Nim : A21116311
3. Pelaksanaan (Actuating)
Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalakan kegiatan/pekerjaan
dalam organisasi. Dalam menjalakan organisasi para pimpinan/manajer harus menggerakkan
bawahannya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan
cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk dan memberi motivasi.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah
sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera
dikendalikan.
Untuk lebih jelasnya fungsi manajemen dalam suatu perusahaan atau organisasi dapat dilihat
dalam diagram di bawah ini.
Diagram 6.1 Fungsi-fungsi Manajemen
Perencanaan
Manajemen Pengorganisasian Tujuan Organisasi
Pelaksanaan atau Perusahaan
Pengawasan
Perencanaan Proyek
Rencana proyek menggambarkan mengapa dan bagaimana suatu proyek dilaksanakan.
Dalam melaksanakan proyek perlu dianalisis rencana kerja yang meliputi: jenis pekerjaan
(aktivitas), waktu penyelesaian, tenaga pelaksana, peralatan dan anggaran. Dalam perencanaan
proyek biasanya digunakan bantuan teknik seperti Bagan Gantt (Gantt Chart) atau diperluas
dengan menggunakan Analisis Jaringan (Network Analysis) seperti Program Evaluation and
Review Technique (PERT) dan Critical Path Method (CPM).
Tujuan utama menggunakan teknik-teknik tersebut adalah untuk membantu pihak
perencanaan agar lebih mudah dalam memperkirakan kapan suatu proyek akan selesai, kalau
harus dipercepat, aktivitas-aktivitas mana yang harus dipercepat dan berapa tambahan biayanya.
Dengan demikian rencana proyek yang baik akan meliputi unsur-unsur berikut:
1. Menetapkan tujuan.
2. Mendefinisikan proyek.
3. Mencantumkan langkah utama untuk dilakukan.
4. Jadwal waktu untuk penyelesaian.
5. Analisis biaya/manfaat.
6. Uraian mengenai sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek.
Alat-alat yang digunakan untuk maksud tersebut adalah perkiraan waktu dan biaya,
anggaran, cash flow, penjelasan tentang peralatan yang tersedia, data personel dan diagram
teknik (engineering diagrams).
Penjadwalan Proyek
Jadwal proyek adalah menentukan aktivitas-aktivitas proyek dalam urutan waktu dimana
mereka harus dimunculkan. Pendekatan penjadwalan yang populer adalah Bagan Gantt. Bagan
ini menunjukkan hubungan antara aktivitas proyek dengan batasan waktu. Sumbu horizontal
menunjukkan satuan waktu (jam, hari, minggu, bula dan tahun) dan sumbu vertikal menunjukkan
aktivitas (kegiatan) untuk diselesaikan.
Pengawasan Proyek
Mengawasi atau mengendalikan proyek merupakan hal yang penting untuk menjaga agar
proyek selesai tepat pada waktunya. Mengawasi suatu proyek meliputi monitoring terhadap
sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran. Pengawasan juga berarti menyimpulkan umpan balik
untuk memperbaiki rencana proyek dan memindahkan sumber daya ke tempat dimana yang
paling dibutuhkan.
Alat-alat yang sering digunakan untuk maksud tersebut adalah PERT & CPM, laporan yang
menjelaskan tentang; anggaran untuk setiap bidang kegiatan, aktivitas-aktivitas yang ditunda,
aktivitas-aktivitas yang longgar, dan aktivitas proyek keseluruhan.
Penarikan Karyawan
Seleksi
Pengembangan
Uraian
Jabatan Penilian Kinerja
Analisis
Jabatan Kompensasi
Persyaratan
Keselamatan & Kesehatan
Jabatan
Perencanaan Karier
Hubungan Perburuhan
Rekturisasi Organisasi
Riset SDM
Perancangan jabatan merupan proses yang ditentukan dan diciptakan oleh karakteristik dan
kualiatas kerja dari suatu jabatan. Pada umumnya perancangan jabatan didasarkan pada
pendekatan sebagai berikut:
1. Pendekatan mekanistik
Perancangan kerja denagna pendekatan ini didasarkan pada ilmu teknik mesin dan menitik
beratkan pada tugas. Pekerjaan dirancang sedekian rupa sehingga dapat dilaksanakan
seefisien mungkin. Pekerjaan dibagi dalam tugas-tugas kecil, sederhana, distandarkan dan
dilakukan secara berulang-ulang oleh seseorang. Pekerja fisik dan kerja otak secara tegas
dipisahkan.
2. Pendekatan faktor manusia
Dalam perancangan jabatan perlu memerhatikan faktor tubuh baik biologi maupun psikologi
si pekerja. Dimensi-dimensi fisik tubuh manusia perlu diperhatikan sehingga dapat
mempermudah mendesain peralatan kerja yang cocok secara biologi dan dapat mengurangi
tekanan serta kelelahan yang dialami saat bekerja.
3. Pendekatan motivasi
Pendekatan ini didasarkan pada psikologi organisasi, dimana kerja dirancang untuk
merangsang motivasi para karyawan dan meningkatkan kepuasan kerja. Hal ini dapat
dilakukan dengan pengayaan keja (job enrichment), perluasan kerja (job enlargment) dan
rotasi kerja (job rotation).
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
sistematis untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia dalam suatu
bisnis atau perusahaan. Perkiraan tentang kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan perusahaan
didasarkan pada berbagai pertimbangan antara lain rencana produksi atau jasa yang dihasilkan
sesuai dengan jenis atau bidang investasi yang dijalankan.
Setelah melakukan perkiraan terhadap jumlah barang atau jasa yang akan dihasilkan,
selanjutnya perkiraan ini diubah ke dalam jumlah orang yang dibutuhkan untuk
mengerjakan/melakasanakan aktivitas tersebut. Untuk level manajerial biasanya jumlah pegawai
didasarkan pada jumlah jabatan yang tersedia dalam struktur organisasi perusahaan. Jika jabatan
manajerial (mulai dari supervisor sampai ke direksi) sebanyak 12 jabatan, maka pejabat yang
diperlukan juga sebanyak 12 orang. Sedangkan, untuk jabatan operasional atau pelaksana bisa
didasarkan pada beban kerjanya.
Beban kerja adalah perbandingan antara beban kerja aktual dengan waktu kerja efektif.
Beban kerja (BK) dapat dihitung dengan rumus:
BK = (BA : WK) x 100%
Dimana:
BA = Beban kerja aktual adalah nilai beban kerja nyata per hari
WK = Waktu kerja efektif, yaitu 420 menit/hari dengan asumsi waktu kerja ideal persatuan
wakru dalam setahun 200 hari, setelah mempertimbangkan hari-hari libur.
Kalau beban kerja individu hasilnya melebihi 100%, maka untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut perlu dilakukan oleh lebih dari satu orang. Demikian juga dengan beban kerja unit,
apabila hasilnya lebih dari 100%, maka dalm unit tersebut perlu adanya penambahan jumlah
pegawai atau pekerja.
Contoh:
PT Ie Alang yang bergerak dalam bidang pembuatan mekanik memerlukan waktu 1250
menit per hari untuk melaksanakan pekerjaan perakitan mesin secara aktual. Jika jam efektif
dari pekerja 420 menit/per hari, maka jumlah beban kerjanya adalah (1250/420) x 100% =
298%. Beban kerja ideal adalah 100%, jadi untuk mengerjakan perkaitan mesin tersebut,
diperlukan 3 orang pekerja sehari.
Atau, kebutuhan tenaga kerja (KTK) adpat dihitung dengan menggunakan rumus:
KTK = (BK : WK)
Contoh:
PT Lamgui merencanakan membuat 150.000 unit produk. Untuk proses tiap unit produk
memerlukan 1,5 jam kerja karyawan. Jadi untuk memproduksi 150.000 unit produk
mempunyai beban kerja selama 225.000 jam karyawan. Jika setiap karyawan bekerja 175
jam per bulan, maka jumlah karyawan yang dibutuhkan adalah: (225.000/175) = 1.286
karyawan/bulan.
Pengadaan Tenaga Kerja
Setelah struktur organisasi terbentuk, urairan jabatan dan persyaratan jabatan tersedia, serta
jumlah sumber daya manusia telah direncanakan, maka langkah selanjutnya adalah mencari
tenaga kerja untuk mengisi jabatan yang tersedia sesuai dengan rencana atau kebutuhan
perusahaan.
Pengadaan tenaga kerja (procurement) merupakan upaya untuk memperoleh jumlah dan
jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Pengadaan tenaga kerja meliputi penarikan, seleksi dan penempatan.
Penarikan (recruitment) adalah upaya mencari calon karyawan yang memenuhi syarat
tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat memilih orang-orang yang paling tepat untuk
mengisi lowongan yang ada.
Calon karyawan atau tenaga kerja dapat diperoleh melalui dua sumber yaitu sumber dari
dalam organisasi (internal) atau sumber dari luar organisasi (eksternal). Pertama, dari sumber
internal adalah karyawan yang ada dalam organisasi itu sendiri, yang digunakan untuk menjadi
pejabat dalam organisasi baru. Kedua, dari sumber ekstenal adalah tenaga kerja yang berasal dari
pasar tenaga kerja atau dari luar organisasi dan dapat diperoleh melalui periklanan, Depnaker,
institusi pendidikan, dan biro jasa.
Untuk proyek atau bisnis perluasan/pengembangan dapat menggunakan sumber internal dan
eksternal, sedangkan bagi proyek atau bisnis baru hanya menggunakan sumber eksternal saja.
Setelah dilakukan kegiatan penarikan, maka selanjutnya perlu dilakukan seleksi. Seleksi
adalah suatu proses untuk memilih atau mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat yang
telah ditentukan oraganisasi. Proses seleksi diawali dari seleksi adaministrasi seterusnya
dilanjutkan dengan uni materi, uji kesehatan, uji psikologi, dan terakhir dengan wawancara.
Tujuan seleksi adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yangpaling tepat untuk menduduki suatu
jabatan tertentu. Setelah proses seleksi selesai, maka tenaga kerja siap untuk ditempatkan.
Penempatan (placement) berkaitan dengan pencocokan seseorang jabatan yang akan dijabatnya
berdasarkan pada kebutuhan jabatan. Selajutnya dilakukan orientasi, di mana urairan tugas
digunakan untuk menyampaikan informasi tentang tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban yang
harus dilaksanakan dan standar pelaksanaaan kerja yang layak oleh karyawan.
Kompensasi
Program kompensasi penting diperhatikan oleh organisasi atau perusahaan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kompensasi adalah penghagaan atau imbalan yang
diterima para tenaga kerja atau karyawan atas kontribusinya dalam mewujudkan tujuan
perusahaan.
Pada umumnya kompensasi dapat berupa kompensasi finansial dan kompensasi
nonfinansial. Kompensasi finansial terdiri dari upah, gaji, komisi, bangan diri, fleksibilitas
karier, peluang kenaikan penghasilan, simbol status, pujian dan pengakuan, kenyamanan tugas,
dan persahabatan.
Program kompensasi yang baik akan dapat:
1. Memperoleh tenaga kerja yang potensial dan profesional.
Program kompensasi yang baik dapat memberikan gambaran yang pasti tentang pembayaran
yang cukup menarik para pekerja, sehingga perusahaan akan mendapatkan orang yang tepat
pada waktu yang tepat dan untuk pekerjaan/jabatan yang tepat.
2. Mempertahankan karyawan yang baik.
Program kompensasi yang baik dapat membuat para karyawan betah dan merasa
diperlakukan adil terhadap apa yang mereka berikan kepada perusahaan serta kompetitif
secara eksternal sehingga mereka tidak akan pindah ke perusahaan lain.
3. Meningkatkan produktivitas.
Imbalan yang diberikan baik bersifat finansial maupun nonfinansial dapat memotivasi dan
memberi kepuasan karyawan sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
4. Memudahkan sasaran strategis.
Kompensasi juga dapat memajukan sasaran organisasi seperti pertumbuhan yang cepat dan
inovatif. Sasaran ini dapat dicapai karena perusahaan bisa menciptakan budaya perusahaan
(corporate culture) yang menguntungkan dan kompetitif melaui perolehan tenaga kerja yang
baik.
Pengembangan
Selanjutnya pihak manajemen perlu melaksanakan fungsi pengembangan terhadap
karyawannya melalui pendidikan dan pelatihan karier. Pendidikan dan pelatihan diberikan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan sehingga mampu memenuhi tuntutan
organisasi dalam menghadapi persaingan dan perubahan. Pendidikan dan pelatihan bisa
dilakukan di dalam perusahaan atau di luar perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
keuangan perusahaan.
Pengembangan karier merupakan gabungan dari peningkatan-peningkatan pribadi yang
dilakukan seseorang dan perencanaan sumber daya manusia di dalam organisasi atau perusahaan.
Tujuan pengembangan karier adalah untuk membantu karyawan menganalisis kemampuan dan
minat mereka untuk menyesuaikan keinginan mereka untuk tumbuh dan berkembang bersama
dengan kebutuhan organisasi.
Proses pengembangan karier ditentukan oleh perencanaan karier individu dan manajemen
karier perusahaan.
Perencanaan karier adalah proses melalui mana seseorang memilih sasaran karier dan jalur
untuk mencapai ke sasaran tersebut. Penilaian diri yang realistis dapat membantu seseorang
menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat memengaruhi kemajuan kariernya. Sering individu
menerima suatu pekerjaan tanpa mempertimbangkan apakah sesuai dengan kemampuan dan
bakatnya.
Manajemen karier menyangkut bagaimana organisasi/perusahaan mendesain dam
melaksanakanprogram-program pengembangan karier. Proses ini meliputi persiapan,
pengimplementasian, dan memonitor rencana-rencana karier yang dilaksanakan oleh individu
sendiri atau bersama-sama dengan sistem karier organisasi atau perusahaan.
Untuk mengetahui kemampuan karyawan perlu dilakukan penilaian prestasi kerja
(performance appraisal). Penilaian prestasi kerja merupakan proses mengevaluasi dan menilai
prestasi kerja karyawan sehingga dapat memberikan umpan balik kepada karyawan dan
organisasi tentang pelaksanaan kerja mereka.
Dari hasil kinerja perusahaan dapat menentukan kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan
bagi karyawan serta dapat memberikan umpan balik kepada karyawan dan organisasi tentang
pelaksanaan kerja mereka.
Integrasi
Integrasi merupakan fungsi operatif dari manajemen sumber daya manusia yang berkaitan
dengan penyesuaian keinginan karyawan dengan organisasi. Bagaimana pihak manajemen
merespons tentang berbagai keinginan para karyawan termasuk hubungan antarkaryawan dan
implementasi kesepakatan kerja sama untuk menjembatani kedua kepentingan dan keinginan
antara karyawan di satu pihak dan manajemen di pihak yang lain.
Bagi perusahaan dengan adanya serikat pekerja dapat memengaruhi kemampuan mereka
dalam menentukan kebijakan dan mengelola sumber daya manusianya. Bagi para pekerja dengan
adanya serikat pekerja dapat membantu mereka untuk memperoleh apa yang mereka inginkan
seperti kenaikan upah atau dapat membantu mereka dalam menghadapi pihak manajemen untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.
Pemeliharaan
Pihak manajemen harus terus berupaya memelihara karyawannya dengan berbagai upaya
nyata agar mereka tetap betah dan mersa dihargai dalam organisasi. Hal itu dapat dilakukan
dengan melakukan pembinaan bagi karyawan yang tidak displin melaui saluran komunikasi yang
efektif. Selain itu, juga perlu memerhatikan masalah keselamatan dan kesehatan kerja mereka.
Keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi fisik dan mental
karyawan yang diakibatkan oleh lingkungan kerja. Kondisi fisik meliputi penyakit dan
kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa, cacat anggota tubuh, kanker paru-paru. Sedangkan
kondisi psikologis atau mental meliputi penyakit yang diakibatkan oleh stres dan kehidupan kerja
yang berkualitas rendah, contohnya ketidakpuasan, sikap apatis, bimbang, dan lain-lain.
Manfaat yang diperoleh perusahaan dari lingkungan kerja yang aman dan sehat adalah
sebagi berikut:
1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.
2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas kerja.
3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4. Fleksibelitas dan adaptabilitas yang lebih besar.
Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja bisa disebabkan oleh berbagai alasan atau sebab yang alamiah
seperti tibanya pensiun, permintaan pengunduran diri karena alasan pribadi, dan pemecatan
karena kesalahan.
Program pensiun merupakan program yang dirancang bersamaan dengan program sumber
daya manusia lainnya. Sehingga sejak dini karyawan dan manajemen bisa mempersiapkan diri
untuk menghadapi masa tersebut.
D. PENGERTIAN ORGANISASI
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, manajemen merupakan alat untuk mencapai
tujuan perusahaan. Kemudian tujuan perusahaan dapat terlaksana dan tercapai jika ada tempat
atau wadah untuk melakukan kegiatan tersebut. Tempat atau wadah ini kita kenal dengan
organisasi yang tergambar dalam struktur organisasi perusahaan.
Organisasi secara statis dapat diartikan suatu wadah atau tempat kerja sama untuk
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Organisasi secara
dinamis diartikan sebagai suatu proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Organisasi formal menurut klasik adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan
kepemimpinan. Organisasi formal ini merupakan organisasi yang dengan sengaja direncanakan
dan strukturnya dengan secata tegas disusun.
Struktur organisasi menggambarkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing
bagian. Pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang tergambar dalam struktur
organisasi akan mempermudah perusahaan melakukan pengendalian.
Struktur organisasi formal disusun untuk membantu pencapaian tujuan organisasi lebih
efektif. Organisasi formal harus memiliki tujuan yang jelas agar tahu bagaimana menjalankan
organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Tanpa tujuan, organisasi tidak mungkin membuat
perencanaan dan bila organisasi tidak mempunyai perencanaan, maka tidak akan ada ketentuan
tentang jalannya organisasi.
Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan
seluruh tugas, hubungan antartugas, batas wewenang, dan tanggung jawab untuk menjalankan
masing-masing tugas tersebut. Atas dasar kegiatan-kegiatan itu selanjutnya dapat disusun pola
tetap hubungan-hubungan di antara bidang-bidang keputusan maupun para pelaksana yang
mempunyai kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab tertentu.
Contoh bagan organisasi lini dapat dilihat pada halaman berikut ini.
Organisasi Lini dan Staf
Pada tipe organisasi ini, atas kesatuan komando tetap dipertahankan. Pelimpahan wewenang
berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya dari pimpinan tertinggi kepada unit di bawahnya.
Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, dia mendapat bantuan staf di mana tugas para
staf adalah memberikan bantuan, saran-saran, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Garis wewenang tetap berada pada pimpinan
sedangkan staf hanya memiliki wewenang staf saja. Perlu diperhatikan bahwa suatu bagian
termasuk lini atau staf bukan ditentukan oleh aktivitasnya akan tetapioleh hubungannya dengan
bagian-bagian yang lain. Contohnya, jika bagian penjualan diminta pendapatnya mengenai
pengepakan oleh bagian produksi maka dia berfungsi sebagai staf.
Adapun ciri-ciri organisasi lini dan staf sebagai berikut:
a. Organisasinya besar dan bersifat kompleks.
b. Jumlah karyawannya banyak.
c. Hubungan antara atasan dan bawahan tidak bersifat langsung.
d. Pimpinan dan karyawan semuanya tidak saling mengenal.
e. Spesialisasi dengan beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara maksimal.
f. Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan memiliki bawahan-bawahan tertentu
dan setiap bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung.
g. Ada dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf. Wewenang lini
adalah wewenang yang dapat/harus merealisasikkan tujuan organisasi secara langsung.
Wewenang staf adalah karyawan yang tidak dapat merealisasikan tujuan perusahaan secara
langsung, tetapi hanya memberikan bantuan pelayanan (auxiliary staff), saran-saran
(advisory staff) untuk mempermudah tugas wewenang lini.
Dalam organisasi jenis ini wewenang staf dibagi dua kategori, yakni:
a. Staf ahli (specialist staff)
Staf penasihat (advisory staff)
Tugasnya adalah memberikan petunjuk dan bukan untuk mendapat petunjuk dari
atasannya mengenai suatu permasalahannya. Seorang staf penasihat manajer harus
mempelajari semua problema, memberi usul-usul, dan mempersiapkan fasilitas dan/atau
informasi yang akan digunakan atasan sebagai pertimbangandalam mengambil
keputusan.
Staf pelayan (service staff)
Staf pelayan melaksanakan suatu jasa/aktivitas yang terpisah dari pekerjaan lini.
Staf pengendali (control staff)
Adalah unit-unit yang memiliki wewenang staf yang melaksanakan kontrol baik secara
langsung maupun tak langsung atas unit-unit pada struktur organisasi. Manajer yang
memiliki wewenang staf pengendali dapat melaksanakan veto terhadap tindakan manajer
lini. Kontrol staf manajer bukan saja menasihati tetapi juga mengontrol.
Staf fungsional (functional staff)
Wewenang staf pengendali berhubungan dengan fungsi-fungsi tertentu saja. Wewenang
staf pengendali adalah wewenang yang terbatas dan biasanya berfungsi sebagai petunjuk
bagaimana caranya suatu aktivitas tertentu dilaksanakan dan kapan dilaksanakannya.
b. Personal staf yang meliputi:
Pembantu (assistaint)
Unit ini biasanya kecil, terdiri dari seorang atau beberapa orang. Sifatnya adalah suatu
staf unit yang tidak mempunyai garis wewenang yang formal, tetapi biasanya diserahi
functional staff authority atas sejumlah aktivitas. Tujuan utama pembatu adalah untuk
memperluas kapasitas manajer lini untuk menyelesaikan pekerjaan yang banyak.
Staf umum (general staff)
Staf umum adalah golongan yang dikoordinasikan dan bertindak melalui atasannya. Staf
umum merupakann penasihat, pelayan, pengendali, atau staf fungsional. Tindakan-
tindakan yang diambil atau perintah yang diberikan adalah atas nama pimpinan atau
kantornya.
Keunggulan model organisasi lini dan staf antara lain:
a. Azaz kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada pada satu tangan.
b. Adanya pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf, dan pelaksana.
c. Tipe organisasi lini dan staf fleksibel, karena dapat diterapkan pada organisasi besar/kecil,
pemerintah, atau swasta.
d. Asas the right man on the right place, lebih mudah dilaksanakan.
e. Pengambilan keputusan relatif mudah, karena mendapat bantuan pemikiran, saran-saran, dan
usul dari staf.
f. Koordinasi mudah dilakukan, karena sudah ada pembidangan tugas yang jelas.
g. Displin dan moral karyawan tinggi karena tugasnya sesuai dengan spesialisasinya.
h. Keuntungan dari spesialisasi dapat dipeoleh.
i. Bakat karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan, karena sesuai dengan keahlian dan
keterampilan.
Sedangkan kelemahan organisasi lini dan staf antara lain:
a. Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat.
b. Solidaritas para karyawan kurang, sebab tidak saling mengenal.
c. Persaingan kurang sehat sering terjadi karena setiap unit menganggap tugasnyalah yang
penting.
Gambar di bawah ini adalah contoh bagan organisasi lini dan staf.
Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi yang harus
dilaksanakan. Masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh pucuk
pimpinan mendelegasikan wewenang kepada manajer di bawahnya dan meneruskannya kepada
pelaksana, hanya mengenai tugas tertentu (spesialisasinya) saja. Dengan demikian para bawahan
akan mendapat perintah dari beberapa atasan yang masing-masing menguasai suatu keahlian
tertentu da bertanggung jawab sepenuhnya atas bidangnya masing-masing.
Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut:
a. Organisasi jenis ini tingkat birokrasinya yang lebih rendah, lincah, cepat dan fleksibel,
berbeda dengan organisasi yang lebih tradisional yang tingkat birokrasinya lebih tinggi,
lamban, dan kaku.
b. Orientasi bukan ke atas, tetapi ke bawah dan ke samping.
c. Pola kepemimpinan yang berupa kemitraan.
d. Struktur organisasi hanya terdiri satu jenjang saja di bawah pucuk pimpinan. Organisasi ini
dilengkapi dengan kelompok profesional yang bertugas sebagai pemikir pengembangan
organisasi.
e. Di tingkat bawah setiap unit setingkay bagian dibantu oleh pegawai pelaksana yang dibentuk
sebagai kelompok kerja yang diketuai oleh seorang supervisor.
f. Komukasi antar anggota organisasi (atasan dan bawahan) dilakukan melaui sistem teknologi
informasi.
g. Peranan middle manager sebagai salurankomunikasi dari atas ke bawah dan sebaliknya
relatif tidak diperlukan lagi diganti dengan teknologi informasi yang berupa internet dan
lain-lain. Jadi setiap orang dapat berkomunikasi kapan saja dan di mana saja sama lain dan
dengan cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi.