Anda di halaman 1dari 17

PENCATATAN DAN PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG PADA USAHA

KERUPUK KEMPLANG DI PALEMBANG

Disusun oleh:

Kelompok 1

1. RM Rionaldi B (06031282126016) 6. Zahra Tasti (06031282126050)


2. Venny Fitria (06031282126017) 7. Aljannah (06031282126058)
3. Ramadan Oktar A. (06031282126019) 8. Yosica Adelia (06031382126064)
4. Nadiah Naraswati (06031282126038) 9. Meliana (06031382126069)
5. Ida Melisa (06031282126045) 10. Anita Safitri (06031383126074)

Dosen Pengampuh :
Dra. Siti Fatimah, M. Si.
Edutivia Mardetini, S. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
lah, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pencatatan Dan Penilaian
Persediaan Dagang Pada Usaha Kerupuk Kemplang Di Palembang” sesuai dengan batas waktu
yang telah ditentukan. Makalah yang telah kami susun ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah “Akuntansi Keuangan Menengah” yang diberikan oleh dosen pengampuh.

Selain untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pengampuh, pembuatan makalah ini
juga bertujuan agar para pembaca mendapatkan ilmu tentang persediaan barang pada suatu
usaha. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan
dan wawasan bagi para pembaca sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Makalah ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu kami
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya untuk pihak yang telah berkerja sama dan
berjasa dalam pembuatan makalah ini. Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna dan banyak kekurangan, baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik
penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah
ini.

Palembang, Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persediaan

B. Jenis Persediaan

C. Pengertian Kerupuk Kemplang

D. Jenis Kerupuk Kemplang

E. Pencatatan Persediaan

F. Penilaian Persediaan

BAB III

PEMBAHASAN

A. Metode

B.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang terkenal dengan aneka ragamnya, baik dari agama, suku,
budaya dan lainnya. Dan tentunya negara Indonesia juga memiliki makanan khas dari tiap
provinsi, salah satunya provinsi sumatera selatan tepatnya di kota palembang.

Siapa  yang tidak pernah mendengar nama makanan yang sangat terkenal di Kota Palembang,
nama olahan makanan yang sangat terkenal di Kota Palembang adalah kerupuk kemplang.
Kerupuk kemplang merupakan salah satu makanan khas Pelembang yang memiliki cita rasa
gurih dan teksturnya yang sangat gurih. Dalam proses pembuatannya, kerupuk kemplang ini
terbuat dari ikan yang dicampurkan dengan bahan lainnya seperti tepung tapioca dan tambahan
bahan lainnya. Dalam proses pembuatan kerupuk kemplang ini ada yang mengatakan gampang
dan ada yang mengatakan sedikit rumit. Memang bagi bagi masyarakat yang belum pernah
membuat kemplang sebagian besar meraka mengatakan sulit. Dalam proses pembuatan kerupuk
kemplang ini adalah dengan menggiling ikan yang kemudian dicampurkan dengan sedikit air
kemudian diberi bumbu. Setelah bumbu tercampur dengan merata kemudian adonan tersebut 
dicetak lalu dikukus, dijemur kemudian dipanggang.

Kerupuk kemplang ini sudah tidak diragukan lagi rasanya. Saat mengkonsumsi kerupuk
kemplang ini dimakan bersama sambal. Rasanya yang enak membuat masyarakat sangat
menyukai olahan kerupuk kemplang mulai dari kalangan anak-anak hingga kalangan dewasa.
Ketika Anda berkunjung di Kota Palembang akan terasa kurang jika Anda tidak membeli
kerupuk kemplang ini untuk Anda jadikan oleh-oleh. Pecinta olahan kerupuk kemplang memang
sangat banyak, hal ini tentunya telah memberikan kesempatan bisnis yang sangat baik untuk
Anda manfaatkan sebagai lahan usaha. Peluang bisnis kerupuk kemplang ini masih sangat
terbuka lebar jika Anda ingin terjun di dalamnya. Dengan menjalankan kegiatan usaha kerupuk
kemplang ini bisa mendatangkan keuntungan untuk Anda. Untuk menjalankan kegiatan usaha
kerupuk kemplang ini sangat mudah dan juga tidak membutuhkan modal yang besar.

Dan juga kerupuk kemplang ini bisa dikonsumsi sesuai selera masing-masing. Baik itu
dikonsumsi secara langsung, dikonsumsi bersama nasi, dikonsumsi bersama makanan ber khas
kuah atau yang lainnya tentu saja rasanya sangat nikmat.

Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang dapat dijual dalam proses bisnis perusahaan.
Pada perusahaan manufaktur persediaan terbagi menjadi tiga macam persediaan, yaitu
persediaan bahan baku, persediaan dalam proses, dan persediaan barang jadi.

Tindakan akuntansi terhadap persediaan secara baik dan benar wajib dilakukan, hal ini
karena pos persediaan mempunyai pengaruh besar dalam laporan keuangan, yaitu pada neraca
dan dalam menetukan harga pokok persediaan dalam laporan laba rugi. Informasi keuangan
perusahaan menjadi valid ketika tidak terjadi kesalahan dalam pelaporan akuntansinya.

Kesalahan pencatatan persediaan berdampak pada kesalahan penetapan beban pokok


penjualan dan pada akhirnya menyebabkan kesalahan pada laporan keuangan. Jika persediaan
akhir dilaporkan terlalu rendah maka beban pokok penjualan menjadi terlalu tinggi dan pada
akhirnya menyebabkan laba bersih menjadi terlalu rendah. Selain itu, pada laporan posisi
keuangan, jika persediaan dilaporkan terlalu rendah, maka modal kerja (aset lancar dikurangi
liabilitas lancar) dan rasio lancar (aset lancar dibagi liabilitas lancar) menjadi terlalu rendah.

Dalam suatu usaha juga harus memilih metode apa yang akan digunakan untuk menghitung
persediaan barang. Maka dari itu kami menyusun makalah yang berjudul “Pencatatan dan
penulisan persediaan barang pada usaha kerupuk kemplang di palembang” dengan bertujuan
untuk memberikan bahan referensi bagi perusahaan atau individu yang ingin mendirikan suatu
usaha kerupuk kemplang atau usaha lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil dari pemilihan metode yang digunakan?
2. Bagaimana hasil akhir dari usaha kerupuk kemplang?
3. Adakah kendala dalam usaha kerupuk kemplang?

C. Tujuan Penelitian

Selain untuk pemenuhan tugas yang diberikan dosen pengampuh, makalah ini juga bertujuan
untuk mengetahui metode pencatatan dan penulisan persediaan baramng pada usaha kerupuk
kemplang di palembang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persediaan

Persediaan adalah jumlah produk yang dimiliki perusahaan yang tersedia untuk dibeli.
Kumpulan barang ini pada akhirnya akan dijual kepada pelanggan untuk mendapatkan
keuntungan. Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena
baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai
persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam
laporan Rugi/Laba maupun neraca.

Persediaan merupakan bagian utama dalam neraca dan seringkali merupakan perkiraan yang
nilainya cukup besar yang melibatkan modal kerja yang terbilang sangat besar. Tanpa adanya
persediaan barang dagangan perusahaan akan menghadapi resiko yang dimana pada suatu waktu
tidak dapat memenuhi keinginan dari para pelanggannya. Tentu saja kenyataan ini dapat
berakibat buruk bagi perusahaan karena secara tidak langsung perusahaan menjadi kehilangan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan.

Menurut standar akuntansi keuangan tahun 1999, persediaan adalah suatu aktiva yang
tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi atau dalam kegiatan
perjalanan ataupun dalam bentuk bagan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.

Maka dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa persediaan adalah suatu aktiva yang
berwujud barang/produk milik perusahaan dengan maksud tujuan untuk dijual kembali dalam
suatu periode waktu tertentu.

B. Jenis Persediaan

Jenis-jenis persediaan setiap jenis perusahaan itu berbeda-beda sesuai dengan kelompok nya
masing-masing, tetapi pada penelitian usaha kerupuk kemplang dapat dilakukan dengan jenis
perudahaan dagang/perusahaan manufaktur. Dan kelompok kami lebih memfokuskan pada jenis
perusahaan manufaktur.

1. Jenis persediaan barang dalam perusahaan dagang

Persediaan barang dalam perusahaan dagang adalah seluruh barang yang dibeli pemasok,
disimpan dalam gudang dan dijual kepada konsumen.
Jadi persediaan barang dalam perusahaan dagang tidak mengalami pengolahan barang,
pelaku persediaan barang dalam perusahaan dagang hanya dibeli, disimpan dan lalu dijual.

2. Jenis persediaan barang dalam perusahaan manufaktur

Persediaan dalam perusahaan manufaktur adalah suatru persediaan bahan baku, barang dalam
proses dan barang jadi yang diperuntukkan untuk diolah dan dijual kepada konsumen. Persediaan
barang dalam perusahaan manufaktur dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Persediaan bahan baku

Persediaan bahan baku mengacu pada barang yang digunakan untuk membuat produk
atau persediaan perusahaan. Dengan kata lain, mereka adalah bahan yang dibutuhkan untuk
memproduksi berbagai barang.

Bahan baku bisa apa saja dari kayu dan paku untuk membuat perabot atau tepung, telur
dan mentega yang digunakan untuk membuat produk untuk toko roti. Biaya bagian
persediaan ini dilaporkan sebagai persediaan bahan baku di neraca perusahaan.

b. Persediaan barang dalam proses

Persediaan barang dalam proses mengacu pada barang yang belum selesai atau
sepenuhnya diproduksi.

Contoh jenis inventaris ini termasuk cokelat yang masih membutuhkan lapisan gula di
pabrik cokelat, sepatu yang belum diwarnai, dan minyak esensial yang belum dikemas
dalam botol oleh produsen kesehatan.

c. Persediaan barang jadi

Barang jadi mengacu pada produk atau persediaan yang siap dijual oleh perusahaan.
Barang-barang ini telah menyelesaikan siklus produksi. Barang jadi sebelumnya terdiri dari
bahan mentah dan juga barang dalam proses.

Contoh persediaan barang jadi termasuk barang jadi yang dipanggang di toko roti, kaos
yang sudah jadi oleh perancang pakaian dan rumah yang sudah selesai oleh pembangun
rumah.
C. Pengertian Kerupuk Kemplang

Kemplang memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang sering
berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan.

Camilan ini merupakan oleh-oleh khas Palembang yang sudah ada sejak dulu dan
dilestarikan secara turun temurun.

Nama kerupuk “kemplang” sendiri berasal dari dialek Melayu lokal Sumatera yang merujuk
pada proses pembuatan dan perataan adonan kerupuk dengan cara dipukul-pukul. Cita rasanya
yang gurih di lidah membuat semua orang menyukainya.

Cara pembuatan kemplang masih sangat tradisional. Mula-mula ikan yang akan digunakan
sebagai bahan utama akan dicuci bersih dan diambil bagian dagingnya saja.

Kemudian ikan digiling, ditumbuk, atau dihaluskan dengan blender supaya lebih cepat.
Daging ikan yang telah halus, dicampur dengan tepung tapioka dan bumbu-bumbu rahasia.

Tentunya resep kemplang sudah diwariskan secara turun temurun dan menjadi bagian dari
sejarah yang terjaga hingga saat ini.  Kemudian, kemplang yang sudah dibumbui akan diuleni
dan digiling hingga tipis.

Setelahnya, adonan akan dicetak dan dikukus selama 20 menit sampai basah dengan warna
bening mengkilat.

Selesai dikukus, kemplang akan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Kurang lebih
membutuhkan waktu selama 2-4 hari sampai adonan ini mengeras dan kering.Namun sebelum
itu, adonan akan dipotong dalam bentuk bulatan kancing dengan ukuran 2-3 mm.

D. Jenis Kerupuk Kemplang

Kemplang punya banyak jenis yang tentu saja dengan cita rasa berbeda. Oleh-oleh khas
sumatera ini memiliki perbedaan keunikan rasa yang sama-sama memikat lidah. Bisa disantap
langsung atau dijadikan sebagai makanan pendamping bersama nasi, makanan berkuah, pempek
dan lainnya. Perpaduan cita rasa gurih dan nikmat yang sempurna dijamin bakal bikin kamu
ketagihan. Berikut ini jenis-jenis kerupuk kemplang:

1. Kerupuk Kemplang Panggang

Camilan khas Palembang berupa kerupuk ini tersedia dalam berbagai varian, kemplang
bakar salah satunya. Kemplang ini disajikan dengan cara dipanggang dan dinikmati bersama
sambal yang tak kalah khas.
Untuk bahan baku pembuatannya masih sama, hanya saja beda di cara penyajian saja.
Rasa gurih ikan yang berpadu dengan sambal pedas dijamin akan membuat lidah kamu
bergoyang saking enaknya.

2. Kerupuk Kemplang Pipih

Kerupuk kemplang pipih bisa kamu jadikan oleh-oleh setelah pulang dari Palembang.
Camilan ini lebih dikenal dengan nama kerupuk palembang.

Terbuat dari bahan adonan pempek lenjer yang dipotong tipis-tipis, kemudian dijemur
dan digoreng sebanyak dua kali. Jangan ragukan rasanya yang sangat gurih  dan lezat.

3. Kerupuk Kemplang Getas

Kerupuk kemplang getas memiliki cita rasa yang berbeda dari kedua varian sebelumnya.
Bentuknya bulan dan tampak seperti telur gabus.

Kerupuk ini sangat terasa ikannya, dan cocok dijadikan cemilan di berbagai suasana.
Kamu juga bisa menyantap camilan ini sebagai lauk makanan.

E. Pencatatan persediaan

Metode pencatatan persediaan barang bisa juga disebut pencatatan persediaan barang yang
kemudian dijadikan aset perusahaan yang sengaja dibuat dan disimpan, kemudian dijual kembali
untuk mendapatkan keuntungan. Jika dilihat dilihat dari jenis operasional perusahaan, tidak
hanya barang yang telah diproduksi atau siap jual yang dikategorikan sebagai persediaan.
Inventory ini juga mencakup barang yang sedang dalam proses produksi atau dalam proses
penyelesaian. Metode pencatatan persediaan barang dagang baik yang masuk ataupun keluar
harus dilakukan dengan benar. Hal itu gunanya untuk meminimalisir kerugian yang diakibatkan
oleh hilangnya barang-barang dagang setelah dibeli, apalagi jika barang-barang yang dibeli
secara kredit. Dalam akuntansi terdapat dua metode pencatatan persediaan yaitu metode periodik
dan metode perpetual.

1. Metode periodik (metode fisik)

Metode periodik adalah sistem pencatatan persediaan yang mengharuskan adanya


perhitungan persediaan yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan.

Tahapan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan besarnya biaya perolehan
atas persediaan yang terjual pada metode periodik adalah sebagai berikut:
 Menentukan biaya perolehan persediaan yang terdapat pada awal periode (persediaan
awal).
 Menambahkan biaya perolehan persediaan pada awal periode dengan biaya perolehan
barang yang dibeli sepanjang tahun berjalan (pembelian).
 Mengurangkan pertambahan biaya tersebut dengan biaya perolehan persediaan yang
terdapat pada akhir periode (persediaan akhir). 

Adapun ayat jurnal persediaan metode periodik meliputi:

a. Transaksi pembelian

Pembelian XXX

Kas/utang dagang XXX

b. Transaksi penjualan tunai

Kas XXX

Penjualan XXX

c. Transaksi penjualan kredit

Piutang dagang XXX

Penjualan XXX

d. Jurnal penyesuaian

Harga pokok persediaan XXX

Persediaan barang dagang XXX

2. Metode perpetual

Metode perpetual adalah metode pencatatan persediaan dimana perusahaan akan melakukan
pencatatan terhadap transaksi yang berhubungan dengan persediaan secara terus menerus pada
saat transaksi tersebut terjadi.

Jadi didalam metode perpetual, perusahaan akan melakukan pencatatan secara mendetail atas
biaya perolehan barang persediaan barang dagang yang dibeli maupun dijual. Pencatatan tersebut
berlangsung secara terus-menerus, sehingga menunjukkan jumlah persediaan yang ada di
perusahaan untuk setiap jenis persediaan secara real time.
Adapun ayat jurnal persediaan metode periodik meliputi:

a. Transaksi pembelian tunai/kredit

Persediaan barang XXX

Kas/utang dagang XXX

b. Transaksi penjualan tunai

Kas XXX

Penjualan XXX

Harga pokok penjualan XXX

Persediaan barang XXX

c. Transaksi penjualan kredit

Piutang XXX

Penjualan XXX

Harga pokok persediaan XXX

Persediaan barang XXX

F. Penilaian persediaan

Metode penilaian persediaan adalah berbagai cara untuk menentukan nilai total bahan dan
produk yang masih dalam persediaan perusahaan pada akhir periode akuntansi. Ini adalah bagian
penting dari perhitungan harga pokok barang, yang merupakan total semua biaya yang
digunakan untuk membuat barang atau jasa yang dijual.

Dalam ilmu akuntansi, terdapat tiga metode yang bisa dipakai untuk menghitung nilai
persediaan, yaitu:
1. First In First Out (FIFO)

Metode ini secara otomatis mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli juga yang

pertama dijual.

Ini biasanya merupakan asumsi yang cukup akurat dan juga masuk akal dari sudut

pandang bisnis, karena menjual barang tertua dalam inventaris mengurangi risiko barang

tersebut menjadi usang.

Contoh soal:
Tanggal Keterangan Kuantitas (unit) Harga (Rp)
1 Jan Persediaan awal 100 100.000
5 Feb Pembelian 300 120.000
7 Maret Penjualan 100 150.000 Berikut adalah contoh
10 April Penjualan 100 150.000 perhitungan metode
2 Mei Pembelian 100 130.000 FIFO dari data di
5 Juni Penjualan 200 160.000 atas:
6 Juli Pembelian 300 125.000
7 Oktober Penjualan 100 160.000
10 November Penjualan 200 170.000
3 Desember Pembelian 100 130.000
Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
Unit Harga/ Total Unit Harga/ Total Unit Harga/Unit Total
Unit Harga Unit Harga (Rp)* Harga
(Rp)* (Rp)* (Rp)* (Rp)* (Rp)*
01 Jan - - - - - - 100 100 10.000
05 Feb 300 120 36.000 - - - 100 100 10.000
- - - - - - 300 120 36.000
07 Mar - - - 100 100.000 10.000.000 300 120 36.000
10 Apr - - - 100 120.000 12.000.000 200 120 24.000
02 Mei 100 130 12.000 - - - 200 120 24.000
- - - - - - 100 130 13.000
05 Jun - - - 200 120 24.000 100 130 13.000
06 Jul 300 125 37.500 - - - 100 130 13.000
- - - - - - 300 125 37.500
07 Okt - - - 100 130 13.000 300 125 37.500
10 Nov - - - 200 125.000 25.000.000 100 125 12.500
03 Des 100 130 13.000 - - - 100 125 12.500
- - - - - - 100 130 13.000
Total 800 - 98.500 700 - 84.000 200 - 25.500
*dalam ribu rupiah
2. Last In First Out (LIFO)

Metode ini secara otomatis mengasumsikan bahwa item terakhir dalam inventaris yang

dibeli adalah yang pertama terjual.

Ini jarang digunakan dalam praktik, karena perusahaan yang menggunakannya akan

memiliki risiko besar hanya menjual produk yang paling baru dibeli atau diproduksi dan

produk lama mereka menjadi usang dan tidak dapat dijual.

Berikut adalah contoh perhitungan metode LIFO dari data di atas:

Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan


Unit Harga/ Total Unit Harga/Unit Total Unit Harga/Unit Total
Unit Harga (Rp)* Harga (Rp)* Harga
(Rp)* (Rp)* (Rp)* (Rp)*
01 Jan - - - - - - 100 100 10.000
05 Feb 300 120 36.000 - - - 100 100 10.000
- - - - - - 300 120 36.000
07 Mar - - - 100 120 12.000 100 100 10.000
- - - - - - 200 120 24.000
10 Apr - - - 100 120 12.000 100 100 10.000
- - - - - - 100 120 12.000
02 Mei 100 130 12.000 - - - 100 100 10.000
- - - - - - 100 120 12.000
- - - - - - 100 130 13.000
05 Jun - - - 100 130 13.000 100 100 10.000
- - - 100 120 12.000
06 Jul 300 125 37.500 - - - 100 100 10.000
- - - - - - 300 125 37.500
07 Okt - - - 100 125 12.500 100 100 10.000
- - - - - - 200 125 25.000
10 Nov - - - 200 125 25.000 100 100 10.000
03 Des 100 130 13.000 - - - 100 100 10.000
- - - - - - 100 130 13.000
Total 800 - 98.500 700 - 86.500 200 - 23.000

*dalam ribu rupiah

3. Metode biaya rata-rata bergerak atau Weighted average cost (WAC)


Metode ini terdiri dari membebankan biaya produksi rata-rata untuk semua produk

persediaan.

Rata-rata ini ditentukan dengan membagi harga pokok barang yang saat ini tersedia untuk

dijual dengan berapa banyak dari mereka yang ada dalam persediaan, menghasilkan biaya

rata-rata per unit.

Nilai yang dihasilkan biasanya merupakan rata-rata antara produk terlama dan terbaru

yang dibeli dan ditempatkan dalam persediaan.

Berikut adalah contoh perhitungan metode Average dari data diatas:

Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan


Unit Harga/ Total Unit Harga/Unit Total Unit Harga/Unit Total
Unit Harga (Rp)* Harga (Rp)* Harga
(Rp)* (Rp)* (Rp)* (Rp)*
01 Jan - - - - - - 100 100 10.000
05 Feb 300 120 36.000 - - - 400 110 44.000
07 Mar - - - 100 110 11.000 300 110 33.000
10 Apr 100 110 11.000 200 110 22.000

02 Mei 100 130 13.000 - - - 300 120 36.000


05 Jun - - - 200 120 24.000 100 120 12.000
06 Jul 300 125 37.500 - - - 400 122.5 49.000
07 Okt - - - 100 122.5 12.250 300 122.5 36.750
10 Nov - - - 200 122.5 24.500 100 122.5 12.250
03 Des 100 130 13.000 - - - 200 126,25 25.250
Total 800 - 99.500 700 - 82.750 200 - 25.250
*dalam ribu rupiah

BAB III

PEMBAHASAN
A. Metode Yang Digunakan

Usaha yang akan kami teliti adalah usaha kerupuk kemplang. Dimana kerupuk kemplang ini
merupakan makanan yang bisa dibilang makanan khas dibeberapa wilayah salah satunya di
Palembang. Kerupuk kemplang ini sering menjadi oleh-oleh khas Palembang yang sudah ada
sejak dulu dan dilestarikan secara turun temurun.

Faktor utama kami memilih usaha kerupuk kemplang ini karena kerupuk kemplang ini
merupakan salah satu makanan khas Palembang yang rasanya tidak asing di lidah orang-orang
Palembang dan juga cara pembuatannya yang tidak memerlukan banyak bahan membuat banyak
orang yang memilih usaha kerupuk kemplang ini.

Untuk meneliti suatu usaha pastinya membutuhkan metode untuk membantu mencatat atau
menilai suatu usaha tersebut. metode yang biasa digunakan ada tiga jenis metode, yaitu:

1. First In First Out (FIFO)

Metode FIFO adalah suatu metode persediaan barang dimana bahwa barang pertama
yang dibeli juga yang pertama dijual.

2. Last In First Out (LIFO)

Metode LIFO adalah suatu metode persediaan barang dimana bahwa item terakhir dalam
inventaris yang dibeli adalah yang pertama terjual.

3. Metode biaya rata-rata bergerak atau Weighted average cost (WAC)

Metode rerata bergerak adalah suatu metode yang mengasumsikan bahwa nilai rata rata
untuk membantu untuk mencapai nilai yang tidak mewakili unit terlama atau terbaru.

Dari penjelasan jenis-jenis metode yang ada, maka kami sepakat untuk menggunakan metode
FIFO. Karena seperti penjelasan nya bahwa metedo FIFO adalah metode yang dimana barang
pertama masuk, maka barang itu pula yang pertama keluar. Sehingga menurut kami metode ini
lebih akurat dan juga efesien jika digunakan untuk usaha kerupuk kemplang, dimana salah
satunya untuk menghindari terjadinya kerusakan, kadaluarsa, atau hal yang lainnya pada usaha
kerupuk kemplang ini.

B. Periode
Periode dalam akuntansi adalah rentan waktu yang digunakan dalam laporan keuangan. Jika
dalam usaha periode yang digunakan untuk laporan keuangannya itu tergantung dari
perusahaan/organisasi tersebut.

Dalam usaha kerupuk kemplang ini kami menggunakan periode dalam jangka waktu
seminggu. Karena jika untuk usaha yang terbuilang kecil menurut kami lebih efektif jika
dihitung dalam jangka waktu perminggu.

C. Bahan Baku yang digunakan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahan baku adalah bahan untuk diolah
melalui proses produksi menjadi barang jadi atau bahan kebutuhan pokok untuk membuat
sesuatu. Dalam suatu usaha, industry maupun yang lainnya yang berkaitan dengan usaha, bahan
baku merupakan hal terpenting dalam terwujudnya usaha tersebut. dimana suatu usaha yang
tidak memiliki bahan baku, maka tidak bisa menghasilkan suatu produk. Oleh sebab itu, untuk
menjaga kelancaran proses produksi, maka persediaan bahan baku harus terus dipantau dengan
baik.

Bahan baku daru kerupuk kemplang ada empat jenit, yaitu:

a. Ikan giling

Ikan giling yang digunakan dalam pembuatan kerupuk kemplang ini banyak jenisnya
mulai dari ikan tongkol, ikan palau, ikan sepat, ikan gabus, ikan tenggiri, dan lainnya. Dan
untuk harga ikan giling ini Rp 15.000,00 per kilo dan juga terkadang harganya naik atau
turun, tergantung pada musiman ikan tersebut.

b. Tepung tapioka/Sagu

Dalam pembuatan kerupuk kemplang juga dibutuhkan sagu, yang diperkirakan harga
sagu ini sebesar Rp 10.000,00 per kilo dan tentunya juga tergantung pada kenaikan atau
penurrunan harga juga.

c. Garam
Garam juga diperlukan sebagai pencipta rasa dalam kerupuk kemplang, yang
diperkirakan harganya sebesar RP 2.000,00 per bungkusnya. Sama seperti bahan lainnya,
tentu saja juga harga garam ini tergantung pada kenaikan atau penurunan harga juga.

d. Air

Tentu saja dalam pembuatan kerupuk kemplang tak lupa menggunakan air yang
secukupnya.

D. Modal awal

Dalam suatu usaha pastinya membutuhkan modal awal, yang dimana modal ini digunakan
sebagai modal pertama untuk menghasilkan atau memproduksi usaha tersebut. Bagi seorang
pengusaha penting untuk memperhitungkan modal awal yang akan digunakan untuk memulai
kegiatan bisnis yang akan dijalankan, karena modal adalah salah satu aspek penting dalam
memulai bisnis yang akan dijalankan.

Dalam usaha kerupuk kemplang yang kami teliti, dalam seminggu usaha ini membutuhkan
kurang lebih Rp 1.404.000,00. Dengan rincian sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai