BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Tilawati
bahasa latin meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan atau
cara ke. Dalam bahasa arab metode disebut dengan tariqah artinya
Sedangkan secara istilah definisi metode adalah suatu sistem atau cara
yang dimaksud adalah suatu cara untuk mengatur atau mengerjakan sesuatu.
belajar mengajar sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara
yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar mencapai tujuan
tujuan pembelajaran.
atau sistem yang harus dilakukan untuk mencapai sesuatu. Dalam hal ini,
17
Nur Ubbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal. 123
18
Ahmad Munjin Nasih, Metode Dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Bandung : PT Refika Aditama, 2009), hal. 29
15
16
dengan baca simak20. Metode tilawati dapat diartikan sebagai cara yang
pendekatan klasikal dan individual. Metode ini sebagai bentuk guru dalam
19
Kamus Besar Bahasa Indonesia,tp,tth.
20
Abdurrahim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati,.., hal. 8.
21
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKIS, 2009), hal. 91.
17
tidak sedikit santri drop out sebelum tartil dan khatam Alquran. Tilawati
motor penggerak gerakan TK-TP Alquran Jawa Timur mulai tahun 1990:23
c. KH. Drs. H. Hasan Sadzili dari Gresik sebagai salah satu pelopor
d. Drs. H. Ali Muaffa dari Jombang sebagai salah satu perintis dan
22
Abdurrahim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati,.., hal. vii
23
Ibid..., hal. vii-ix
18
menjadi kunci utama dalam penerapan metode tilawati karena antara satu
dengan yang lain sangat berkaitan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip ini tidak
Dari segi kebahasaan, kata media berasal dari bahasa latin yang
merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti:
adalah suatu perantara yang berfungsi sebagai alat untuk menyalurkan atau
24
Abdurrahim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati,..., hal. 5
25
Muhammad Samsul Ulum dan Triyo Supriyatno, Tarbiyah Qur’aniyah, (Malang: UIN
Malang Press, 2006), hal. 77
19
pembelajaran.26
adalah: Buku pegangan santri yaitu buku tilawati, buku kitabaty, buku
materi hafalan, buku pendidikan akhlaqul karimah dan aqidah Islam dan
penunjuk untuk peraga dan buku, meja belajar, buku prestasi santri, lembar
santri27
26
Made wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: PT bumi Aksara, 2012), hal. 15
27
Abdurrohim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Metode
Tilawati,..., hal. 7
28
M.Saparta, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Amissco, 2005), hal. 27
20
a. Alokasi waktu
ketentuan: 30
Tabel 2.1
Alokasi waktu pelaksanaan metode tilawati31
WAKTU MATERI TEKNIK KET.
29
Abdurrohim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Metode Tilawati
…, hal. 7
30
Ibid., hal. 7
31
Ibid., hal. 8
21
a. Target Kualitas
pertama adalah target kualitas, yaitu bisa tartil dalam membaca Alquran
yang meliputi:32
ahkamul mad wal Qosr, hukum bacaan panjang dan pendek dalam
Alquran,
32
Abdurrahim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati,..., hal. 2-4
22
4) Suara dan lagu yaitu suaranya jelas dan lantang dalam membaca
b. Target Waktu
7. Penataan Kelas
kondusif maka penataan kelas diatur dengan posisi duduk santri melingkar
33
Abdurrohim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati..., hal. 4
34
Ibid..., hal. 6
23
peraga
Meja Guru
Meja Meja
santri Meja santri santri
a. Klasikal
dilakukan dengan cara berkelompok yakni semua santri dalam waktu yang
1) Manfaat Klasikal
35
Abdurrohim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati..., hal. 4
36
Ibid., hal. 8
24
akhir. 37
berikut:
Tabel 2.3
Pembagian alokasi waktu teknik klasikal39
Pertemuan Teknik 1Kali Jml Khatam
37
Abdurrohim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati,..., hal. 8-9
38
Ibid,.., hal. 9
39
Ibid..., hal. 9
25
Penjelasan :
1 1-4
2 5-8
3 9-12
4 13-16
5 17-20
Khatam 1x
6 1-4
7 5-8
8 9-12
9 13-16
10 17-20
Khatam 2x
11 1-4
12 5-8
13 9-12
14 13-16
15 17-20
Khatam 3x
40
Abdurrahim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati., hal. 9
41
Ibid,…, hal. 10
42
Ibid,..., hal. 10
43
Ibid., hal. 10
26
munaqosyah.45
b) Pada saat klasikal teknik 2 dan 3 guru harus ikut membaca, karena
b. Individual
44
Abdurrahim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati,.., hal. 10
45
Ibid,..., hal. 11
46
Ibid,…, hal. 11
47
Ibid,..., hal. 11
27
tidak ada waktu luang bagi santri untuk melakukan kagiatan yang
lain.
membaca dengan jumlah bacaan yang sama antara santri yang satu
48
Abdurrahim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati,..., hal. 11-12
49
Departemen Agama Repulik Indonesia, Alquran dan Terjemahnya…, hal. 265
28
dibaca.
50
Abdurrohim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati,..., hal. 12
51
Ibid..., hal. 13
29
pemberian keputusan yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara
a. Bagi santri
b. Bagi guru
pembelajaran.
52
Abdurrahim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati,..., hal. 18
53
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 1991), hal. 28
54
Abdurrohim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Metode Tilawati
…, hal. 18
30
c. Bagi lembaga
yang diperlukan.
a. Pre test
b. Harian
55
Abdurrohim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode
Tilawati..., hal. 19
31
c. Kenaikan jilid
tilawati.
B. Menghafal Alquran
ً ظ – ت َ ْح ِّف ْي
Kata “tahfidz” berasal dari bahasa Arab ظا ُ ظ – يُ َح ِّف
َ ََّحف 56
yang
bahasa (etimologi) adalah lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit
lupa. Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata hafal
dalam ingatan. Proses ini melalui dua alat indra manusia, yaitu
penglihatan dan pendengaran. Kedua alat indra yaitu mata dan telinga,
56
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), Cet. Ke-3
hal. 105
57
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet.
Ke- 1 hal. 291
58
Sa'dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal Alquran. (Depok: Gema Insani, 2005), hal. 45-51
32
(sekedar di dengar sendiri) pada saat menghafal Alquran agar kedua alat
b. Storage (penyimpanan)
hati Nabi Muhammad SAW dengan perantara wahyu Jibril A.S secara
kerasulan (23 tahun), dimulai dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan
33
yang luar biasa yang melemahkan lawan) diturunkan kepada penghulu para
nabi dan rasul (yaitu Muhammad SAW) melalui malaikat Jibril yang tertulis
pada mushaf, yang diriwayatkan kepada kita secara mutawattir, dinilai ibadah
membacanya, yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah
An-Nas60. Sesuai dengan syiir lagu dari Gus Dur sebagai berikut:61
sebagai wahyu yang mulia. Meskipun tidak ditulis bisa dibaca. Semua itu
dalam dada. Oleh karena itu, Alquran tidak hanya di mulut tetapi ditancapkan
di dalam dada sehingga hanya melalui hati dan jiwa yang bersih seseorang itu
59
Abdul Shabur Syahin, Saat Alquran Butuh Pembelaan, (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 2
60
Abdul Madjid Khon, Praktikum Qiro’at, (Jakarta: Amzah, 2008), hal. 2
61
Fastabiqul Khoirot, “Syiir Gus Dur” dalam http://majelis-
mubarokah.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html?m=1,
diakses pada tanggal 28 Februari 2019
34
lainnya) harus dihafal dan diingat secara sempurna62. Secara istilah menurut
Abdur Rabi Nawabudin, hafal mengandung dua pokok, yaitu hafal seluruh
suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai wahyu
kapanpun.
menghafal dan tidak semua kitab suci dapat dihafal kecuali kitab suci
angsur sesuai dengan kebutuhan umat di masa itu dan di masa yang akan
datang. Selama dua puluh tiga tahun Nabi Muhammad SAW menerima
62
Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Alquran,..., hal. 15
63
Abdur Rabi Nawabudin, Taknik Menghafal Al-Qur`an, (Bandung: CV. Sinar Baru,
1991), hal. 24
64
Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an,…, hal. 35
35
melainkan dengan lisan (hafalan)65. Oleh karena itu, dijadikan dasar bagi
Atas dasar inilah para ulama dan Abdul Abbas Ahmad bin
artinya jika dalam suatu masyarakat tidak ada seorang pun yang hafal
Alquran, maka berdosa semuanya tapi orang Islam tidak wajib menghafal
65
Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an,..., hal. 35
66
Ibid,..., hal. 37
67
Ibid,..., hal. 37
68
Mukhlisoh Zawawie, P-M3 Alquran Pedoman Membaca, Mendengar, dan Menghafal
Alquran, (Solo:Tinta Medina, 2011), hal. 71-72
69
Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta:
TH-Press, 2007), hal. 23
70
W Hafidz Ahsin, Bimbingan Praktis Menghafal Alquran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994),
cet. 1, hal. 24-25
36
bahwa orang yang menghafal Alquran tidak boleh kurang dari jumlah
ini tidak terpenuhi maka semua umat islam akan menanggung dosanya.71
a. Persiapan pribadi
keras. Jika sifat-sifat tersebut terkumpul dalam diri santri, maka akan
71
Mustofa Kamal, Pengaruh Pelaksanaan Prgam Menghafal Alquran terhadap prestasi
belajar Siswa, Jurnal Ilmu Pendidkan Islam” Vol. 6 No. 2, 2017 dalam
http://journal.um-surabaya.ac.id, diakses 26 April 2019
72
Syakir Ridwan, Study Alquran. (Jombang: Unit Tahfidz Qur’an, 2000), hal. 55-56
37
paling baik.
sudah baik dan sudah lancar membaca Alquran. Hal ini diperlukan agar
harus dilakukan oleh setiap orang muslim. Oleh karena itu ia tidak
syarat yang ada dan harus dimiliki oleh seorang calon penghafal Alquran
diantaranya:73
73
Syakir Ridwan, Study Alquran,..., hal. 56-57
38
berarti sudah ada hasrat dan kemauan yang tertanam dalam hatinya
setiap muslim terlebih bagi para penghafal Alquran. Sifat ini sangat
Alquran adalah kitab suci yang tidak boleh di nodai dengan bentuk
apapun.
c. Izin dari orang tua, wali, suami bagi wanita yang sudah kawin
Izin dari orang tua, wali, suami bagi wanita yang sudah kawin ini
tua, wali, suami bagi wanita yang sudah kawin sudah memberikan izin
d. Kontinuitas (Istiqomah)
kepentingan lain.
kitab-kitab lain, menghafal materi baru lebih lebih senang dan mudah
menghafal. Akan tetapi, metode yang paling banyak digunakan adalah yang
cocok dan menyenangkan. Jika diteliti, kebanyakan metode yang cocok bagi
a. Metode Wahdah
ayat yang hendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat
74
Mustofa Kamal, Pengaruh Pelaksanaan Prgam Menghafal Alquran terhadap prestasi
belajar Siswa, Jurnal Ilmu Pendidkan Islam” Vol. 6 No. 2, 2017 dalam
http://journal.um-surabaya.ac.id, diakses 26 April 2019
75
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., hal. 64-66
40
biasa dibaca sebanyak sepuluh kali atau dua puluh kali atau lebih
b. Metode Kitabah
dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang
dalam hati.
c. Metode Sima`i
untuk dihafalnya. Metode ini sangat efektif bagi penghafal tuna netra
atau anak-anak yang masih kecil dibawa umur yang belum mengenal
d. Metode Gabungan
ayat seterusnya.
e. Metode Jama`
a. Metode Tahfidz
76
Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., hal. 249-250
42
b. Metode Takriri
kepada guru. Pelaksanaan metode ini adalah setiap kali masuk. Santri
C. Penelitian Terdahulu
bersama-sama); Teknik baca simak (yang satu membaca yang lain menyimak).
Teknik klasikal dilakukan ketika membaca peraga dan membaca jilid. Sebelum
43
keempat, yaitu teknik baca simak dan diterapkan ketika membaca jilid saja
bacaan sholat siswa di tingkat TPQ. Kemampuan menghafal bacaan sholat para
santri di TPQ Miftahul Hidayah ini sudah baik. Dengan adanya kriteria yang
kuat dijadikan sebagai metode menghafal dalam bacaan sholat. santri di TPQ
Karena metode Tilawati memiliki ciri khas yakni menggunakan lagu rost
senang ketika belajar menggunakan lagu atau nada. Serta dengan tidak
meninggalkan kriteria yang ada dalam metode tilawati ini yakni tajwid,
pembelajarannya. Karena
metode Tilawati memiliki ciri
khas yakni menggunakan lagu
rost sebagai sarana
pembelajarannya, di samping itu
usia anak-anak akan lebih senang
ketika belajar menggunakan lagu
atau nada. Serta dengan tidak
meninggalkan kriteria yang ada
dalam metode Tilawati ini yakni
tajwid, fashohah, makhorijul
Huruf dan tentunya lagu rost.
D. Paradigma Penelitian
Temuan Penelitian
Analisis Data
77
Lexy. J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya,
2013), hal. 49