Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

3 Penentuan Penyebab Masalah


Nama : Djati Winarko

No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
1 Pedagogik Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
Ekplorasi masalah: a. Media pembelajaran berupa teks Berdasarkan hasil diskusi dan analisis, akar
a. Motivasi belajar Peserta didik yang kurang hampir lebih dari 50% yang disajikan belum sesuai. penyebab masalah untuk masalah
dalam satu kelas. b. Metode pembelajaran ceramah pedagogik, numerasi, dan literasi ada pada
b. Media yang disajikan kurang menarik dalam mendiaknosis kerusakan yang dominan yang guru yang tidak tepat dalam menggunakan
sensor pada EFI/EMS dengan membaca kedipan Check engine. diaplikasikan belum dapat media dan metode pembelajaran
c. Metode pembelajaran dalam mendiaknosis kerusakan sensor pada menjadikan suasana belajar berdasarkan kondisi peserta didik.
EFI/EMS dengan membaca kedipan Check engine belum menciptakan menyenangkan yang konsisten. Pemilihan media dan metode pembelajaran
suasana menyenangkan bagi peserta didik. yang disesuaikan dengan kondisi peserta
Literatur: didik dangan tepat maka dapat membantu
a. Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk menambah semangat belajar peserta didik
melakukan kegiatan belajar [1] supaya lebih aktif.
b. media pembelajaran berfungsi untuk merangsang siswa dalam belajar
[2]
c. Seorang guru, yang berperan vital dalam menerapkan metode
pengajaran agar diperoleh lulusan yang berkualitas.[3]
Hasil wawancara:
a. Keaktifan siswa dalam diskusi masih kurang. (wawancara dengan
rekan sejawat, Ibu Nurul Fitria D. U., S.Pd pada tanggal 31 Agustus
2022 pukul 14.50 WIB)
b. Siswa banyak yang mengantuk karena jam terlalu panjang 8 jam
pelajaran, apalagi jika memasuki waktu sore. (wawancara dengan
rekan sejawat, Ibu Nurul Fitria D. U., S.Pd pada tanggal 31 Agustus
2022 pukul 14.50 WIB)
c. Siswa kurang menyukai materi pembelajaran. (wawancara dengan
rekan sejawat, Ibu Nurul Fitria D. U., S.Pd pada tanggal 31 Agustus
2022 pukul 14.50 WIB)
d. Guru merasa belum menerapkan media yang menarik, video atau
animasi dan materi pembelajaran kurang menarik. (wawancara dengan
rekan sejawat, Bapak Agung Prayogi, S.Pd pada tanggal 31 Agustus
2022 pukul 14.00 WIB)
e. Guru belum dapat menciptakan suasana belajar menyenangkan secara
konsisten,. (wawancara dengan rekan sejawat, Bapak Agung Prayogi,
S.Pd pada tanggal 31 Agustus 2022 pukul 14.00 WIB)

Literasi Akar penyebab masalah


Ekplorasi masalah: a. Guru mendominasi dalam
a. Komukasi satu arah guru dan peserta didik pembelajaran.
b. Kebiasaan membaca b. Peserta didik lebih senang
Literatur: bermain Hp dari pada membaca
a. Salah satu sebab rendahnya literasi peserta didik adalah komunikasi buku materi.
satu arah dengan peserta didik, guru bertindak sebagai pemberi ilmu
penggetahuan sedangkan peserta didik dianggap sebagai penerima
pengetahuan dengan pasif. [4]
b. Kebiasaan membaca mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa .5]
c. Apabila sensor – sensor ini ada yang tidak bekerja atau tidak normal
maka signal yang dikirim Electronic Control Unit (ECU), sehingga
Electronic Control Unit (ECU) dalam mengatur kerja mesin tidak
sempurna bahkan mesin bisa mati.[9]
Hasil wawancara:
a. Peserta didik cenderung pasif dan guru terlalu menggunakan metode
ceramah. (wawancara dengan rekan sejawat, Ibu Nurul Fitria D. U.,
S.Pd pada tanggal 31 Agustus 2022 pukul 14.50 WIB)
b. Pembiasaan membaca buku seharusnya sudah diterapkan sejak dini.
(wawancara dengan rekan sejawat, Ibu Nurul Fitria D. U., S.Pd pada
tanggal 31 Agustus 2022 pukul 14.50 WIB)
c. Materi sistem EFI yang banyak harus di kembangkan oleh peserta
didik dengan cara meningkatkan literasi. (wawancara dengan
Koordinator Kopentensi Keahlian Teknik Ototronik Koordinator
Kopentensi Keahlian Teknik Ototronik Bapak Kukuh Adhi Rumekso.,
S.Pd pada tanggal 1 September 2022 pukul 15.00 WIB)
Numerasi Akar penyebab masalah
Ekplorasi masalah: a. Lebih dari 50% dalam satu kelas
a. Kesulitan belajar matematika dasar kemampuan matetamtika dasar
b. Kesulitan peserta didik dalam membaca kedipan check engine yang kurang baik
Literatur: b. Pada saat membaca kedipan
a. Kesulitan belajar matematika dalam memahami konsep harus check engine peserta didik
diberikan solusi sedini mungkin, kalau tidak siswa akan menghadapi mengalami kesulitan karena
banyak masalah kedepannya.[7] kurang konsentrasi.
b. Dua terminal diDLC di hubungkan kemudian menghitung jumlah c. Hampir semua Peserta didik
kedipan lampu “CHECK ENGINE”.[9] enggan membuka manual book.
Hasil wawancara :
a. Kesulitan matetatika dasar pada siswa akan menghambat pada proses
pembelajaran yang berkaitan dengan menggunakan alat ukur.
(wawancara dengan Koordinator Kopentensi Keahlian Teknik
Ototronik Bapak Kukuh Adhi Rumekso., S.Pd pada tanggal 1
September 2022 pukul 15.00 WIB)
b. Pada saat membaca kedipan check engine pserta didik mengalami
kesulitan menghitung juamlah kedipan karewn kurang konsentrai.
(wawancara dengan Koordinator Kopentensi Keahlian Teknik
Ototronik Bapak Kukuh Adhi Rumekso., S.Pd pada tanggal 1
September 2022 pukul 15.00 WIB)
c. Peserta didik juga mengalami kesulitan memilih terminal pada DLC
untuk dijemper. (wawancara dengan Koordinator Kopentensi
Keahlian Teknik Ototronik Bapak Kukuh Adhi Rumekso., S.Pd pada
tanggal 1 September 2022 pukul 15.00 WIB)
2 Ekplorasi masalah: Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
a. Peserta didik lebih senang dengan media pembelajaran visual. a. Media pembelajaran gambar Berdasarkan hasil diskusi dan analisis, akar
b. Peserta didik kesulitan dalam membaca lembar kerja peserta didik. diam yang digunakan pada penyebab masalah untuk masalah kesulitan
c. Peserta didik kesulitan mendiaknosa kesrusakan pada sistem materi sistem pengapian peserta didik adalah media dan metode
pengapian konvensional. konvensional yang kurang tepat. pembeleajran yang tidak sesuai dengan
Literatur: b. Lebih dari 50% Peserta didik keragaman kemapuan peserta didik
a. Untuk memenuhi tujuan pembelajaran maka disusunlah kegiatan yang belum menguasai materi sistem menyebabkan peserta didik kesulitan dalam
menjadikan gaya belajar siswa sebagai acuannya. 11] pengapian konvensional. memahami materi sistem pengapian
b. Jadi untuk mencapai kompetensi dasar sistem pengapian konvensional kovensional.
siswa harus dituntut aktif dalam proses pembelajaran [10]
Hasil wawancara : c. Guru belem memahami cara
a. Guru perlu mengaplikasikan pembelajaran yang menggunakan visual membuat LKPD yang baik dan
animasi. (wawancara dengan rekan sejawat, Bapak Agung Prayogi, mudah di pahami.
S.Pd pada tanggal 31 Agustus 2022 pukul 14.00 WIB)
b. Siswa yang pendiam/pemalu yang sulit untuk aktif pada saat
pembelajran praktek karen tidak bisa berdiskusi dengan temn yang
lain. (wawancara dengan rekan sejawat, Bapak Agung Prayogi, S.Pd
pada tanggal 31 Agustus 2022 pukul 14.00 WIB)
c. Siswa kesulitan memahami materi diaknosa kerusakan sistem
pengapian. (wawancara dengan rekan sejawat, Bapak Herry Wiratno,
S.Pd pada tanggal 31 Agustus 2022 pukul 15.15 WIB)
d. Pada saat pembelajaran praktek peserta didik kesulitan dalam
menyelesaikan permasalahan sistem pengapian konvensional.
(wawancara dengan rekan sejawat, Bapak Herry Wiratno, S.Pd pada
tanggal 31 Agustus 2022 pukul 15.15 WIB)
3 Eksplorasi masalah: Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
a. Guru belum mengetahui karakter seluruh peserta didik dan ada peserta a. Guru dan peserta didik kurang Berdasarkan hasil diskusi dan analisis, akar
didik cenderung pasif/diam. dekat secara emosional. penyebab masalah Membangun
Literatur: relasi/hubungan dengan siswa dan orang tua
a. Komunikasi yang diterapkan guru kepada siswanya adalah dengan peserta didik adalah kurangnya kolaborasi
mendekatkan diri kepada anak-anak. [12] antara guru dan wali persta didik dalam
Hasil wawancara: memantau perkembangan peserata didik
a. Siswa memang ada yang kurang aktif dalam diskusi pembelajaran dalam proses pembelajaran atau pergaulan
sehingga perlu dimotivasi dan diajak berinteraksi. (wawancara dengan ketika peserta didik di luar sekolah.
rekan sejawat, Bapak Anggarif Romadhoni, S.Pd pada tanggal 1
September 2022 pukul 15.30 WIB)

Eksplorasi masalah: Akar penyebab masalah


a. Kominikasi yang kurang guru dan orang tua wali. a. Wali peserta didik jarang
Literatur: menanyakan perkembangan
a. kepada anaknya. Kolaborasi orangtua dan guru adalah bentuk peserta didik.
kerjasama yang dilakukan oleh orangtua dan guru. [6]
Hasil wawancara :
a. Wali peserta didik tidak aktif bertanya kepada guru terkait dengan
perkembangan peserta didik di sekolah. (wawancara dengan rekan
sejawat, Bapak Anggarif Romadhoni, S.Pd pada tanggal 1 September
2022 pukul 15.30 WIB)

4 Eksplorasi masalah: Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah


a. Peserta didik mengalami kesulitan menggunakan model PBL a. Media pembelajan yang masih Berdasarkan hasil diskusi dan analisis, akar
mendiaknosa kerusakan sistem bahan bakar EFI dan mendiagnosis konfensional dan abtrak masih di penyebab masalah pemanfaatan model-
kerusakan pada sistem pendingin cairan. gunakan guru, sehingga peserta model pembelajaran inovatif adalah
Literatur: didik sulit memahami materi. pemilihan model pembelajran sangat
a. Ristwawati (2017), penggunaan media pembelajaran memberikan b. 30% Peserta didik masih bepengaruh terhadap hasil belajar peserta
pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan motivasi peserta kelulitan dalam meneyelesaikan didik. Guru dalam praktek mengajar
didik,.[13] permsalahan pada sistem didalam kelas guru sering keluar dari
b. Menurut Hamdani (2011, 248) media dapat di kelompokkan menjadi pendingin karena kurang paham rencana pembelajaran sehingga meskipun
tiga jenis yaitu: Media Visual, Media Audio dan Media Audio Visual. dengan cara kerja sistem dalam membuat perencaan sudah mencakup
[13] pendingin dan fungsi komponen. pembelajaran inovatif namun dalam
c. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif c. Guru masih belum sepenuhnya prakteknya belum maksimal.
penggunaan scan tool yang telah dikembangkan teruji valid sehingga memeahmi model PBL.
layak digunakan dalam menunjang praktik mendiagnosis kerusakan
pada kendaraan EFI.(Prasetya, M. I., & Wijaya, M. B. R. 2019).[8]
d. Analisa Proses mendeteksi kerusakan sistem pendingin. Dirapkan
dikuasai oleh peserta didik. [14]
Hasil wawancara:
a. Guru sudah menerapkan model pembelajaran sesuai rencana (PBL)
dengan metode ceramah, diskusi, dan praktek akan tetapi masih sulit
menyelesaikan permasalahan. (wawancara dengan rekan sejawat,
Bapak Agung Prayogi, S.Pd pada tanggal 31 Agustus 2022 pukul
14.00 WIB)
b. Perkembangan teknologi dibidang otomotif kususnya sistem bahan
bakar kurang dipahami oleh peserta didik. (wawancara dengan
Koordinator Kopentensi Keahlian Teknik Ototronik Bapak Kukuh
Adhi Rumekso., S.Pd pada tanggal 1 September 2022 pukul 15.00
WIB)
c. Peserta didik masih kesulitan dalam menyelesaikan permaslahan
disistem pendingin terutama menggunakan alat radiator cap tester.
(wawancara dengan rekan sejawat, Bapak Anggarif Romadhoni, S.Pd
pada tanggal 1 September 2022 pukul 15.30 WIB)
5 Literasi, Numerasi , miskonsepsi dan edvan material Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
Eksplorasi masalah: a. Tidak semua aplikasi inovasi Berdasarkan hasil diskusi dan analisis, akar
a. Darurat membaca pada generasi siswa diera sekarang. pembelajaran seperti google penyebab masalah Materi terkait Literasi
b. Peserta didik kesulitan menggunakan scantool untuk mendiaknosa slide dikuasai dengan cepat oleh numerasi, Advanced material, miskonsepsi,
kesrusakan pada EMS. guru. HOTS adalah media yang dikembangkan
c. Guru kurang memanfaatkan teknologi pembelajran di kelas. b. Media pembelajaran berupa teks oleh guru belum menyesuaikan teknologi
Literatur: membuat materi sulit dipahami. metode pembelajarannya sehingga saat
a. Menurut Depdiknas (2003) media adalah segala sesuatu yang dapat c. Guru masih kurang trampil pembelajaran dengan materi advance
menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima dalam mengunakan scantool. material tentu guru akan sulit dalam
informasi.[15] menyampaikan. Guru juga kurang paham
b. Djamarah dan Aswan (2002: 136) media sebagai alat bantu apa saja dalam pembuatan permasalahan HOTS
yang dapat dijadikan sebagai wahana penyalur informasi belajar guna sehingga mengalami kesulitan mejelaskan
mencapai tujuan pembelajaran.[15] kepada peserta didik agar permasalahan
c. Muhhibin Syah (2010: 129). Penggunaan EFI Scanner sebagai media tersebut dapat diselesaikan oleh peserta
pembelajaran diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar didik.
sehingga materi pelajaran sistem EFI yang rumit ini dapat lebih mudah
dipahami siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.[16]
Hasil wawancara:
a. Guru mengalami kesulitan dalam mengajar sebab pada berbagai
materi membutuhkan media yang berbeda seperti video, namun video
belum ada untuk menyampaikan materi tertentu. (wawancara dengan
rekan sejawat, Bapak Herry Wiratno, S.Pd pada tanggal 31 Agustus
2022 pukul 15.15 WIB)
b. Minimnya pengetahuan edvan material pada guru. (wawancara dengan
rekan sejawat, Bapak Herry Wiratno, S.Pd pada tanggal 31 Agustus
2022 pukul 15.15 WIB)
c. Peserta didik mengalami kesulitan menggunakan scantool karena
kurang inisiatif mencoba. (wawancara dengan rekan sejawat, Bapak
Herry Wiratno, S.Pd pada tanggal 31 Agustus 2022 pukul 15.15 WIB)
HOTS Akar penyebab masalah
Eksplorasi masalah: a. 50% Peserta didik belum
memahami sepenuhnya materi
EFI/EMS
a. Peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan pemasalah mendiaknosis b. 50% Peserta didik enggan
kerusakan pada EMS dengan menggunkan Scantool yang memerlukan membuka manual book.
tingkat berfikir tinggi/penalaran. c. Guru belum menerapkan
b. Literasi guru tentang mendiaknosa kerusakan EFI/EMS pendekatan saintivik secara
c. Peserta didik kesulitan memahami modul penuh.
Literatur:
a. Soal dengan tipe hots adalah soal yang menuntut kemampuan berfikir
tingkat tinggi dan melibatkan proses bernalar, [17]
Hasil wawancara:
a. Peserta didik mengalami kesulitan pada saat dihadapkan sebuah
permaslahan, seperti cara mematikan lampu check engine.
(wawancara dengan Koordinator Kopentensi Keahlian Teknik
Ototronik Bapak Kukuh Adhi Rumekso., S.Pd pada tanggal 1
September 2022 pukul 15.00 WIB)
b. Peserta didik tidak bisa menggunakan manual book karena merasa
tidak membutuhkan. (wawancara dengan Koordinator Kopentensi
Keahlian Teknik Ototronik Bapak Kukuh Adhi Rumekso., S.Pd pada
tanggal 1 September 2022 pukul 15.00 WIB)
c. Peserta didik mengeluh manual book tebal sekali dan sulit di mengerti.
(wawancara dengan Koordinator Kopentensi Keahlian Teknik
Ototronik Bapak Kukuh Adhi Rumekso., S.Pd pada tanggal 1
September 2022 pukul 15.00 WIB)
6 Eksplorsi masalah: Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
a. Guru kurang terampil dalam menggunakan media pembelajaran yang a. Guru masih banyak Berdasarkan hasil diskusi dan analisis, akar
berbasis ICT. menggunakan metode ceramah penyebab masalah pemanfaatan
Literatur: dalam penyampaian materi. teknologi/inovasi dalam pembelajaran
b. proses pembelajaran lebih berpusat kepada siswa atau dikenal dengan adalah guru belum membuat media
sebutan Student Centered Learning (SCL). Siswa dituntut lebih aktif. pembelajaran sendiri, seperti PPT yang
18] memeliki tampilan yang tidak
c. Guru diharapkan terus berupaya untuk mengoreksi dan membosankan, kemudian guru masih
memperbaharui keterampilannya di setiap waktu. Sejalan dengan menggunakan video yang hanya
pernyataan Wartomo (2016:266),[18] mengunduh dari internet.
Hasil wawancara :
a. Masih banyak guru yang kuarang mahir dalam menggunakan ITC.
(wawancara dengan rekan sejawat, Bapak Herry Wiratno, S.Pd pada
tanggal 31 Agustus 2022 pukul 15.15 WIB)
b. Kesulian mendapatkan sinyal internet. (wawancara dengan rekan
sejawat, Bapak Herry Wiratno, S.Pd pada tanggal 31 Agustus 2022
pukul 15.15 WIB)

DAFTAR PUSTAKA
1. Sari, P. (2015). Memotivasi belajar dengan menggunakan e-learning. Ummul Qura, 6(2), 20-35.
2. Hairunnisa, A. K. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR.
3. Auzan, D. (2021). PEMBUATAN MODUL SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI/EFI PADA MAPEL PMKR KELAS XI TKRO SMKN 3 TAKENGON. Jurnal
Pendidikan Vokasi Otomotif, 4(1), 1-10.
4. Hajrah, H., Nasir, M., & Olahairullah, O. (2021). Implementasi Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Kelas
XI di SMA Negeri 1 Soromadi. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 5(4).
5. Khalidin, M. (2021). Pengaruh Kebiasaan Membaca Buku dan Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia. EduInovasi:
Journal of Basic Educational Studies, 1(2), 150-161.
6. Saputra, H. H., & Affandi, L. H. (2022). Kolaborasi Guru Dan Orang Tua Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di SDN 23 Ampenan. Jurnal Ilmiah
Mandala Education, 8(1).
7. Alfiyah, Z. N., Hartatik, S., Nafiah, N., & Sunanto, S. (2021). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Secara Daring Bagi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(5), 3158-3166.
8. Prasetya, M. I., & Wijaya, M. B. R. (2019). Pengembangan Multimedia Interaktif Penggunaan Scan Tool untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mendiagnosis
Kerusakan pada Kendaraan EFI. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 19(1).
9. Arfiyanto, A. R. (2009). Laporan proyek akhir Pembuatan alat praktik mesin kijang 7k-e.
10. Mubarok, A. H., & Hadi, S. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Sistem
Pengapian Konvensional. Jurnal Taman Vokasi, 4(1).
11. Noorbaiti, R., Fajriah, N., & Sukmawati, R. A. (2018). Implementasi Model Pembelajaran Visual-Auditori-Kinestetik (VAK) pada Mata Pelajaran
Matematika di Kelas VII E MTsN Mulawarman Banjarmasin.
12. Azeharie, S., & Khotimah, N. (2015). Pola Komunikasi Antarpribadi antara Guru dan Siswa di Panti Sosial Taman Penitipan Anak “Melati”
Bengkulu. Jurnal Pekommas, 18(3), 213-224.
13. Firmadani, F. (2020). Media pembelajaran berbasis teknologi sebagai inovasi pembelajaran era revolusi industri 4.0. KoPeN:
Konferensi Pendidikan Nasional, 2(1), 93-97.
14. Sumarno, S. (2021). Sistem Pakar untuk Mendeteksi Kerusakan Sistem Pendingin pada Mobil Toyota Menggunakan Metode Backward
Chaining. Jurnal Informatika, 10(1), 8-14.
15. Muhson, A. (2010). Pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi informasi. Jurnal pendidikan akuntansi indonesia, 8(2).
16. Adnyana, I. G. M., & Suyanto, W. (2013). Penggunaan EFI scanner sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan minat, motivasi, dan prestasi
belajar siswa. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(2).
17. Mahmudah, W. (2018). Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika bertipe Hots berdasar Teori Newman. Jurnal UJMC, 4(1), 49-
56.
18. Effendi, D., & Wahidy, A. (2019, July). Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran menuju pembelajaran abad 21. In Prosiding Seminar
Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang.

Anda mungkin juga menyukai