Anda di halaman 1dari 14

RADIKALISASI ISLAM BELGIA

Najmah zahiro*
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Abstrak
Islam di Belgia seiring dengan berjalannya waktu telah berkembang sangat pesat. Baik dari
sisi jumlah imigrasi yang masuk kedalam Negara tersebut ataupun masyarakat Belgia
sendiri yang muallaf masuk ke agama islam. Dalam paper ini, penulis mengambil tema
mengenai radikalisasi islam di Belgia. Dengan pembagian beberapa sub-bab untuk lebih
memudahkan pembaca dalam memahami paperini. Dalam paper ini, penulis kemudian
memaparkan factor – faktor penyebab terjadinya radikalisasi islam yang terjadi di Belgia.
Selain itu, penulis juga memaparkan keadaan Negara Belgia dari segi geografis, jumlah
penduduk, dan info lain yang berkaitan dengan Negara Belgia. Dan penulis juga
memaparkan bentuk – bentuk diskriminasi islam yang ada di Belgia.
Keyword : Radikalisasi islam, diskriminasi, Belgia

1. Pendahuluan
Belgia merupakan sebuah Negara dengan letak geografisnya yang berbatasan
dengan laut utara, Belanda, Jerman, Luxemburg, dan Prancis. Kondisi iklim di Negara Belgia
yakni beriklim sedang, musim dingin ringan, musim dingin, musim hujan, lembab, dan
berawan. Jumlah penduduk di Negara Belgia pada tahun 2007 yakni 10.392.226 jiwa dengan
Laju tingkat migrasi bersih sebanyak 1,22 migran /1.000 populasi. Ibukota Negara Belgia
adalah Brussels. Tipe Pemerintahan di negara ini adalah demokrasi parlementer federal
yang berada di bawah konstitusi kerajaan. Kepala Negara yakni Perdana Menteri.
Hokum dan masyarakat yang ada di Belgia sangatlah terbuka akan kebebasan
beragama. Melihat hal tersebut, sudah tidak mengejutkan lagi jika kemudian Belgia
merupakan Negara dengan jumlah populasi muslim terbesar kedua di Eropa. Populasi
Muslim Belgia telah berkembang pesat. Belgia mengadopsi sebuah kebijakan yang
ditetapkan untuk menarik tenaga kerja imigran untuk migrasi, termasuk juga pembentukan
perjanjian migrasi bilateral. Selain itu, pemerintah Belgia juga mengurangi penegakan
hokum untuk imigrasi, karena untuk mempermudah mendapatkan residensi ke Belgia
sehingga terdapat peningkatan jumlah imigran.
Dalam hal mendirikan masjid, mushalla ataupun Islamic Centre, muslim Belgia
nampaknya tidak memiliki kesulitan baik dalam hal penyediaan dana ataupun izin dari
pemerintah. Dalam hal penyediaan dana muslim di sana tidak memiliki kesulitan karena
umumnya mereka berada pada tingkatan ekonomi menengah sampai atas. Selain itu, dalam
hal pendidikan menjadikan pengajaran agama Islam sebagai satu bidang studi resmi yang
diajarkan di sekolah-sekolah milik pemerintah Belgia, pihak pemerintah berkewajiban
menyiapkan dana dan tenaga pengajar agama Islam pada setiap sekolah yang ada pelajar
muslimnya.
Diskriminasi islam yang terjadi di Belgia yakni seputar larangan penggunaan burqa
atau cadar bagi perempuan, karena untuk mengantisipasi adanya terorisme pasca kejadian
bom yang ada di Paris. Selain itu, masih banyak sekolah – sekolah yang melarang siswanya
untuk menggunakan kerudung ketika bersekolah. Dan pengajaran yang ada di sekolah juga
tidak ada yang menyangkut nilai keislamannya.
Dalam paper ini, penulis bermaksud untuk mengangkat tema radikalisasi muslim di
belgia. Dimana saat itu, banyak dari masyarakat dari Arab yang dating ke Belgia dengan
membawa paham wahabi yang saat itu pemerintah Belgia belum menyadarinya. Penulis
juga memarkan beberapa contoh kasus yang dirangkum dalam bentuk table. Sehingga
diharaapkan pembaca dapat memahami lebih banyak mengenai contoh kasus radikalisasi
islam yang terjadi di belgia.
2. Pembahasan
a. Selayang Pandang Negara Belgia
Secara geografis, Negara Belgia terletak di Kawasan Eropa Barat, yang mana
berbatasan dengan Laut Utara, Belanda, Jerman, Luksemburg, dan Perancis. Luas wilayah
negara ini adalah 30.528 km2, yang mana terbagi atas wilayah daratan seluas 30.278 km2
dan perairan seluas 250 km2. Adapun batas negara perbatasan yakni sepanjang 620 km
Negara Perancis, 167 km Negara Jerman, 148 km Negara Luksemburg, dan 450 km Negara
Belanda. Adapun panjang pantai di negara ini adalah 66,5 km menghadap Selat Dover.
Adapun kondisi iklim di Negara Belgia yakni beriklim sedang, musim dingin ringan,
musim dingin, musim hujan, lembab, dan berawan. Kondisi medan di negara ini yakni datar
di daerah pesisir barat laut dan bukit-bukit pusat; sedangkan perbukitan terjal dan
pegunungan Ardennes di tenggara. Adapun elevasi di negara ini yakni titik terendah
terdapat di Laut Utara (permukaan laut), sedangkan titik tertinggi terdapat di Signal de
Botrange yakni 694 meter diatas permukaan air laut (DPAL).
Jumlah penduduk di Negara Belgia pada tahun 2007 yakni 10.392.226 jiwa, yang
terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 5.087.143 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
6.141.868 jiwa. Kepadatan penduduk yakni 886 orang per 342 kilometer persegi dan
pertumbuhan penduduk sebesar 0,12% per tahun.
Laju tingkat migrasi bersih sebanyak 1,22 migran /1.000 populasi. Angka fertilitas
sebesar 1,64 anak yang lahir per wanita. Tingkat kelahiran 10,29 kelahiran/1.000 populasi.
Tingkat Kematian 10.32 kematian/1.000 populasi. Adapun harapan Hidup meliputi jumlah
populasi: 78.92 tahun, laki-laki, 75,75 tahun; lahir pada perempuan 82,24 tahun. Median
tmur total: 41,1 tahun, laki-laki 39,9 tahun, perempuan 42,4 tahun.
Adapun kelompok etnis di negara ini meliputi Fleming 58%, Walloon 31%, campuran
atau lainnya 11%. Agama di negara ini terdiri dari Katolik Roma 75%, lainnya termasuk
Protestan sebesar 25%. Bahasa resmi negara meliputi Bahasa Belanda (resmi) 60%, Perancis
(resmi) 40%, Jerman (Resmi) kurang dari 1%. Literasi (Usia 15 ke atas dapat membaca dan
menulis) yakni jumlah penduduk: 99% (99%, laki-laki, 99%, perempuan) (2003). Mata Uang
Negara Belgia adalah Euro.
Adapun produk pertanian meliputi gula, sayuran segar, buah-buahan, biji-bijian,
tembakau dan produk daging sapi meliputi sapi, babi, susu. Produk industri teknik dan
produk logam meliputi perakitan kendaraan bermotor, peralatan transportasi, instrumen
ilmiah, makanan dan minuman olahan, bahan kimia, logam dasar, tekstil, kaca, dan minyak
bumi.
Ekspor Mesin dan peralatan meliputi bahan kimia, berlian, komoditas logam dan
produk logam, bahan makanan. Sedangkan Impor Mesin dan peralatan meliputi bahan
kimia, berlian, komoditas farmasi, bahan makanan, peralatan transportasi, dan produk
minyak. Transportasi Jalan raya sepanjang 150.567 kilometer dengan rincian 117.442
kilometer yang diaspal, Kereta Api 3.536 kilometer: Bandara: 43; 27 landasan pacu yang
diaspal; Waterways: 2.043 kilometer.
Ibukota Negara Belgia adalah Brussels. Tipe Pemerintahan di negara ini adalah
demokrasi parlementer federal yang berada di bawah konstitusi kerajaan. Kepala Negara
yakni Perdana Menteri: Guy Verhofstadt. Tanggal kemerdekaan 4 Oktober 1830 (sebuah
pemerintahan sementara menyatakan kemerdekaan dari Belanda), 21 Juli 1831 (Raja
Leopold I naik tahta). Wilayah administratif negara ini terdiri dari 10 provinsi dan 3 daerah
divisi.Catatan: Sebagai hasil dari revisi konstitusi 1993 yang ditindaklanjuti devolusi menjadi
negara federal, sekarang ada tiga tingkat pemerintahan (pusat, regional, dan masyarakat
linguistik) dengan divisi kompleks tanggung jawab.1
b. Populasi, imigran, pendidikan, dan politik masyarakat islam di Belgia
Hokum dan masyarakat yang ada di Belgia sangatlah terbuka akan kebebasan
beragama.2 Melihat hal tersebut, sudah tidak mengejutkan lagi jika kemudian Belgia
merupakan Negara dengan jumlah populasi muslim terbesar kedua di Eropa. 3 Kurang lebih
6% Dari populasi Belgia diidentifikasi sebagai Muslim,4 Membuat Islam menjadi Agama
Paling umum dan minoritas di suatu Negara tersebut.5 Minoritas lainnya yang masuk pada
raviliasi di Belgia Termasuk non-Kristen Katolik, Muslim, Yahudi, dan Budha.6
Diperkirakan, 50% dari populasi Belgia penduduknya merupakan orang katolik Roma,
yang tidak terafiliasi 32%, dan atheis 9%. 7 Penting untuk menekankan bahwa banyak dari
angka ini dan angka yang akan datang itu adalah angka – angka perkiraan. Pemerintah
Belgia tidak meminta informasi afiliasi keagamaan di sensus nasional,8dapat mempengaruhi
ketersediaan data demografis yang dapat dipercaya tentang Muslim Belgia.
Populasi Muslim Belgia telah berkembang pesat, hampir dua kali lipat sepuluh tahun
terakhir. Pada tahun 2005, Jumlah Muslim 364.000 jiwa.9 Terdiri kira- kira 3.5% dari jumlah
populasi di Belgia. Pada tahun 2010, jumlah muslim di Belgia meningkat menjadi 630.00

1
G. Wingfield, 2008, Modern World Nations-Belgium, New York, Chelsea House Publisher.p,3-7
2
“Religious Freedom in Belgium,”Berkley Center for Religion, Peace & World Affairs diakses dari
http://berkleycenter.georgetown.edu/essays/religious-freedom-in-belgium pada 31 mei 2017

3
Soeren Kern, “The Islamization of Belgium and the Netherlands in 2013,” Gatestone Institute, January 13,
2014, diakses dari http://www.gatestoneinstitute.org/4129/islamization-belgium-netherlands pada 31 mei
2017
4
Ibid
5
“Table: Religious Composition by Country, in Numbers,”Pew Forum, December 18, 2012, diakses dari
http://www.pewforum.org/2012/12/18/table-religious-composition-by-country-in-numbers/ pada 31 mei
2017
6
“Religious Freedom in Belgium,” Berkley Center for Religion, Peace & World Affairs, diakses dari
http://berkleycenter.georgetown.edu/essays/religious-freedom-in-belgium pada 31 mei 2017
7
ibid
8
“Islam in Belgium,” Euro-Islam.info, diakses dari http://www.euro-islam.info/country-profiles/belgium/ pada
31 mei 2017
9
“Belgium,” Frontline, January 25, 2005, diakses dari
http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/front/map/be.html pada 31 mei 2017
jiwa, kira – kira 5.9% dari populasi Belgia. 10 Pada 2014, Jumlah Muslim menjadi 650.000 dan
terdiri dari kira-kira 6% dari populasi Belgia.11
Dari pernyataan tersebut kemudian kita dapat menyimpulkan bahwa perkembangan
masyarakat islam yang ada di Belgia sangatlah pesat dikarenakan respon dari masyarakat
asli belgia itu sangatlah baik. Mereka dapat saling bertoleransi antar keberagaman agama
yang ada. Akhir – akhir ini kebijakan imigrasi Belgia sudah mulai responsif, untuk
menanggapi kekurangan tenaga kerja akibat dari Perang Dunia II. Belgia mengadopsi sebuah
kebijakan yang ditetapkan untuk menarik tenaga kerja imigran untuk migrasi, termasuk juga
pembentukan perjanjian migrasi bilateral.12 Selain itu, pemerintah Belgia juga mengurangi
penegakan hokum untuk imigrasi, karena untuk mempermudah mendapatkan residensi ke
Belgia sehingga terdapat peningkatan jumlah imigran. 13 Namun menjelang akhir 1960-an,
situasi mulai memburuk dan pengangguran semakin meningkat. Pemerintah kemudian
kembali menegakkan peraturan imigrasi yang ketat.
Pada tanggal 24 April 1984, pihak Kerajaan mengeluarkan suatu keputusan yang
mengakui Islam sebagai salah satu daritiga agama resmi di Belgia. Dari surat keputusan
tersebut warga muslim Belgia mendapatkan beberapa hal positf, di antaranya adalah
menjadikan pengajaran agama Islam sebagai satu bidang studi resmi yang diajarkan di
sekolah-sekolah milik pemerintah Belgia, pihak pemerintah berkewajiban menyiapkan dana
dan tenaga pengajar agama Islam pada setiap sekolah yang ada pelajar muslimnya, kaum
muslimin diperbolehkan membangun tempat peribadatan berupa Masjid, mushalla atau
Islamic Centre, kaum muslimin diperbolehkan mencantumkan identitas agamanya pada
kartu tanda penduduk, passport dan surat resmi lainnya.
Dalam hal mendirikan masjid, mushalla ataupun Islamic Centre, muslim Belgia
nampaknya tidak memiliki kesulitan baik dalam hal penyediaan dana ataupun izin dari
10
“Table: Religious Composition by Country, in Numbers,” Pew Forum, December 18, 2012, diakses dari
http://www.pewforum.org/2012/12/18/table-religious-composition-by-country-in-numbers/ pada 31 mei
2017
11
Soeren Kern, “The Islamization of Belgium and the Netherlands in 2013,” Gatestone Institute, January 13,
2014, diakses dari http://www.gatestoneinstitute.org/4129/islamization-belgium-netherlands pada 31 mei
2017

12
Milica Petrovic, “Belgium: A Country of Permanent Immigration,” Migration Policy Institute, November 15,
2012, diakses dari http://www.migrationpolicy.org/article/belgium-country-permanent-immigration/ pada 31
mei 2017
13
Marco Martiniello and Andrea Rea, “Belgium’s Immigration Policy Brings Renewal and Challenges,” Migration
Policy Institute, October 1, 2003, diakses dari http://www.migrationpolicy.org/article/belgiums-immigration-
policy-brings-renewal-and-challenges pada 31 mei 2017
pemerintah. Dalam hal penyediaan dana muslim di sana tidak memiliki kesulitan karena
umumnya mereka berada pada tingkatan ekonomi menengah sampai atas. Dalam hal
pemberian izin mereka pun tidak memiliki masalah karena sesuai dengan surat keputusan
tadi, umat muslim boleh mendirikan tempat ibadah mereka di negara tersebut.
Untuk pertama kalinya, Raja Belgia Albert II tidak menggunakan kata 'imigran' saat
merujuk umat Muslim setempat. Hal itu dia sampaikan saat membacakan Dekrit Kerajaan
bagi pembentukan Majelis Eksekutif Dewan Muslim Belgia sekitar tahun 1999 lalu.
Pengukuhan ini sekaligus mengakhiri kontroversi dan masalah yang melingkupi proses
pemilihan anggota dewan tersebut sejak tahun 1998 lalu. Dengan demikian, Belgia menjadi
negara Eropa pertama yang mendirikan majelis eksekutif Islam. Majelis itu nantinya
berperan memberikan nasihat kepada Raja Belgia mengenai isu-isu berkaitan masyarakat
Islam. Islam telah dikenal luas sejak tahun 1974, namun baru tahun belakangan umat
Muslim memiliki wakil di Dewan Negara. Sebanyak 45 ribu Muslim Belgia dari keseluruhan
sekitar 70 ribu memberikan suaranya bagi pemilihan 68 anggota Dewan Muslim Belgia yang
pertama serta 17 orang anggota eksekutifnya. Agenda utama dewan Islam adalah
menentang diskriminasi terhadap Muslim, terutama di sekolah-sekolah dan tempat kerja.
Sebenarnya, pemerintah Belgia sangat memberikan kebebasan bagi semua
penduduknya untuk menganut dan menjalankan praktek keagamaannya, selama kegiatan
tersebut tidak bertentangan dengan aturan dan hukum-hukum negara yang berlaku. Bahkan
pemerintah Belgia memberikan perhatian kepada umat dan komunitas agama-agama yang
berada di Belgia. Pemerintah Belgia sendiri sejak tahun 1974, telah memberikan subsidi
kepada komunitas muslim di Belgia. Para imam masjid yang sudah terdaftar secara resmi,
mendapatkan gaji dari pemerintah Belgia. Hingga kini paling tidak sudah tercatat ada sekitar
328-380 masjid di Belgia.
Masjid-masjid tersebut biasanya dikelola oleh komunitas muslim sesuai dengan asal
negeranya, misalnya masjid komunitas Maroko, Turki, Pakistan, dll. Walau demikian sesuai
dengan asas universalisme Islam, maka masjid-masjid tersebut terbuka bagi siapa saja yang
mau melakukan aktifitas peribadahan. Hanya saja terkadang bahasa yang digunakan -saat
khutbah jumat misalnya- masih menggunakan bahasa yang sesuai dengan asal negaranya,
sehingga, bagi yang tidak mengerti, menjadi kendala dalam memahami isi khutbahnya.
Komunitas muslim Indonesia sendiri, hingga saat ini belum memiliki masjid khusus.
Selama ini komunitas muslim Indonesia masih menggunakan fasilitas ruangan aula dari KBRI
untuk kegiatan keagamaan seperti solat jumat dan pengajian-pengajian. Mengingat
pentingnya tempat ibadah berupa masjid ini, maka komunitas muslim Indonesia di Belgia
saat ini juga sedang berusaha untuk membangun masjid yang nantinya sekaligus digunakan
sebagai pusat kebudayaan Islam Indonesia di kota Brussel Belgia.
c. Discriminasi islam di Belgia
Di awal – awal saat muslim masuk ke Negara Belgia, mereka masih belum diakui oleh
pemerintah Belgia dan juga belum mendapatkan perlindungan khusus mengenai imigran
islam ataupun masyarakat asli yang ada di belgia saat itu. Sehingga masih banyak terdapat
diskriminasi islam yang ada di Belgia. Seperti hampir setengah dari populasi Muslim asal
Maroko (225 jiwa) di negara tersebut, tidak pernah menikmati haknya sebagai warga negara
yang sah. Hal ini menyebabkan rata-rata umat Muslim memiliki masalah dalam menjalankan
aktivitas ibadahnya secara bebas. Selain itu, Kepala sekolah di kota Brussel tidak
mengizinkan murid perempuan Muslim mengenakan jilbab. Ini sama saja mengingkari hak
pendidikan sebanyak 180 siswi Muslim di sana.Dan masih terdapat perpecahan oleh
kebudayaan bangsa masing-masing. Sebagai contoh, kebudayaan orang Maghribi dan Turki
banyak mempengaruhi amalan-amalan Islam generasi pertama warga Islam Belgia.
Masalah jilbab, terlepas dari pengakuan resmi pihak kerajaan, masih menjadi
masalah di kalangan siswi Muslimah. Sebab, masih sering mendapat perlakuan tidak adil di
sekolah maupun tempat kuliah. Para orang tua dan wali murid sering kali mengajukan
protes dan demonstrasi ke pihak sekolah dan universitas yang melakukan tindakan
diskriminatif terhadap para siswi Muslimah. Kedua, jumlah sekolah milik pemerintah yang
mengajarkan bidang studi agama Islam (menurut data tahun 1993) sebanyak 468 buah
sekolah dengan jumlah tenaga pengajar sekitar 348 orang guru. Sedangkan jumlah siswanya
mencapai 24.051 orang.
Pada awalnya pihak Islamic Centre dan Yayasan Dakwah dipercaya untuk
mendatangkan tenaga guru agama dari negara-negara Arab dan Islam. Khususnya mereka
yang telah menyelesaikan studinya di S1 pada jurusan agama. Tapi, sekarang izin itu telah
dicabut dan mengharuskan tenaga pengajar agama dari kaum Muslim warga Belgia atau
mereka yang telah memiliki izin tinggal resmi (resident permit) dari kerajaan. Sementara
kemampuan mereka dalam mengajaar agama Islam belum memadai. Di samping itu,
minimnya pengetahuan agama yang dimiliki para Imam masjid serta sempitnya wawasan
keislaman sebagian para dai, terutama yang menyangkut fikih realitas (Fiqhul Waaqi)
berkaitan dengan konsep politik pembauran yang dicanangkan pihak Kerajaan, sering
menimbulkan kesalahpahaman antara pihak penguasa dan komunitas Islam. Hal lain, yaitu
tidak adanya organisasi resmi yang mewakili kaum Muslim di pemerintahan dan parlemen
yang dapat menyuarakan hak mereka.
Disetujuinya rancangan peraturan yang melarang pemakaian cadar di tempat umum
oleh parlemen Belgia, membawa dimensi baru dalam kehidupan umat Muslim setempat.
Belgia akan menjadi negara pertama yang secara resmi melarang pemakaian cadar. Busana
khas Muslimah ini memang telah menjadi sasaran 'tembak' kalangan anti-Muslim sejak
beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, sebuah komite di parlemen menyepakati kebijakan
ini melalui voting pada akhir bulan lalu. Nantinya, setelah diratifikasi, rancangan peraturan
itu barulah diundangkan. Di situ tercantum pengenaan sanksi bagi yang melanggar, yakni
denda sebesar 25 Euro atau hukuman kurungan selama tujuh hari. Kelompok anti Islam
menyambut gembira perkembangan ini. Sejatinya, upaya untuk menggegolkan kebijakan
diskriminatif tersebut telah dilakukan sejak 2004. Adapun di tataran komunal, muncul
pelarangan-pelarangan dari otoritas sekolah dan tempat kerja di sejumlah distrik terhadap
pemakaian cadar atau jilbab.
Sulit dipungkiri, munculnya masalah itu karena kekhawatiran yang berlebihan.
Anggota parlemen sayap kiri Denis Ducarme menegaskan peraturan itu bertujuan untuk
mengeliminir ancaman dari kaum radikal Muslim. Ia mengatakan, aturan tegas ini
memberikan sinyal yang kuat bagi kelompok Islam tertentu. Dia berpendapat,
ketidakmampuan untuk mengidentifikasi seseorang, bisa menimbulkan konsekuensi
keamanan yang sangat serius. Denis juga menilai cadar merupakan 'penjara berjalan' bagi
kaum wanita dan mengekang kebebasan mereka. Senada dengan pernyataan tersebut,
ketua promotor RUU, Daniel Bacquelaine, menengarai bahwa cadar bisa saja digunakan
untuk menggelar demonstrasi kekerasan dengan menutupi wajah mereka. Ia
memperkirakan hanya sekian ratus wanita di Belgia yang bercadar, namun diakui trennya
mulai meningkat. ''Mengenakan cadar di tempat umum bertentangan dengan karakteristik
masyarakat Belgia yang terbuka, liberal dan toleran,'' sambungnya.
Tensi tinggi melingkupi jantung Eropa ketika keberadaan imigran Muslim yang
semakin kuat, dirasakan sebagai ancaman. Baik dalam arti fisik, juga secara dominasi dan
eksistensi. Apa yang timbul di Belgia, Prancis, Swiss dan lainnya, membuktikan sinyalemen
tadi. Dari analisa Michael Radu, co-chairman Center on Terorism and Counterterorism,
Foreign Policy Research Institute of Philadelphia, Eropa Barat kini sedang menghadapi
dilema yang pada awalnya dipicu oleh kebijakan yang terlalu membuka diri terhadap
imigran. Sejarah mencatat, kawasan ini pernah mengalami derasnya arus kedatangan
imigran pada era 60 dan 70an. Ada banyak alasan yang mendasari, antara lain konflik
berkepanjangan di negara asal, permintaan suaka politik, mencari pekerjaan, atau
menempuh studi.14
Survei terbaru menemukan tujuh dari 10 responden Muslim Belgia merasa kalau
mereka diperlakukan seperti orang asing. Survei itu dilakukan bersama-sama surat kabar
Soir, radio RTBF, Survey&Action Institute dan Yayasan Ceci n'est pas une crise. Dilansir dari
Sputnik, Senin (9/1), surat kabar Soir menerbitkan hasil survei kalau 77 responden tidak lagi
merasa Belgia merupakan rumah mereka. Sedangkan, 65 persen responden mengaku,
merasa takut akan masuknya gelombang pengungsi baru-baru ini di Eropa, terutama yang
datang ke Belgia. Malah, sebanyak 70 persen responden menyatakan, keinginan agar
pemerintahan Belgia yang kuat dapat mengembalikan atau memulihkan ketertiban.
Masyarakat Belgia, ternyata turut memiliki kecenderungan untuk melebih-lebihkan jumlah
Muslim yang selama ini tinggal dan datang ke Belgia. Pasalnya, rata-rata masyarakat yang
menjadi responder berpikir jika umat Islam yang ada, sudah mencapai 30 persen dari
keseluruhan masyarakat Belgia. Sementara, jumlah sebenarnya dari umat Islam yang datang
ke Belgia baru mencapai angka sekitar 8,5 persen, sangat jauh dari ketakutan masyarakat.
Survei sendiri dilakukan dengan mengambil sampe sebanyak 2.400 orang, yang di dalamnya
termasuk 400 umat Islam Belgia. Sedangkan, margin of error dari survei yang dilakukan tidak
melebih dua persen, sehingga kesimpulan yang didapatkan bisa dibilang sangat akurat untuk
menggambarkan pandangan masyarakat.15

d. Radikalisasi di Belgia dan Respon Pemerintah

14
Larangan burqa dan ketakutan akan imigran muslim di Belgia diakses dari
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/02/27/om1iql313-larangan-burqa-
dan-ketakutan-akan-imigran-muslim-di-belgia pada 31 mei 2017

15
Survey 70 persen muslim Belgia merasa diperlakukan asing, diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/17/01/10/ojiy3g396-survei-70-persen-muslim-belgia-
merasa-diperlakukan-asing pada 31 mei 2017
Serangan terorisme di Belgia sebenarnya hanya tinggal menunggu waktu. Pasalnya,
ratusan warga Belgia menjadi radikal dan berangkat untuk bergabung dengan kelompok
militan di Suriah, termasuk ISIS yang mengklaim berada di balik serangan di bandara dan
stasiun kereta Brussels, yang menewaskan 34 orang dan melukai 230 lainnya, Selasa pekan
ini. Tercatat ada 500 warga Belgia yang pergi ke Suriah, terbanyak per kapita di seluruh
Eropa. Sebanyak 100 di antaranya disebut telah kembali ke Belgia, yang kemudian memicu
ancaman keamanan nasional.
Diduga, radikalisasi yang terjadi di Belgia dikarenakan diskriminasi dan kurangnya
kesempatan kerja untuk warga keturunan Timur Tengah di Belgia menjadi alat propaganda
kelompok radikal yang berhasil merekrut banyak pemuda. Selain itu, tindakan aparat yang
sewenang-wenang telah memicu kebencian terhadap penegak hukum, kian memantik
radikalisme di Belgia.
Terdapat banyak alasan kenapa Belgia menjadi sarang Islam radikal di Eropa.
Sebagian jawaban menyebut soal pengiriman ulama-ulama Wahabi dari Arab Saudi ke
negara itu sejak 1960-an. Untuk mengamankan kontrak minyak, Raja Baudouin dari Belgia
menawarkan kepada Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz, berkunjung ke Ibu Kota Brussels
pada 1967: Belgia bakal membangun sebuah masjid di ibu kota dan memakai para ulama
terlatih dari negara Kabah itu. Waktu itu Belgia mendorong para pekerja dari Maroko dan
Turki untuk datang ke negara itu sebagai buruh berupah murah. Kesepakatan dicapai dua
raja itu adalah membikin masjid itu pusat ibadah dan kegiatan Islam terbesar di Belgia.
Brussels sudah memiliki tempat sempurna untuk dijadikan masjid. Sebuah paviliun
oriental dirancang arsitek Belgia Ernest Van Humbeek. Bangunan ini berdiri di taman
Cinquantenaire sejak 1879 tapi kemudian tidak dipakai lagi. Perjanjian pada 1967 itu
menggratiskan Arab Saudi dari biaya sewa selama 99 tahun. Paviliun ini lantas diubah lagi
oleh Saudi dan diresmikan pada 1978 sebagai Masjid Agung Brussels sekaligus Pusat
Kebudayaan Islam Belgia. Meski masjid itu diperlakukan sebagai suara resmi kaum muslim di
Belgia, namun para ulama radikal berpaham Wahabi mengajarkan ajaran Islam bertolak
belakang dengan Islam dianut kaum imigran muslim di negara itu.
Saat ini terdapat sekitar 600 ribu orang Maroko dan Turki di negara berpenduduk
sebelas juta itu. Komunitas Maroko berasal dari mazhab Maliki dan jauh lebih toleran serta
terbuka ketimbang orang Islam dari wilayah Teluk Persia, seperti Arab Saudi. Sayangnya,
banyak dari orang Maroko itu seperti diislamkan kembali oleh ulama-ulama radikal beraliran
Wahabi mengajar di Masjid Agung Brussels. Beberapa orang Maroko bahkan menerima
beasiswa untuk belajar di Madinah, Arab Saudi. Paham Wahabi mengklaim sebagai ajaran
Islam murni sesuai diajarkan Nabi Muhammad. Mereka menganggap Syiah sesat dan bahkan
menyesatkan tradisi Sunni, seperti ziarah kubur, maulid nabi, dan tahlilan. Bagi kaum
Wahabi, darah non-muslim halal ditumpahkan. Menurut bocoran kabel diplomatik dilansir
WikiLeaks, pemerintah Belgia beberapa tahun lalu mengusir Khalid al-Abri, staf Kedutaan
besar Arab Saudi di Brussels, karena aktif menyebarkan dogma takfiri (gampang
mengkafirkan orang lain karena berbeda ajaran Islam).
Belgia telah menjadi sebuah Negara dimana berkembang biaknya para pelaku utama
radikalisasi. Sedikitnya 380 orang Belgia yang pernah bepergian ke Syria sebagai pejuang
asing, memberikan Belgia jumlah terbesar jihad per kapita sebanyak 33,9 per satu juta
penduduk.16 Secara demografis, orang belgia yang berjihad kebanyakan berasal dari
Antwerp, Brussels, Mechelen, or Vilvoorde.17 Bagaimanapun, hal tersebut tidak menjadi
kekagetan, dan tidak memberikan keterbatasan bagi penyebaran islam yang ada di Belgia.
Rata – rata umur orang belgia yang berjihad yakni antara umur 17 – 25 tahun. Dan mereka
kebanyakan berasal dari pengangguran serta pemegang catatan hitam kriminal. 18
Belgia telah menempatkan 160 orang pada daftar keamanan internasional .
Beberapa di antaranya diyakinkan terorisme, sementara beberapa dicurigai kegiatan-
kegiatan teroris. Daftar ini berisi warga Belgia yang telah meninggalkan untuk berperang di
Siria. Namun, risiko nyata adalah yang ditimbulkan oleh orang-orang yang kembali. Sudah,
kembali pejuang asing telah juga mengantam di Eropa khususnya di tanggal 13 November
terjadi serangan Paris. Serta kasus – kasus yang lainnya yang akan dijelaskan pada table
dibawah ini

16
Guy Van Vlierden, "Bagaimana Belgia menjadi bagian atas Pengekspor Jihad," Terorisme Memantau 13 no. 11
(2015), diakses online melalui Jamestown Foundation, http://www.jamestown.org/single/?tx_ttnews
%5Btt_news%5D=43966&tx_ttnews%5BbackPid%5D=7&cHash=462
a3da25136ea4c02b6a99f9e5fa442#.VdToZ1NViko pada 31 mei 2017
17
Soeren Kern, “The Islamization of Belgium and the Netherlands in 2013,”Gatestone Institute, January 13,
2014, diakses dari http://www.gatestoneinstitute.org/4129/islamization-belgium-netherlands pada 31 mei
2017
18
David Stellini, “The European Jihadist: a profile,” epp group, February 20, 2015,
http://www.eppgroup.eu/news/The-European-Jihadist%3A-a-profile pada 31 mei 2017
Sumber:international institute for counter terrorism

Respon pemerintah Belgia telah banyak mengkritik dan sangat tanggap terhadap
kasus mengenai radikalisme islam yang ada di negaranya. Meskipun pemerintah belgia telah
melakukan banyak pembalasan dengan bertindak membatasi keterlibatan politik Islam,
melarang Syariah - Belgia, melarang jilbab, menyesuaikan kebijakan integrasi , dan
melibatkan diri dalam penggerebekan polisi, dan Ada yang kekurangan strategi jangka
panjang dan kesatuan nasional/keseragaman. Misalnya, sementara yang berbahasa Belanda
Flanders (khususnya Antwerp) telah turun retak pada ekstremisme Islam, dimana penguasa
di wilayah Brussels ini telah "bukan berarti maupun kekuatan-kekuatan" untuk survei radikal
yang dicurigai kurangnya strategi dan keseragaman seperti sebuah akibat dari perpecahan
nasional dapat menembus Negara secara keseluruhan.
Negara Belgia terbagi antara ilmu bahasa dan garis ideology, dengan tantangan
bahasa dan persaaingan sejarah.19 Mungkin konsekuensi, pembagian informasi, dan
disentralisasikan terhadap pembalasan radikalisasi yang telah tampak kekurangan. 20
3. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa radikalisasi islam yang terjadi di
Belgia dapat dipengaruhi dengan banyaknya masyarakat Arab yang dataang ke Belgia
dengan membawa paham Wahabi. Kemudian, dari sini mereka memplopori para pemuda
yang tidak memiliki pekerjaan aataau pengangguran untuk mengikuti ajaraan mereka
dengan alasan sebagai jihad atas agama.
Negara Belgia sebagai salah satu Negara yang membuka tempat atau sangat terbuka
terhadap imigran yang datang kedalam Negara Belgia tanpa ada batasan ataupun peraturan
mengenai imigran tersebut. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, banyaknya
pngangguran kemudian yang menjadikan pemerintah lebih mempersempit imigran yang
datang ke Belgia.
Belgia sebagai Negara yang toleran terhadap semua agama yang dianut oleh
masyarakat yang tinggal di Belgia membuat umat islam yang saat ini berada di Belgia bebas
dalam melakuan aktivitas keagamaannya. Kecuali mungkin di suatu daerah masih terdapat
diskriminasi islam disana.

19
Andrew Higgins, “Terrorism Response Puts Belgium in a Harsh Light,” New York Times, November 24, 2015,
diakses dari http://www.nytimes.com/2015/11/25/world/europe/its-capital-frozen-belgium-surveys-past-
failures-and-squabbles.html?_r=0 pada 31 mei 2017
20
ibid
Referensi
Wingfield, G., 2008, Modern World Nations-Belgium, New York, Chelsea House Publisher.
“Religious Freedom in Belgium,”Berkley Center for Religion, Peace & World Affairs diakses dari
http://berkleycenter.georgetown.edu/essays/religious-freedom-in-belgium pada 31 mei 2017
Kern, Soeren, “The Islamization of Belgium and the Netherlands in 2013,” Gatestone Institute, January 13,
2014, diakses dari http://www.gatestoneinstitute.org/4129/islamization-belgium-netherlands pada 31
mei 2017
“Table: Religious Composition by Country, in Numbers,”Pew Forum, December 18, 2012, diakses dari
http://www.pewforum.org/2012/12/18/table-religious-composition-by-country-in-numbers/ pada 31
mei 2017
“Religious Freedom in Belgium,” Berkley Center for Religion, Peace & World Affairs, diakses dari
http://berkleycenter.georgetown.edu/essays/religious-freedom-in-belgium pada 31 mei 2017 “Islam in
Belgium,” Euro-Islam.info, diakses dari http://www.euro-islam.info/country-profiles/belgium/ pada 31
mei 2017
“Belgium,” Frontline, January 25, 2005, diakses dari
http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/front/map/be.html pada 31 mei 2017
Milica Petrovic, “Belgium: A Country of Permanent Immigration,” Migration Policy Institute, November 15,
2012, diakses dari http://www.migrationpolicy.org/article/belgium-country-permanent-immigration/
pada 31 mei 2017
Marco Martiniello and Andrea Rea, “Belgium’s Immigration Policy Brings Renewal and Challenges,” Migration
Policy Institute, October 1, 2003, diakses dari http://www.migrationpolicy.org/article/belgiums-
immigration-policy-brings-renewal-and-challenges pada 31 mei 2017
Larangan burqa dan ketakutan akan imigran muslim di Belgia diakses dari
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/02/27/om1iql313-larangan-
burqa-dan-ketakutan-akan-imigran-muslim-di-belgia pada 31 mei 2017

Survey 70 persen muslim Belgia merasa diperlakukan asing, diakses dari


http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/17/01/10/ojiy3g396-survei-70-persen-muslim-
belgia-merasa-diperlakukan-asing pada 31 mei 2017

Guy Van Vlierden, "Bagaimana Belgia menjadi bagian atas Pengekspor Jihad," Terorisme Memantau 13 no. 11
(2015), diakses online melalui Jamestown Foundation, http://www.jamestown.org/single/?tx_ttnews
%5Btt_news%5D=43966&tx_ttnews%5BbackPid%5D=7&cHash=462
a3da25136ea4c02b6a99f9e5fa442#.VdToZ1NViko pada 31 mei 2017

David Stellini, “The European Jihadist: a profile,” epp group, February 20, 2015,
http://www.eppgroup.eu/news/The-European-Jihadist%3A-a-profile pada 31 mei 2017

Andrew Higgins, “Terrorism Response Puts Belgium in a Harsh Light,” New York Times, November 24, 2015,
diakses dari http://www.nytimes.com/2015/11/25/world/europe/its-capital-frozen-belgium-surveys-
past-failures-and-squabbles.html?_r=0 pada 31 mei 2017

Anda mungkin juga menyukai