Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN IBU DALAM

MENGHADAPI PERSALINAN SECTIO CAESAREA


DI RSIA SITTI KHADIJAH I MAKASSAR

Lola Novianti1, Rusni Mato2, Hasifah3


1
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2
Poltekkes kesehatan makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Alamat Korespondensi: (wardhalf@yahoo.com / 082349312138)

ABSTRAK

Kecemasan adalah perasaan yang efektif tidak menyenangkan disertai dengan sensasi fisik yang
memperingati orang-orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak menyenangkan
seringkali kabur dan sulit ditunjukkan dengan tepat, tetapi kecemasan itu sendiri selalu terasa. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu
dalam menghadapi seksio sesarea di RSIA Sitti Khadijah I Makassar. Penelitian ini menggunakan
metode analitik asosiatif dengan pendekatan cross sectional yang diadakan 26 Desember-Jan. 26.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang akan menjalani persalinan Caesar di RSIA
Sitti Khadijah I Makassar. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling
dan jumlah sampelnya 62 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan (p = 0,032),
dukungan keluarga (p = 0,036), dan komunikasi terapeutik (p = 0,022) dengan kecemasan pada ibu
dalam menghadapi persalinan sectio caesarea. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan
pengetahuan, dukungan keluarga, dan komunikasi terapeutik dengan kecemasan pada ibu dalam
menghadapi persalinan sectio caesarea di RSIA Sitti Khadijah I Makassar. Diharapkan dapat
menambah pengetahuan ibu hamil tentang persalinan sectio caesarea untuk mengurangi kecemasan
ibu sebelum menjalani persalinan.

Kata kunci: Kecemasan Pada Ibu, Dukungan Keluarga, Pengetahuan Dan Komunikasi Terapi

PENDAHULUAN angka kejadian Sectio Caesarea dari 34


Section caesarea adalah suatu tindakan provinsi sebanyak 5.320.550 kasus
untuk pelahiran janin lewat insisi menembus (Kurniawan, Hardhana, & Yudianto, 2018).
dinding abdomen dan uterus. Data untuk wilayah Provinsi Sulawesi
Menurut World Health Organization Selatan , yang telah tercatat di Dinas
(WHO), rata-rata SC 5-15% per 1000 Kesehatan Kota Makassar pada tahun 2016,
kelahiran di dunia, angka kejadian di rumah angka kejadian sectio Caesarea yaitu,
sakit pemerintah rata-rata 11% sementara di 323.629 kasus (Hardhana, Yudiano, &
rumah sakit swasta bisa lebih dari 30% Soenardi, 2017).
permintaan SC di sejumlah Negara Berdasarkan data dari rekam medik
berkembang melonjak pesat setiap tahunnya. Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah 1
Selain itu, menurut WHO prevalensi SC Makassar, pada tahun 2016 tercatat pasien
meningkat 46% di Cina dan 25% di Asia , kasus sectio caesarea 2.432 kasus, pada
Eropa, dan Amerika Latin. Hal ini didukung tahun 2017 tercatat pasien kasus sectio
oleh Corso, et al (2017) yang menyatakan caesarea 2.562 kasus, sedangkan pada tahun
bahwa SC menjadi salah satu kejadian 2018 mulai bulan januari sampai bulan
dengan prevalensi yang meningkat di dunia September tercatat pasien kasus section
(Surmayati, Widodo, & Puraningsih, 2018). caesarea 1725 kasus.
Di Indonesia sendiri, angka kejadian
operasi sesar juga terus meningkat baik di BAHAN DAN METODE
Rumah Sakit Pemerintah maupun Rumah Lokasi, populasi, sampel
Sakit Swasta Menurut Kemenkes RI angka Jenis penelitian ini merupakan
kejadian sectio Caesarea dari 34 provinsi penelitian kuantitatif dengan metode analitik
pada tahun 2016 sebanyak 5.111.204 asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
menunjukkan kelahiran dengan metode mengetahui hubungan antara dua variabel
operasi sesar (Hardhana, Yudianto, & atau lebih serta mengetahui pengaruhnya
Soenardi, 2017). Sedangkan pada tahun 2017 dengan menggunakan rancangan „cross

364
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 4 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
sectional’. Penelitian dilaksanakan di Rumah menggunakan ilmu statistik terapanyang
Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah I Makassar disesuaikan dengan tujuan yang hendak
pada tanggal 26 Desember s/d 26 Januari dianalisis.
2019. Populasi pada penelitian ini berjumlah
168 , dan sampel berjumlah 62. Analisa data
1. Kriteria Inklusi 1. Analisis Univariat
a. Ibu yang akan dilakukan persalinan Teknik ini dilakukan terhadap setiap
Sectio Caesarea di RSIA Sitti Khadijah I variabel hasil dari penelitian. Hasil dari
Makassar. analisis ini berupa distribusi frekuensi,
b. Dalam kondisi sadar dengan melihat presentasi masing-masing
c. Dapat berkomunikasi dengan baik variabel penelitian. analisis univariat ini
d. Bersedia untuk menjadi responden digunakan untuk mengetahui proporsi dan
2. Kriteria Eksklusi masing-masing variabel penelitian.
a. Ibu yang pada saat peneliti berlangsung 2. Analisis Bivariat
menolak untuk melanjutkan jadi Merupakan model analisis untuk
responden. mengetahui interaksi dua variabel, baik
b. Tidak mengisi secara lengkap lembar berupa komparatif, asosiatiff, maupun
informed consent dan data-data yang korelatiff dengan menggunakan uji
diperlukan wilcoxon.
c. Tidak kooperatif
d. Ibu yang memiliki komplikasi persalinan. HASIL
1. Analisis Univariat
Pengumpulan Data Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden
1. Data Primer Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea
Dalam penelitian ini, seluruh data Kota Makassar Tahun 2018 (n=42)
diambil secara langsung dari responden Karakteristik n %
(data primer), yang meliputi data faktor Umur
yang berhubungan dengan tingkat 18--25 10 16,1
kecemasan ibu dalam menhadapi 26-30 36 58,1
persalinan Sectio Caesarea di RSIA Sitti 31-35 16 25,8
Khadijah I Makassar, data diukur Pekerjaan
menggunakan alat kuesioner. Data IRT 41 66,1
mobilisasi dini dan pemulihan luka diukur PNS 5 8,1
menggunakan alat ukur kuesioner dengan Pegawai swasta 6 9,7
skala guttman. Wiraswasta 10 16,1
2. Data Sekunder Pendidikan
Data yang diperoleh dari rekam SD 3 4,8
medik di RSIA Sitti Khadijah I Makassar. SMP 5 8,1
. SMA 35 56,5
Pengolahan Data S1 19 30,6
1. Editing (Penyuntingan) Pengetahuan
Editing adalah upaya untuk memeriksa Baik 26 41,9
kembali kebenaran data yang diperoleh Kurang 36 58,1
atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan
pada tahap pengumpulan data atau setelah dari 42 responden, yang frekuensi
data terkumpul. terbanyak pada umur Ibu 17-25 tahun yaitu
2. Coding (Pengkodean) sebanyak 22 responden (52,4%), dan
Coding merupakan kegiatan pemberian frekuensi terendah 36-45 tahun sebanyak 2
kode numerik (angka) terhadap data yang responden (4,8%).frekuensi pekerjaan
terdiri atas beberapa kategori. terbanyak ada pada IRT dengan jumlah
3. Data Entry / Tabulation (Tabulating) frekuesi sebanyak 28 responden (66,7%),
Data entry adalah kegiatan memasukkan dan pada pekerjaan yang terendah jumlah
data yang telah dikumpulkan ke dalam frekuensinya ada pada wiraswasta yaitu
master tabel atau database komputer, sebanyak 5 responden ( 11,9%).pendidikan
komudian membuat distribusi frekuensi terakhir terbanyak ada pada tingkat SMA
sederhana atau bisa juga dengan membuat dengan jumlah frekuesi sebanyak 15
tabel kontengensi. responden (35,7%), dan pada pendidikan
4. Teknik Analisis / Analisa Data terakhir yang terendah jumlah frekuensinya
Dalam melakukan analisis, khususnya ada pada tingkat Perguruan tinggi yaitu
terhadap data penelitian akan sebanyak 4 responden ( 9,5%). responden

365
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 4 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
yang memiliki umur anak dengan jumlah Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
frekuensi terbanyak ada pada umur 9 bulan Hasil uji statistic dengan Chi-square
dengan jumlah frekuensi 25 responden diperoleh nilai p= 0,005. Karena nilai p<α=
(59,5%) dan umur anak dengan jumlah 0,01 maka hipotesis nol ditolak dan
frekuensi terendah ada pada umur 10 hipotesis alternatif diterima. Interpretasi
bulan dengan jumlah frekuensi 4 ada hubungan komunikasi terapeutik
responden (9,5%).frekuensi terbanyak perawat dengan kecemasan pada ibu
pada jumlah anak yaitu sebanyak 15 dalam menghadapi persalinan Sectio
responden (35,2%), dan frekuensi terendah Caesarea.
yaitu 5 responden (4,8%).
PEMBAHASAN
2. Analisis Bivariat 1. Hubungan motivasi ibu dengan pemberian
Tabel 2 Pengaruh Motivasi, Pengetahuan imunisasi campak
dan Budaya Ibu terhadap pemberian Berdasarkan tabel 2 diatas
Imunisasi Campak Di Wilayah Kera menggambarkan bahwa dari 19 ibu
Puskesmas Tamalanre Kota Makassar. responden yang memiliki motivasi tinggi,
Tingkat Kecemasan terdapat 13 responden (31,0%) yang
Penget Tidak total memiliki sikap yang baik terhadap
Cemas
ahuan cemas imunisasi campak, dan 6 responden
n % n % n % (14,3%) yang memiliki sikap kurang baik,
Baik 16 25,8 10 16,1 26 100 bahwa ibu yang memiliki motivasi tinggi
Kurang 8 12,9 28 45,2 36 100 menunjukkan sikap baik yang tinggi.
Total 24 38,7 38 61,3 62 100
Motivasi seseorang dapat ditimbulkan dan
Uji Satistik Chi-square : (α)=0,05 p=0,002
tumbuh berkembang melalui dirinya
sendiri-intrinsik dan dari lingkungan-
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
ekstrinsik. Sedangkan dari 23 ibu
bahwa hasil uji statistic dengan Chi-square
responden yang memiliki motivasi rendah,
diperoleh nilai p=0,01. Karena nilai p<α =
terdapat 5 responden (11,9%) yang
0,002, maka hipotesis nol ditolak dan
memiliki sikap baik terhadap imunisasi
hipotesis nol ditolak dan hipotesis
campak, dan 18 responden (42,9%) yang
alternative diterima. Interpretasi ada
memiliki sikap kurang baik, bahwa ibu yang
hubungan pengetahuan dengan
memiliki motivasi rendah menunjukkan
kecemasan pada ibu hamil dalam
sikap kurang baik. Motivasi ekstrinsik yang
menghadapi persalinan Sectio Caesarea.
menjadi penyebab tidak diberikannya
Tingkat Kecemasan
Duku
total
imunisasi pada bayi seperti desas-desus
Tidak
ngan Cemas yang didengar oleh ibu tentang imunisasi
cemas
Keluarga seperti, adanya anggapan yang
n % n % n %
Baik 14 22,6 7 11,3 21 100 menyatakan bahwa imunisasi tersebut
Kurang 10 16,1 31 50,0 41 100 tidak berguna, imunisasi menyebabkan
Total 24 38,7 38 61,3 62 100 anak sakit, imunisasi tersebut haram untuk
Uji Satistik Chi-square : (α)=0,05 p=0,067 diberikan pada bayi dan seterusnya.
Berbanding terbalik dengan
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan penelitian Triana (2016), hasil analisis
bahwa hasil uji statistik dengan Chi-square statistik pada variabel motivasi
diperoleh nilai p=0,001. Karena nilai p<α memperoleh nilai p-value sebesar 0,000 (p-
=0,01, maka hipotesis nol ditolak dan value < 0,05), berarti adanya hubungan
hipotesis alternatif diterima. Interpretasi yang bermakna antara motivasi orang tua
ada hubungan dukungan keluarga dengan dengan pemberian imunisasi dasar
kecemasan pada Ibu dalam menghadapi lengkap pada bayi, dimana di dalamnya
nproses persalinan. terdapat imunisasi campak, Artinya Orang
Komu Tingkat Kecemasan tua yang memiliki motivasi rendah terhadap
nikasi Tidak total imunisasi berisiko 2,88 kali lebih besar
Cemas tidak memberikan imunisasi campak pada
terape cemas
utik n % n % n % bayinya dari pada ibu yang memiliki
Baik 15 24,2 10 16,1 30 100 motivasi cukup.
Kurang 9 14,5 28 45,2 32 100 Motivasi seseorang dapat
Total 24 38,7 38 61,3 62 100 ditimbulkan dan tumbuh berkembang
Uji Satistik Chi-square: (α)=0,05 p=0,005 melalui dirinya sendiri-intrinsik dan dari
lingkungan-ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik
menjadi salah satu penyebab tidak

366
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 4 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
dilakukannya imunisasi pada bayi karena ditolak dan Ha diterima. Hal ini
desas-desus yang didengar oleh ibu menunjukkan bahwa ada hubungan antara
tentang imunisasi seperti, adanya pengetahuan dengan tingkat kejadian
anggapan yang menyatakan bahwa campak.
imunisasi tersebut tidak berguna, imunisasi 3. Hubungan budaya ibu dengan pemberian
menyebabkan anak sakit, imunisasi imunisasi campak
tersebut haram untuk diberikan pada bayi Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
dan seterusnya (Triana, 2016). bahwa dari 26 ibu responden yang memiliki
2. Hubungan pengetahuan ibu dengan budaya kuat, terdapat 6 responden (14,3%)
pemberian imunisasi campak yang memiliki sikap yang baik terhadap
Dari hasil penelitian tabel 2 diatas imunisasi campak, dan 20 responden
menggambarkan bahwa dari 20 ibu (47,6%) yang memiliki sikap kurang baik,
responden yang memiliki pengetahuan bahwa ibu yang memiliki budaya kuat
cukup, terdapat 12 responden (28,6%) menunjukkan sikap kurang baik. Diduga
yang memiliki sikap yang baik terhadap responden mempercayai bahwa imunisasi
imunisasi campak, dimungkinkan ibu yang membawa dampak buruk terhadap bayi
berpengetahuan baik mengetahui atau balita mereka, seperti panas, kejang,
pentingnya imunisasi campak pada bayi dan rewel. Sedangkan dari 16 ibu
dan 8 responden (19,0%) yang memiliki responden yang memiliki budaya lemah,
sikap kurang baik, dimungkinkan karena terdapat 12 responden (28,6%) yang
anggapan ibu tentang imunisasi campak memiliki sikap baik terhadap imunisasi
akan memberikan efek samping seperti, campak, dan 4 responden (9,5%) yang
demam tinggi, dan berpotensi timbul memiliki sikap pemberian imunisasi kurang
kelainan. Sedangkan dari 22 ibu responden baik. Bahwa ibu yang memiliki budaya
yang memiliki pengetahuan kurang, lemah menunjukkan sikap baik,
terdapat 6 responden (14,3%) yang dikarenakan tradisi dikeluarga tidak
memiliki sikap baik terhadap pemberian terbiasa memberikan imunisasi, namun
imunisasi campak, diduga informasi yang dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan
ibu dapatkan melalui puskesmas dan kader pengetahuan yang baik dapat merubah
tentang pentingnya imunisasi campak pada seseorang menjadi lebih baik dari
bayi. Dan 16 responden (38,1%) yang sebelumnya.
memiliki sikap pemberian imunisasi kurang Peneliti ini didukung dengan
baik, dimungkinkan karena ibu tidak penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati
mengeahui pentingnya imunisasi campak (2014) dari hasil uji statistik diperoleh nilai p
dan terpengaruh oleh informasi tentang 0,000 (p < α) yang berarti ada hubungan
efek samping yang berbahaya setelah di antara tradisi keluarga terhadap
imunisasi. kelengkapan imunisasi pada bayi atau
Sejalan dengan penelitian yang balita. OR = 75,250 artinya tradisi keluarga
dilakukan oleh Nurani (2013) di desa Truko yang tidak terbiasa memberikan imunisasi
Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal, beresiko 8,700 kali menyebabkan
bahwa hasil uji fisher’s exact menunjukkan ketidaklengkapan imunisasi dasar pada
tidak ada hubungan antara pengetahuan bayi atau balita dibandingkan tradisi
ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar keluarga yang terbiasa memberikan
dimana nilai pvalue = 1,000 lebih besar dari imunisasi pada bayi atau balita mereka.
nilai α 0,05 maka Ha ditolak dan Ho Budaya dapat tetap bertahan karena
diterima. adanya beberapa unsur. Budaya
Sejalan pula dengan penelitian yang mempunyai fungsi dan terjaring luas dalam
dilakukan oleh Rati Anggraeni Puspita masyarakat. Unsur budaya diperoleh dari
(2015) di Desa Pal IX Kecamatan Sungai proses sosialisasi sejak kecil oleh masing-
Kakap Kabupaten Kubu Raya. Dari hasil masing individu. Unsur kebudayaan dapat
rekapitulasi analisis bivariat dengan mencakup agama dan religi yang dianut
menggunakan uji Chi-Square bahwa tidak masyarakat. Selain itu, budaya juga
ada hubungan antara pengetahuan (p= menyangkut ideology dan falsafah hidup
0,509) dengan kelengkapan imunisasi bangsa (Sunaryo, 2015)
dasar.
Tidak sejalan dengan penelitian KESIMPULAN
Astuti & Hartini (2017), menunjukkan hasil 1. Tidak ada pengaruh motivasi terhadap
analisis statistik uji Chi Square diketahui sikap ibu dalam pemberian imunisasi
bahwa nilai p value = 0,001 yaitu lebih kecil campak
dari tingkat kemaknaan α < 0,05 maka Ho

367
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 4 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
2. Tidak ada pengaruh pengetahuan terhadap kesehatan kepada ibu-ibu terutama
sikap ibu dalam pemberian imunisasi mengenai program imunisasi.
campak 2. Diharapkan petugas kesehatan perlu
3. Ada pengaruh budaya terhadap sikap ibu memberi edukasi untuk ibu yang memiliki
dalam pemberian imunisasi campak bayi atau balita mengenai imunisasi dan
merubah pola pikir masyakat yang memiliki
SARAN tradisi tidak terbiasa memberikan imunisasi
1. Diharapkan Petugas pelaksana imunisasi melalui pendekatan bersama, dengan
terkhususnya puskesmas perlu secara rutin tokoh agama yang berpengaruh diwilayah
melakukan kegiatan tentang pentingnya tersebut yang dianggap sebagai panutan.
imunisasi untuk tumbuh kembang anak, 3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan
terutama kepada ibu-ibu yang memiliki bayi dapat meneliti faktor lain yang dapat
dan lebih meningkatkan kerja sama mempengaruhi sikap ibu dalam pemberian
dengan jajaran pemerintah desa dan kader imunisasi campak pada bayi, serta dapat
kesehatan untuk bersama-sama berperan mengembangkan hasil penelitian ini
aktif dalam menyebarkan informasi dengan jumlah sampel yang lebih besar
dan kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, A. B., Sitaresmi, M. N., & Wibowo, T. (2017). Ketepatan Waktu Vaksinasi Campak Sebagai Faktor
Preventif Kejadian Campak Di Kota Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Journal of
Community Medicine and Public Health, 249-254.

Hidayat, A. A. (2017). Metodologi Penellitian Keperawatan dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Triana, V. (2016). fakor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi tahun 2015.
artikel penelitian.

Astuti, D., & Hartini, S. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Status Imunisasi dengan Tingkat Kejadian Campak
Di Wilayah Puskesmas Kayen Kabupaten Pati. PROSDING HEFA (Health Event For All).

Sunaryo. (2015). Sosiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.

368
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 4 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531

Anda mungkin juga menyukai