Anda di halaman 1dari 4

POLITIK ETIS (ETICHE POLITICS)

A. Politik Etis
Pada tahun 1901 belanda melakukan politik etis, yaitu mendirikan pendidikan rakyat sampai
kedesa yang memberikan hak-hak pendidikan pada pribumi dengan tujuan untuk mempersiapkan
pegawai-pegawai yang kerja untuk belajar juga untuk manghambat pendidikan tradisional.
Politik etis adalah nama lain dari politik balas budi yang ditetapkan pemerintah colonial
belanda kepada rakyat hindia belanda dan ahir abat 19 atau awal abat 20. politk etis tersebut
adalah fajar budi atau dalam bahasa jerman adalah Aufklrung (pencerahan) bagi bangsa
Indonesia dimana fajar budi itu terlihat sinar-sinarnya dengan dibuatnya setelah untuk pendidik
pribumi.

B. Latar belakang politik etis


Pada awal sebelum dilaksanakannya politk etis keadaan social dan ekonomi di Indonesia begitu
buruk dan jauh dari kata sejahtera terutama untuk pendidikan pribumi yang bukan dikalangan
bangsawan. Pendidikan bukan menjadi baik justru sebaliknya. Dari bidang ekonomi tanah-tanah
farah yang luas masih dikuasai oleh perantuan tanah yang dimana rakyat biasa hanya sebagai
penyewa dan pekerja saja. Bidang politk masalah yang berkembang saat ini adalah sentralisasi
politik yang kuat sehingga tidak ada pemisahan kekuasaan dan keuangan antara pemerintah
koloniol dan bangsa Indonesia yang berdampak pada ketidak sejahteraan pribumi. Keadaan ini
mendapatkan tanggapan dari golongan social democrat yang didalangi oleh VON Deventer yang
kemudian dijuluki bapak pangeran etis yang menginginkan adanya balas budi unntuk bangsa
Indonesia. Van deveter dalam majalah de gres mengkritrik pemerintah colonial dan menyarankan
agar dilakukan politik kehormatan (hutang kekayaan) atas segala kekayaan yang telah diberikan
untuk bangsa Indonesia terhadap Negara belanda.
Kritikan ini kemudian direspon oleh Ratu Wilhelmina dalam pengangkatannya sebagai ratu baru
balanda pada tahun 1898 dan mengeluarkan pernyataan bahwa bangsa belanda mempunyai
hutang moril dan perlu diberikan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.selain dua factor ini, juga
karena perubahan politik dibelanda yaitu dengan berkuasanya kalangan liberal yang
menginginkan dilakukannya sisitem ekonomi bebas dan kapitalisme dan mengusahakan agar
pendidikan mulai di tingkatkan di indonesia. Adanya doktrin dari dua golongan yang berbeda
semakin membuat politik etis agar segera dilaksanakan yaitu:
Golongan misionaris
Tiga partai Kristen partai katolik, anti revolisoner dan kresten yang programnya adalah
kewajiban belanda untuk mengangkat derajat pribumi yang didasarkan oleh agama.
Golongan koseriatif
Menjadi kewajiban kita sebagai bangsa yang lebih tinggi derajatnya untuk memberadapkan
orang-orang terbelakang.
Itulah dua doktrin yang berkembang pada saat itu karena bagi mereka tujuan terahir politik
colonial seharusnya telah meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan moral penduduk
pribumi, evaluasi ekonomi bukan eksploitasi colonial melainkan pertanggung jawaban moral.
C. Isi Politik Etis
Pada 17 September 1907, Ratu Wilhelmira yang baru naik tahta menegaskan dalam pidato
pembukaan parlemen belanda, bahwa pemerintah belanda mempunyai panggilan moral dan
hutang budi (een eersehuld) terhadap bangsa pribumi di Hindia belanda. Ratu wilhelmira
menuangkan panggilan moral tidak kedalam kebijakan politik etis, yang terankum dalam
program trias politika yang meliputi:
1. Irigasi(pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk
keperluasan peratanian.
2. Dua imigrasi yakni mengajak pendidik untuk transmigrasi.
3. Memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan (edukasi).
D. Implikasi Pelaksaan Poliik Etis
Dampak yang di timbulkan oleh politik etis tentunya ada yang negatif dan positif namun yang
perlu kita ketahui adalah bahwa hampir semua program dan tujuan awal dari politik etis banyak
yang tak terlaksana dan mendapat hambatan. Namun satu program yang berdampak positif
dengan sifat jangka panjang bagi bangsa Indonesia adalah bidang pendidikan yang akan
mendatangkan golongan terpelajar dan terdidik yang dikemudian hari akan membuat
pemerintahan Belanda menjadi terancam dengan munculnya Budi Utomo, Sarikat Islam dan
berdirinya Volksraad. Adapun dampak-dampak yang terlihat nyata adalah dalam tiga bidang :
- Politik : Desentralisasi kekuasaan atau otonomi bagi bangsa Indonesia, namun tetap saja
terdapat masalah yaitu golongan penguasa tetap kuat dalam arti intervensi, karena perusahaan-
perusahaan Belanda kalah saing dengan Jepang dan Amerika menjadikan sentralisasi berusaha
diterapkan kembali.
- Sosial : Lahirya golongan terpelajar, peningkatan jumlah melek huruf, perkembangan bidang
pendidikan adalah dampak positifnya namun dampak negatifnya adalah kesenjangan antara
golongan bangsawan dan bawah semakin terlihat jelas karena bangsawan kelas atas dapat
berseolah dengan baik dan langsung di pekerjakan di perusahaan-perusahaan Belanda.
- Ekonomi : lahirnya sistem Kapitalisme modern, politkk liberal dan pasar bebas yang
menjadikan persaingan dan modal menjadi indikator utama dalam perdagangan. Sehingga yang
lemah akan kalah dan tersingkirkan. Selain itu juga muculnya dan berkembangnya perusahaan-
perusahaan swasta dan asing di Indonesia seperti Shell
E. Pendidikan dan Pengajaran
Pendidikan dan Pengajaran Sebelum Politik Etis
Pada tahun 1602 Belanda mendirikan VOC badan usaha ini merupakan persekutuan dagang
Belanda yang merebut penjajahan Portugis di Nusantara Timur dan menetap di tempat itu.
Kemudian, di dalam rapat kapal kapal perdagangan VOC atau kompeni membawa pendeta
pendeta yang akan menyebarkan agama Kristen Protestan. Dengan kegiatan penyebaran agama
ini, selanjutnya berdirilah sekolah sekolah. Adapun tujuan didirikannya sekolah - sekolah
tersebut yaitu sebagai upaya penyebaran Agama Kristen Protestan. Materi yang diajarkan, yaitu
membaca alkitab, agama kristen, menyanyi, menulis dan menghitung.
Dengan demikian, banyak sekali permasalahan yang timbul dalam dunia pendidikan pada
periode ini, diantaranya seperti :
a. Ada perbedaan dalam penyelenggaraan pendidikan. Artinya, ada sekolah sekolah rendah
Eropa dengan Bahasa pengantar Belanda dan Sekolah rendah pribumi (kristen) dengan bahasa
pengantar melayu dan Portugis.
b. Pendirian sekolah tidak merata, hal ini disebabkan karena di tempat itulah pusat rempah
rempah. Sekolah kejuruan tidak diselenggarakan sama sekali sebab belum terniat oleh mereka
untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi rakyat.
c. Juga ada kesedihan bagi rakyat yang menganut agama Kristen Katolik. Hal ini disebabkan
karena VOC mengusir paderi paderi dan gereja gereja. Oleh karena itu, sekolah sekolah
Katolik ditutup.
Pendidikan dan Pengajaran Pada Saat Politik Etis
Diseluruh dunia terdapat perkembangan dan pembaruan di bidang politk, ekonomi, dan ide ide.
Hal ini mendorong pemerintah Belanda untuk memberikan lebih banyak lagi kesempatan anak
bumi putera untuk menerima pendidikan. Atas dasar itulah, timbul suatu aliran di kalangan
bangsa Belanda yang terkenal sebagai politik etis (etiche politiek). Aliran ini dicetuskan oleh
Van Deventer dengan semboyan Hutang Kehormatan. Akhirnya, aliran ini terkenal dengan
slogan edukasi, irigasi, dan emigrsi.
Selain Van Deventer, ada pula Snouck Hourgroje, tokoh Belanda yang mendukung pemberian
pendidikan kepada aristrokat Bumiputera. Menurut balai pustaka jenis sekolah yang ada, antara
lain :
Pendidikan Rendah (lager Onderwijs)
Pada hakikatnya pendidikan dasar untuk tingkat sekolah dasar menggunakan dua sistem pokok,
yaitu :
a. Sekolah Rendah dengan bahasa pengantar bahasa Belanda.
b. Sekolah Rendah dengan bahasa pengantar bahasa daerah.
Pendidikan lanjutan / Pendidikan menengah (Midleboar Onderwijs)
Sebenarnya terdapat satu jenis sekolah lanjutan menurut sistem persekolahan Belanda di
golongan sekolah dasar, yaitu sekoilah dasar yang lebih luas (Meer Vitgebreld lagere Onderwijs)
atu MULO yang berbahasa pengantar bahasa Belanda, denag lama sekolah antara tiga sampai
empat tahun.
Sekolah menengah Umum (Algemeene Middlebares School atau AMS) merupakan kelanjutan
dari MULO yang berbahasa Belanda dan diperuntukkan untuk golongan Bumiputera dan Timur
Asing dengan lama belajar tiga tahun. AMS terdiri dari 2 jurusan yaitu :
1. Bagian A, Pengetahuan Kebudayaan.
2. Bagian B, Pengetahuan Alam.
Sekolah Warga Negara Tinggi (Hooger Burger School atau HBS). Sekolah ini disediakan
untuk golongan Eropa, bangsawan Bumiputera, atau tokoh tokoh terkemuka.bahasa pengantar
yang dipakai yaitu bahasa Belanda dan berorientasi ke Eropa barat, khususnya Belanda. Lama
sekolah antara tiga dan lima tahun.
F. Pelaksanaan Politik Etis
Dalam pelaksannan politik etis oleh Van Deventer di konsepsikan dalam wujud irigasi, edukasi
dan emigrasi.
1. Irigasi Pengairan dan Infastrutur:
merupakan program pembangunan dan penyempurnaan social dan prasarana untuk kesejahteraan
terutama dibidang pertanian dan perkebunan serta perbaikan prasarana infrastruktur.
2. Educate (pendidikan):
Merupakan program peningkatan mutu SDM dan pengurangan jumplah buta huruf yang
implikasi baiknya untuk pemerintah belanda, yaitu dengan pendirian sekolah-sekolah.
3. Emigrasi (transmigrasi):
Merupakan program pemerataan pendidikan jawa dan madura dengan dibuatnya pemukiman
disumatra utara dan selatan dimana dibuka perkebunan-perkebunan baru yang membutuhkan
banyak sekali pengelola dan pegawainya,
Akan tetapi kebijakan pertama dan kedua disalah gunakan untuk pemerintah belanda dengan
membanggun irigasi untuk perkebunan-perkebunan belanda dan emigrasi dilakukan dengan
memindahkan penduduk ke daerah perkebunan belanda untuk dijadikan pekerja rodi, hanya
pendidikan yang membawa dampak positif bagi Indonesia.
G. Kekurangan Pelaksanaan Politik Etis.
Kekurangan dari pelaksanaan pelitik etis adalah kebijakan ini hanya dibutuhkan bagi orang
pribumi (eksklusif).buktinya adalah pembangunan lembaga-lembaga pendidikan hanya ditujukan
untuk kalangan pribumi. Sementara orang-orang campuran tidak dapat masuk ketempat itu. Bagi
mereka yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus pergi ke Eropa, yang
biayanya sangat mahal. Padangan pemerintah colonial yang memandang bahwa hanya orang
pribumilah yang harus ditolong, di tentang oleh Ernest Douwes dekker. Menurutnya, seharusnya
politik etis ditujukan bagi semua pendidik hindia belanda (indies) yang didalamnya termasuk
orang eropa yang menetap dan tionghoa.

Anda mungkin juga menyukai