Anda di halaman 1dari 8

JURNAL SENI TARI 6 (1) (2017)

JURNAL SENI TARI

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst

RITUAL MENGAMBIK TANAH DALAM UPACARA TABUT DI KOTA


BENGKULU

Ria Twin Sepiolita , Utami Arsih, Veronika Eny Iryanti


Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Abstrak
Info Artikel
Tradisi Tabut merupakan salah satu upacara tradisional, yang dirayakan dari tanggal 1 sampai
________________ 10 Muharram pada setiap tahunnya. Upacara Tabut mempunyai beberapa bagian ritual. Mengambik
Tanah salah satu bagiannya memiliki bentuk penyajian berbeda dibandingkan dengan bagian ritual yang
Sejarah Artikel: lainnya, yakni pada Ritual Mengambik Tanah yang merupakan kegiatan utama dalam upacara ritual
Tabut. Mengambik Tanah diartikan sebagai mengingatkan manusia asal mula manusia dari tanah
Diterima April 2017 kembali ke tanah atau menggalami kematian. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dengan pendekatan multidisiplin. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi,
Disetujui Mei 2017 wawancara, dan dokumentasi. Data yang ada kemudian dianalisis melalui empat tahap yaitu
pengumpulan data, reduksi, penyajian, dan verifikasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu,
Dipublikasikan Agustus triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi teori.
2017
Hasil penelitian mengungkapan bahwa Ritual Mengambik Tanah merupakan bagian pertama
________________ dalam prosesi Tabut. (1) Tahapan Ritual Mengambik Tanah dilakukan sebagai berikut: (a) gubernur dan
rombongan menjemput Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) di balai adat/tugu dhol, (b) tari pembukaan,
Kata Kunci
(c) pembukaan Tabut, (d) pelepasan Keluarga Kerukunan Tabut (KKT), (e) Mengambik Tanah. (2)
Tabut; Bentuk pertunjukan pada upacara Ritual Mengambik Tanah tidak terlepas dari aspek-aspek seni
bentuk pertunjukan; pertunjukan yang meliputi: (a) gerak, (b) suara atau musik, (c) desain lantai, (d) tata rias dan tata
busana, (e) properti, (f) waktu penyelenggaran, (g) tempat pertunjukan, (h) pelaku kesenian, (i)
ritual Mengambik
penonton
tanah_____

Abstract

Tradition of the Ark is one of the traditional ceremonies, which is celebrated from 1 to 10
Muharram every year. The Ark ceremony has several parts of the ritual. Land take is one part which has
a different form of presentation compared to other parts of the ritual, namely the ritual take land that is
the main activity in the ritual of the ark. Taking the Land is defined as reminding humans of human
origins from the soil back to the ground or groping death. The research method used is qualitative with
multidisciplinary approach. Data collection techniques were conducted using observation, interview,
and documentation techniques. Existing data is then analyzed through four stages: data collection,
reduction, presentation, and verification. Technique examination of data validity that is, triangulation of
source, triangulation method, and triangulation theory. The results reveal that the Ritual Taking Soil is
the first part in the Ark procession. (1) Stages Ritual Taking Soil performed as follows: (a) the governor
and his entourage picked Family Harmony Ark (of the summit) in customs hall / monument dhol, (b)
opening dance, (c) opening the Ark, (d) the release of Family Harmony Ark (KKT), (e) Taking the Land.
(2) The performances at the ceremony Ritual Take the land can not be separated from aspects of the
performing arts that includes: (a) motion, (b) sound or music, (c) the design of the floor, (d) makeup and
fashion, (e ) Property, (f) the delivery time, (g) the venue, (h) artisans, (i) audiences

© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat Korespondensi : ISSN 2252- 6625
Gedung B2 Lantai 2 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
Email. Twin_lovers28@yahoo.com
Ria Twin Sepiolita/ Jurnal Seni Tari 6 (1) (2017)

2
Ria Twin Sepiolita/ Jurnal Seni Tari 6 (1) (2017)

PENDAHULUAN ritual Tabut yang telah mengalami secara langsung dari


Pada saat tumbuh seni tradisi bermula dari waktu ke waktu. Menurut sejarahnya Tabut beserta
adanya keperluan-keperluan ritual. Seni yang keunikannya adalah salah satu tradisi yang tidak dapat
dimunculkan biasanya dianalogikan dalam suatu dilepaskan dari masyarakat Bengkulu.
gerak, suara, ataupun tindakan-tindakan tertentu Tabut adalah peristiwa mengenang kisah
dalam suatu upacara ritual. Perwujudan seni kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad
dimaksudkan sebagai ungkapan atau simbol untuk SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan
berkomunikasi kepada Yang Maha Kuasa, atau di Padang Karabela, Irak, pada 10 Muharam 61 Hijriah
yang diagungkan (Sujarno dkk 2003:49). (680 M) menentang kekuasaan Bani Umayyah yang saat
Upacara ritual atau pola ibadat (worship) itu pimpinan Yazid bin Muawiyyah dan
sebagai salah satu komponen pelembagaan agama Gabernur’Ubaidillah bin Ziyad. Setiap ritual dalam
atau religi, kegiatan atau aktivitas manusia berupa upacara Tabut selalu diawali pembacaan doa-doa Islam,
pemujaan, kebaktian, permohonan atau seperti : doa mohon selamat, ampun dan baca-bacan doa
pengungkapan rasa syukur dalam hubungannya lainnya.
dengan pengalaman yang suci atau sacred. Tabut pada dasarnya upacara budaya dan seni
Hubungan ini bukan sesuatu yang bersifat biasa yang dilestarikan sejak dulu dan dijaga terutama
atau umum, tetapi bersifat khusus bahkan istimewa, kesenian tradisinya. Tabut merupakan salah satu bentuk
maka munculah bentuk ritual dengan segala macam “Upacara Tradisional” sampai saat ini selalu diperingati
aspeknya berbentuk ungkapan simbolis, antara lain setiap 1-10 Muharram yang pelaksanaan ritualnya yaitu:
berupa ekspresi seni antara lain “tari” (Hadi 1) Mengambik tanah (ambil tanah), 2) Duduk penja
2005:85-86). (simbol penghormatan kepada Amir-Husein mengajak
Kegiatan upacara di dalam suatu komunitas umat agar selalu mensucikan diri yang diawali dari
merupakan wujud tertentu yang berhubungan kedua tangan dicuci, karena tanganlah yang dapat
dengan bermacam-macam peristiwa yang membuat menjadi kotor dan tanganlah yang dapat
dipandang penting bagi komunitas tersebut. Bentuk membuat menjadi bersih baik lahir maupun batin), 3)
ungkapan yang untuk menyambut atau sehubungan Menjara (perjalanan panjang malam hari dari tanggal 5
dengan penting ini juga bermacam-macam sesuai malam ke-6 dan tanggal 6 malam ke-7 Muharram), 4)
dengan kepercayaan dan tradisi yang sudah dijalani Meradai (pemberitahuan/ penyiaran atau sosialisasi
secara turun temurun (Kusmayati 2000:1). bahwa Amir-Husein mati syahid dan diiringi bunyi
Bermacam-macam tradisi yang dimaksud musik dhol dan tassa), 5) Arak penja (menjunjung
ialah memuliakan, mengungkapan rasa syukur, kemuliaan kesucian Amir-Husein), 6) Arak
serta berkaitan dengan suatu permohonan yang seroban/sorban (aksesoris yang dipakai sebagai ikat
merupakan peristiwa penting dipandang sakral. penutup kepala, mahkota kehormatan kebesaran Amir-
Indonesia memiliki banyak adat dan tradisi Husein, kemudian seroban yang dihiasi rangkaian
kebudayaan yang mempunyai beragam upacara bunga-bunga plastik, daun selasih ditampilkan bersama
tradisional yang unik dan khas. Setiap daerah di penja di atas Tabut coki), 7) Gam (hari bersedih, berbela
Indonesia mempunyai tradisi untuk memperingati sungkawa paling dalam setelah Amir-Husein mati
hari atau peristiwa-peristiwa penting dan syahid), 8) Tabut naik puncak (prosesi menyambungkan
bersejarah, misalnya Ritual Tiwah (Kalimantan bagian atas dan bawah Tabut dengan cara menaikkan
Tengah), Tradisi Potong Jari (Papua), Dugderan bagian puncak Tabut), 9) Arak gedang (seluruh tubuh
(Semarang), Pasola (Nusa Tenggara Timur), dan anggota badan yang sebelumnya terpisah-pisah
Ngaben (Bali). sudah terkumpul lengkap dan dimakamkan esok hari,
(http://lukingindonesia.blogspot.co.id/2015/03/8- sebagai sebutan malam puncak prosesi tradisi budaya
upacara-tradisional-yang-unik-dan-khas.html Tabut), 10) Tabut tebuang (diserahkan/ pemakaman,
diunduh pada tanggal 14/05/2016 jam 20.00 WIB). ziarah, ekspresi belasungkawa, kekecewaan mendalam,
Budaya tersebut tentunya mempunyai latar dan buang kebiadaba, keburukan, kesombongan)
belakang atau sejarah yang bertujuan untuk Upacara Tabut mempunyai beberapa bagian
memperingati dan melestarikan kebudayaan ritual. Mengambik Tanah salah satu bagiannya memiliki
masing-masing daerah. Tujuan dan fungsinya juga bentuk penyajian berbeda dibandingkan dengan bagian
berbeda-beda, maka perlu adanya tinjauan lebih ritual yang lainnya, yakni pada Ritual Mengambik Tanah
lanjut untuk memahami perilaku apa saja yang yang merupakan kegiatan utama dalam upacara ritual
dilakukan dalam penyajian setiap budaya tersebut. Tabut. Mengambik Tanah diartikan sebagai
Salah satu contoh budaya di Indonesia yang mengingatkan manusia asal mula manusia dari tanah
bersejarah dan mempunyai tradisi adalah tradisi kembali ke tanah atau menggalami kematian.
Tabut. Tradisi ini merupakan tradisi lama yang Penelitian tentang tradisi Tabut sebelumnya telah
berasal dari Bengkulu yang masih ada hingga dilakukan oleh beberapa ahli, antara lain: 1) Lazmihfa
sekarang. Tradisi Tabut merupakan salah satu dan M. Nur Rokhman, 2003 (Risalah Jurnal Pergeseran
upacara tradisional, yang dirayakan dari tanggal 1 Tradisi Tabut Di Provinsi Bengkulu Pada Masa Orde
sampai 10 Muharram pada setiap tahunnya. Pada Baru Dan Reformasi tahun 2003). 2) Syuplahan Gumay,
perayaan Tabut ini diikuti oleh Keluarga 2000. Skripsi (Simbolisme dalam Upacara Tabut). 3)
Kerukunan Tabut (KKT). Keluarga Kerukunan Endang Rochmiatun, (Radenfatah Jurnal Tradisi Tabut
Tabut merupakan salah satu pelaksana tunggal Pada Bulan Muharram Di Bengkulu: Paradigma
3
Ria Twin Sepiolita/ Jurnal Seni Tari 6 (1) (2017)

Dekonstruksi). tersebut, peneliti menyimpulkan Tabut merupakan


Berdasarkan penelitian yang telah ada, perwujudan rasa berkabung dari keluarga Muslim Syi’ah
penelitian tentang ritual Mengambik tanah yang berasal dari Bengala (India) atas syahidnya Husein
khususnya dalam upacara Tabut di kota Bengkulu bin Ali bin Abi Thalib di Padang Karbala pada bulan
belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian Muharram 61 Hijriah. Bentuk pertunjukan pada ritual
ini bertujuan untuk 1) mengetahui ritual Mengambik Tanah tidak terlepas dari aspek-aspek seni
Mengambik Tanah Dalam Upacara Tabut Di Kota pertunjukan yang meliputi: gerak, suara/musik, desain
Bengkulu. 2) mengetahui bentuk pertunjukan lantai, tata rias dan tata busana, properti, waktu
Ritual Mengambik Tanah Dalam Upacara Tabut Di penyelenggaraan, tempat pertunjukan, pelaku kesenian
Kota Bengkulu. dan penonton.
Ritual atau upacara atau upacara ritual kerap
ditemukan dalam dunia pertunjukan atau METODE
kebudayaan. Di Indonesia penggunaan upacara Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi
sering ditemukan pada upacara bendera, upacara ini adalah metode penelitian kualitatif yang berusaha
taun, upacara seren, upacara tinggalan jumenang untuk mengetahui, memaparkan, dan melaporkan situasi
Sultan. Begitu pula penggunaan istilah ritual, keadaan objek yang diteliti menggunakan kata-kata
seperti ritual seblang, ritual inisiasi, ritual panen berupa penulisan secara deskriptif. Pendekatan yang
padi. Penggunaan istilah tersebut memberi makna digunakan adalah pendekatan multidisiplin, yaitu,
pada sebuah peristiwa yang lebih bersifat sakral, sejarah, ritual, sosiologi, dan tari.
sedangkan penggunaan kata upacara lebih terasa Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
bersifat profan. Penggunaan kata ritual lebih observasi, teknik wawancara, teknik pengumpulan data
memberikan tekanan pada fungsi kesakralan. Jadi, dokumen. Penelitian kualitatif agar menjadi penelitian
istilah upacara ritual lebih memberikan makna yang terdisiplin/ ilmiah, maka data yang diperoleh perlu
dalam yang merujuk pada peristiwa sakral diperiksa keabsahannya. Salah satu teknik pemeriksaan
(Heriyawati 2016:16-17). keabsahan data yang digunakan peneliti dalam
Upacara adalah serangkaian tindakan atau penelitian kualitatif untuk memastikan keabsahannya
perbuatan yang terikat pada aturan tertentu adalah menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan
berdasarkan adat istiadat, agama, dan kepercayaan. data triangulasi. Proses analisis data dimulai dengan
Jenis upacara dalam kehidupan masyarakat, antara menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
lain, upacara penguburan, upacara perkawinan, dan sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah
upacara pengukuhan kepala suku. dituliskan, catatan lapangan, dokumen-dokumen,
Upacara Tabut pada dasarnya merupakan gambar atau foto dan sebagainya setelah dibaca,
perwujudan rasa berkabung dari keluarga muslim dipelajari dan ditelaah, maka langkah berikutnya adalah
Syi’ah yang berasal dari Bengala (India) atas mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan
syahidnya atau gugurnya Husein bin Ali bin Abi membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha
Thalib di Padang Karbala pada bulan Muharram 61 membuat rangkuman yang inti, proses dan pertanyaan-
Hijiryah. pertanyaan perlu dijaga sehingga tetap berada di
Menurut Arnold dalam buku Syiafril dalamnya. Langkah berikutnya adalah penyusunan
(2014:9), Kata “Tabot” mengandung arti atau dalam satuan-satuan, kemudian dikategorikan pada
dipakai untuk menyebut arca orang suci atau langkah berikutnya. Tahap terakhir dari analisis data ini
berhala atau dengan sebutan ‘Tabot bunda maryam’ adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data
di gereja orthodox Ethiopia. Ketika pasukan Inggris mengolah hasil sementara menjadi teori substansif
meyerang Addis Abeba (ibukota Ethiopia) pada dengan menggunakan beberapa metode tertentu.
1868, maka prajurit yang menang menjarah ratusan
Tabot dan ada yang dikembalikan tahun 2002-2003. HASIL DAN PEMBAHASAN
Di Abyssinia Tabot-tabot itu dihancurkan oleh Hasil penelitian ini meliputi: ritual Mengambik
pemimpin mereka sendiri karena seluruh suku itu Tanah Dalam Upacara Tabut Di Kota Bengkulu. dan
menerima tauhid secara utuh, oleh karna itu bentuk pertunjukan Ritual Mengambik Tanah Dalam
mengubah kata Tabut menjadi kata Tabot sangatlah Upacara Tabut Di Kota Bengkulu.
tidak layak untuk dipertahankan karena akan
menimbulkan kerancuan pemahaman yang Upacara Tabut
mengarah kepada syirik penyembahan berhala, jadi Tabut adalah upacara tradisional masyarakat
harus kembali ke kata dasar Tabut. Bengkulu untuk mengenang tentang kisah kepahlawanan
Kata Tabut menjadi Tabot tidak diketahui dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin
sejak kapan berubah, yang jelas pada tanggal 6 Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan
November tahun 1916 masehi sebutannya masih Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada
Tabut dan ini dapat dilihat serta dibuktikan dari tanggal 1-10 Muharram 61 Hijriah (680 Massehi). Tabut
tulisan pada foto yang diliput oleh warga keturunan telah diselenggarakan sejak turun-menurun abad ke-14.
Cina Bencoolen pada perayaan budaya Tabut Perayaan Tabut di Bengkulu pertama kali dilaksanakan
tanggal 10 Muharram 1335 H/ 6 November tahun oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam
1916 (Syiafril 2012:26). Senggolo pada tahun 1685. Syeh Burhanuddin (Imam
Berdasarkan penjelasan mengenai teori-teori Senggolo) menikah dengan wanita Bengkulu, kemudian
4
Ria Twin Sepiolita/ Jurnal Seni Tari 6 (1) (2017)

anak, cucu mereka dan keturunan mereka disebut Mengambik Tanah yang bertempatan di Tugu Dhol
sebagai keluarga Tabut. Latar belakang upacara (depan Balai Adat Kota Bengkulu) untuk sebagai
Tabut yaitu untuk mengingat atas kematian cucu pembukaan Tabut 2016 yang dijemput oleh Gubernur
Nabi Muhammad yaitu Husein bin Ali bin Abi dan rombongan. Keluarga Kerukunan Tabut (KKT)
Thalib yang wafat di padang Karbala, Irak. Upacara membawa serkai (kelengkapan peralatan) untuk
Tabut dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram kelengkapan Ritual Mengambik Tanah yang berupa air
setiap tahunnya. serobat/air jahe, air kopi pahit, air susu murni, air selasi,
Upacara Tabut adalah untuk mengenang air cendana, rokok lintingan, jeruk/limau, kemenyan,
upaya pemimpin Syiah dan kaumnya bubur merah dan putih, kain putih, tali putih, tempat
mengumpulkan potongan tubuh Husein, mengarak penyimpanan tanah (belanga/priuk yang dihiasi bunga
dan memakamnya di Padang Karbala. Istilah Tabut melati dan daun selasih). Serkai tersebut dibawa sebagai
berasal dari kata Arab yang secara harafiah berarti kelengkapan wajib untuk Keluarga Kerukunan Tabut
"Kotak Kayu" atau "Peti". Kata Tabut dikenal (KKT) bagi yang tidak membawa akan dikenakan
sebagai sebuah peti yang berisikan kitab Taurat. sanksi. Sanksi yang yang diberikan hanya berupa
Bani Israil pada masa itu percaya bahwa mereka teguran karena tidak membawa serkai dengan lengkap
akan mendapatkan kebaikan bila Tabut ini muncul berarti tidak menghormati tradisi dan tidak menjaga
dan berada di tangan pemimpin mereka. Sebaliknya tradisi budaya Tabut.
mereka akan mendapatkan malapetaka bila benda Penjemputan Keluarga Kerukunan Tabut
itu hilang. (KKT) oleh Gubernur di Balai Adat (depan Tugu Dhol
Masyarakat Bengkulu percaya apabila Kota Bengkulu) yang dibuka dangan tarian
Tabut tidak diselenggarakan maka masyarakat penyambutan atau penghormatan dengan di iringi musik
Bengkulu akan terjadinya bencana atau musibah daerah, tari Rendai atau beladiri sebelumnya diawali
yanga datang dari laut maupun darat. Pada saat dengan tari Pedang yang dimaksud untuk memperkuat
acara Tabut berlangsung, baik wisatawan lokal keyakinan mereka dalam melawan musuh.
maupun domestik tumpah ruah di sepanjang jalan Tari penyambutaan yang ditampilkan pada saat
untuk menyaksikan secara langsung meriahnya penjemputan Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) adalah
acara tersebut. Perayaan Tabut dilaksanakan dengan tari Rendai atau beladiri. Tari Rendai atau beladiri untuk
bermacam-macam pameran, hiburan band, lomba penyambutan atau penghormatan kepada tamu agung
ikan-ikan, lomba telong-telong, lomba tari kreasi atau tamu besar yang diiringi dengan alat musik
Tabut, lomba musik dhol, lomba lagu perjuangan gendang panjang, dan serunai yang merupakan alat
dan lainnya yang diikuti oleh kelompok-kelompok musik tradisional Bengkulu, kemudian Keluarga
kesenian di Kota Bengkulu Kerukunan Tabut (KKT) memberi kata sambutan kepada
Gubernur dan rombongan untuk meminta izin untuk
Ritual Mengambik Tanah melaksanakan Tabut 2016 di Bengkulu.
Pada upacara Tabut memiliki sembilan Keluarga Kerukunan Tabut meminta izin untuk
tahapan yang dilaksanakan dari tanggal 1 melaksanakan Tabut 2016 dan sekaligus Ritual
Muharram sampai 10 Muharram, pada upacara Mengambik Tanah pada malam 1 Muharram tersebut,
Tabut tahapan pertama adalah Ritual Mengambik setelah mendapatkan izin dari Gubernur, Keluarga
Tanah yang merupakan tahapan utama Kerukunan Tabut (KKT) berserta Gubernur dan
diselenggarakan pada malam 1 Muharram yaitu rombongan berjalan menuju panggung utama untuk
pengambilan tanah yang merupakan bagian utama menjalankan pembukaan Tabut 2016 dengan diiringi
dalam prosesi upacara Tabut tersebut. pemukulan alat musik tradisional asli Bengkulu yang
Proses Ritual Mengambik Tanah meliputi 5 bernama dhol.
tahap, yaitu pada tahap pertama Gubernur dan
rombongan jemput Keluarga Kerukunan Tabut Tari Pembukaan
(KKT) di balai adat atau depan tugu dhol, tahap Tari pembukaan dalam ritual Mengambik Tanah
kedua Tarian Pembukaan, tahap ketiga Pembukaan adalah Tari Rendai. Tari tersebut berbentuk seni beladiri
Tabut, tahap keempat Pelepasan Keluarga yang ditarikan oleh dua orang atau sepasang yang
Kerukunan Tabut (KKT), dan terakhir tahap kelima biasanya digunakan dalam penyambutan tamu agung
Mengambik Tanah. atau tamu besar dengan nuansa pencak silat atau
beladiri. Tari Rendai merupakan seni beladiri yang
Gubernur dan Rombongan Jemput Keluarga dipadukan dengan keindahan gerak tari yang biasanya
Kerukunan Tabut (KKT) di Balai Adat/Tugu diiringi musik daerah.
Dhol Alat musik yang digunakan pada tari Rendai
Pada tanggal 30 September 2016 sebelum adalah serunai dan gendang panjang yang merupakan
tanggal 1 Muharram Keluarga Kerukunan Tabut alat musik tradisional Bengkulu yang digunakan
(KKT) berkumpul di mushala Karbala dalam masyarakat Bengkulu dalam acara penting bagi
kompleks ‘Makam Syekh Burhanuddin’ di Karbala, masyarakat Bengkulu ataupun acara untuk penyambutan
mushala tersebut yang dibangun pada tahun 2009, tamu agung, tamu besar, tamu yang dihormati. Carano
Kelurahan Kebun Tebeng. atau tempat sirih merupakan wadah yang berisi
Pada tanggal 1 Oktober 2016 / 1 Muharram kelengkapan sirih, yaitu kapur sirih, pinang, gambir, dan
1438 H pada pukul 19.30 WIB dimulainya ritual tembakau. Carano atau tempat sirih digunakan alat
5
Ria Twin Sepiolita/ Jurnal Seni Tari 6 (1) (2017)

khusus persembahan dan pemberian penghormatan pengambilan tanah tidak dapat dilakukan disembarang
kepada tamu agung atau tamu besar dalam upacara tempat melainkan pada tempat yang telah diyakini
adat. bersih dan suci.
Tempat Mengambik Tanah dilakakukan oleh
Pembukaan Tabut penerus keturunan langsung dari pewaris Tabut yaitu
Pembukaan Tabut dilaksanakan setelah Tabut Imam Senggolo, sebelum melakukan Ritual
acara penyambutan atau penjemputan Keluarga Mengambik Tanah mengucapkan salam, Shalawat
Kerukunan Tabut (KKT) oleh Gubernur dan kepada Rasuulullaah SAW, dan membaca surah: Al-
rombongan di balai adat/tugu dhol berjalan menuju Fatehah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, Ayat Al-Kursiy.
panggung utama atau di lapangan View Tower Tak hanya itu saja, pada saat Ritual Mengambik Tanah
Bengkulu acara tersebut untuk memeriahkan acara atau pengambilan tanah juga dengan mengucapakan
festival Tabut 2016 di Kota Bengkulu yang dimulai salam, do’a, dan Shalawat yang harus dibacakan.
pada pukul 21.00 WIB. Setelah membaca Shalawat diawali dengan
Pembukaan acara tersebut menampilkan mengucapkan Bismillaahirrahmannirrahiim dan dimulai
kolaborasi tari kreasi Tabut dan musik dhol dengan prosesi Mengambik Tanah. Ritual Mengambik Tanah
kelompok kesenian atau sanggar-sanggar yang diawali dengan dua genggaman tanah yang dibungkus
berada di Bengkulu, kemudian acara tersebut dengan kain putih, kemudian disimpan di dalam
dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Gubernur belanga/ priuk atau wadah kecil yang dihiasi bunga
Bengkulu yaitu bapak Ridwan Mukti sebagai melati dan daun selasih.
sambutan pembukaan Tabut 2016 sekaligus Ritual Mengambik Tanah yaitu dengan cara
pelepasan Keluarga Kerukunan tabut (KKT) untuk mengambil dua genggaman tanah tersebut dibungkus
melakukan prosesi Ritual Mengambik Tanah pada dengan kain putih lalu tangan kiri mengikat bungkusan
malam 1 Muharram. tanah pada genggaman tangan kanan dan genggaman
Acara berlangsung sangat meriah dan tanah pada tangan kiri diikat memakai tangan kanan,
ramai serta keikutsertaan masyarakat Bengkulu kemudian kedua bungkusan tanah tersebut disimpan
sangat antusias dalam pembukaan Tabut. dalam belanga atau wadah kecik yang dihiasi bunga
Pembukaan acara festival Tabut 2016 di Kota melati, daun selasih diletakan dan disemayankan di
Bengkulu bermacam acara diselenggarakan seperti dalam Gerga (rumah kecil tempat penyimpanan tanah).
lomba tari kreasi Tabut, lomba musik dhol, lomba
tari Melayu, lomba tari permainan rakyat/ikan-ikan, Bentuk Pertunjukan Ritual Mengambik Tanah
lomba telong-telong (hiasan lampu dengan bentuk Dalam Upacara Tabut Di Kota Bengkulu
karakter) yang diikut kesenian Bengkulu dan Bentuk pertunjukan adalah segala sesuatu yang
masyarakat Bengkulu dengan syarat ketentuan yang dipertunjukan atau ditampilkan dari awal sampai akhir
ada dalam acara tersebut. Acara festival Tabut untuk dapat diamati atau dilihat, dan didalamnya
berlangsung dari tanggal 2 Oktober sampai dengan mengandung unsur-unsur nilai keindahan yang
9 Oktober 2016, acara tersebut dilakukan di disampaikan oleh pencipta kepada penikmat. Bentuk
panggung utama yang berada berlokasi View Tower pertunjukan pada Ritual Mengambik Tanah dalam
Bengkulu. penelitian tidak terlepas dari aspek-aspek seni
pertunjukan yang meliputi: gerak, suara/musik, desain
Pelepasan Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) lantai, tata rias dan tata busana, properti, waktu
Acara pelepasan Keluarga Kerukunan Tabut penyelenggaraan, tempat pertunjukan, pelaku kesenian
(KKT) adalah acara Gubernur untuk melakukan dan penonton, sebagai berikut:
prosesi pelepasan para Keluarga Kerukunan Tabut
(KKT), acara pelepasan dimulai pada pukul 21.30 Gerak
WIB, setelah dilakukannya acara pembukaan Gerak pada Ritual Mengambik Tanah adalah
Tabut dengan sambutan Gubernur di panggung gerak yang dilakukan dalam pertunjukan Mengambik
utama. Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) Tanah dibagi menjadi empat jenis yaitu gerak terpola,
dipersilahkan naik ke atas panggung utama untuk gerak spontan, gerak maknawi, dan gerak murni. Gerak
memberi sambutan kepada Gubernur dan untuk terpola merupakan gerak yang memiliki pola baik
melakukan Mengambik Tanah atau pengambilan bentuk, teknik, dan ritmenya, sehingga pada umumnya
Tanah. gerak terpola disebut dengan ragam atau motif yang
menghasilkan gerakan yang bergetar, mengayun, patah-
Mengambik Tanah patah, atau mengalun.
Ritual Mengambik Tanah atau Pada Ritual Mengambik Tanah gerak terpola
pengambilan tanah setelah acara pelepasan dengan cara bentuk Mengambik Tanah yang dilakukan
Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) secara resmi dengan tangan mengunakan teknik dua tangan, tangan
oleh Gubernur untuk melakukan Mengambik Tanah kanan dan tangan kiri lurus ke depan mengambil atau
yang dimulai pada pukul 22.30 WIB. Prosesi mengambik tanah di bawah tangan dengan
Mengambik Tanah pada malam 1 Muharram/ menggunakan kain putih untuk membungkus tanah
1438H pada saat Mengambik Tanah, tanah yang tersebut, kemudian tanah yang diambil diangkat dan
diambil haruslah tanah yang suci dan bersih. Tanah dibungkus kain putih tersebut selanjutnya diikat dengan
yang suci dan bersih artinya Mengambik Tanah atau ditali warna putih.
6
Ria Twin Sepiolita/ Jurnal Seni Tari 6 (1) (2017)

Gerak spontan pada Ritual Mengambik menurut Jazuli rias hendaknya mencerminkan karakter
Tanah dilakukan oleh Keluarga Kerukunan Tabut tokoh/peran, kerapian dan kebersihan rias perlu
(KKT) gerak yang secara tiba-tiba setelah diperhatikan, sedangkan rias saat Ritual Mengambik
membaca salam, shalawat Rasuulullah, ayat Al- Tanah tidak mencerminkan karakter tokoh/peran pada
Fatehah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, Ayat Al- saat Mengambik Tanah.
Kursiy, kemudian dengan mengucapkan Busana yang digunakan pada saat Ritual
Bismillaahirrahmaanirrahiim, maka dilakukanlah Mengambik Tanah memakai baju berwarna putih yang
gerak spontan Mengambik Tanah yang dilakukan melambangkan kesucian atas kematian atau gugurnya
oleh Adil Qurniawan sebagia salah satu Keluarga Husein bin Ali bin Abi Thalib yang wafat di Padang
Kerukunan Tabut (KKT) yang berperan Karbala, Irak pada 10 Muharram 61 Hijriah (680 M).
pengambilan tanah.
Gerak maknawi adalah gerak yang Properti
memiliki makna atau gerak yang menggandung Properti digunakan pada Ritual Mengambik
arti. Pada Ritual Mengambik Tanah gerak maknawi Tanah adalah kain putih yang digunakan untuk
yang menggandung arti Mengambik Tanah dengan Mengambik Tanah lalu dibungkus dengan kain tersebut
dua genggaman tanah yang dibungkus dengan kain dan diikat oleh tali yang berwarna putih, kemudian
putih mengingatkan bahwa manusia berasal dari disimpan di dalam belanga/priuk atau wadah kecil yang
tanah dan kembali ke tanah. dihiasi bunga melati dan daun selasih.
Gerak murni adalah gerak yang diciptakan
atas dasar pertimbangan gerak semata tanpa Waktu Penyelenggaraan
memikirkan tema atau makna yang terlahir pada Waktu penyelenggaran merupakan waktu
gerak tersebut. Gerak murni pada Ritual pertunjukan seni atau ritual atau upacara yang memiliki
Mengambik Tanah tidak dilakuakan karena didalam ketentuannya dan tidak sama setiap daerah wilayah
Ritual Mengambik Tanah tidak ada memikirkan masing-masing. Pada Ritual Mengambik Tanah
tema atau makna semata tanpa memikirkan dilakukan di lokasi belakang Hotel Grage Horizon yang
pertimbangan ciptakan gerak atau tema. dimulai pada pukul 22.30 WIB pada malam 1
Muharram 1438H, hari Sabtu tanggal 1 Oktober 2016.
Suara/ Musik
Suara (musik) dalam Ritual Mengambik Tempat Pertunjukan
Tanah adalah sekelompok kesenian memukul alat Tempat dan lokasi yang dipilih untuk
musik khas Bengkulu yaitu dhol, yang menunjukan pelaksanaan Mengambik Tanah dilakukan dihalaman
bahwa Ritual Mengambik Tanah akan segera luas atau lapangan dengan pohon besar atau peninggalan
berlangsung, selain dhol alat musik yang digunakan tertentu yang menjadikan area ritual atau pertunjukan
adalah tassa. Tassa adalah alat musik tradisional yang sakral yang berlokasi dibelakang Hotel Grage
yang berasal dari Bengkulu yang berupa rebana Horizon.
yang terbuat dari tembaga, besi plat atau
alumunium yang permukaannya ditutup dengan Pelaku Kesenian
kulit kambing yang telah di keringkan. Pelaku kesenian pada Ritual Mengambik Tanah
adalah Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) yang
Desain Lantai merupakan garis keturunan yang sama, salah satu pelaku
Pada Ritual Mengambik Tanah desain lantai kesenian yang Mengambik Tanah adalah Adil
tidak variatif karena memang tidak semata-mata Qurniawan yang melakukan Mengambik Tanah pada
untuk dipertontonkan dalam ritual atau upacara malam 1 Muharram 1438 H, sedangkan Rustam Effendi
yang berlangsung, karena Ritual Mengambik Tanah adalah penari tari Rendai dan salah satu Keluarga
menggunakan pola lantai atau garis-garis lantai Kerukunan Tabut (KKT) sebagai penerima warisan
dalam sebuah pertunjukan, akan tetapi dalam Ritual budaya Tabut.
Mengambik Tanah garis lantai lurus atau horizontal
yang digunakan pada saat Ritual Mengambik Tanah Penonton
dengan level rendah yaitu sambil duduk atau penonton dapat dijadikan sebagai indikator atau
jongkok yang dilakukan oleh orang-orang yang tolak ukur keberhasilan dan kesuksesan suatu
melakukan Ritual Mengambik Tanah, orang pertunjukan karena pada dasarnya suatu pertunjukan
tersebut yang Mengambik Tanah adalah Adil seni dimaksudkan sebagai sesuatu yang dipertontonkan
Qurniawan yang berperan dalam Ritual kepada khalayak untuk dinikmati bersama, akan tetapi
Mengambik Tanah pada malam 1 Muharram. dalam pementasan tari tradisi kerakyatan tidak selalu
memerlukan penonton, artinya ada atau tidaknya
Tata Rias dan Tata Busana penonton tidak menjadi suatu masalah dalam
Tata rias dan tata busana dalam Ritual berlangsungnya suatu tari atau pertunjukan tersebut.
Mengambik Tanah tidak menggunakan rias yang Pada Ritual Mengambik Tanah dilakukan dengan sakral,
mengubah karakter tokoh yang dibawakan, karena akan tetapi walaupun sakral penonton diizinkan untuk
rias tidak berfungsi pada saat melakukan Ritual melihat atau meliput untuk kepentingan mencari data
Mengambik Tanah. Tata rias pada saat Ritual yang sesungguhnya atas izin dari pihak yang melakukan
Mengambik Tanah tidak di perlukan, seperti Ritual Mengambik Tanah yaitu Keluarga Kerukunan
7
Ria Twin Sepiolita/ Jurnal Seni Tari 6 (1) (2017)

Tabut (KKT). Upacara Tradisional.


http://lukingindonesia.blogspot.co.id/2015/03/8-
SIMPULAN upacara-tradisional-yang-unik-dan khas.html (14
Tabut adalah upacara tradisional masyarakat Mei 2016).
Bengkulu untuk mengenang tentang kisah
kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad
SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam
peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di
Padang Karbala, Irak pada tanggal 1-10 Muharam
61 Hijriyah (680 M).
Tahap-tahap yang dilakukan pada saat Ritual
Mengambik Tanah meliput: a) Gubernur dan
rombongan menjemput Keluarga Kerukunan Tabut
(KKT) di balai adat/tugu dhol meminta izin untuk
melaksana Upacara Tabut yang bertepatan pada
tanggal 1 Muharram 1348 Hijriyah pada tangal 1
Oktober 2016, sekaligus melakukan Ritual
Mengambik Tanah, b) tari pembukaan ditandai
dengan tari Rendai atau seni beladiri yang biasanya
digunakan tari penyambutan atau penghormatan
tamu agung atau besar, c) pembukaan Tabut
dilakukan di panggung utama atau di lapangan
View Tower Bengkulu, pembukaan acara tersebut
menampilkan kolaborasi tari kreasi Tabut dan
musik dhol dilanjutkan dengan sambutan oleh
Gubernur Bengkulu, d) pelepasan Keluarga
Kerukunan Tabut (KKT) pada acara pelepasan
tersebut Keluarga Kerukunan Tabut (KKT)
meminta izin kepada Gubernur dan masyarakat
Bengkulu untuk melakukan pengambilan atau
Mengambik Tanah, e) Mengambik Tanah pada
prosesi atau Ritual Mengambik Tanah berlokasi
dilakukan belakang Hotel Grage Horizon Jalan
Pantai Nala Anggut Bawah Kecamatan Ratu
Samban Kota Bengkulu. Pada Ritual Mengambik
Tanah atau pengambilan tanah dilakukan dengan
mengucapkan salam, do’a, dan Shalawat.
Bentuk pertunjukan pada upacara Ritual
Mengambik Tanah tidak terlepas dari aspek-aspek
seni pertunjukan yang meliputi yaitu: (1) gerak, (2)
suara atau musik, (3) desain lantai, (4) tata rias dan
tata busana, (5) properti, (6) waktu penyelenggaran,
(7) tempat pertunjukan, (8) pelaku kesenian, dan
(9) penonton.

DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sumandiyo. 2005. Sosiologi Tari Sebuah
Pengenalan Awal. Yogyakarta: Pustaka.
Heriyawati, Yanti. 2006. Seni Pertunjukan Dan
Ritual. Yogyakarta: Ombak.
Kusmayati, Hermien. 2000. Arak-arakan (Seni
Pertunjukan dalam Upacara Tradisional di
Madura). Yogyakarta: Yayasan Untuk
Indonesia.
Sujarno, Christriyati Arianti, Siti Munawaroh, dan
Suyami. 2003. Seni Pertunjukan
Tradisional, Nilai, Fungsi, dan
Tantangannya. Yogyakarta: Balai Kajian
Sejarah dan Nilai Tradisional.
Sy, Syiafril, Achmad. 2002. Tabut Karbala
Bencoolen dari Punjab Symbol Melawan
Kebiadaban. Jakarta: PT.Walaw Bengkulen.
8

Anda mungkin juga menyukai