Elemen : Pancasila
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menjelaskan proses pembentukan BPUPKI
2. Peserta didik mampu mendeskripsikan tujuan BPUPKI
3. Peserta didik mampu menyajikan laporan pembentukan BPUPKI
4. Peserta didik dapat menghargai proses perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai dasar negara
Indikator :
Setelah pembelajaran diharapkan peserta didik mampu :
a. Menjelaskan proses pembentukan BPUPKI
b. Mendeskripsikan tujuan pembentukan BPUPKI
c. Menghargai proses perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai dasar negara
d. Menyajikan laporan tentang pembentukan BPUPKI
Persiapan Peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali dengan berdoa,
guru menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan
sumber belajar.
Memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu wajib nasional “Garuda Pancasila”.Peserta didik
secara bergiliran membaca sila-sila Pancasila.
Apersepsi dengan menstimulus peserta didik dengan menanyakan siapa yang membuat nama
peserta didik, apakah ibu, ayah atau saudara lainnya, peserta didik saling bertanya kepada teman
sebangkunya.
Melakukan apersepsi dengan tanya-jawab pembentukan Sidang BPUPKI
Peserta didik menyimak informasi guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik dan
bentuk serta proses penilaian pembelajaran yang akan dilakukan.
Ruslinawati Uchrowi Zaim, dkk. 2021. Buku Panduan Guru Pendidikan Pnacasila dan
Kewarganegaraan SMP Kelas VII. Kemdikbud.
https://www.bola.com/ragam/read/4375997/tujuan-dibentuknya-bpupki-ketahui- tugas-
utamanya#, diakses pada tanggal 20 Juli 2022.
Lampiran.
MATERI AJAR
1. Pembentukan BPUPKI
Perjuangan bangsa Indonesia untuk memerdekakan bangsa ini dilakukan melalui perjuangan yang
sangat hebat. Terbentuklah Badan Penyidik Usaha- usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) merupakan sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Pembentukan BPUPKI awalnya
untuk mendapatkan dukungan dari Indonesia dalam membantu Jepang dengan menjanjikan
kemerdekaan bagi Indonesia. Pada tanggal 7 September 1944, Perdana Menteri Kyoso memberikan
janji bahwa Indonesia akan merdeka di kemudian hari
Sumber : https://images.app.goo.gl/AH1NvPGwAnrtPf4m9
Pendirian BPUPKI telah diumumkan pada tanggal 1 Maret 1945. Namun BPUPKI baru
diresmikan pada tanggal 29 April 1945 yang bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.
BPUPKI memiliki nama dalam bahasa Jepang yang bernama Dokuritsu Junbi Cosakai.
BPUPKI memiliki 67 anggota di mana 60 orang adalah Indonesia dan 7 orang dari Jepang yang
bertugas untuk mengawasi. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat dan Wakil
Hibangase Yosia dari Jepang dan Raden Pandji Soeroso.
2. TUJUAN BPUPKI
Tujuan utama dibentuknya BPUPK ialah untuk mengkaji, mendalami, serta menyelidiki bentuk
dasar yang cocok guna kepentingan sistem pemerintahan negara Indonesia setelah kemerdekaan.
Jadi, BPUPK dibentuk untuk mempersiapkan proses kemerdekaan Indonesia. Sedangkan bagi
Jepang, tujuan dibentuknya BPUPKI adalah untuk menarik simpati rakyat Indonesia agar
membantu Jepang dalam perang melawan Sekutu dengan cara memberikan janji kemerdekaan
kepada Indonesia. Saat itu, Jepang terlibat dalam Perang Dunia II melawan tentara Sekutu
sehingga pihak Jepang membutuhkan banyak dukungan. Oleh karena itu, dibentuknya BPUPKI
oleh Jepang tidak 100 persen tulus untuk memberi kemerdekaan Indonesia, tetapi
juga untuk mendapat dukungan dan melaksanakan politik kolonialnya
Bahan Bacaan Guru
Pada awal tahun 1945, Indonesia masih dijajah oleh Jepang. Jepang menjajah Indonesia selama
tiga tahun. Jepang menjajah Indonesia sejak tahun 1942. Penjajahan itu dimulai setelah mereka
berhasil mengusir Belanda. Jepang juga berhasil menjajah beberapa negara di Asia Tenggara.
Beberapa negara tersebut antara lain Filipina, Burma (Myanmar), dan Vietnam. Saat itu, tentara
Jepang termasuk yang paling kuat di dunia. Selama tahun 1945, keadaan berbalik. Tentara Jepang
mulai mengalami kekalahan di berbagai medan pertempuran. Pada Perang Pasifik, pasukan Jepang
dikalahkan oleh Amerika. Jepang juga dikalahkan oleh Sekutu pimpinan Inggris di kawasan
Indocina.
Tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengemukakan akan membentuk “Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia”(BPUPKI). Badan ini baru terbentuk tanggal 29
April 1945 dan dilantik tanggal 28 Mei 1945 kemudian mulai bekerja tanggal 29 Mei 1945.
Badan ini beranggotakan 60 0rang dengan ketua Dr. Radjiman Widiodiningrat. Dengan
dibentuknya BPUPKI, bangsa Indonesia dapat secara legal mempersiapkan diri menjadi
negara merdeka, merumuskan persyaratan yang harus dipenuhi bagi sebuah negara merdeka.
Hal yang pertama kali dibahas dalam sidang BPUPKI adalah permasalahan “Dasar Negara”.
Sidang BPUPKI dibagi menjadi dua bagian, yaitu:sidang pertama berlangsung tanggal 29
Mei sampai 1 Juni 1945, hasil sidang pertama ini akan dibahas dalam sidang kedua yang
akan dilaksanakan pada tanggal 14 sampai 16 Juli 1945. Sidang BPUPKI pertama
berlangsung selama empat hari, secara berturut-turut tiga tokoh yang tampil berpidato
menyampaikan gagasan/usulan sebagai calon dasar negara. Pada hari pertama tanggal 29
Mei 1945 Mr. Muh. Yamin yang diberi kesempatan untuk menyampaikan pidatonya, tanggal
31 Mei 1945 pidato disampaikan oleh Mr. Soepomo, sementara pada hari terakhir tepatnya
tanggal 1 Juni 1945 kesempatan diserahkan kepada Ir. Soekarno untuk menyampaikan pidato
tentang rencana calon dasar negara.
Pemerintah Militer Jepang di Indonesia pada tanggal 29 April 1945 membentuk suatu badan.
Badan itu diberi nama Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan, disingkat BPUPKI). Sepanjang sejarah, BPUPKI hanya mengadakan sidang
dua kali, yaitu:
a. Masa Sidang I tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945
Badan ini telah membentuk beberapa panitia kerja yang di antaranya ialah:
a. Panitia Perumus dengan anggota 9 orang. Panitia ini disebut juga Panitia Sembilan.
Diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia Sembilan itu adalah:
1) Ir. Soekarno
2) Drs. Mohammad Hatta
3) Mr. A. A. Maramis
4) Abikusno Cokrosuyoso
5) Abdulkahar Muzakir
6) Haji Agus Salim
7) Mr. Ahmad Subarjo
8) K. H. A. Wachid Hasyim
9) Mr. Mohammad Yamin
b. Panitia perancang Undang Undang Dasar diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini
kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang Undang Undang Dasar yang diketuai
oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo.
c. Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.
d. Panitia Pembelaan Tanah Air, diketuai oleh Abikusno Cokrosuyoso.
Dalam melaksanakan tugasnya, kedua panitia telah menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
a. Panitia Perumus berhasil menyusun naskah Rancangan Pembukaan Undang Undang
Dasar pada tanggal 22 Juni 1945.
Rancangan Pembukaan UUD ini kemudian dikenal dengan nama "Piagam Jakarta"
Piagam Jakarta terdiri dari empat alinea. Dalam alinea empat terdapat rumusan Pancasila
sebagai dasar negara.
b. Panitia perancang UUD berhasil menyusun Rancangan UUD Indonesia pada tanggal 16
Juli 1945.
2) Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang BPUPKI
pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang masalah-masalah
yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka. Negara yang akan dibentuk
hendaklah negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
a) Persatuan;
b) Kekeluargaan;
c) Keseimbangan Lahir dan Batin;
d) Musyawarah;
e) Keadilan sosial.
3) Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan untuk
mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima asas
berikut ini:
a) Kebangsaan Indonesia;
b) Internasionalisme atau Perikemanusiaan;
c) Mufakat atau Demokrasi;
d) Kesejahteraan Sosial;
e) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli bahasa. Untuk
selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.
Tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia
merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta
Charter. Dalam piagam inilah termuat lima dasar negara Indonesia.
Pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang kedua. Pada
masa persidangan ini, BPUPK membahas rancangan undang- undang dasar. Untuk itu,
dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai Ir. Sukarno.
Panitia tersebut juga membentuk kelompok kecil yang beranggotakan tujuh orang yang
khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok kecil ini diketuai Mr. Supomo dengan
anggota Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman. Hasil
kerjanya kemudian disempurnakan kebahasaannya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang
terdiri atas Husein Jayadiningrat, H. Agus Salim, dan Mr. Supomo.
Ir. Sukarno melaporkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang pada sidang BPUPKI
tanggal 14 Juli 1945. Pada laporannya disebutkan tiga hal pokok, yaitu pernyataan Indonesia
merdeka, pembukaan undang-undang dasar, dan undang-undang dasar (batang tubuh).
Pada tanggal 15 dan 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk menyusun UUD berdasarkan hasil
kerja Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Pada tanggal 17 Juli 1945 dilaporkan hasil
kerja penyusunan UUD. Laporan diterima sidang pleno BPUPKI.
Selesai menjalankan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945. Sebagai
gantinya, dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Dalam bahasa
Jepang, PPKI disebut Dokuritsu Junbi Inkai. PPKI-Iah yang mengesahkan Pembukaan UUD
1945 yang rumusannya diambil dari Piagam Jakarta.
Susunan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Ketua
: Soekarno
Wakil Ketua : Mohammad Hatta
Anggota: Soepomo, Radjiman Widyodiningrat, RP Suroso, Sutardjo, Wachid Hasjim,
Ki Bagoes Hadikoesoemo, Otto Iskandar Dinata, Abdul Kadir,
Soerjohamidjojo, Poeroebojo, Yap Tjawn Bing, J Latuharhary, Amir, Abdul Abas,
Mohamad Hasan, Hamidhan, GSJJ Ratulangi, Andipangeran, I Gusti Ktut Pudja. Anggota
Tambahan: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman, Sajuti, Koesoema
Soemantri, Subardjo.
PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan penasihatnya Ahmad
Subarjo. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat
Indonesia. Mereka terdiri atas 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang wakil dari Sumatera, 2
orang wakil dari Sulawesi, dan seorang wakil dari Sunda Kecil, Maluku serta penduduk
Cina.
ASESMEN DIAGNOSTIK PERTEMUAN 1
Tujuan : mengetahui pemahaman awal peserta didik mengenai pentingnya pondasi/dasar dalam
sebuah negara
Bentuk : Observasi
Nama Kelompok Anggota Kelompok
1
2.
3
4.
5.
6
Sumber:https://images.app.goo.gl/Gm77xqqWJmiwj3dh6
No Pertanyaan Jawaban
1 Mengapa untuk mendirikan sebuah rumah yang kokoh Agar kedudukan bangunan di atas tanah berdiri dengan
harus memiliki pondasi yang kuat kokoh, stabil dan goya ketika diterpa angin kencang
2 Apa yang terjadi jika sebuah negara tidak memiliki Apabila suatu negara tidak memeli sebuah dasar negara
sebuah dasar negara
maka dipastika akan mudah runtuh, karena jika tida
memilikinya ibarat juga tidak memili tujuan dan cita-cita
sehingga aka mudah untuk dihancurkan oleh negara lain
3 Apakah penting dasar negara dalam mendirikan sebuah Dasar negara merupakan pedoman yan penting
negara
dalammengatu penyelenggaraan negara, sumbe inspirasi,
motivasi, sumber hukum dan juga cita-cita moral adalah
negara
Nama Kelompok Anggota Kelompok
2.
4.
5.
Sumber : https://images.app.goo.gl/AH1NvPGwAnrtPf4m9
No Uraian Jawaban
Fakta sejarah di atas yang menguraikan tentang dilaksanakannya sidang BPUPKI dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia mendapatkan dukungan dari Pemerintah Jepang dengan
alasan utama…”
A. Mr. Soepomo, Ir. Soekarno dan Mr. Moh. Yamin . Agenda sidang pertama ini adalah membahas
tentang rumusan dasar Negara Indonesia merdeka
B. Pasukan Sekutu yang dipimpin Amerika berhasil menjatuhkan bom di kota Hiroshima dan
Nagasaki
C. BPUPKI diketuai oleh Dr. KRT Radjiman Wedyodinigrat dan ketua muda Raden Pandji Soeroso
dan Ichibangase Yosio
D. Pemerintah Jepang menghadapi kesulitan dalam menghadapi perang dunia yang terus -menerus
mengalami kekalahan.
Kunci : B
2. Berilah tanda silang (X) pada huruf B jika pernyataan soal itu benar atau pada huruf S jika pernyataan
soal itu salah
No Pernyataan soal Pilihan
Rumusan usulan dasar negara dalam sidang BPUPKI oleh Ir. Soekarno
adalah berikut: B - S
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyataan
5. Kesejahteraan Rakyat
Kunci : S, Karena diatas adalah rumusan dari Mr. Moh Yamin
Total skor
Keterangan : Nilai= x 100
2
Rubrik penilaian
Aktivitas Asesmen Formatif : Peserta didik yang menjawab benar mendapatkan skor 50/ soal.
Lembar observasi guru
Nama Peserta Didik : .....................................................................................
No Aktivitas Nilai
3 2 1
1. Peserta didik mampu bekerja sama dalam
kelompok
2. Peserta didik mampu mendeskripsikan
sejarah serta tujuan BPUPKI
3. Peserta didik menerapkan sikap ilmiah (jujur) dalam
melakukan pengamatan
Total skor
Nilai
Total skor
Keterangan : Nilai= x 100
3
Rubrik penilaian
• Aktivitas 1 : Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok.
(1) Peserta didik tidak dapat bekerja dalam kelompok.
(2) Peserta didik dapat bekerja dalam kelompok namun cenderung pasif dalam
berinteraksi.
(3) Peserta didik dapat bekerja dalam kelompok dan aktif dalam berinteraksi.
• Aktivitas 2 : Peserta didik mampu mendeskripsikan sejarah pembentukan BPUPKI
(1) Peserta didik tidak mampu mengidentifikasi susunan BPUPKI dengan tepat.
(2) Peserta didik mampu mengidentifikasi tujuan BPUPKI dengan tepat.
Materi Pengayaan