Anda di halaman 1dari 3

Epilepsi adalah Penyakit Menular

Stigma yang beredar ditengah masyarakat tentang epilepsi menambah


kekhawatiran. Epilepsi dikenal sebagai penyakit yang menular oleh mereka. Setiap
informasi tentunya harus diuji kebenarannya dengan data dan fakta yang ada.
Bukan dengan perasaan yang belum pasti ataupun dengan cocoklogi yang tidak
berdasar. Saat ini diperkirakan ada sekitar 50 juta orang penderita epilepsy di dunia,
bahkan di Indonesia sendiri ada 1,5 – 2,4 juta orang pada tahun 2013 lalu. Meski
begitu 20 persen kasus epilepsi tidak direspon dengan pengobatan.

Pro kontra epilepsi mendorong kami kelompok 2 melakukan pencarian


informasi guna menjawab stigma yang beredar. Setelah pencarian fakta dan data,
kami mengambil kesimpulan bahwa epilepsy bukanlah penyakit menular. Premis
yang kami ambil bersumber dari beberapa artikel yang dikeluarkan oleh situs-situs
resmi.

Dilansir dari situs WHO, Epilepsi adalah penyakit otak kronis yang tidak
menular. Hal ini ditandai dengan kejang berulang, yang merupakan episode singkat
Gerakan tak sadar yang mungkin melibatkan Sebagian tubuh (Sebagian) atau
seluruh tubuh (umum) dan kadang-kadang disertai dengan hilangnya kesadaran dan
control fungsi usus atau kandung kemih.

Kelompok Studi Epilepsi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia


(PERDOSSI) mengadakan penelitian pada 18 rumah sakit di 15 kota pada tahun
2013 selama 6 bulan. Didapatkan 2288 pasien terdiri dari 487 kasus baru dan 1801
kasus lama. Hasil penelitian tersebut mendapati 15,3 % orang dengan epilepsy
masih berobat ke dukun dan tidak berobat. Hal ini sangat miris, karena faktanya
tidak demikian. Merujuk pada artikel yang dikeluarkan oleh yankes.kemkes.go.id.

Gejala yang muncul ditemukan pada pengidap epilepsi biasanya berbentuk


bangkitan atau kejang yang berulang, lidah tergigit, ngompol, serta muka kebiruan
(pucat). Pada beberapa pengidap, ia akan mengeluarkan air liur yang tidak dapat
mereka kontrol.

Air liur yang keluar dari mulut pengidap epilepsi disebut-sebut dapat
menularkan penyakit ini. Akibat stigma inilah, banyak orang yang tidak mau
menolong pengidap epilepsi yang sedang kumat dan mengeluarkan air liur yang
berbusa.

Fakta penting yang perlu kita ketahui adalah epilepsy bukanlah guna-guna
dari seseorang. Dijelaskan oleh artikel yang dikeluarkan oleh Centers for Disease
Control and Prevention, epilepsy dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang
mempengaruhi otak seseorang. Seringkali penyebabnya tidak diketahui. Beberapa
penyebabnya antara lain:

1. Pukulan
2. Tumor otak
3. Cedera otak traumatis atau cedera kepala
4. Infeksi sistem saraf pusat

Daftar Pustaka:

UGM. (2021). Epilepsi Tidak Menular dan Bisa Disembuhkan. Diakses pada 3
September 2022, dari

https://ugm.ac.id/id/berita/20967-epilepsi-tidak-menular-dan-bisa-
disembuhkan#:~:text=Epilepsi%20bagi%20sebagian%20kalangan
%20masyarakat,saraf%20otak%20dan%20tidak%20menular

WHO. (2022). Epilepsy. Diakses pada 3 September 2022, dari

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/epilepsy

Kementerian Kesehatan. (2022). Mitos dan Fakta Penyakit Epilepsi.

Diakses pada 3 September 2022, dari

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1102/mitos-dan-fakta-penyakit-epilepsi

CDC. (2020). Epilepsy Fast Facts. Diakses pada 3 September 2022, dari

https://www.cdc.gov/epilepsy/about/fast-facts.htm

Halodoc. (2019). Apakah Epilepsi Bisa Menular Lewat Air Liur?. Diakses pada 4
September 2022, dari
https://www.halodoc.com/artikel/apakah-epilepsi-bisa-menular-lewat-air-liur

Kelompok 2:

Glenndy Lambang Prasetyadi Dupuy_Teknik Kelautan (Ketua)

Muhamad Alfath_Teknik Pertambangan (Notulen)

Satrya Imanuel_Teknik Sipil

Samuel Eppang_Teknik Elektro

Anda mungkin juga menyukai