505 202203 2 012

Angkatan : II

1.1. Identifikasi Isu


Identifikasi isu dilakukan berdasarkan pengamatan di Kantor Pengadilan Agama Boroko
terutama di bagian fasilitas kantor. Adapun isu-isu yang berkembang diantaranya adalah :

Tabel 1.1 Isu-isu di Pengadilan Agama Boroko


No Isu Kontemporer
1 Belum ada nya nomor antrian khusus/prioritas untuk kelompok prioritas (lansia,
disabilitas, perempuan, dan ibu hamil) di Pengadilan Agama Boroko.
2 Belum ada nya tempat duduk khusus/prioritas untuk kelompok prioritas (lansia,
disabilitas, perempuan, dan ibu hamil) di ruang tunggu Pengadilan Agama Boroko.
3 Belum ada nya area parkir khusus/prioritas untuk kelompok prioritas (lansia,
disabilitas, perempuan, dan ibu hamil) di ruang tunggu Pengadilan Agama Boroko.

1.2. Analisis Isu (Enviromental Scanning)


1. Belum ada nya nomor antrian khusus/prioritas untuk kelompok disabilitas,
perempuan, dan ibu hamil di Pengadilan Agama Boroko.
Fungsi utama nomor antrian yaitu untuk manajemen antrian pada layanan
masyarakat agar mempermudah masyarakat sebagai pencari keadilan merasa nyaman dan
mudah dalam memperoleh haknya untuk dilayani, serta memberikan kemudahan pada
petugas pelayanan dalam melayani para pencari keadilan sehingga tercapainya service
excellent.
a) Kondisi saat ini
Tidak ada nya nomor antrian khusus/prioritas untuk kelompok disabilitas, perempuan,
dan ibu hamil di Pengadilan Agama Boroko mengakibatkan masyarakat yang termasuk
dalam kelompok khusus/prioritas ini tidak mendapatkan pelayanan prioritas atau
mereka tetap mendapatkan nomor antrian sama dengan kelompok masyarakat yang
lain.
b) Kondisi yang diharapkan
Pengadaan nomor antrian khusus/prioritas untuk kelompok disabilitas, perempuan,
dan ibu hamil di Pengadilan Agama Boroko akan sangat memberikan kemudahan bagi
masyarakat sebagai pencari keadilan yang datang untuk mengurus berbagai
keperluannya di Pengadilan Agama Boroko sehingga masyarakat merasa puas dengan
pelayanan yang didapatkan.
2. Belum ada nya tempat duduk khusus/prioritas untuk kelompok prioritas (lansia,
disabilitas, perempuan, dan ibu hamil) di ruang tunggu Pengadilan Agama Boroko
a) Kondisi saat ini
Saat ini ruang tunggu para pihak di Pengadilan Agama Boroko belum menyediakan
kursi/tempat duduk khusus yang diperuntukkan bagi kelompok prioritas sehingga
menyebabkan apabila sedang banyak pihak seringkali pihak yang termasuk dalam
kelompok prioritas ini tidak mendapatkan tempat duduk untuk menunggu.
b) Kondisi yang diharapkan
Pemberian tanda/label khusus di kursi/tempat duduk pada ruang tunggi para pihak di
Pengadilan Agama Boroko akan lebih menunjukkan sisi manusiawi dimana kita sebagai
pelayan masyarakat mendahulukan kenyamanan bagi para kelompok prioritas ini
dengan menyediakan kursi/tempat duduk berlabel khusus yang hanya boleh ditempati
oleh masyarakat/pihak yang termasuk dalam kelompok prioritas.
3. Belum ada nya area parkir khusus/prioritas untuk kelompok prioritas (lansia,
disabilitas, perempuan, dan ibu hamil) di ruang tunggu Pengadilan Agama Boroko.
a) Kondisi saat ini
Area parkir kendaraan khusus pihak di Pengadilan Agama Boroko belum tersedia
area parkir khusus untuk parkir kendaraan khusus pihak yang termasuk di kelompok
prioritas yang dapat memudahkan akses bagi kelompok prioritas tersebut.
b) Kondisi yang diharapkan
Area parkir kendaraan khusus kelompok prioritas dengan ketentuan-ketentuan tertentu
akan sangat memudahkan masyarakat yang termasuk dalam kelompok prioritas untuk
memarkir kendaraan nya.

Mengidentifikasi Isu Menggunakan Kategori 6M

No Isu/Masalah Akar Masalah Solusi Dampak


1 Belum ada nya Manpower : Membuat nomor Masyarakat/pihak
nomor antrian Kurangnya antrian khusus bagi yang termasuk
khusus/prioritas kesadaran pegawai para pihak yang dalam kelompok
untuk kelompok pada kelompok termasuk dalam prioritas akan
prioritas (lansia, prioritas yang kelompok prioritas merasa puas
disabilitas, mengantri di dengan pelayanan
perempuan, dan ibu Pengadilan Agama yang diberikan
hamil) di Pengadilan Boroko karena
Agama Boroko. Material : memudahkan
Belum adanya nomor mereka sebagai
antrian khusus pencari keadilan
kelompok prioritas
Method :
Belum adanya nomor
antrian khusus
kelompok prioritas
Mothernature :
Kurangnya
kesadaran pegawai
tentang kelompok
prioritas
Measurement :
Tidak terdapat
pelayanan khusus
bagi kelompok
prioritas
2 Belum ada nya Manpower : Membuat label Masyarakat yang
tempat duduk Kurangnya khusus kelompok termasuk dalam
khusus/prioritas kesadaran pegawai prioritas dan kelompok prioritas
untuk kelompok pada kelompok menempelkan nya di akan merasa
prioritas (lansia, prioritas yang beberapa kursi di nyaman disaat
disabilitas, mengantri di area ruang tunggu banyak pihak di area
perempuan, dan ibu Pengadilan Agama pihak ruang tunggu,
hamil) di ruang Boroko mereka tetap
tunggu Pengadilan Material : mendapatkan
Agama Boroko. Belum adanya kenyamanan di area
tempat duduk khusus ruang tunggu
bagi kelompok
prioritas di ruang
tunggu
Method :
Belum adanya
tempat duduk khusus
bagi kelompok
prioritas di ruang
tunggu
Mothernature :
Kurangnya
kesadaran pegawai
tentang kelompok
prioritas
Measurement :
Tidak tersedia kursi
khusus agar pihak
yang termasuk di
kelompok prioritas
3 Belum ada nya area Manpower : Menempelkan label Pihak yang
parkir Kurangnya khusus untuk parkir termasuk dalam
khusus/prioritas kesadaran pegawai kendaraan bagi kelompok prioritas
untuk kelompok pada kelompok kelompok prioritas akan merasa mudah
prioritas (lansia, prioritas yang ketika memarkir
disabilitas, mengantri di kendaraan mereka
perempuan, dan ibu Pengadilan Agama
hamil) di ruang Boroko
Material :
tunggu Pengadilan Belum adanya area
Agama Boroko. parkir khusus
kelompok prioritas
Method :
Belum adanya area
parkir khusus
kelompok prioritas
Mothernature :
Kurangnya
kesadaran pegawai
tentang kelompok
prioritas
Measurement :
Tidak terdapat area
parkir kendaraan
khusus bagi
kelompok prioritas

Teknik APKL (Menilai Kualitas Isu)

No Isu A P K L Jumlah Rank


1 Belum ada nya nomor antrian
khusus/prioritas untuk kelompok prioritas
4 3 5 4 16 2
(lansia, disabilitas, perempuan, dan ibu
hamil) di Pengadilan Agama Boroko.
2 Belum ada nya tempat duduk
khusus/prioritas untuk kelompok prioritas
(lansia, disabilitas, perempuan, dan ibu 5 4 4 3 17 1
hamil) di ruang tunggu Pengadilan Agama
Boroko.
3 Belum ada nya area parkir khusus/prioritas
untuk kelompok prioritas (lansia, disabilitas,
5 4 3 3 15 3
perempuan, dan ibu hamil) di ruang tunggu
Pengadilan Agama Boroko.

Teknik USG

No Isu Kondisi USG


U S G Jumlah Peringkat
1 Belum ada nya nomor antrian
khusus/prioritas untuk kelompok prioritas
5 4 4 13 2
(lansia, disabilitas, perempuan, dan ibu
hamil) di Pengadilan Agama Boroko.
2 Belum ada nya tempat duduk
khusus/prioritas untuk kelompok prioritas
(lansia, disabilitas, perempuan, dan ibu 5 5 5 15 1
hamil) di ruang tunggu Pengadilan Agama
Boroko.
3 Belum ada nya area parkir khusus/prioritas
untuk kelompok prioritas (lansia, disabilitas,
4 4 4 12 3
perempuan, dan ibu hamil) di ruang tunggu
Pengadilan Agama Boroko.

Berdasarkan Analisis USG diatas maka isu yang dipilih adalah :

“Belum ada nya tempat duduk khusus/prioritas untuk kelompok prioritas (lansia,
disabilitas, perempuan, dan ibu hamil) di ruang tunggu Pengadilan Agama Boroko.”

Teknik Analisis Tulang Ikan (Fishbone)

Tidak adanya tempat


duduk khusus/prioritas
untuk kelompok prioritas

Berdasarkan analisis Fishbone diatas diketahui akar penyebab dari isu :

Manpower : Kurangnya kesadaran pegawai pada kelompok prioritas yang mengantri di

Pengadilan Agama Boroko

Material : Belum adanya tempat duduk khusus bagi kelompok prioritas di ruang tunggu

Method : Belum adanya tempat duduk khusus bagi kelompok prioritas di ruang tunggu

Mothernature : Kurangnya kesadaran pegawai tentang kelompok prioritas

Measurement : Tidak tersedia kursi khusus agar pihak yang termasuk di kelompok prioritas

Dengan adanya kursi/tempat duduk khusus bagi kelompok prioritas dapat menambah kenyamanan
para pihak yang menjadi kelompok prioritas ketika menunggi di area tunggu di Pengadilan Agama
Boroko tanpa takut tidak mendapat tempat duduk ketika sedang ramai pihak yang berada di area
ruang tunggu.
GAGASAN KREATIF

(JUDUL RANCANGAN AKTUIALISASI)

PEMBUATAN KURSI/TEMPAT DUDUK KHUSUS BAGI KELOMPOK MASYARAKAT YANG


TERMASUK DALAM KELOMPOK PRIORITAS DI AREA RUANG TUNGGU PIHAK
PENGADILAN AGAMA BOROKO

Untuk mewujudkan gagasan kreatif tersebut kegiatan yang akan dilakukan selama masa
habituasi sebagai berikut :

1. Konsultasi dengan mentor/pimpinan terkait dengan isu yang akan diangkat dan koordinasi
dengan Ketua Pengadilan Agama Boroko
2. Menyiapkan bahan untuk pembuatan label yang menandakan kursi/tempat duduk khusus bagi
kelompok masyarakat yang termasuk dalam kelompok prioritas
3. Penempelan label yang menandakan kursi/tempat duduk khusus bagi kelompok masyarakat
yang termasuk dalam kelompok prioritas di beberapa kursi pada area tunggu pihak Pengadilan
Agama Boroko
4. Mensosisalisasikan ke pegawai dan pihak tentang penggunaan kursi/tempat duduk khusus
5. Evaluasi kegiatan aktualisasi
FORM 3

TUGAS INDIVIDU

MEMBUAT LEARNING JOURNAL

AGENDA I ANALISIS ISU KONTEMPORER

Fasilitator: Dr. Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd

Nama Peserta : Mutiara Annisa, A.Md.A.K.P

No. Absensi : 13

Instansi : Mahkamah Agung RI / Pengadilan Agama Boroko

Jabatan : Pengelola Perkara

NIP : 19970505 202203 2 012

Angkatan : II

Link Video : https://youtu.be/rJidSrEwRyI

Anda mungkin juga menyukai