Anda di halaman 1dari 8

ASPEK HUKUM

STUDI KELAYAKAN BISNIS


Jakarta, 24 Oktober 2015

Oleh:
Asep N. Noviawan
NPM: 140310001

Pengertian Studi Kelayakan


Bisnis
1. Sebagai proses kontrol dalam mengidentifikasi
beberapa problems dan opportunities, menentukan
objectives,
mendeskripsikan
situations,
mendefinisikan successfull outcomes dan menilai
the range of costs and benefits yang berhubungan
dengan beberapa alternatives penyelesaiannya.
2. Digunakan untuk mensupport decision-making
process berdasarkan a cost benefit analysis
3. Dilakukan sebagai bahan pertimbangan pada tahap
awal dari phase of the business plan.
(Alan Thompson, 2005)

Mengapa perlu Studi Kelayakan


Bisnis
1.

2.

3.

4.

5.

Memproteksi nilai investasi yang relative besar, sebagai prinsip


kehati-hatian pada pengambil keputusan, walaupun amount
biaya SKB tersebut biasanya besar (tetapi secara porsi terhadap
nilai investasi erlatif kecil)
Untuk mengetahui tingkat risk dan return yang menyertai dari
bisnis/proyek tersebut, walaupun tingkat risk dan return dari
para pengambil keputusan akan berbeda-beda sesuai dengan
tingkat kepentingannya masing-masing
Menuangkan
ide-ide
bisnis
menjadi
on
paper
untuk
mempermudah proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan pengendalian dari bisnis tersebut
Untuk
membantu
para
pengambil
keputusan
ketika
mempertimbangkan, menilai, memprioritaskan dan menentukan
keputusannya atas beberapa alternatif peluang-peluang
proyek/bisnis baik untuk bisnis baru, expansi bisnis, atau
keputusan bisnis lainnya (merger dan lain-lain)
Menghindari kerugian dan pemborosan sumber daya dengan
cara menghindari pelaksanaan proyek bisnis yang tidak

Mengapa Aspek Hukum penting?


[dalam Studi Kelayakan Bisnis]

Legal issues harus dipertimbangkan dalam seluruh dimensi business model


karena dapat berpengaruh pada general vision, structures of value creation
systems, processes of value creation, and revenue models (Rainer Alt, dan
Hans Dieter Zimmermann 2012).
Legal responsibilities terhadap masyarakat dalam memenuhi harapanharapan masyarakat social contract seperti economic mission yang
tertuang dalam rules, laws and regulations. (Archied B. Carrol 1979)
Legal protection terhadap investor. Tingkat resiko legal yang rendah pada
suatu negara secara signifikan berpengaruh terhadap penurunan cost of
equity capital, melalui bentuk corporate governance yang diterapkan pada
suatu negara tersebut (Kevin C.W. Chen, Zhihong Chen, K.C. John Wei,
2009)
Law pada suatu negara adalah mencerminkan kultur negara tersebut, yang
secara formal terdapat pada system corporate governance negara
tersebut. Hal ini penting bagi investor untuk mengukur sejauh mana hak
dan kewajiban investor di dalam suatu negara tersebut, (Amir N. Licht,
Chanan Goldschmidt, Shalom H. Schwartz, 2005)
Legal aspek menjadi salah satu keputusan International business dalam
berinvestasi pada suatu negara. Bentuk legal aspek yang dominan berupa
antidumping as entry bariers, dan corporate governance (Mike W Peng,
Denis YL Wang, dan Yi Jiang, 2008)
Laws, regulation, tax fine, dan sejenisnya yang di terbitkan oleh

Issues Penting Aspek


Hukum?
Bagaimana persyaratan-persyaratan hukum atas
bisnis tersebut (misalnya comply with good
corporate
governance)?,
dan
bagaimana
kemungkinan perubahan perubahannya dari
hukum tersebut di masa datang (stabil atau
tidak)?

Tidak hanya bersifat dokumen tetapi juga non


dokumen karena terdapat hukum formal (law,
regulasi, dll) dan informal/normatif (budaya,
agama, kebiasaan, dan adat masyarakat)
Bagaimana mitigasi resiko resiko hukum yang
mungkin timbul sebagai landasan strategi bagi

Beberapa contoh dokumen legal


secara formal di Indonesia
Berdasarkan bentuk badan hukum perusahaan:
Perseorangan,
Firma,
Perseroan
comanditer,
Perseroan terbatas, Perusahaan Negara, Perusahaan
Daerah, Yayasan, dan Koperasi
Prosedur perizinan/legalitas: TDP, NPWP, SIUP, SK
Domisli, dll
Lembaga/departemen/instansi yang terkait dengan
perusahaan: Keputusan Menteri kesehatan RI no.
1332/MENKES/SK/X/2002, tetang Izin Pendirian
Apotek, dll
Rencana anggaran perusahaan: UU no. 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas, dll

References:
1. Preface: Introduction to Special Section Business Models, 2012, Rainer Alt, dan Hans Dieter
Zimmermann, Volume 11 (1): 39. www.electronicmarkets.org
2. A three dimentional conceptual model of corporate performance, 1979, Archie B. Carrol,
Academy of Mangement review, Vol, 4, No. 4, 497-505
3. Legal protection of investors, corporate governance, and the cost of equity capital, 2009, Kevin
C.W. Chen, Zhihong Chen, K.C. John Wei, Journal of corporate finance
4. Culture, Law, and Corporate Governance, 2005, Amir N. Licht, Chanan Goldschmidt, Shalom H.
Schwartz, International Review of Law and Economics 25, 229255
5. An institution-based view of international business strategy: a focus on emerging economies,
2008, Mike W Peng, Denis YL Wang, and Yi Jiang, Journal of International Business Studies 39,
920936
6. Project feasibility study: the key to successful implementation of sustainable and socially
responsible construction management practice, 2010, Li-yin Shen a, Vivian W.Y. Tam, Leona
Tam, Ying-bo Ji, Journal of Cleaner Production 18, 254259
7. Business Feasibility study outline, 2005, Alan Thompson, Enterpreneusrhip and business
innovation
8. Cooperative feasibility study guide, 2000, James Matson, United States Department of
Agriculture, Rural Business cooperative service, RBS Service report 58.
9. Corporate Sustainability Strategies: Sustainability Profit and Maturity Levels, 2010, Rupert J.
Baumgartner, and Daniela Ebner, Sustainable Development, Sust. Dev. 18, 7689, Published
online 4 February 2010 in Wiley Inter Science

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai