Anda di halaman 1dari 98

SKRIPSI

KLASIFIKASI KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION

DETECTION (CHAID) DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART)

(Studi Kasus: Ibu Hamil Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu)

NOVRI ANDRE
F1F016016

PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
SKRIPSI

KLASIFIKASI KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION

DETECTION (CHAID) DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART)

(Studi Kasus: Ibu Hamil Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu)

Diajukan untuk memenuhi persyaratan penulisan skripsi

NOVRI ANDRE
F1F016016

PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021

ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

 “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang
dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang
diperbuatnya” (Q.S Al-Baqarah 286)

 “Apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (Q.S Al-Insyirah 7)

Persembahan:

Syukur Alhamdulillah, penulis telah dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul


“Klasifikasi Kejadian Preeklampsia Dengan Menggunakan Metode Chi-Squared
Automatic Interaction Detection (CHAID) dan Classification And Regression
Trees (CART)” dengan lancar. Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang-
orang yang berjasa seperti:
1. Kedua orang tua saya tercinta, Almarhum Bapak Akhiruddin dan Ibu
Onayurita, tersayang yang selalu mendoakan dan memberi segenap kasih
sayang serta dukungan yang tiada henti.

2. Kakakku dan suami (Nilva Yurita dan Fuad Syazali Lubis), kepada
Abangku dan Istri (Defri Akbar dan Risky Tri Mentari), yang telah
memberikan semangat, motivasi dan dukunganya.

3. Ibu Dian Agustina, S.Si., M.Sc. selaku Ketua Prodi Statistika Universitas
Bengkulu dan Dosen Pembimbing Utama, Bapak Prof. Ir. Sigit Nugroho,
M.Sc., Ph.D selaku Dosen Pembimbing Pendamping, Ibu Dyah Setyo Rini,
S.Si., M.Si. selaku Dosen Penguji I, Ibu Herlin Fransiska, S.Si., M.Si.
selaku dosen Penguji II. Ibu Winalia Agwil, S.Si., M.Si selaku Pembimbing
Akademik. Terimakasih telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, ilmu
dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Semua Bapak Ibu dosen serta staf dan karyawan di Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu.

5. Teman-teman seperjuangan Statistika 2016, HIMASTA, serta adik-adik


tingkat.

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Novri Andre

NPM : F1F016016

Fakultas : MIPA

Program Studi : Statistika

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Statistika (S.Stat) dari Program Studi Statistika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu seluruhnya
merupakan hasil karya sendiri.

Bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini dikutip dari hasil karya orang lain yang
telah dicantumkan sumbernya secara jelas sesuai norma, etika, dan kaidah
penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini adanya
plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan
perundangan yang berlaku.

Bengkulu, Agustus 2021

Novri Andre

v
ABSTRAK

KLASIFIKASI KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION

DETECTION (CHAID) DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART)

(Studi Kasus: Ibu Hamil Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu)

Oleh:

NOVRI ANDRE
F1F016016

Preeklampsia merupakan kelainan multisistemik spesifik pada kehamilan


yang ditandai oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20
minggu. Faktor risiko penyebab preeklampsia harus diperhatikan secara serius agar
berdampak pada penurunan angka preeklampsia pada ibu hamil. Oleh karena itu
dilakukan analisis untuk mengklasifikasikan kejadian preeklampsia pada ibu hamil
sehingga akan diketahui faktor risiko apa saja yang berpengaruh terhadap kejadian
preeklampsia. Metode yang digunakan adalah CHAID dan CART yang akan
menghasilkan pohon keputusan dalam klasifikasi sehingga akan memudahkan
dalam interpretasi. Data yang digunakan sebanyak 110 ibu hamil yang terdiri dari
55 ibu yang preeklampsia dan 55 ibu yang tidak preeklampsia. Analisis CHAID
menghasilkan 6 segmen klasifikasidan akurasi dari klasifikasi CHAID sebesar
71,8%. Analisis CART menghasilkan 14 segmen klasifikasi dan akurasi dari
klasifikasi CART sebesar 75,5%. Dari analisis CHAID dapat disimpulkan bahwa
ibu hamil yang memiliki risiko terbesar mengalami preeklampsia adalah ibu hamil
yang memiliki riwayat penyakit, dan terkena anemia, sedangkan ibu hamil yang
memiliki kemungkinan terbesar untuk tidak mengalami preeklampsia adalah ibu
hamil yang tidak memiliki riwayat penyakitdan paritas 2-3. Untuk analisis CART
dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang memiliki risiko terbesar mengalami
preeklampsia adalah ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit , anemia dan
berpendidikan rendah, sedangkan ibu hamil yang memiliki kemungkinan terbesar
untuk tidak mengalami preeklampsia adalah ibu hamil yang tidak memiliki riwayat
penyakit, paritas 2-3 dan berpendidikan rendah.

Kata kunci: CART, CHAID, Klasifikasi, Pohon Keputusan, Preeklamsia.

vi
ABSTRACT

CLASSIFICATION PREECLAMSIA WITH

USING CHI-SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION

(CHAID) AND CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) METHODS

(Case Study: Pregnant Women in Ratu Agung Public Health Center, Bengkulu City)

NOVRI ANDRE
F1F016016

Preeclampsia is a pregnancy-specific multisystemic disorder characterized by


the Preeclampsia is a pregnancy-specific multisystemic disorder characterized by
the onset of hypertension and proteinuria after 20 weeks of gestation. Risk factors
that cause preeclampsia must be considered seriously in order to have an impact on
reducing the number of preeclampsia in pregnant women. Therefore, an analysis
was carried out to classify the incidence of preeclampsia in pregnant women so
that it would be known what risk factors influenced the incidence of preeclampsia.
The method used is CHAID and CART which will produce a decision tree in the
classification so that it will be easier for interpretation. The data used were 110
pregnant women consisting of 55 women who were preeclampsia and 55 women
who were not. The CHAID analysis resulted in 6 classification segments and the
accuracy of the CHAID classification was 71.8%. CART analysis resulted in 14
classifications and the accuracy of the CART classification was 75.5%. From the
CHAID analysis, it can be said that pregnant women who have the greatest risk of
experiencing preeclampsia are pregnant women who have a history of disease and
are affected by anemia, while pregnant women who have the greatest possibility of
not experiencing preeclampsia are pregnant women who do not have a history of
disease and parity 2-3. For CART analysis, it can be said that pregnant women
who have the greatest risk of experiencing preeclampsia are pregnant women who
have a history of disease, anemia and low education, while pregnant women who
have the greatest possibility of not experiencing preeclampsia are pregnant women
who do not have a history of disease, parity 2- 3 and have low education.

Keywords: CART, CHAID, Classification, Decision Tree, Preeclampsia.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis curahkan kepada Allah SWT

yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Klasifikasi Kejadian Preeklampsia Dengan

Menggunakan Metode Chi-Squared Automatic Interaction Detection (Chaid) Dan

Classification And Regression Trees (Cart)”. Penulisan skripsi ini diharapkan

memberikan manfaat dan pengetahuan untuk pembaca dan pemerintah dalam

mengatasi kasus pengangguran kedepannya.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan,

dukungan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dian Agustina, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Utama yang

telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing dan berbagi ilmu

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Prof. Ir. Sigit Nugroho, M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing

Pendamping yang telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing dan

berbagi ilmu sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

3. Ibu Dyah Setyo Rini, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji I yang telah

mengoreksi, memberikan arahan, petunjuk, dan bimbingan sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

viii
4. Ibu Herlin Fransiska, S.Si., M.Si. selaku Dosen Penguji II yang telah

mengoreksi, memberikan arahan, petunjuk, dan bimbingan sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Ibu Winalia Agwil, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membimbing, memberikan arahan, motivasi dan saran selama penulis

mengikuti pendidikan di Prodi Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu selama semester 1-8.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu yang telah memberikan

ilmu selama jenjang perkuliahan di Universitas Bengkulu.

7. Staff-staff administrasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Bengkulu.

8. Semua pihak yang ikut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan

dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Agustus 2021

Novri Andre

ix
DAFTAR ISI

JUDUL

SKRIPSI....................................................................................................................i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................v
ABSTRAK...............................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR SIMBOL..............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................4
1.5 Batasan Masalah.......................................................................................5
1.6 Sistematika Penulisan...............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7
2.1 Statistika Deskriptif..................................................................................7
2.2 Data Mining...............................................................................................7
2.3 Klasifikasi...................................................................................................8
2.4 Pohon Keputusan (Decision Tree)..........................................................11
2.5 CHAID (Chi-Squared Automatic Interaction Detection)......................12
2.5.1 Definisi CHAID............................................................................12
2.5.2 Variabel dalam analisis CHAID....................................................13

x
2.5.3 Uji Chi-Square..............................................................................14
2.5.4 Koreksi Bonferroni (Bonferroni Correction)................................16
2.5.5 Tahapan Klasifikasi CHAID.........................................................17
2.5.6 Kunggulan CHAID........................................................................19
2.6 CART (Classification and Regression Trees).........................................20
2.6.1 Definisi CART..............................................................................20
2.6.2 Tahapan Klasifikasi CART...........................................................20
2.6.3 Keunggulan CART........................................................................21
2.7 Perbandingan Metode CHAID dan CART...........................................22
2.8 Preeklampsia...........................................................................................22
2.9 Faktor-Faktor Penyebab Preeklampsia................................................24
2.9.1 Umur/ Usia ibu..............................................................................24
2.9.2 Paritas............................................................................................24
2.9.3 Status Pekerjaan............................................................................25
2.9.4 Riwayat Penyakit...........................................................................25
2.9.5 Riwayat Konseling........................................................................25
2.9.6 Pendidikan Ibu...............................................................................25
2.9.7 Anemia..........................................................................................26
2.9.8 Jarak Kehamilan............................................................................26
2.9.9 Obesitas.........................................................................................27
2.10Penelitian Sebelumnya............................................................................27
BAB IIIMETODE PENELITIAN.......................................................................36
3.1 Jenis dan Sumber Data...........................................................................36
3.2 Waktu Penelitian.....................................................................................36
3.3 Varabel Penelitian...................................................................................36
3.4 Diagram Alur Penelitian.........................................................................38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................39
4.1 Karakteristik Data..................................................................................39
4.1.1 Umur Ibu.......................................................................................39
4.1.2 Paritas............................................................................................40
4.1.3 Status Pekerjaan............................................................................40

xi
4.1.4 Riwayat penyakit...........................................................................41
4.1.5 Riwayat konseling.........................................................................41
4.1.6 Pendidikan ibu...............................................................................42
4.1.7 Anemia..........................................................................................42
4.1.8 Jarak kehamilan.............................................................................43
4.1.9 Obesitas.........................................................................................43
4.2 Analisis CHAID.......................................................................................44
4.3 Analisis CART.........................................................................................54
4.4 Perbandingan CHAID dan CART........................................................63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................65
5.1 Kesimpulan..............................................................................................65
5.2 Saran.........................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................xvii
LAMPIRAN..........................................................................................................xxi

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Confussion Matrix...................................................................................9


Tabel 2.2. Struktur Data Uji Chi-Square.................................................................14
Tabel 2.3. Probabilitas Sel.......................................................................................15

Tabel 3.1 Variabel Independen 36

Tabel 4.1 Karakteristik Umur Ibu Hamil 39

Tabel 4.2 Karakteristik Paritas Ibu Hamil...............................................................40


Tabel 4.3 Karakteristik Status Pekerjaan Ibu Hamil...............................................40
Tabel 4.4 Karakteristik Riwayat Penyakit Ibu Hamil.............................................41
Tabel 4.5 Karakteristik Riwayat Konseling Ibu Hamil...........................................42
Tabel 4.6 Karakteristik Pendidikan Ibu Hamil........................................................42
Tabel 4.7 Karakteristik Anemia Ibu Hamil.............................................................43
Tabel 4.8 Karakteristik Jarak Kehamilan Ibu Hamil...............................................43
Tabel 4.9 Karakteristik Obesitas Ibu Hamil............................................................44
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Chi- Square.................................................................45
Tabel 4.11 Uji Chi-Square Ke 2..............................................................................48
Tabel 4.12 Perhitungan Chi-Square Ke 3...............................................................50
Tabel 4.13 Perhitungan Chi-Square Ke 4................................................................51
Tabel 4.14 Segmen Ibu Hamil Dengan Chaid.........................................................52
Tabel 4.15 Persentase Segmen Klasifikasi Dengan Chaid......................................52
Tabel 4.16 Keakuratan Klasifikasi Chaid................................................................53
Tabel 4.17 Calon Cabang........................................................................................54
Tabel 4.18 Abel Perhitungan PLdan PR .................................................................55
Tabel 4.19 Tabel Perhitungan Pj∨tL, Pj∨tR Dan i(t)...........................................55
Tabel 4.20 Nilai Impuritas Iterasi (1)......................................................................56
Tabel 4.21 Nilai Impuritas Iterasi (2)......................................................................57

xiii
Tabel 4.22 Nilai Impuritas Iterasi (3)......................................................................58
Tabel 4.23 Nilai Impuritas Iterasi (4)......................................................................58
Tabel 4.24 Nilai Impuritas Iterasi (5)......................................................................58
Tabel 4.25 Segmen Ibu Hamil Dengan Cart...........................................................61
Tabel 4.26 Persentase Segmen Klasifikasi Dengan Cart........................................62
Tabel 4.27 Keakuratan Klasifikasi Cart..................................................................63
Tabel 4.28 Perbandingam Chaid Dan Cart..............................................................64

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk Pohon Keputusan....................................................................12

Gambar 3.1 Alur Penelitian 38

Gambar 4.1 Pohon Utama CHAID 46

Gambar 4.2 Pohon Klasifikasi CHAID...................................................................49


Gambar 4.3 Pohon Utama CART............................................................................56
Gambar 4.4 Pohon Klasifikasi CART.....................................................................59

xv
DAFTAR SIMBOL

Simbol-simbol yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

X :Variabel Independen

Y :Variabel Dependen

n11 :Banyaknya pengamatan dengan sifat A1dan B1

ni • :Total banyaknya pengamatan pada sifat ke Ai , i=1 , … r

n• j :Total banyaknya pengamatan pada sifat ke Bi, i¿ 1 , … c

pij :Probabilitas kejadian irisan antara kejadian i dan kejadian j

Eij :Nilai harapan pengamatan pada baris ke-i dan kolom ke- j

M :Pengali Bonferroni

c :Kategori variabel independen

r :Kategori variabel dependen

PL :Peluang observasi pada cabangkiri

PR :Peluang observasi pada cabang kanan

∅ ( s|t ) :Nilai impuritas simpul ke-t /Goodness Of Split

p ( j ∨t L ) :Proporsi kelas j pada cabang t

p ( j ∨t R ) :Proporsi kelas j pada cabang t

i(T ) :Indeks gini

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Ibu Hamil..................................................................................xxi


Lampiran 2 Hasil Analsisi CHAID.........................................................................ix
Lampiran 3 Hasil Analisi CART..........................................................................xvii
Lampiran 4 Surat Izin Pengambilan Data..............................................................xx

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesejahteraan suatu negara dipengaruhi oleh kesehatan ibu dan anak, yang

dimulai dari proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus(usia bayi 28 hari

pertama) (Saifuddin. 2013). Pembangunan kesehatan dapat dilihat dari

meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu negara adalah

menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) (Kemenkes RI, 2015).

Menurut Kemenkes RI terdapat dua kategori kematian ibu, yakni penyebab

langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung merupakan kematian

yang diakibatkan langsung oleh kehamilan dan persalinannya, dan penyebab tidak

langsung merupakan kematian yang terjadi pada ibu hamil yang disebabkan oleh

penyakit. Semakin tinggi AKI di suatu wilayah menggambarkan rendahnya derajat

kesehatan masyarakat, sehingga berpotensi mengalami kemunduran ekonomi dan

sosial pada level rumah tangga.

Menurut World Health Organization (WHO), AKI di dunia pada tahun 2019

adalah 261 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah kematian ibu

adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di negara berkembang

yaitu sebesar 94%. Untuk itu, WHO menerapkan agenda Millenium Developments

Goals (MDGs) yang hendak dicapai oleh seluruh negara di dunia, yaitu

menurunkan AKI didunia. Setelah berakhirnya MDGs pada tahun 2015 agenda

dilanjutkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Salah satu target


SDGs adalah untuk mengurangi rasio kematian ibu bersalin global menjadi kurang

dari 70 per 100.000 kelahiran hingga kurun waktu 2030 (WHO, 2019).

Di Indonesia AKI tiap tahun terus meningkat, pada tahun 2019 dari 100%

kelahiran hidup, sekitar 30% mengalami kematian yang disebabkan oleh

kehamilan dan persalinan (obstetri) maupun disebabkan oleh penyakit. Menurut

Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia (2019) ada tiga penyebab utama

kematian ibu dalam bidang obstetri, yaitu pendarahan sebanyak 27,03%, infeksi

sebanyak 6,06%, dan hipertensi dalam kehamilan atau Preeklampsia sebanyak

33,07%.

Preklampsia dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab terbesar dari

kematian ibu di Indonesia yang ditandai dengan terjadinya peningkatan tekanan

darah (hipertensi) dan kandungan protein yang tinggi didalam urin (proteinuria)

pada wanita hamil setelah umur kehamilan 20 minggu. Proteinuria merupakan

kondisi dimana protein dalam urin manusia yang melebihi nilai normal yaitu lebih

dari 150 mg/hari atau pada anak-anak lebih dari 140 mg/m2 (Bawazier, 2006).

Menurut data laporan Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2019, AKI di

Provinsi bengkulu masih tergolong tinggi yakni 162 per 100 ribu kelahiran hidup

dan masih diatas rata-rata nasional yaitu 132 per 100 ribu kelahiran. Pada tahun

2019 secara absolut jumlah kematian ibu yakni sebanyak 35 kasus, 75%

diantaranya disebabkan oleh kehamilan dan persalinan sedangkan 25% disebabkan

oleh kecelakaan serta penyakit.

Puskesmas Ratu Agung merupakan pelayanan kesehatan di Kota Bengkulu

yang terletak dikecamatan Muara Bangkahulu. Puskesmas Ratu Agung juga

merupakan salah satu puskesmas yang memiliki wilayah kerja yang cukup luas dan

2
berada disekitar salah satu universitas yang ada di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan

data yang diperoleh dari Puskesmas Ratu Agung pada tahun 2018 terdapat kasus

preeklamsia sebanyak 47 kasus dari 210 ibu bersalin. Pada tahun 2019 terdapat

kasus preeklamsia sebanyak 63 kasus dari 293 ibu bersalin.

Berdasarkan paparan diatas penulis ingin melakukan penelitian terhadap

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya preeklamsia di wilayah

pelayanan kesahatan Puskesmas Ratu Agung dan kemudian dikasifikasikan.

Metode yang peneliti digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah

metode CHAID dan CART. Metode CHAID dan CART merupakan salah satu

metode klasifikasi. Kedua metode ini akan menghasilkan pohon keputusan yang

akan lebih memudahkan dalam interpretasi. Pohon keputusan tersebut akan

dibentuk berdasarkan variabel-variabel yang berpengaruh dalam pengklasifikasian.

Dengan adanya pengklasifikasian tersebut maka diharapkan jumlah preeklampsia

pada Ibu hamil dapat diidentifikasi dan diturunkan sehingga akan berdampak pula

pada penurunan AKI.

Penelitian dengan menggunakan metode CHAID dan CART yang sudah

pernah dilakukan sebelumnya oleh Reny pada tahun 2019 dengan metode CHAID

dan CART di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan ibu hamil yang

memiliki riwayat komplikasi (100%) dan ketepatan klasifikasi menggunakan

CHAID adalah sebesar 67% sedangkan pada CART sebesar 74%. Penelitian

Khalfia pada tahun 2019 menyimpulkan bahwa penerapan metode CHAID pada

klasifikasi status kerja di Kabupaten Brebes dipengaruhi oleh faktor umur, status

perkawinan, dan pendidikan memiliki struktur pohon klasifikasi dengan 4

3
tingkatan. Hasil pengujian akurasi yang diperoleh sebesar 83.51%. Sedangkan

metode CART memiliki 5 tingkatan kasifikasi dengan hasil yang sama.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, makadapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Variabel apa saja yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia pada Ibu hamil

di wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung berdasarkan hasil analisis CHAID

dan CART?

2. Bagaimana hasil klasifikasi terjadinya preeklamsia dengan menggunakan

analisis CHAID dan CART di wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung serta

perbandingan antara kedua metode tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya

preeklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung

berdasarkan hasil analisis CHAID dan CART.

2. Mengetahui hasil klasifikasi preeklampsia menggunakan analisis CHAID dan

CART di wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung serta perbandingan hasil

antara kedua metode tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut

1. Bagi penulis

a. Dapat mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya

preeklampsia.

4
b. Mengetahui hasil klasifikasi dan perbandingan dari metode CHAID dan

CART.

2. Bagi pembaca

a. Menambah pengetahuan tentang apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya kejadian preeklampsia di wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung.

b. Menjadi acuan bagi tenaga medis untuk menekan terjadinya praklempsia di

wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung.

c. Menambah referensi bagi pembaca

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Ruang lingkup data dibatasi pada tahun (2018-2019)

b. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini berupa format .xlsx dan .csv

c. Jumlah data yang digunakan sebanyak 110 data

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal skripsi yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab yang memuat latar belakang dari penelitian,

tujuan dan manfaat dari penelitian, batasan masalah dari penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat pengertian, definisi dan teori yang digunakan untuk

melakukan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

5
Bab ini merupakan bab yang memuat gambaran rancangan

penelitian yang meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah

yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan

langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan

dianalisis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan bab yang memuat hasil analisis dan pembahasan

dari hasil yang telah diperoleh dan interpretasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab yang memuat rangkuman dari hasil secara

keseluruhan dan saran yang diberikan oleh penulis terhadap hasil

maupun analisi yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi (Sugiyono, 2007). Selain dalam bentuk ukuran pemusatan

data juga dapat disajikan dalam bentuk diagram dan tabel.

2.2 Data Mining

Data mining adalah suatu proses menemukan hubungan yang berarti, pola, dan

kecenderungan dengan memeriksa dalam sekumpulan besar data yang tersimpan

dalam penyimpanan dengan menggunakan teknik pengenalan pola seperti teknik

statistik dan matematika (Larose, 2005).

Menurut Paratu (2012) teknik data mining dibagi menjadi beberapa kelompok

berdasarkan tugas yang dapat dilakukan, yaitu:

a. Deskripsi

Terkadang peneliti dan analisis secara sederhana ingin mencoba mencari cara

untuk menggambarkan pola dan kecenderungan yang terdapat dalam data. Sebagai

contoh, petugas pengumpul suara mungkin tidak dapat menemukan keterangan

atau fakta bahwa siapa yang tidak cukup profesional akan sedikit didukung dalam

pemilihan presiden. Deskripsi dari pola dan kecenderungan sering memberikan

kemungkinan penjelasan untuk suatu pola atau kecenderungan.


b. Klasifikasi
Dalam klasifikasi, terdapat target variabel kategori. Sebagai contoh

penggolongan pendapatan dapat dipisahkan dalam tiga kategori yaitu pendapatan

tinggi, pendapatan sedang, dan pendapatan rendah.

c. Estimasi

Estimasi hampir sama dengan klasifikasi, kecuali variabel target estimasi lebih

ke arah numerik daripada ke arah kategori. Model dibangun menggunakan record

lengkap yang menyediakan nilai dari variabel target sebagai nilai prediksi.

Selanjutnya, pada peninjauan berikut estimasi nilai dari variabel target dibuat

berdasarkan nilai variabel prediksi.

d. Pengelompokkan

Pengelompokan/pengklusteran merupakan pengelompokan record,

pengamatan, atau memperhatikan dan membentuk kelas objek-objek yang

memiliki kemiripan.

e. Asosiasi

Tugas asosiasi dalam data mining adalah menemukan atribut yang muncul

dalam satu waktu. Dalam dunia bisnis lebih umum disebut analisis keranjang

belanja.

2.3 Klasifikasi

Menurut Hamakonda (2006), klasifikasi merupakan pengelompokan sistematis

dari sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau

golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.

Menurut Hamidah (2013) Teknik klasifikasi dalam data mining

dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, yakni teknik pohon keputusan,

8
Bayesian, Jaringan Saraf Tiruan, teknik yang berbasis konsep aturan asosiasi, dan

teknik lain.

Pengukuran terhadap kinerja suatu sistem klasifikasi merupakan hal yang

penting. Kinerja sistem klasifikasi menggambarkan seberapa baik sistem dalam

mengklasifikasikan data. Confusion matrix merupakan salah satu metode yang

dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu metode klasifikasi. Pada

dasarnya confusion matrix mengandung informasi yang membandingkan hasil

klasifikasi yang dilakukan oleh sistem dengan hasil klasifikasi yang seharusnya

(Prasetyo, 2012).

Pada pengukuran kinerja menggunakan confusion matrix, terdapat 4 (empat)

istilah sebagai representasi hasil proses klasifikasi. Keempat istilah tersebut

adalah True Positive (TP), True Negative (TN), False Positive (FP) dan False

Negative (FN). Nilai True Negative (TN) merupakan jumlah data negatif yang

terdeteksi dengan benar, sedangkan False Positive (FP) merupakan data negatif

namun terdeteksi sebagai data positif. Sementara itu, True Positive (TP)

merupakan data positif yang terdeteksi benar. False Negative (FN) merupakan

kebalikan dari True Positive.

Pada jenis klasifikasi binary yang hanya memiliki 2 keluaran kelas, confusion

matrix dapat disajikan seperti:

Tabel 2.1 Confussion Matrix

Kelas Terklasifikasi Positif Terklasifikasi Negatif

Positif TP (True Positive) FN (False Negative)

Negatif FP (False Negative) TN (True Negative)


(Sokolova dan Lapalme, 2009).

9
a. Akurasi Klasifikasi

Akurasi dapat dihitung dengan proporsi dari prediksi yang bernilai positif dan

negatif. Nilai akurasi merupakan perbandingan antara data yang terklasifikasi

benar dengan keseluruhan data. Menurut Sokolova dan Lapalme (2009) suatu

klasifikasi dapat dikatakan baik apabila nilai akurasinya berada diatas 65%. Nilai

akurasi dapat diperoleh dengan persamaan berikut:

TP+TN
Akurasi= × 100 %( 2.1)
TP+ TN+ FN + FP

Dimana: TP=True Positif

TN=True Negative

FN =False Negative

FP=False Negative

Secara ekuivalen, kinerja setiap model tentunya memiliki error. Berikut

bentuk persamaan error :

FP+ FN
Laju Error= × 100 %( 2.2)
TP+TN + FN + FP

b. Presisi

Nilai presisi menggambarkan jumlah data kategori positif yang

diklasifikasikan secara benar dibagi dengan total data yang diklasifikasi positif:

TP
Presisi= ×100 % (2.3)
TP+ FP

c. Recall

Recall menunjukkan berapa persen data kategori positif yang terklasifikasikan

dengan benar oleh sistem. Berikut persamaan recall :

TP
Recall= ×100 % (2.4)
TP+ FN

10
2.4 Pohon Keputusan (Decision Tree)

Pohon keputusan atau decision tree merupakan teknik data mining yang

digunakan untuk mengeksplorasi data dengan membagi kumpulan data yang besar

menjadi himpunan record yang lebih kecil dan memperhatikan variabel tujuannya

(Ridwan dkk, 2013).

Menurut Kusrini (2006), decision tree adalah sebuah struktur pohon, dimana

setiap node pohon merepresentasikan atribut yang telah diuji, setiap cabang

merupakan suatu pembagian hasil uji, dan node daun (leaf) merepresentasikan

kelompok kelas tertentu. Level node teratas dari sebuah  decision

tree adalah node akar (root) yang biasanya berupa atribut yang paling memiliki

pengaruh terbesar pada suatu kelas tertentu. Pada umumnya decision

tree melakukan strategi pencarian secara top-down untuk solusinya. Pada proses

mengklasifikasi data yang tidak diketahui, nilai atribut akan diuji dengan cara

melacak jalur dari node akar (root) sampai node daun dan kemudian akan

diprediksi kelas yang dimiliki oleh suatu data baru tertentu.

Persyaratan yang harus terpenuhi dalam penerapan decision tree adalah

sebagai berikut (Yogi, 2007):

1. Algoritma decision tree mempresentasikan supervised learning (baik input

maupun output datanya dapat ditunjukkan).

2. Data harus banyak dan bervariasi.

3. Kelas atribut target harus diskrit (tidak saling berhubungan).

11
Gambar 2.1 Bentuk Pohon Keputusan

2.5 CHAID (Chi-Squared Automatic Interaction Detection)

2.5.1 Definisi CHAID

CHAID adalah singkatan dari Chi-squared Automatic Interaction Detector.

CHAID pertama kali diperkenalkan dalam sebuah artikel berjudul “An Exploratory

Technique for Investigating Large Quantities of Categorical Data” oleh Dr. G.V.

Kass tahun 1980. Prosedurnya merupakan bagian dari teknik terdahulu yang

dikenal dengan Automatic Interaction Detector (AID), dan menggunakan statistik

chi-square sebagai alat utamanya.

CHAID secara keseluruhan bekerja untuk menduga sebuah variabel

tunggal, disebut sebagai variabel dependen, yang didasarkan pada sejumlah

variabel-variabel yang lain, disebut sebagai variabel-variabel independen. CHAID

merupakan suatu teknik iteratif yang menguji satu-persatu variabel independen

yang digunakan dalam klasifikasi, dan menyusunnya berdasarkan pada tingkat

signifikansi statistik chi-square terhadap variabel dependennya (Gallagher, 2000).

12
Menurut Sharp et at (2002) Analisis CHAID dapat diringkas menjadi 3

elemen kunci, yaitu:

1. Uji signifikan chi-square, uji ini dilakukan untuk mengidentifikasi

variabel independen yang paling signifikan dalam data.

2. Koreksi bonferroni.

3. Sebuah algoritma yang digunakan untuk menggabungkan kategori-

kategori variabel.

2.5.2 Variabel dalam analisis CHAID

Dalam analisis CHAID variabel yang digunakan dibedakan atas variabel

terikat (variabel dependen) dan variabel bebas (variabel independen). Klasifikasi

dalam CHAID dilakukan berdasarkan pada hubungan yang ada antara kedua

variabel tersebut, oleh karena itu CHAID termasuk dalam metode dependensi

dalam menentukan segmentasi.

Menurut Gallagher (2000), CHAID membedakan variabel-variabel

independen kategorik menjadi tiga tipe yang berbeda, yaitu:

1. Monotonik: kategori-kategori pada variabel ini dapat dikombinasikan

atau digabungkan oleh CHAID hanya jika keduanya berdekatan satu

sama lain, yaitu variabel-variabel yang kategorinya mengikuti urutan

aslinya (data ordinal), contohnya: usia atau pendapatan.

2. Bebas: kategori-kategori pada variabel ini dapat dikombinasikan atau

digabungkan walaupun keduanya berdekatan atau tidak satu sama lain

(data nominal), contohnya: pekerjaan, kelompok etnik, dan area

geografis.

13
3. Mengambang (floating): kategori-kategori pada variabel ini akan

diperlakukan seperti monotonik kecuali untuk kategori yang terakhir

(yaitu missing value), yang dapat berkombinasi dengan kategori

manapun.

2.5.3 Uji Chi-Square

Uji ini digunakan untuk mengetahui independensi, yaitu apakah terdapat

hubungan antara dua variabel tertentu atau tidak pada tiap levelnya. Misal suatu

variabel pertama memilikir kategori dan variabel kedua memiliki c kategori maka

nij adalah pengamatan pada variabel pertama di level i dan variabel kedua di level

j ,secara umum tabel disajikan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Struktur Data Uji Chi-Square

Faktor II

Faktor I B1 B2 ... Bj ... Bc Total

A1 n11 n12 ... n1 j ... n1 c n1 •

A2 n21 n22 ... n2 j ... n2 c n2 •

... ... ... ... ... ... ... ...

Ai ni 1 ni 2 ... nij ... nic ni •

... ... ... ... ... ... ... ...

Ar Ar 1 Ar 2 ... Arj ... nrc nr •

Total n• 1 n• 2 ... n• j ... n• c n

14
Tabel 2.3. Probabilitas sel
Faktor II

Faktor I B1 B2 ... Bj ... Bc Total

A1 p11 p12 ... p1 j ... p1 c p1 •

A2 p21 p22 ... p2 j ... p2 c p2 •

... ... ... ... ... ... ... ...

Ai pi 1 pi 2 ... pij ... pic pi •

... ... ... ... ... ... ... ...

Ar pr 1 pr 2 ... prj ... prc pr •

Total p•1 p•2 ... p• j ... p• c p

Dikarenakan nilai dari p11 , … p1 ∙ , … prc tidak diketahui besarnya, maka

dapat dicari harga penduganya melalui persamaan berikut:

ni •
^pi= (2.5)
n

n• j
^p j= (2.6)
n

ni • n• j
^pij = (2.7)
n

Sehingga untuk nilai harapan setiap sel adalah:

ni • n • j
Eij = (2.8)
n

Hipotesis pada pengujian chi-square adalah:

H 0 : p ij =p i • p • j (tidak terdapat hubungan antara baris dan kolom (bebas))

H 1 : p ij ≠ pi • p• j (terdapat hubungan antara baris dan kolom (tidak bebas))

15
Statistik uji chi-Square:
r c
χ 2=∑ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
i=1 j =1

Keputusan yang diambil dari uji chi-square ini adalah:

H 0ditolak jika χ 2hit > χ 2tabel atau p−value<α

Menurut Gallagher (2000), chi-square dalam metode CHAID dapat

berfungsi sebagai berikut:

1. Statistik chi-square digunakan untuk menentukan apakah kategori-

kategori dalam sebuah variabel independen bersifat seragam dan bisa

digabungkan menjadi satu.

2. Ketika semua variabel independen sudah diringkas menjadi bentuk yang

signifikan dan tidak mungkin digabung lagi, kemudian statistik chi-

square digunakan untuk menentukan variabel independen mana yang

paling signifikan untuk membagi atau membedakan kategori-kategori

dalam variabel dependen.

2.5.4 Koreksi Bonferroni (Bonferroni Correction)

Koreksi bonferroni adalah suatu proses koreksi yang digunakan ketika

beberapa uji statistik untuk kebebasan atau ketidakbebasan dilakukan secara

bersamaan (Kunto dan Hasana, 2006). Biasanya koreksi ini digunakan dalam

perbandingan berganda.

Misalkan variabel independen memiliki c kategori dan dikurangi menjadi r

kategori pada langkah penggabungan, maka perkalian bonferroni adalah

banyaknya cara yang mungkin dimana c kategori dapat digabungkan menjadi r

kategori. Dengan demikian nilai p-value dari uji chi-Squared yang baru

16
merupakan perkaliannya dengan pengali bonferroni sesuai dengan jenis

variabelnya.

Ketika terdapat sebanyak M uji perbandingan yang sudah dikatakan bebas

satu sama lain, peluang untuk melakukan kesalahan tipe 1 atau α (dalam satu atau

lebih), akan sama dengan 1 dikurangi peluang untuk tidak melakukan kesalahan

tipe 1 dalam uji tersebut, di mana nilainya akan lebih besar dari α yang telah

ditentukan. Secara umum, hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut (Bagozzi,

1994):

1−(1−α )M > α (2.10)

Pengali bonferroni untuk masing-masing tipe variabel independen adalah

berbeda. Gallagher (2000) menyebutkan bahwa pengali bonferroni untuk masing-

masing jenis variabel independen adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen monotonik

M= (c−1
r −1 )
(2.11)

2. Variabel independen bebas


r−1
(r−i)
M =∑ (−1 )
i
(2.12)
i=0 i ! ( r−i ) !

3. Variabel independen mengambang

( ) ( )
M = c−2 +r c−2 (2.13)
r −2 r−2

2.5.5 Tahapan Klasifikasi CHAID

CHAID secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu

penggabungan (merging), pemisahan (splitting) dan penghentian (stopping).

17
1. Tahap Penggabungan

Setiap variabel independen, X 1 , X 2 , … X k maka lakukan tahapan sebagai

berikut:

a. Bentuk tabel kontingensi dua arah dengan variabel dependennya

b. Hitung nilai chi-square untuk setiap masing-masing kategori yang dapat

dipilih untuk digabung menjadi satu, untuk menguji kebebasannya

dalam sebuah sub tabel kontingensi 2 x J yang dibentuk oleh sepasang

kategori tersebut dengan variabel dependennya yang mempunyai

sebanyak J kategori.
r c
χ 2 hitung=∑ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
i=1 j =1

c. Untuk masing-masing nilai chi-square berpasangan, hitung p-value

berpasangan bersamaan. Di antara pasangan-pasangan yang tidak

signifikan, gabungkan sebuah pasangan kategori yang paling mirip

(yaitu pasangan yang mempunyai nilai chi-square berpasangan terkecil)

menjadi sebuah kategori tunggal, dan kemudian dilanjutkan ke langkah

nomor 4. Tetapi apabila semua pasangan kategori yang tersisa adalah

signifikan, lanjutkan ke langkah nomor 5.

d. Untuk suatu kategori gabungan yang terdiri dari 3 kategori atau lebih,

ujilah untuk melihat apakah suatu kategori variabel independen

seharusnya dipisah dengan menguji kesignifikanan antara kategori

tersebut dengan kategori yang lain dalam satu kategori gabungan. Jika

didapat nilai chi-square yang signifikan, pisahkan kategori tersebut

dengan yang lain. Jika lebih dari satu kategori yang bisa dipilih untuk

18
dipisah, pisahkan salah satu yang mempunyai nilai chi-square tertinggi.

Kemudian kembali ke langkah nomor 3.

e. Hitung p-value terkoreksi Bonferroni didasarkan pada tabel yang telah

digabung.

2. Tahap Pemisahan

Tahap ini dilakukan dengan memilih variabel independen yang memiliki

nilai chi-square terbesar dan p-value terkoreksi Bonferroni terkecil yang

akan digunakan sebagai pemisah simpul terbaik. Jika tidak ada variabel

independen dengan nilai p-value ≤ α maka tidak dilakukan pemisahan.

3. Tahap Penghentian

Tahap ini dilakukan jika sudah tidak ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

4. Tahap Akurasi

Tahap ini dilakukan dengan mencari nilai ketepatan dalam klasifikasi

menggunakan metode CHAID.

2.5.6 Kunggulan CHAID

Keunggulan metode CHAID menurut Gallagher (2002) antara lain:

1. Algortima CHAID memungkinkan data untuk didefinisikan kedalam kelas

regu yang sesuai, sehingga menjamin bahwa kelompok tersebut

diidentifikasi berdasarkan pada populasi.

2. Pembagian dipertimbangkan berdasarkan konteks dari semua faktor,

interaksi dari semua faktor secara otomatis akan tepat pada sasaran.

3. Algoritma CHAID merupakan prosedur yang bersifat iteratif, akan

memberikan urutan variabel seperti yang diharapkan.

19
2.6 CART (Classification and Regression Trees)

2.6.1 Definisi CART

Clasification and Regression Trees (CART) merupakan salah satu metode

teknik pohon keputusan (decision tree). Metode ini merupakan teknik klasifikasi

dengan menggunakan algoritma penyekatan rekursif secara biner (binary recursive

partitioning) (Lewis, 2000).

Istilah “binary” berarti pemilahan dilakukan pada sekelompok data yang

terkumpul dalam suatu ruang yang disebut simpul (node) menjadi dua kelompok

yang disebut simpul anak (child nodes). Istilah “recursive” berarti prosedur

penyekatan secara biner dilakukan secara berulangulang. Setiap simpul anak yang

diperoleh dari penyekatan simpul awal kemudian bisa dipilah kembali menjadi

dua simpul anak lagi, dan begitu seterusnya hingga memenuhi kriteria tertentu.

Sedangkan istilah “partitioning” memiliki arti bahwa proses klasifikasi

dilakukan dengan cara memilah suatu kumpulan data menjadi beberapa bagian

atau partisi. Tujuan utama CART untuk mendapatkan suatu kelompok data

yang akurat sebagai penciri dari suatu pengklasifikasian.

Algoritma CART melalui tiga tahapan, yaitu pembentukan pohon

klasifikasi, pemangkasan pohon klasifikasi dan penentuan pohon klasifikasi

optimum.

2.6.2 Tahapan Klasifikasi CART

Algoritma CART melalui tiga tahapan, yaitu pembentukan pohon

klasifikasi, pemangkasan pohon klasifikasi dan penentuan pohon klasifikasi

optimum.

1. Menyusun Calon Cabang

20
Menyusun calon cabang terhadap seluruh variabel independen. . Kemudian

mencari peluang pada masing-masing cabang dengan rumus :

calon cabang kiri t L


P L= (2.15)
banyak data

caloncabang kanan t R
P R= ( 2.16)
banyak data

Setelah mencari peluang dari masig-masing cabang, kemudian dilanjutkan

dengan mencari nilai proporsi untuk setiap simpu dengan rumus:

j calon cabang kiri t L


P ( j∨t L ) = (2.17)
noktah keputusant

jcalon cabang kiri t R


P ( j∨t R )= (2.18)
nok tah keputusan t

2. Menilai Kinerja Seluruh Calon Cabang

Pada tahap ini digunakan indeks gini untuk melihat kinerja calon cabang

dengan rumus:
jumlah
kategori
i (t )=1− ∑ 2
P ( j|t ) (2.19)
j=1

3. Pemilihan Calon Cabang Optimal

Tahapan ini dilakukan dengan cara menghitung nilai impuritas atau nilai

goodness of split terbesar dengan rumus:

∅ ( s ,t )=i ( t ) −P L i(t l)−P R i(t R )(2.20)

4. Tahapan Akurasi

Tahap ini dilakukan dengan mencari nilai ketepatan dalam klasifikasi

menggunakan metode CART.

2.6.3 Keunggulan CART

Beberapa keunggulan dari metode CART adalah sebagai berikut:

21
1. Variabel-variabel dalam analisis CART, baik variabel dependen maupun

independen tidak mengasumsikan populasinya pada distribusi probabilitas

tertentu

2. Variabel-variabel independen pada CART bisa bertipe numerik maupun

kategorik, jika kategorik tidak membutuhkan pembuatan variabel dummy

3. Mampu mengatasi adanya missing value

4. Tidak terpengaruh terhadap outlier, koliniearitas, dan heterokedastisitas

pada variabel-variabel independennya

5. Tidak berlaku adanya transformasi data

6. Interpretasi dari hasil analisis CART yang berupa pohon keputusan sangat

mudah dipahami

2.7 Perbandingan Metode CHAID dan CART

Metode klasifikasi klasifikasi berstruktur pohon yang sering digunakan, yaitu

metode CHAID dan CART. Kedua metode ini memiliki perbedaan dalam

pembentukan pohon klasifikasi. CART memilih pemisah terbaiknya berdasarkan

tingkat kehomogenan yang optimal. Sedangkan CHAID menggunakan uji Chi-

Square untuk menentukan pemisah terbaik pada setiap langkahnya. Dari perbedaan

tersebut akan dihasilkan perbandingan yaitu hasil tingkatan segmen klasifikasi,

faktor-faktor yang dihasilkan oleh klasifikasi dan nilai keakuratan klasifikasi.

2.8 Preeklampsia

Preeklampsia adalah kelainan multisistemik spesifik pada kehamilan yang

ditandai oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20

minggu (Wiknjosastro, 2006). Hingga saat ini penyebab preeklampsia belum

diketahui secara pasti (Dini, 2015). Namun demikian, resiko preeklampsia

22
diketahui dapat meningkat pada ibu hamil dengan primigravida,

grandmultigravida, kehamilan yang langsung terjadi setelah perkawinan, ibu hamil

dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, janin besar, kehamilan

lebih dari satu (kembar), morbid obesitas, riwayat preeklampsia pada kehamilan

sebelumnya, riwayat keluarga dengan preeklampsia, ibu hamil dengan gangguan

fungsi organ (diabetes mellitus, penyakit ginjal, migrain, dan hipertensi), serta ibu

hamil dengan hydrops foetalis, mola hidatidosa, anti fosfolipid antibodies, dan

infeksi saluran kemih (Kumala, 2015).

Menurut Varney (2007), preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang secara

spesifik hanya muncul pada saat kehamilan dengan umur > 20 minggu (kecuali

pada penyakit trofoblastik) dan dapat didiagnosis dengan kriteria sebagai berikut:

a. Ada peningkatan tekanan darah selama kehamilan (sistolik = 140 mmHg atau

diastolik = 90 mmHg) yang sebelumnya normal, disertai proteinuria (> 0,3

gram protein selama 24 jam atau = 30 mg/dL dengan hasil reagen urin = +1)

b. Apabila hipertensi selama kehamilan muncul tanpa proteinuria, perlu dicurigai

adanya Preeklampsia seiring kemajuan kehamilan, jika muncul gejala nyeri

kepala, gangguan penglihatan, nyeri pada abdomen, nilai trombosit rendah dan

kadar enzim ginjal abnormal (Norma & Dwi S, 2013).

Menurut Depertemen Kesehatan Indonesia, preeklampsia dibagi kedalam dua

jenis yaitu :

a. Preeklampsia ringan

1. Tekanan darah = 140/90 mmHg pada umur kehamilan > 20 minggu

2. Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein

kuantitatif menunjukkan hasil > 300 mg/24 jam.

23
b. Preeklampsia berat

1. Tekanan darah lebih > 160/110 mmHg pada umur kehamilan > 20 minggu

2. Tes celup urin menunjukkan proteinuria = 2+ atau pemeriksaan protein

kuantitatif menunjukkan hasil > 5g/24 jam atau disertai keterlibatan

organ antara lain trombositopenia (< 100.000 sel/µL), hemolisis

mikroangipati, peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan

atas, sakit kepala, skotoma penglihatan, pertumbuhan janin terhambat,

oligohidramnionedema paru dan atau gagal jantung kongestif, eliguria

(< 500ml/24 jam), kreatin >1,2 mg/dL (Kemenkes, 2015).

2.9 Faktor-Faktor Penyebab Preeklampsia

Tedapat faktor penyebab terjadinya Preeklampsia, diantaranya sebagai berikut:

2.9.1 Umur/ Usia ibu

Usia merupakan salah satu penyebab terjadinya preeklamsia. Usia ibu

kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan usia rentan terjadinya

preeklampsia (Wiknjosastro, H. 2006). Ibu yang hamil pada usia dibawah 20 tahun

dianggap belum aman karena pada saat itu kondisi panggul belum berkembang

secara optimal dan mental yang juga belum siap untuk menghadapi kehamilan dan

menjalankan tugas sebagai seorang Ibu (BKKBN, 2007).

2.9.2 Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang

perempuan. Paritas pertama berhubungan dengan kuranganya pengalaman dan

pengetahuan ibu dalam perawatan kehamilan. Paritas 2-3 merupakan paritas paling

aman pada seorang wanita. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga)sangat

beresiko terjadinya preeklampsia (Djannah dan Arianti, 2010).

24
2.9.3 Status Pekerjaan

Suatu studi menunjukkan bahwa wanita yang memiliki jam bekerja dengan

rata-rata 74 jam per minggu selama masa kehamilan akan memiliki risiko

terjadinya preeklampsia yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita yang

bekerja dengan rata-rata 38 jam per minggu selama masa kehamilan

(Siswosudarmo. R, 2008). Studi lain menunjukkan bahwa ibu yang kesehariannya

memiliki pekerjaan yang didominasi oleh berdiri maupun berjalan akan memiliki

risiko preeklampsia yang lebih rendah (Varney, 2007).

2.9.4 Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit merupakan catatan dimana seseorang pernah mengidap

suatu penyakit, pada ibu hamil adanya riwayat penyakit merupakan suatu kondisi

yang sangat berbahaya dan memiliki pengaruh besar terhadap terjadinya

preeklmpsia (Varney, 2007). Ibu hamil yang memiliki hipertensi memiliki risiko

mengalami preeklampsia lebih besar. Beberapa riwayat penyakit yang berbahaya

bagi keselamatan Ibu hamil dan berisiko menimbulkan preeklampsia adalah

hipertensi, penyakit ginjal, diabetes, dan sebagainya.

2.9.5 Riwayat Konseling

Konseling  kehamilan merupakan suatu proses bantuan oleh bidan kepada

ibu hamil, yang dilaksanakan lewat tatap muka dalam bentuk wawancara, dengan

tujuan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehamilannya,

pemahaman diri tentang permasalahan yang dihadapi (Varney, 2007).

2.9.6 Pendidikan Ibu

Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan kehamilan merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan terjadinya Preeklampsia. Semakin tinggi pendidikan

25
seseorang maka akan semakin mudah mendapatkan informasi. Semakin banyak

informasi yang masuk maka akan semakin banyak pula pengetahuan yang

diperolehnya. Oleh karena itu, pendidikan sangat erat kaitannya dengan

pengetahuan seseorang. Berdasarkan penelitian Supriandono (2001) menyebutkan

bahwa sebesar 93,9% kejadian Preeklampsia terjadi pada Ibu yang berpendidikan

kurang dari 12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Pendidikan seseorang

berhubungan dengan kesempatan seseorang tersebut dalam menyerap informasi

serta menentukan bagaimana sikap dan perilakunya.

2.9.7 Anemia

Salah satu penyebab anemia karena kurang gizi, anemia berat memiliki 3

sampai 6 kali risiko lebih tinggi secara signifikan pada preeklampsia dibandingkan

wanita yang tidak anemia. Hal ini terkait mikronutrien dan kekeurangan

antioksidan yang merupakan kontribusi preeklampsia pada ibu hamil (Varney,

2007).

2.9.8 Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan yang terlalu dekat merupakan jarak antara kehamilan satu

dengan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan) termasuk salah satu yang dapat

membahayakan Ibu. Jarak kehamilan ¿ 2 tahun dan ¿ 5 tahun berpeluang

mengalami preeklampsia lebih besar dibanding dengan ibu jarak kehamilan 2-5

tahun (Prawirohardjo, 2009). Hal ini dikarenakan kondisi rahim Ibu belum pulih

dan waktu Ibu untuk menyususi dan merawat bayi kurang. Ibu yang hamil lagi

sebelum 2 tahun sejak melahirkan anak terakhir cenderung lebih sering mengalami

komplikasi kehamilan dan persalinan.

26
2.9.9 Obesitas

Salah satu faktor yang berkaitan erat dengan terjadinya preeklampsia

adalah obesitas (Prwirohdarjo, 2009). Obesitas adalah peningkatan berat badan

melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat dari akumulasi lemak

berlebihan dalam tubuh (Eger, 2001). Pada ibu hamil yang mengalami obesitas,

risiko preeklampsia meningkat sebesar 2 kali lipat setiap peningkatan berat badan

sebesar 5-7 kg/m2. Selain itu ditemukan adanya peningkatan risiko preeklampsia

dengan adanya peningkatan BMI (Body Mass Index) (Wafiyatunisa dan Rodiani,

2016).

2.10 Penelitian Sebelumnya

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Reny pada tahun 2018

dengan judul Penerapan Metode CHAID (Chi-Squared Automatic Interaction

Detection) Dan CART (Classification And Regression Trees) Pada Klasifikasi

Preeklampsia di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, menyimpulkan bahwa

segmen ibu hamil yang mengalami preeklampsia dengan metode CHAID adalah

ibu hamil yang memiliki riwayat komplikasi (100%) dan ibu hamil yang memiliki

riwayat penyakit, jarak kehamilan kurang dari 2 atau lebih dari 5 tahun dan tidak

memiliki riwayat komplikasi (77,8%). Komplikasi kehamilan (87,5%) dan ibu

hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit, jarak kehamilan kurang dari 2 atau

lebih dari 5 tahun dan tidak memiliki riwayat komplikasi (55,6%). Adapun segmen

ibu hamil yang mengalami preeklampsia dengan metode CART adalah ibu hamil

yang memiliki riwayat komplikasi (100%), ibu hamil yang anemia, tidak bekerja,

jarak kehamilan 2-5 tahun dan tidak ada riwayat komplikasi (80%), ibu hamil yang

berumur kurang dari 20 atau lebih dari 35 tahun, tidak anemia, tidak ada riwayat

27
penyakit, jarak kehamilan kurang dari 2 atau lebih dari 5 tahun dan tidak ada

riwayat komplikasi (83,3%) dan ibu hamil yang ada riwayat penyakit, jarak

kehamilan kurang dari 2 atau lebih dari 5 tahun dan tidak ada riwayat komplikasi

(77,8%). Ketetapan klasifikasi menggunakan CHAID adalah sebesar 67%

sedangkan pada CART sebesar 74%.

Hasil dari penelitian Khalfia Helena pada tahun 2019 yang berjudul Penerapan

Metode Chi-Squared Automatic Interaction Detection (CHAID) dan Classification

And Regression Trees (CART) pada Klasifikasi Status Kerja di Kabupaten Brebes

menyimpulkan bahwa penerapan metode CHAID pada klasifikasi status kerja

dengan faktor yang mempengaruhi antara lain umur, status perkawinan, dan

pendidikan memiliki struktur pohon klasifikasi dengan 4 tingkatan. Hasil

pengujian akurasi yang diperoleh sebesar 83.51%. Sedangkan metode CART

memiliki 5 tingkatan kasifikasi dengan hasil yang sama. Sedangkan penelitian

Rahayu (2015) tentang klasifikasi Preeklampsia menggunakan CHAID dimana

diperoleh akurasi sebesar 78,2%, Sumartini (2015) tentang klasifikasi pasien

kanker serviks menggunakan CART diperoleh akurasi sebesar 69,14%.

28
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari data

rekam medis Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu sebanyak 110 data. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumentasi memanfaatkan

dokumen-dokumen catatan ibu hamil dilingkungan kerja Puskesmas Ratu Agung

Kota Bengkulu. Kemudian data tersebut digunakan untuk dianalisis menggunakan

metode CHAID dan CART.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama lebih kurang 4 bulan.

3.3 Varabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari 1 variabel dependen dan 9 variabel

independen.

1. Variabel dependen yaitu status Preeklampsia.

2. Variabel independen yang digunakan adalah berikut: :

Tabel 3.1 Variabel Independen


Variabel Hasil ukur
Preeklampsia 0: Tidak Preeklampsia

1: Preeklampsia

Umur Ibu 0: Tidak Berisiko (umur 20-35 tahun)

1: Berisiko (umur ¿ 20 atau ¿35 tahun)

Paritas 0: Tidak Berisiko (paritas 2-3)

1: Berisiko (1 atau >3)

Status Pekerjaan 0: Tidak Bekerja

1: Bekerja

Riwayat Penyakit 0: Tidak ada

1: Ada

Riwayat Konseling 0: Tidak rutin

1:Rutin

Pendidikan Ibu 0: Tinggi (≥SMA)

1: Rendah (<SMA)

Anemia 0: Tidak

1: Ya

Jarak kehamilan 0: Tidak Berisiko 2-5 tahun)

1: Berisiko (¿ 2 tahun atau ¿5 tahun)

Obesitas 0: Tidak

1: Ya

3.4 Diagram Alur Penelitian

Mulai

37
Pengumpulan data

Input data

CHAID CART

Tahap Penggabungan Menyusun calon cabang

Menilai kinerja seluruh calon


Tahap pemisahan
cabang

Tahap pemberhentian Cabang optimal

Hasil klasifikasi CHAID Hasil klasifikasi CART

Tahap Akurasi klasifikasi Tahap Akurasi klasifikasi


CHAID CART

Perbandingan Hasil klasifikasi CHAID dan CART

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Alur Penelitian

38
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Data

Penelitian ini terdiri dari 110 ibu hamil yang meliputi 55 ibu mengalami

preeklamsia dan 55 ibu tidak mengalami preeklamsia yang tercatat di Puskesmas

Ratu Agung Kota Bengkulu. Adapun karekteristik data ibu hamil yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.1.1 Umur Ibu

Berikut adalah persentasi umur dari 110 ibu hamil terhadap status

preklamsia:

Tabel 4.1 Karakteristik Umur Ibu Hamil


Umur
Tidak Berisiko
Berisiko (Umur <20 Total
(Umur 20- Atau > 35
35 Tahun) Tahun)
Tidak N 37 18 55
Preeklamsia % 67.3% 32.7% 100.0%
Preeklamsia
N 33 22 55
Preeklamsia
% 60.0% 40.0% 100.0%
Total 70 40 110

Berdasarkan Tabel 4.1 dilihat bahwa dari 110 ibu hamil yang diteliti, ibu

yang berumur 20-35 tahun lebih tinggi untuk tidak mengalami preeklampsia, yaitu

sebesar 67,3%, dibandingkan yang mengalami preeklampsia sebesar 60,0%.

Sedangkan ibu hamil yang berumur <20 atau >35 lebih tinggi mengalami

preeklampsia sebesar 40,0% dibandingkan tidak mengalami preeklampsia 32,7%.

39
4.1.2 Paritas

Berikut adalah persentase paritas dari 110 ibu hamil terhadap status

preeklamsia:

Tabel 4.2 Karakteristik Paritas Ibu Hamil


Paritas
Tidak
Berisiko (1 Total
Berisiko
Atau >3)
(Paritas 2-3)
Tidak N 31 24 55
Preeklamsia % 56.4% 43.6% 100.0%
Preeklamsia
N 36 19 55
Preeklamsia
% 65.5% 34.5% 100.0%
Total 67 43 110

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 110 Ibu hamil yang diteliti,

kejadian preeklamsia lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang memiliki paritas 2-3

sebesar 65,5% dan sebesar 56,4% tidak mengalami preeklamsia. Sedangkan 34,5%

ibu hamil yang memiliki paritas 1 atau >3 mengalami preeklamsia dan 43,6% tidak

mengalami preeklamsia.

4.1.3 Status Pekerjaan

Berikut adalah persentase status pekerjaan dari 110 ibu hamil terhadap

status preeklamsia:

Tabel 4.3 Karakteristik Status Pekerjaan Ibu Hamil

Status Pekerjaan
Total
Tidak Bekerja Bekerja
Tidak N 21 34 55
Preeklamsia % 38.2% 61.8% 100.0%
Preeklamsia
N 30 25 55
Preeklamsia
% 54.5% 45.5% 100.0%
Total 51 59 110

40
Berdasarkan tabel 4.3 dari 110 ibu hamil dipuskesmas Ratu Agung, 54,5%

ibu hamil yang tidak bekerja mengalami preeklamsia, sedangkan 61,8% ibu yang

bekerja tidak mengalami preeklamsia.

4.1.4 Riwayat penyakit

Berikut adalah persentase riwayat penyakit dari 110 ibu hamil terhadap

status preeklamsia:

Tabel 4.4 Karakteristik Riwayat Penyakit Ibu Hamil

Riwayat Penyakit
Total
Tidak Ada Ada
Tidak N 36 19 55
Preeklamsia % 65.5% 34.5% 100.0%
Preeklamsia
N 20 35 55
Preeklamsia
% 36.4% 63.6% 100.0%

Total 56 54 110

Berdasarkan tabel 4.4 dari 110 ibu hamil di puskesmas Ratu Agung, 36,4%

ibu hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit mengalami preeklamsia,

sedangkan 63,6% ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit mengalami

preeklamsia.

4.1.5 Riwayat konseling

Berikut adalah persentase riwayat konseling dari 110 ibu hamil terhadap

status preeklamsia:

41
Tabel 4.5 Karakteristik Riwayat Konseling Ibu Hamil

Riwayat Konseling
Tidak Total
Rutin
Rutin
Tidak N 26 29 55
Preeklamsia % 47.3% 52.7% 100.0%
Preeklamsia
N 23 32 55
Preeklamsia
% 41.8% 58.2% 100.0%
Total 49 61 110

Berdasarkan tabel 4.5 dari 110 ibu hamil di puskesmas Ratu Agung, 41,8%

mengalami preeklamsia karena tidak rutin melakukan konseling kehamilan,

sedangkan 58,2% % mengalami preeklamsia karena rutin melakukan konseling.

4.1.6 Pendidikan ibu

Berikut adalah persentase Pendidikan ibu hamil dari 110 ibu hamil

terhadap status preeklamsia:

Tabel 4.6 Karakteristik Pendidikan Ibu Hamil


Pendidikan
Total
Rendah Tinggi
Tidak N 26 29 55
Preeklamsia % 47.3% 52.7% 100.0%
Preeklamsia
N 33 22 55
Preeklamsia
% 60.0% 40.0% 100.0%
Total 59 51 110

Berdasarkan Tabel 4.6, dari 110 ibu hamil di puskesmas Ratu Agung

60,0% mengalami preeklamsia karena rendahnya pendidikan, dan 40,0% ibu hamil

yang berpendidikan tinggi mengalami preeklamsia.

4.1.7 Anemia

Berikut adalah persentase Anemia dari 110 ibu hamil terhadap status

preeklamsia:

42
Tabel 4.7 Karakteristik Anemia Ibu Hamil
Anemia
Total
Tidak Ya
Tidak N 32 23 55
Preeklamsia % 58.2% 41.8% 100.0%
Preeklamsia
N 46 9 55
Preeklamsia
% 83.6% 16.4% 100.0%
Total 78 32 110

Berdasarkan Tabel 4.7, dari 110 ibu hamil di puskesmas Ratu Agung

83,6% mengalami preeklamsia karena tidak ada riwayat anemia, dan 14,4% ibu

hamil yang memiliki riwayat anemia mengalami preeklamsia.

4.1.8 Jarak kehamilan

Berikut adalah persentase jarak kehamilan dari 110 ibu hamil terhadap

status preeklamsia:

Tabel 4.8 Karakteristik Jarak Kehamilan Ibu Hamil

Jarak Kehamilan
Total
Tidak
Beresiko
Beresiko
Tidak N 38 17 55
Preeklamsia % 69% 31% 100.0%
Preeklamsia
N 31 24 55
Preeklamsia
% 56,3% 43,4% 100.0%
Total 69 41 110

Berdasarkan Tabel 4.8, dari 110 ibu hamil di puskesmas Ratu Agung

66,7% mengalami preeklamsia pada jarak kehamilan 2-5 tahun, dan 33,3% ibu

hamil mengalami preeklamsia pada jarak kehamilan <2 atau >5 tahun.

4.1.9 Obesitas

Berikut adalah persentase obesitas dari 110 ibu hamil terhadap status

preeklamsia:

43
Tabel 4.9 Karakteristik Obesitas Ibu Hamil
Obesitas
Total
Tidak Ya
Tidak N 14 41 55
Preeklamsia % 25.5% 74.5% 100.0%
Preeklamsia
N 13 42 55
Preeklamsia
% 23.6% 76.4% 100.0%
Total 27 83 110

Berdasarkan Tabel 4.9 dari 110 ibu hamil di puskesmas Ratu Agung

mengalami preeklamsia karena obesitas sebesar 74,5% dan ibu hamil mengalami

preeklamsia tidak tergolong obesitas sebesar 25,5%

4.2 Analisis CHAID

Langkah awal dalam pembentukan suatu pohon keputusan pada CHAID

adalah melakukan pengujian chi-Squared untuk mengidentifikasi variabel

independen yang paling signifikan yang nantinya akan dijadikan sebagai pemisah

atau penyekat awal dalam pembentukan pohon keputusan. Pada penelitian ini,

yang menjadi variabel independennya adalah umur ibu, paritas, status pekerjaan,

riwayat penyakit, riwayat konseling, pendidikan ibu, anemia, jarak kehamilan, dan

obesitas.

Analisis chi-Square merupakan analisis yang digunakan untuk menguji ada

atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara dua variabel. Berikut adalah tahapan

analisis chi-square:

1. Hipotesis dari analisi chi-square adalah sebagai berikut:

H 0 :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antaradua variabel

H 1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antaradua variabel

2. Menentukan taraf signifikansi (α )

44
3. Statistik Uji chi-Square

Pada persamaan (2.9)

4. Menentukan Kriteria Pengujian

Jika χ 2 hitung ≤χ 2 tabel, maka H 0 Diterima

Jika χ 2 hitung > χ 2 tabel, maka H 0 Ditolak

Jika Sig. ≥ 0,05 maka H 0 Diterima

Jika Sig. < 0,05 maka H 0 Ditolak .

Berdasarkan pada halaman 15 Tabel 2.4, didapatkan hasil perhitungan

pengujian chi-Square pada masing-masing variabel independen disajikan dalam

Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Chi- Square

Pasangan Variabel χ 2hitung χ 2tabel p−value Keterangan

Preeklamsia * Umur 0,629 3,841 0,428 Tidak Signifikan

Preeklamsia * Paritas 0,955 3,841 0,329 Tidak Siginifikan


Preeklamsia * Riwayat
9,312 3,841 0,002 Siginifikan
Penyakit
Preeklamsia * Status Pekerjaan 2,961 3,841 0,085 Tidak Siginifikan
Preeklamsia * Riwayat
0,331 3,841 0,565 Tidak Siginifikan
Konseling
Preeklamsia * Pendidikan 1,791 3,841 0,181 Tidak Siginifikan

Preeklamsia * Anemia 8,638 3,841 0,003 Siginifikan

Preeklamsia * Obesitas 0,049 3,841 0,825 Tidak Siginifikan

Preeklamsia * Jarak Kehamilan 1,905 3,841 0,167 Tidak Signifikan

Berdasarkan Tabel 4.10 dengan menggunakan tingkat signifikansi (α ) sebesar

5%, akan dilihat variabel independen yang memiliki nilai p−value yang kurang

45
2 2
dari tingkat signifikansi atau yang memiliki χ hitung yang melebihi nilai χ tabel .

Variabel yang paling signifikan ditentukan oleh nilai p−value terkecil atau nilai
2
χ hitung terbesar. Dari 9 variabel independen dapat dilihat bahwa variabel yang

paling signifikan terhadap preeklampsia berdasarkan nilai χ 2hitung yang paling tinggi,

yaitu 9,312 atau nilai p−value yang paling rendah, yaitu 0,002 adalah variabel

riwayat penyakit. Oleh karena itu, variabel ini akan dijadikan sebagai pohon

keputusan pohon awal seperti Gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1 Pohon Utama CHAID


Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa variabel riwayat penyakit

merupakan pemisah terbaik karena memiliki nilai chi-Square paling besar atau

nilai p-value yang paling kecil. Kategori pada riwayat penyakit akan dijadikan

46
sebagai pemisah untuk menentukan simpul anak. Proses pemisahan akan dilakukan

terus menerus hingga tidak terdapat lagi variabel independen yang signifikan.

Simpul induk atau node 0 menampilkan bahwa data yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 110 pasien ibu hamil dengan rincian 50% yang mengalami

preeklampsia dan 50% tidak mengalami preeklampsia. Pada node 1 variabel

riwayat penyakit dengan kategori ada menjelaskan bahwa sebanyak 64,8% ibu

hamil dengan adanya riwayat penyakit mengalami preeklamsia, dan sebanyak

35,2% ibu hamil dengan adanya riwayat penyakit tidak terkena preeklamsia. Pada

node 2 variabel riwayat penyakit dengan kategori tidak ada menjelaskan bahwa

sebanyak 35,7% ibu hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit mengalami

preeklamsia dan 64,3% ibu hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit tidak

terkena preeklamsia. Selanjutnya dilakukan kembali pengujian chi-Square untuk

melihat apakah terdapat variabel prediktor yang akan menjadi cabang dari masing-

masing node riwayat penyakit dan setelah dilakukan pengujian diperoleh bahwa

terdapat variabel prediktor yang signifikan maka node 1 dan node 2.

Untuk melihat variabel prediktor man yang akan menjadi cabang dari masing-

masing node maka dapat dilihat dari variabel prediktor yang memiliki hubungan

yang kuat dengan preeklampsia maka riwayat penyakit tidak lagi diikut sertakan

dalam perhitungan, sehingga proses ini dinamakan dengan tahapan pemisahan

(splitting). Hasil pengujian chi-Square pada masing-masing variabel dapat dilihat

pada Tabel 4.11 berikut:

47
Tabel 4.11 Uji Chi-Square ke 2
2 2
Pasangan Variabel kategori χ hitung χ tabel p−value Keterangan

Preeklamsia * Riwayat Ada 0,167 3,841 0,683 Tidak sig


Penyakit* Umur Tidak ada 0,747 3,841 0,388 Tidak sig
Preeklamsia * Ada 0,659 3,841 0,417 Tidak sig
Riwayat Penyakit*
Paritas Tidak ada 4,851 3,841 0,028 sig
Preeklamsia * Riwayat Ada 1,950 3,841 0,163 Tidak sig
Penyakit* Status
Pekerjaan Tidak ada 3,376 3,841 0,066 Tidak sig
Preeklamsia * Riwayat Ada 2,148 3,841 0,143 Tidak sig
Penyakit* Riwayat
Konseling Tidak ada 0,361 3,841 0,548 Tidak sig

Preeklamsia * Riwayat Ada 0,533 3,841 0,465 Tidak sig


Penyakit* Pendidikan Tidak ada 0,574 3,841 0,449 Tidak sig
Preeklamsia * Ada 16,241 3,841 0,000 sig
Riwayat Penyakit*
Anemia Tidak ada 0,415 3,841 0,520 Tidak sig

Preeklamsia * Riwayat Ada 0,081 3,841 0,776 Tidak sig


Penyakit* Obesitas Tidak ada 0,000 3,841 1,000 Tidak sig
Preeklamsia * Riwayat Ada 4,060 3,841 0,044 sig
Penyakit* Jarak
Kehamilan Tidak ada 0,198 3,841 0,656 Tidak sig

48
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dengan menggunakan tingkat

signifikansi (α ) sebesar 5%, diperoleh variabel anemia yang akan menjadi cabang

dari node 1 (kategori ada) dengan nilai p−value yang paling kecil yaitu 0,000 dan
2
χ hitung yang paling besar yaitu 16,241 dibandingkan variabel lain. Karena itu dapat

dikatakan bahwa variabel anemia memiliki pengaruh terhadap variabel

preeklamsia dan riwayat penyakit. Untuk node 2 (kategor tidak ada) yang menjadi

variabel prediktor yaitu paritas, dengan nilai p−value sebesar 0,028 dan nilai χ 2hitung

yang paling besar yaitu 4,851 dibandingkan variabel yang lain. Sehingga pohon

yang terbentuk dengan adanya penambahan variabelm anemia dan paritas menjadi

seperti Gambar 5.2 berikut:

Gambar 4.2 Pohon Klasifikasi CHAID


Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa node 1 bercabang menjadi node

3 dan node 4, dimana node 3 merupakan variabel anemia dengan kategori ya dan

dan node 4 dengan kategori tidak. Kemudian node 2 bercabang menjadi node 5

49
dan node 6, dimana node 5 merupakan variabel paritas dengan kategori tidak

berisiko (paritas 2-3) dan node 6 dengan kategri beresiko (paritas 1 atau >3).

Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa berdasarkan node 3 ibu hamil yang

mengalami preeklampsia lebih banyak terjadi pada ibu yang mengalami anemia,

sedangkan ibu yang tidak mengalami anemia lebih cenderung tidak terkena

preeklamsia. Kemudian pada node 5 dapat dilihat bahwa ibu yang berada pada

paritas 1 atau >3 lebih banyak mengalami preelamsia dibandingkan dengan ibu

yang berada paritas 2-3 di node 6. Untuk melihat apakah masih terdapat cabang

pada variabel anemia maka dapat dilakukan kembali pengujian chi-Square pada

masing-masing kategori seperti Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Perhitungan Chi-Square Ke 3


2 2
Pasangan Variabel Kategori χ hitung χ tabel p−value Keterangan

Preeklamsia * Tidak 0,168 3,841 0,682 Tidak sig


Anemia* Umur ya 0,114 3,841 0,736 Tidak sig
Preeklamsia * Tidak 0,006 3,841 0,938 Tidak sig
Anemia* Status
Pekerjaan ya 2,467 3,841 0,116 Tidak sig
Preeklamsia * Tidak 2,358 3,841 0,125 Tidak sig
Anemia* Riwayat
Konseling ya 0,028 3,841 0,868 Tidak sig

Preeklamsia * Tidak 0,379 3,841 0,538 Tidak sig


Anemia * Pendidikan ya 3,816 3,841 0,051 Tidak sig

Preeklamsia * Tidak 0,001 3,841 0,976 Tidak sig


Anemia* Obesitas ya 0,176 3,841 0,675 Tidak sig
Preeklamsia * Tidak 1,742 3,841 0,187 Tidak sig
Anemia* Jarak
Kehamilan ya 0,817 3,841 0,366 Tidak sig

50
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa pada iterasi ke 3 tidak ada lagi

pasangan variabel yang signifikan, sehingga tidak ada variabel prediktor untuk

menjadi cabang dari variabel anemia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses

pembentukan pohon dihentikan (stopping). Untuk melihat apakah masih terdapat

cabang pada variabel paritas maka dapat dilakukan kembali pengujian chi-Square

pada masing-masing kategori seperti Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Perhitungan Chi-Square Ke 4


2 2
Pasangan Variabel Kategori χ hitung χ tabel p−value Keterangan
Beresiko(1 atau
0,630 3,841 0,427 Tidak sig
Preeklamsia * >3)
Paritas* Umur Tidak beresiko
0,057 3,841 0,811 Tidak sig
(paritas 2-3)
Beresiko(1 atau
Preeklamsia * 0,663 3,841 0,416 Tidak sig
>3)
Paritas* Status
Tidak beresiko
Pekerjaan 2,336 3,841 0,126 Tidak sig
(paritas 2-3)
Beresiko(1 atau
Preeklamsia * 0,083 3,841 0,773 Tidak sig
>3)
Paritas* Riwayat
Tidak beresiko
Konseling 0,266 3,841 0,606 Tidak sig
(paritas 2-3)
Beresiko(1 atau
Preeklamsia * 2,363 3,841 0,124 Tidak sig
>3)
Paritas*
Tidak beresiko
Pendidikan 0,029 3,841 0,864 Tidak sig
(paritas 2-3)
Beresiko(1 atau
0,160 3,841 0,689 Tidak sig
Preeklamsia * >3)
Paritas* Obesitas Tidak beresiko
0,006 3,841 0,938 Tidak sig
(paritas 2-3)
Beresiko(1 atau
Preeklamsia * 0,822 3,841 0,365 Tidak sig
>3)
Paritas* Jarak
Tidak beresiko
Kehamilan 1,773 3,841 0,183 Tidak sig
(paritas 2-3)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa pada iterasi ke 4 tidak ada lagi

pasangan variabel yang signifikan, sehingga tidak ada variabel prediktor untuk

51
menjadi cabang dari variabel paritas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses

pembentukan pohon juga dihentikan (stopping). Sehingga pohon klasifikasi yang

terbentuk untuk metode CHAID dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Dengan memperhatikan pohon keputusan yang terbentuk pada Gambar 4.2

maka segmentasi ibu hamil dapat diklasifikasikan seperti Tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14 Segmen Ibu Hamil Dengan CHAID


Segmen Keterangan
Segmen ke-1 Ibu hamil ada riwayat penyakit
Segmen ke-2 Ibu hamil tidak ada riwayat penyakit
Segmen ke-3 Ibu hamil yang ada riwayat penyakit dan anemia
Segmen ke-4 Ibu hamil yang ada riwayat penyakit dan tidak anemia
Ibu hamil yang tidak ada riwayat penyakit dan beresiko (paritas
Segmen ke-5
1 atau >3)
Ibu hamil yang tidak ada riwayat penyakit dan tidak beresiko
Segmen ke-6
(paritas 2-3)

Adapun persentase dari masing-masing segmen tersebut dapat dilihat pada

Tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15 Persentase Segmen Klasifikasi dengan CHAID


Tidak preeklamsia Preeklamsia
Segmen Jumlah ibu Jumlah ibu
Percent Percent
hamil hamil
1 19 35.2% 35 64.8%
2 36 64.3% 20 35.7%
3 6 16.7% 30 83.3%
4 13 72.2% 5 27.8%
5 18 52.9% 16 47.1%
6 18 81.8% 4 18.2%

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa ibu hamil yang tidak

memiliki risiko mengalami preeklampsia adalah ibu hamil pada segmen 4 dan 6,

52
sedangkan ibu hamil yang mengalami preeklampsia adalah ibu hamil pada segmen

1 dan 3.

Ibu hamil yang memiliki risiko mengalami preeklampsia tertinggi adalah pada

segmen ke-3, yaitu ibu hamil yang memiliki riwayat anemia, dengan persentase

sebesar 83,3%. Hal ini sejalan dengan penelitian Ali et al (2011) wanita dengan

anemia berat memiliki 3-6 kali lebih tinggi risiko preeklampsia dibandingkan

wanita tanpa anemia. Kemudian ibu yang beresiko mengalami preeklamsia adalah

pada segmen ke-1 yaitu ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit dengan

persentase sebesar 64,8%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Varney (2007) mengatakan bahwa ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit

cenderung lebih berisiko mengalami preeklasmia dikarenakan keadaan fisik yang

tidak stabil akibat adanya penyakit seperti hipertensi,ginjal dan diabetes.

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa ibu yang tidak mengalami

preeklamsia tertinggi adalah pada segmen ke-6, yaitu ibu hamil yang tidak

memiliki riwayat penyakit dan memiliki paritas 2-3. Hal ini sejalan dengan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Djannah dan Arianti (2010) yang mengtakan bahwa

paritas 2-3 merupakan paritas paling aman pada seorang wanita karena tingkat

pengetahuan ibu hamil sudah memiliki pengalaman dalam melahirkan.

Selanjutnya, untuk melihat keakuratan pohon keputusan dalam mengklasifikasikan

kejadian preeklampsia pada ibu hamil dengan menggunakan CHAID maka dapat

dilakukan dengan menggunakan matriks konfusi seperti Tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16 Keakuratan Klasifikasi CHAID

53
Hasil Prediksi
Observasi Tidak
Preeklamsia
preeklamsia
Tidak
49 6
preeklamsia
Preeklamsia 25 30

Uji ketetapan pohon klasifikasi dan tingkat kesalahan prediksi dihitung

sebagai berikut:

49+30
akurasi= =0,718
49+6+ 25+30

25+6
tingkat kesalahan= =0,282
49+6+25+ 30

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai

akurasi dalam klasifikasi preeklamasia dengan menggunakan metode CHAID

adalah sebesar 0,718 atau 71,8% dengan tingkat kesalahan sebesar 0,282 atau

28,2%.

4.3 Analisis CART

Langkah pertama analisis CART adalah menyusun calon cabang (candidate

split). Penyusunan ini dilakukan terhadap seluruh variabel prediktor secara

lengkap. Pada penelitian ini, yang menjadi variabel prediktor adalah umur ibu,

paritas, riwayat penyakit, status pekerjaan, riwayat konseling, pendidikan, anemia,

obesitas dan jarak kehamilan. Mengingat ciri khas CART yang setiap noktah

keputusannya bercabang biner, maka calon cabang akan diberi nama calon cabang

kiri dan calon cabang kanan seperti tabel 4.17 berikut:

Tabel 4.17 Calon Cabang


No Cabang Kiri Cabang Kanan

54
1 Umur : 20-35 Tahun Umur : 35 Tahun
2 Paritas : Paritas 1 Atau >3 Paritas : Paritas 2-3
3 Riwayat Penyakit : Tidak Ada Riwayat Penyakit : Ada
4 Status Pekerjaan : Tidak Bekerja Status Pekerjaan : Bekerja
5 Riwayat Konseling : Tidak Rutin Riwayat Konseling : Rutin
6 Pendidikan : Tinggi Pendidikan : Rendah
7 Anemia : Ya Anemia : Tidak
8 Obesitas : Tidak Obesitas : Ya
9 Jarak Kehamilan : Tidak Beresiko Jarak Kehamilan : Beresiko

Langkah selanjutnya adalah memilih menghitung nilai peluang pada masing-

masing cabang dengan persamaan (2.15) dan (2.16), sehingga didapatkan hasil

peluang untuk cabang kiri dan cabang kanan seperti pada Tabel 4.18 berikut:

Tabel 4.18 Tabel Perhitungan P Ldan P R


No PL PR
1 0,64 0,36
2 0,61 0,39
3 0,51 0,49
4 0,51 0,49
5 0,51 0,49
6 0,54 0,46
7 0,71 0,29
8 0,25 0,75
9 0,63 0,37

Kemudian mencari nilai proporsi dari masing-masing sampul dengan

persamaan (2.18) dan mencari nilai gini indeks dengan persamaan (2.19) sehingga

didapatkan hasil seperti tabel 4.19 berikut:

Tabel 4.19 Tabel Perhitungan P ( j∨t L ), P ( j∨t R ) dan i(t)

No Kelas P ( j∨t L ) P ( j∨t R ) i(t)


Tidak Preklamsia 0,53 0,45
1 0,46
Preklamsia 0,47 0,55
Tidak Preklamsia 0,46 0,56
2 0,48
Preklamsia 0,54 0,44
3 Tidak Preklamsia 0,64 0,35 0,50

55
Preklamsia 0,36 0,65
Tidak Preklamsia 0,38 0,63
4 0,50
Preklamsia 0,54 0,46
Tidak Preklamsia 0,51 0,59
5 0,50
Preklamsia 0,45 0,65
Tidak Preklamsia 0,44 0,57
6 0,50
Preklamsia 0,56 0,43
Tidak Preklamsia 0,41 0,72
7 0,41
Preklamsia 0,59 0,28
Tidak Preklamsia 0,52 0,49
8 0,37
Preklamsia 0,48 0,51
Tidak Preklamsia 0,55 0,41
9 0,47
Preklamsia 0,45 0,59

Langkah selanjutnya adalah pemilihan pemilah atau penyekat yang akan

memecah simpul induk menjadi beberapa node. Proses pemecahan ini dilihat

berdasarkan pada goodness of split atau kebaikan penyekat dengan persamaan

(2.20). Kebaikan penyekat pada simpul dilihat berdasarkan penurunan nilai

impuritas (improvement) yang paling tinggi dari semua kemungkinan pemilahan

yang dilakukan, dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut:

Tabel 4.20 Nilai Impuritas Iterasi (1)


Variabel ∅ (s∨t)
Umur -0,034
Paritas -0,019
Riwayat Penyakit 0,042
Status Pekerjaan 0,017
Riwayat Konseling -0,500
Pendidikan 0,005
Anemia -0,048
Obesitas -0,129
Jarak Kehamilan -0,024

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat kita lihat bahwa cabang pemilah pertama yaitu

variabel riwayat penyakit karena memiliki nilai impuritas yang paling besar

56
dibandingkan variabel yang lain yakni sebesar 0,42. Berikut adalah gambar pohon

utama CART yang terbentuk.

Gambar 4.3 pohon utama CART


Berdasarkan Gambar 4.3, sama halnya dengan pemisah atau penyekat awal

pada analisis CHAID bahwa variabel riwayat penyakit menjadi pemisah terbaik

karena memiliki penurunan nilai impuritas (improvement) paling besar

dibandingkan dengan variabel lain. Riwayat penyakit memiliki dua percabangan

pada bagian kiri dan kanan, sesuai dengan kategori variabelnya yang terdiri dari

dua kategori. Pada cabang kiri, diisi oleh kategori ada riwayat penyakit dan pada

cabang kanan diisi oleh kategori tidak ada riwayat penyakit. Kemudian akan

dilakukan kembali perhitungan pada masing-masing variabel prediktor untuk

menentukan cabang dari masing-masing node. Jika pada analisis CHAID,

penentuan cabang didasarkan pada nilai chi-Square terbesar, maka pada CART

didasarkan pada penurunan nilai impuritas terbesar seperti hasil perhitungan pada

Tabel 4.21 berikut:

Tabel 4.21 Nilai Impuritas Iterasi (2)

Variabel ∅ (s∨t)
Umur 0,007
Paritas 0,020

57
Status Pekerjaan 0,016
Riwayat Konseling 0,014
Pendidikan 0,009
Anemia 0,067
Obesitas 0,002
Jarak Kehamilan 0,013

Berikut adalah hasil iterasi ke 3 pada analisis CART dimana dapat dilihat
penurunan nilai impuritas.

Tabel 4.22 Nilai Impuritas Iterasi (3)

Variabel ∅ ( s∨t)

Umur 0,001

Paritas 0,020

Status Pekerjaan 0,011

Riwayat Konseling 0,05

Pendidikan 0,009

Obesitas 0,002

Jarak Kehamilan 0,013

Tabel 4.23 Nilai Impuritas Iterasi (4)

Variabel ∅ ( s∨t)
Umur 0,001
Status Pekerjaan 0,02
Riwayat Konseling -0,05
Pendidikan 0,009
Obesitas 0,002
Jarak Kehamilan 0,013

58
Tabel 4.24 Nilai Impuritas Iterasi (5)

Variabel ∅ (s∨t )
Umur -0,001
Status Pekerjaan 0,02
Riwayat Konseling -0,05
Pendidikan 0,009
Obesitas 0,001

Sehingga, pohon keputusan yang terbentuk pada klasifikasi Preeklampsia

menggunakan CART menjadi seperti Gambar 4.4 berkut:

Gambar 4.4 Pohon Klasifikasi CART

Riwayat penyakit menjadi variabel pemisah atau pemilah pertama karena

memiliki nilai impuritas (improvement) paling besar dibandingkan variabel yang

lain, yaitu sebesar 0,042. Riwayat penyakit kemudian bercabang menjadi dua

dengan kategori ada riwayat penyakit pada sebelah kiri (node 1) dan tidak ada

59
riwayat penyakit sebelah kanan (node 2). Pada node 1 dapat dilihat bahwa

sebanyak 64,8% kejadian preeklampsia terjadi pada ibu yang memiliki riwayat

penyakit. Node 2 menjelaskan bahwa sebanyak 35,7% kejadian preeklamsia terjadi

pada ibu yang tidak memiliki riwayat penyakit.

Node 1 (ada riwayat penyakit) kemudian bercabang yang diisi oleh variabel

anemia dan memiliki nilai impuritas sebesar 0,067 dengan cabang kirinya adalah

ya (node 3) dan cabang kanannya adalah tidak anemia (node 4). Dari kedua cabang

tersebut dapat dilihat bahwa preeklampsia lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang

mengalami anemia yaitu sebesar 83,3%.

Node 2 (tidak ada riwayat penyakit) kemudian bercabang yang disi oleh

variabel paritas dikarenakan memiliki nilai impuritas sebesar 0,020 dengan cabang

kirinya adalah paritas 1 atau >3 (node 5) dan cabang kanannya adalah paritas 2-3

(node 6). Dari kedua cabang tersebut dapat dilihat bahwa preeklampsia lebih

banyak terjadi pada ibu hamil pada paritas 1 atau >3 yaitu sebesar 47,1%.

Setelah dilakukan iterasi kembali node 3 (ya anemia) kemudian bercabang

yang disi oleh variabel pendidikan dikarenakan memiliki nilai impuritas sebesar

0,010 dengan cabang kirinya adalah rendah (node 7) dan cabang kanannya adalah

tinggi (node 8). Dari kedua cabang tersebut dapat dilihat bahwa preeklampsia lebih

banyak terjadi pada ibu hamil dengan pendidikn rendah yaitu sebesar 94,7%.

Kemudian node 4 juga bercabang yang diisi oleh variabel jarak kehamilan

memiliki nilai impuritas sebesar 0,013 dengan cabang kirinya adalah beresiko

(node 9) dan cabang kanannya adalah tidak beresiko (node 10). Dari kedua cabang

tersebut dapat dilihat bahwa preeklampsia lebih banyak terjadi pada ibu hamil

dengan jarak kehamilan kehamilan ¿ 2 tahun dan ¿ 5 yaitu sebesar 60,0%.

60
Node 5 dan node 6 (paritas 1 atau >3) dan (paritas 2-3) sama-sama bercabang

dan disi oleh variabel pendidikan dikarenakan memiliki nilai impuritas sebesar

0,009 dan 0,002. Pada node 5 dapat dilihat bahwa preeklamsia pada ibu hamil

terjadi karena pendidikan rendah yaitu sebesar 58,8%. Pada node 6 ibu yang

mengalami preeklamsia karena pendidikan rendah sebayak 10%. Pohon klasifikasi

yang terbentuk memiliki 14 simpul dan telah mencapai kedalaman maksimal yaitu

4 tingkatan. Sehingga pada proses ini dilakukan tahapan penghentian (stopping)

sehingga tidak ada lagi percabangan yang terbentuk.

Dengan memeprhatikan pohon keputusan pada Gambar 4.4 maka didapatkan

klasifikasi ibu hamil yang mengalami preeklamsia dengan metode CART seperti

Tabel 4.22 berikut:

Tabel 4.25 Segmen Ibu Hamil Dengan CART

Segmen Keterangan

Segmen-1 Ibu hamil yang ada riwayat penyakit

Segmen-2 Ibu hamil yang tidak ada riwayat penyakit

Segmen-3 Ibu hamil yang ada riwayat penyakit dan anemia

Segmen-4 Ibu hamil yang ada riwayat penyakit dan tidak anemia

Segmen-5 Ibu hamil yang tidak ada riwayat penyakit dan paritas 1 atau >3

Segmen-6 Ibu hamil yang tidak ada riwayat penyakit dan paritas 2-3

Segmen 7 Ibu hamil yang ada riwayat penyakit, anemia, pendidikan rendah

Segmen-8 Ibu hamil yang ada riwayat penyakit, anemia, pendidikan tinggi

Ibu hamil yang ada riwayat penyakit, tidak anemia, jarak


Segmen-9
kehamilan beresiko

61
Ibu hamil yang ada riwayat penyakit, tidak anemia, jarak
Segmen-10
kehamilan tidak beresiko
Ibu hamil yang tidak ada riwayat penyakit, paritas 1 atau >3,
Segmen-11
pendidikan rendah
Ibu hamil yang tidak ada riwayat penyakit, paritas 1 atau >3,
Segmen-12
pendidikan tinggi
Ibu hamil yang tidak ada riwayat penyakit, paritas 2-3,
Segmen-13
pendidikan rendah
Ibu hamil yang tidak ada riwayat penyakit, paritas 2-3,
Segmen 14
pendidikan tinggi

Adapun persentase dari masing-masing segmen tersebut dapat dilihat pada

Tabel 4.23 berikut:

Tabel 4.26 Persentase Segmen Klasifikasi dengan CART

Tidak preeklamsia Preeklamsia


Segmen
N Percent N Percent
0 55 50,0% 55 50,0%
1 19 35,2% 35 64,8%
2 36 64,3% 20 35,7%
3 6 16,7% 30 83,3%
4 13 72,2% 5 27,8%
5 18 52,9% 16 47,1%
6 18 81,8% 4 18,2%
7 1 5,3% 18 94,7%
8 5 29,4% 12 70,6%
9 2 40,0% 3 60,0%
10 11 84,6% 2 15,4%
11 7 41,2% 10 58,8%
12 11 64,7% 6 35,3%
13 9 90,0% 1 10,0%
14 9 75,0% 3 25,0%

62
Berdasarkan Tabel 4.23, Ibu hamil yang tidak memiliki risiko preeklampsia

tertinggi adalah pada segmen ke-13, yaitu ibu hamil yang tidak ada riwayat

penyakit, paritas 2-3, pendidikan rendah, yaitu dengan persentase sebesar 90,0%.

Hal ini sejalan dengan hasil analisis menggunakan CHAID yang telah dijelaskan

sebelumnya, yaitu bahwa penyakit menjadi faktor penyumbang terbesar penyebab

terjadinya preeklampsia pada Ibu hamil. Sedangkan Ibu hamil yang memiliki risiko

mengalami preeklampsia tertinggi dengan analisis CART adalah pada segmen ke-

7, yaitu Ibu hamil yang ada riwayat penyakit, anemia, pendidikan rendah dengan

persentase sebesar 94,7%.

Selanjutnya, untuk melihat keakuratan pohon keputusan dalam

mengklasifikasikan kejadian preeklampsia pada Ibu hamil dengan menggunakan

CART maka dapat dilakukan dengan menggunakan matriks konfusi seperti Tabel

4.24 berikut:

Tabel 4.27 Keakuratan Klasifikasi CART


Prediksi
Observasi Tidak
Preeklamsia
preeklamsia

Tidak preeklamsia 40 15

Preeklamsia 12 43

Berdasarkan tabel 4.24 didapatkan hasil akurasi dari perhitungan berikut:

40+ 43
Akurasi= =0,755
40+15+12+ 43

12+15
Tingkat kesalahan= =0,245
40+15+ 12+ 43

63
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai akurasi

dalam klasifikasi preeklmasia dengan menggunakan metode CART adalah sebesar

0,755 atau 75,5% dwengan tingkat kesalahan sebesar 0,245 atau 24,3%.

4.4 Perbandingan CHAID dan CART

Berdasarkan analisis menggunakan CHAID dan CART pada klasifikasi

preeklampsia ibu hamil, maka perbandingan hasil dari masing-masing metode

dapat dilihat pada Tabel 4.25 berikut:

Tabel 4.28 Perbandingam CHAID dan CART

Metode CHAID Metode CART


Nilai akurasi klasifikasi 71,8% Nilai akurasi klasifikasi 75,5%

Menghasilkan 6 segmen klasifikasi Menghasilkan 14 segmen klasifikasi


Resiko ibu terkena preeklamsia Resiko ibu terkena preeklamsia
tertinggi pada segmen ke 3 yaitu ibu tertinggi pada segmen ke 7 yaitu ibu
hamil yang memiliki riwayat penyakit, hamil yang Ibu hamil yang ada riwayat
anemia. penyakit, anemia, pendidikan rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Fakto-faktor yang mempengaruhi
preeklamsia dengan menggunakan
preeklamsia menggunakan metode
metode CART adalah riwayat
CHAID adalah riwayat penyakit,
penyakit, anemia, paritas, pendidikan
anemia dan paritas
dan jarak kehamilan

64
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dari 110 Ibu hamil yang menjadi sampel dalam penelitian, kasus

preeklampsia sebagian besar terjadi pada ibu hamil yang berada pada

paritas pertama atau lebih dari 3, memiliki riwayat penyakit, anemia,

tingkat pendidikan dan jara kehamilan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Preeklampsia pada Ibu hamil

di wilayah kerja puskesmas Ratu Agung berdasarkan hasil analisis CHAID

adalah riwayat penyakit, anemia, dan paritas. Sedangkan dengan

menggunakan metode CART diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi

65
terjadinya preeklampsia adalah riwayat penyakit, anemia, paritas, tingkat

pendidikan dan jarak kehamilan.

3. Hasil analisis menggunakan CHAID menghasilkan 6 segmen klasifikasi

dengan keakuratan 71,8%, sedangkan dengan CART menghasilkan 14

segmen klasifikasi dengan keakuratan 75,5%.

4. Untuk klasifikasi CHAID segmen yang paling tinggi mempengaruhi

preeklamsia adalah segmen ke-3 yaitu variabel riwayat penyakit, anemia

dan paritas 1 atau >3. Untuk klasifikasi CART segmen yang paling tinggi

adalah segmen ke-6 yaitu riwayat penyakit,anemia dan tingkat pendidikan

rendah

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan metode

pengklasifikasian yang lain seperti metode QUEST dan Exhaustive

CHAID, agar menjadi bahan perbandingan untuk kedua metode ini.

2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel-variabel

prediktor lain yang diduga mempengaruhi terjadi preeklamsia agar hasil

yang diperoleh semakin akurat dan menggunakan metode pengklasifikasian

yang lain agar diperoleh hasil yang lebih maksimal.

66
67
DAFTAR PUSTAKA

Ali. A. A., Duria. A. R., Tajeldi. M. A., Mustrafa. I. E., Ishag. A. 2011. Severe
Anaemia is Associated with a Higher Risk for Preeclampsia and Poor
Perinatal Outcomes in Kassala Hospital.http://www.biomedcentral.com/1756-
0500/4311. Diunduh tanggal 6 Juli 2016 di

Bagozzi, R.P. 1994. Advanced Methods of Marketing Research. Blackwell


Publishers Ltd, Oxford.

Bawazier, L.A., 2006, Proteinuria dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI,
edisi ke-4 jilid 1: 519, Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam

BKKBN. 2007. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cetakan ke-5. Pustaka sinar
harapan, Jakarta.

Breiman, L., Friedman, J., Olshen, R. and Stone, C., 1984. Classification and
Regression Trees. Chapman Hall, New York – London.

Dini, H. 2015. Epidemiologi Preeklampsi. Prosiding Simposium What’s New in


Preeclampsia. Sumedang.

Dinkes Bengkulu. 2019. Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD).


Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. Bengkulu.

Djannah, Nur, S. dan Sukma, I. A. 2010. Gambaran Epidemiologi Kejadian


Preeklampsia/Eklampsia di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun
2001-2009. Jurnal. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Volume 13. Nomor
4.

Eger, R. 2001. Hypertensive Disorders during Pregnancy. Dalam: Ling F, Duff P,


editor. Obstetrics & Gynecology Principles for Practice. McGraw-Hill. New
York.

Gallagher, C.A. 2000. An Iterative Approach to Classification Analysis.


https://www.casact.org/pubs/dpp/dpp90/90dpp237.pdf. Diakses pada februari
2021.

Hamakonda, T. P. 2006. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Gunung


Mulia, Jakarta.

Hamidah, I. 2013. Aplikasi Data Mining untuk Memprediksi Masa Studi


Mahasiswa Menggunakan Algoritma C4.5. Skripsi. Jurusan Teknik
Komputer. UNIKOM. Bandung.

xvii
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.

Khalfia, H. 2019. Penerapan Metode Chi-Squared Automatic Interaction Detection


(CHAID) Dan Classification And Regression Trees (CART) Pada Klasifikasi
Status Kerja Di Kabupaten Brebes. Transformasi Sains Alam Pembelajaran
Untuk Menyiapkan SDM Pengelola Sumber Daya Hayati Berkelanjutan Di
Era Revolusi Industri 4.0 Bervisi Enterpreneurship. Semarang.

Klebanoff, M., Shiono, P. dan Rhoads, G. 1990. Outcomes of Pregnancy in


National Sample of Resident Physicians. New England Journal of Medicine.
No 15. Vol 323. Hal 1040-1046.

Kumala, F. 2015. Hubungan antara kejadian Preeklampsia dan resiko depresi


Antenatal. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta

Kunto, Y.S. dan Hasana, S.N. 2006. Analisis CHAID Sebagai Alat Bantu Statistika
untuk Segmentasi Pasar. Jurnal Manajemen Pemasaran. No.2. Vol.1. hal 88-
98.

Kusrini, 2006, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Larose, D. T. 2005. Discovering Knowledge in Data: An Introduction to Data


mining. John Willey and Sons, Inc. New Britain

Lewis, R. J. 2000. An Introduction to Classification and Regression Tree (CART).


Department of Emergency Medicine Harbor – UCLA Medical Center,
Torrance. California

Norma, N. dan Dwi S, M. 2013. Asuhan Kebidanan: Patologi Teori dan Tinjauan
Kasus. Nuha Medika. Yogyakarta.

Paratu, L. 2012. Churn Analisis pada Pelanggan Telekomunikasi Menggunakan


Algoritma C4.5. Skripsi. Program Sarjana Statistika. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.

Prasetyo, E. 2012. Data Mining : Konsep dan Aplikasi menggunakan Matlab. Andi
Offset. Yogyakarta.

Prawirohardjo ,S. 2009. Ilmu Kebidanan: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


Jakarta.

xviii
Rahayu, R. S. 2015. Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya
Preeklampsia Dengan Metode CHAID. Skripsi. Jurusan Statistika Fakultas
Sains Dan Matematika. Universitas Diponegoro. Semarang.

Reny, R. N. 2018. Penerapan Metode CHAID (Chi-Squared Automatic Interaction


Detection) Dan CART (Classification And Regression Trees) Pada
Klasifikasi Preeklampsia. Skripsi. Program Studi Statistika Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Islam Yogyakarta.
Yogyakarta.

Ridwan, M., Suyono, H., dan M. Sarosa. 2013. Penerapan Data Mining Untuk
Evaluasi Kinerja Akademik Mahasiswa Menggunakan Algoritma Naive
Bayes Classifier. Jurnal EECCIS. Vol.7. No. 1. Hal. 59.

Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sharp, A. J. Romaniuk dan S. Cierpicki. 2002. The Performance Of Segmentation


Variables: A Comparative Study. http://130.195.95.71:8081/
www/ANZMAC1998/Cd_rom/Sharp222.pdf. Diakses pada 09 februari 2021.

Siswosudarmo, R. 2008. Obstetri Fisiologi. Pustaka Cendekia. Yogyakarta.

Sokolova, M. dan Lapalme, G. 2009 A systematic analysis of performance


measures for classification tasks. Inf. Process. Manag. vol. 45. no. 4. Hal
427–437.

Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. PT. Gramedia. Jakarta.

Sumartini, S. H. 2015. Penggunaan Metode Classification and Regression Trees


(CART) Untuk Klasifikasi Rekurensi Pasien Kanker Serviks di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Sains dan Seni ITS. No 2. Vol-4. Halaman 49-59.

Supriandono, A. 2001. Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat di RSUP Dr.


Sardjito Yogyakarta. Skripsi. Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan
alam. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Varney, H. 2007. Buku ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. EGC. Jakarta.

Wafiyatunisa, Z., dan Rodiani. 2016. Hubungan Obesitas dengan Terjadinya


Preeklampsia. Majority. Volume 5, No 5. Hal 184-

Wheeler, L. 2003. Buku Saku Perawatan Pranatal dan Pascapartum. EGC.


Jakarta.

WHO. 2015. Trends In Maternal Mortality: 1990 to 2015. World Health


Organization. Genewa.

xix
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono. Jakarta.

Yogi, Y. 2007. Perbandingan Performansi Algoritma Decision Tree C5.0, CART,


dan CHAID : Kasus Prediksi Status Resiko Kredit di Bank X. Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Bandung

xx
LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Ibu Hamil


Preeklamsi Parita Pendidika Jarakkehamila
Namaibu a Umur s Riwayatpenyakit Statuspekerjaan Riwayatkonseling n Anemia Obesitas n
Ismar Yuni 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1
Wina 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
Elva 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0
Badri 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
Eka 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
Dewi 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
Ester 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1
Sri Wahyuni 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Putri 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
Era 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
Meilia 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1
Yunia 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
Yuwis 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1
Selvi 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
Fiki 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1
Nisa 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0
Rara 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0
Ani 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
Ayu 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
Dariyani 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0
Risa 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1
Tensi 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1
Yosi 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1
Wiwik 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
Putri 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0

xxi
Noli 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
Ayu 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
vita Nuryani 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
Susi Hartati 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
Winda 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0
Heti 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
Leni 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0
Nada 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
Novi 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
Hera 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
Reni 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
Desmi 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
Sri Yuswarti 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0
Erki 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
Kiki 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0
Liana 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
Puput 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0
Neni Fitriani 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
Amelia 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
Meilia 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0
Rilea 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0
Harumiah 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
Demi Yuliati 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0
Permaini 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
Apriani 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0
Engga 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0
Deli 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Leni Marlini 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
Sri Sudarsi 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
Risana 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1
Agianti 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1

xxii
Erli 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0
Leoni 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
Fuji 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1
Ovi 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0
Adelia 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0
Oci 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
Sari 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0
Demi 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
Siti 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
Risma 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
Siska 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
Desi 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
Yulistri 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1
Rahmawati 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1
Nita 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
Pika 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1
Sulastri 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1
Lena 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0
Herlina 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
Dona Astria 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0
Linda Novia 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
Wulan 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
Ratih 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Rata Wilis 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0
Novi Saputi 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
Monica 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
Indah 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0
Agustina 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
Alawiyah 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
Dewi Pertiwi 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0
Tri Putri 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0

xxiii
Mustika 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Ira 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0
Leni 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
Tuti Alfiah 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1
Maswarni 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
Nani Saputri 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Fitriyunanda 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0
Elmawati 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1
Kaswarni 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0
Kasma 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1
Sinta Putri 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1
Dezita 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
Lita Nur 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
Yuli Safitri 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
Ira Permata 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0
Wahyuning 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0
Minas 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
Rena 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1
Ingka Bulan 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0
Larasti 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
Asni 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0
Nida Nurfitri 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
Nimar 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1

xxiv
Lampiran 2 Hasil analsisi CHAID

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

preeklamsia * umur 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%


preeklamsia * paritas 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%
preeklamsia * 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%
riwayatpenyakit
preeklamsia * 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%
statuspekerjaan
preeklamsia * 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%
riwayatkonseling
preeklamsia * pendidikan 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%
preeklamsia * anemia 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%
preeklamsia * obesitas 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%
preeklamsia * 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%
jarakkehamilan

preeklamsia * umur
Crosstab
Count

umur

Tidak Berisiko Berisiko (umur


(umur 20-35 <20 atau > 35
tahun) tahun) Total

preeklamsia Tidak preeklamsia 37 18 55

Preeklamsia 33 22 55
Total 70 40 110

ix
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .629a 1 .428


Continuity Correctionb .354 1 .552
Likelihood Ratio .629 1 .428
Fisher's Exact Test .552 .276
Linear-by-Linear .623 1 .430
Association
N of Valid Cases 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.00.
b. Computed only for a 2x2 table

preeklamsia * paritas
Crosstab
Count

paritas

Berisiko (1 atau tidak berisiko


>3) (paritas 2-3) Total

preeklamsia Tidak preeklamsia 31 24 55

Preeklamsia 36 19 55
Total 67 43 110

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .955a


1 .329
Continuity Correction b
.611 1 .434
Likelihood Ratio .956 1 .328
Fisher's Exact Test .435 .217
Linear-by-Linear .946 1 .331
Association
N of Valid Cases 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.50.
b. Computed only for a 2x2 table

preeklamsia * riwayatpenyakit

x
Crosstab
Count

riwayatpenyakit

tidak ada ada Total

preeklamsia Tidak preeklamsia 36 19 55

Preeklamsia 20 35 55
Total 56 54 110

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 9.312a 1 .002


Continuity Correction b
8.185 1 .004
Likelihood Ratio 9.448 1 .002
Fisher's Exact Test .004 .002
Linear-by-Linear 9.228 1 .002
Association
N of Valid Cases 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 27.00.
b. Computed only for a 2x2 table

preeklamsia * statuspekerjaan
Crosstab
Count

statuspekerjaan

Tidak Bekerja Bekerja Total

preeklamsia Tidak preeklamsia 21 34 55

Preeklamsia 30 25 55
Total 51 59 110

xi
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 2.961a 1 .085


Continuity Correctionb 2.340 1 .126
Likelihood Ratio 2.975 1 .085
Fisher's Exact Test .126 .063
Linear-by-Linear 2.934 1 .087
Association
N of Valid Cases 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25.50.
b. Computed only for a 2x2 table

preeklamsia * riwayatkonseling
Crosstab
Count

riwayatkonseling

tidak rutin rutin Total

preeklamsia Tidak preeklamsia 26 29 55

Preeklamsia 23 32 55
Total 49 61 110

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .331a 1 .565


Continuity Correction b
.147 1 .701
Likelihood Ratio .331 1 .565
Fisher's Exact Test .701 .351
Linear-by-Linear .328 1 .567
Association
N of Valid Cases 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24.50.
b. Computed only for a 2x2 table

preeklamsia * pendidikan

xii
Crosstab
Count

pendidikan

rendah tinggi Total

preeklamsia Tidak preeklamsia 26 29 55

Preeklamsia 33 22 55
Total 59 51 110

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 1.791a 1 .181


Continuity Correction b
1.316 1 .251
Likelihood Ratio 1.796 1 .180
Fisher's Exact Test .251 .126
Linear-by-Linear 1.775 1 .183
Association
N of Valid Cases 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25.50.
b. Computed only for a 2x2 table

preeklamsia * anemia
Crosstab
Count

anemia

ya tidak Total

preeklamsia Tidak preeklamsia 32 23 55

Preeklamsia 46 9 55
Total 78 32 110

xiii
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 8.638a 1 .003


Continuity Correctionb 7.448 1 .006
Likelihood Ratio 8.864 1 .003
Fisher's Exact Test .006 .003
Linear-by-Linear 8.559 1 .003
Association
N of Valid Cases 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.00.
b. Computed only for a 2x2 table

preeklamsia * obesitas
Crosstab
Count

obesitas

tidak ya Total

preeklamsia Tidak preeklamsia 14 41 55

Preeklamsia 13 42 55
Total 27 83 110

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .049a 1 .825


Continuity Correction b
.000 1 1.000
Likelihood Ratio .049 1 .825
Fisher's Exact Test 1.000 .500
Linear-by-Linear .049 1 .825
Association
N of Valid Cases 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.50.
b. Computed only for a 2x2 table

preeklamsia * jarakkehamilan

xiv
Crosstab
Count

jarakkehamilan

tidak beresiko beresiko Total

preeklamsia Tidak preeklamsia 38 17 55

Preeklamsia 31 24 55
Total 69 41 110

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 1.905a 1 .167


Continuity Correction b
1.400 1 .237
Likelihood Ratio 1.912 1 .167
Fisher's Exact Test .237 .118
Linear-by-Linear 1.888 1 .169
Association
N of Valid Cases 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.50.
b. Computed only for a 2x2 table

Model Summary

Specifications Growing Method CHAID

Dependent Variable preeklamsia

Independent Variables anemia, pendidikan, umur, paritas,


statuspekerjaan, riwayatkonseling, obesitas,
jarakkehamilan, riwayatpenyakit

Validation None

Maximum Tree Depth 3

Minimum Cases in Parent 10


Node

Minimum Cases in Child 5


Node
Results Independent Variables riwayatpenyakit, anemia, paritas
Included

Number of Nodes 7

xv
Number of Terminal Nodes 4

Depth 2

xvi
Risk

Estimate Std. Error

.282 .043

Growing Method: CHAID


Dependent Variable:
preeklamsia

Classification

Predicted

Observed Tidak preeklamsia Preeklamsia Percent Correct

Tidak preeklamsia 49 6 89.1%


Preeklamsia 25 30 54.5%
Overall Percentage 67.3% 32.7% 71.8%

Growing Method: CHAID


Dependent Variable: preeklamsia

Lampiran 3 Hasil Analisi CART

Model Summary

Specifications Growing Method CRT

Dependent Variable preeklamsia

Independent Variables anemia, pendidikan, umur, paritas,


statuspekerjaan, riwayatkonseling, obesitas,
jarakkehamilan, riwayatpenyakit
Validation None

Maximum Tree Depth 3

Minimum Cases in Parent 10


Node

Minimum Cases in Child 5


Node
Results Independent Variables riwayatpenyakit, statuspekerjaan, pendidikan,
Included anemia, jarakkehamilan, riwayatkonseling,
obesitas, paritas

Number of Nodes 15

Number of Terminal Nodes 8

Depth 3

xvii
xviii
Risk

Estimate Std. Error

.245 .041

Growing Method: CRT


Dependent Variable:
preeklamsia

Classification

Predicted

Tidak
Observed preeklamsia Preeklamsia Percent Correct

Tidak preeklamsia 40 15 72.7%


Preeklamsia 12 43 78.2%
Overall Percentage 47.3% 52.7% 75.5%

Growing Method: CRT


Dependent Variable: preeklamsia

xix
Lampiran 4 Surat Izin Pengambilan Data

xx
xxi

Anda mungkin juga menyukai