Anda di halaman 1dari 33

MODUL AJAR

BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh:
SHOFY DWI SAFITRI, S.Pd
FASE D KELAS IX
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA
INFORMASI UMUM PERANGKAT AJAR
1. Nama Penulis : SHOFY DWI SAFITRI, S.Pd
Instansi : SMP Negeri 4 Surabaya
Tahun 2023
2. Jenjang Sekolah : SMP Fase D
3. Kelas IX
4. Alokasi Waktu : 4 x 40 menit / (dua kali pertemuan)
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Fase D Kelas IX
 Elemen : Menulis
 Tujuan Pembelajaran:
Menyusun teks cerpen secara kreatif.
 Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat menelaah unsur intrinsik cerpen. (C4)
Peserta didik dapat memvalidasi struktur cerpen dalam kerangka. (C5)
Peserta didik dapat menyusun cerpen dalam bentuk tulisan. (C6)
 Konsep Utama: Cerita Pendek yang Disusun secara Kreatif.
KOMPETENSI AWAL
1) Peserta didik sudah mengetahui unsur intrinsik cerpen.
2) Peserta didik sudah memahami struktur cerita pendek.
PROFIL PELAJAR PANCASILA
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
Peserta didik dengan sikap pribadi baik mengikuti kegiatan pembelajaran dengan disiplin.
2) Bergotong royong
Peserta didik dapat bekerja sama dengan teman sekelompok dalam menganalisis unsur
intrinsik cerpen.
3) Kreatif
Peserta didik dapat menyusun cerpen sesuai dengan unsur intrinsik dan struktur yang tepat.
4) Bernalar kritis
Peserta didik dapat mengomentari dengan memberikan saran untuk hasil karya temannya.
SARANA DAN PRASARANA
1. Laptop
2. Proyektor
3. Video pembacaan cerpen “Wartawan itu Menunggu Pengadilan Terakhir”
https://www.youtube.com/watch?v=SK8i2HEHfgc&t=231s
4. Kertas warna dan sticky note
5. Solasi kertas
6. PPT
7. LKPD dan lembar jawab
8. Buku guru
Trianto, A., Harsiati, T., & Kosasih, E.. (2018). Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX edisi revisi. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rohimah, I., (2017).Bupena Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Waluyo, B., (2020). Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk Kelas IX SMP dan MTs. Solo: Tiga
Serangkai. Ekawati, D., dan Isnatun, S.M., (2017). Bahasa Indonesia 3 SMP/MTs Kelas IX. Bogor:
Yudhistira.

9. Artikel jurnal:
Agustina, S., Pasaribu, M., & Saehana, S. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik
Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu. JPFT
(Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online), 4(2), 42-46.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1318875, diakses pada Rabu,
21 September 2022 pukul 12.34 WIB.
Rachmawati, D. F., Handayanto, A., & Utami, R. E. (2020). Efektivitas Media
Pembelajaran Berbantu Website dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP. Imajiner: Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika, 2(3), 258-265.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2433964, diakses
pada Kamis, 15 September 2022 pukul 11.21 WIB.
Sari, M. Z., & Hermawati, E. (2020). Pengembangan Metode Pembelajaran Berbasis Sinektik
Analogi Personal Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah
Dasar Di Kabupaten Kuningan. Attadib: Journal of Elementary Education, 4(2), 58-
68. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2140973, diakses pada
Rabu, 14 September 2022 pukul 01.01 WIB.

https://www.youtube.com/watch?v=SK8i2HEHfgc&t=231s, diakses pada Jumat, 18 November 2022.


TARGET PESERTA DIDIK
Kelas regular dengan kemampuan yang baik dalam memahami dan mencermati materi ajar.
MODEL PEMBELAJARAN:
PjBL (Project Based Learning)
METODE PEMBELAJARAN:
1) Contoh dan Analogi (tidak langsung)
2) Kelompok Belajar Kolaboratif (interaktif)
3) Tanya jawab (interaktif)
4) Diskusi kelas (interaktif)
5) Penugasan (mandiri)
MODA PEMBELAJARAN :
Luring
KOMPONEN INTI
PEMAHAMAN BERMAKNA

Peserta didik dapat menyusun cerpen secara kreatif berbekal unsur intrinsik dan struktur.

PERTANYAAN PEMANTIK

Pertemuan Pertama
1. Mengapa video yang ditampilkan disebut sebagai cerpen?
2. Bagaimana permasalahan yang dialami tokoh dalam video tersebut?
3. Amanat apa yang ingin disampaikan dari video tersebut?

Pertemuan Kedua
4. Mengapa perlu menentukan tema terlebih dulu?
5. Bagaimana cara membuat cerpen secara kreatif?

URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pertemuan Pertama
Kegiatan Awal (10 menit)
Langkah-langkah Pembelajaran Model/Metode Alokasi Waktu
1. Guru memberikan salam dan Model: PjBL 10 menit
mengajak peserta didik untuk Metode: tanya jawab
mengawali kegiatan dengan
berdoa bersama.
2. Guru menanyai peserta didik
terkait kesiapan untuk belajar
dan mengecek kehadiran
(Komunikatif)
3. Guru menyampaikan nilai-nilai
beriman, bertakwa dan
berakhlak mulia, bernalar kritis
dan bergotong royong.
4. Guru memberikan apersepsi
dengan mengaitkan
pembelajaran sebelumnya
untuk mengingat dan
menghubungkan materi yang
akan dipelajari:
a. Apa saja unsur intrinsik
dalam cerpen?
b. Ada berapa struktur cerpen?
5. Guru menyampaikan tujuan,
kompetensi yang akan dicapai
dan manfaat dari mempelajari
teks cerpen. (Komunikatif)
Kegiatan inti (60 menit)
Langkah-langkah Pembelajaran Model/Metode Alokasi Waktu
1. Menentukan pertanyaan atau Model: PjBL 60 menit
masalah utama
a. Peserta didik mengamati Metode:
video “Wartawan itu Sinektik, Kelompok Belajar
Menunggu Pengadilan Kolaboratif
Terakhir” pada tautan Diskusi
https://www.youtube.com/w Penugasan
atch?v=SK8i2HEHfgc&t=231s.
b. Peserta didik diberi
pertanyaan sebelum
mengamati video
pembelajaran:
1) Mengapa video yang
ditampilkan disebut
sebagai cerpen?
2) Bagaimana
permasalahan yang
dialami tokoh dalam
video tersebut?
3) Amanat apa yang ingin
disampaikan?
c. Peserta didik merespon
pertanyaan dari guru,
kemudian guru memberi
umpan balik dari respon
peserta didik. (komunikatif)
d. Peserta didik mengingat
kembali materi tentang usur
pembangun dan struktur
cerpen (literasi)
e. Peserta didik bertanya pada
guru ciri kebahasaan,
struktur, dan unsur intrinsik
cerpen (komunikatif)
2. Merencanakan proyek
a. Peserta didik menyimak
penjelasan guru materi
tentang unsur intrinsic, ciri
kebahasaan dna struktur
cerpen melalui power point.
b. Peserta didik mulai
merencanakan pemilihan
tema melalui diskusi
dengan berkelompok
(kolaboratif)
c. Peserta didik mengerjakan
LKPD berisi kerangka cerpern
bersama kelompok (berpikir
kritis)
d. Peserta didik saling
memberi komentar terhadap
kerangka yang disusun.

3. Membuat jadwal penyelesaian


proyek
a. Peserta didik dan guru
berdiskusi untuk
menentukan waktu
penyelesaian proyek.
b. Peserta didik
mempresentasikan kerangka
cerpen yang telah disusun.
c. Guru dan peserta didik
menyepakati tindak lanjut
dari kerangka cerpen yang
telah dibuat. (penulisan
cerpen di luar jam pelajaran)
Kegiatan Akhir (10 menit)
Langkah-langkah Pembelajaran Model/Metode Alokasi Waktu
1. Guru memberikan apresiasi pada Model: PjBL 10 menit
peserta didik yang aktif dan Metode: tanya jawab
motivasi bagi peserta didik
yang kurang aktif.
2. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan langkah-langkah
menyusun cerpen secara kreatif.
3. Guru merefleksi pengalaman
belajar hari ini.
4. Guru merancang tindak lanjut
berupa remedial untuk peserta
didik yang belum tuntas dan
pengayaan bagi peserta didik
yang sudah tuntas.
5. Guru menyelesaikan
pembelajaran dengan berdoa
dan mengucapkan salam.
Pertemuan Kedua
Kegiatan Awal (10 menit)
Langkah-langkah Pembelajaran Model/Metode Alokasi Waktu
1. Guru memberikan salam dan Model: PjBL 10 menit
mengajak peserta didik untuk Metode: Tanya jawab
mengawali kegiatan dengan
berdoa bersama.
2. Guru menanyai peserta didik
terkait kesiapan untuk belajar.
dan mengecek kehadiran
(Komunikatif)
3. Guru menyampaikan nilai-nilai
beriman, bertakwa dan
berakhlak mulia, bernalar kritis,
kreatif dan bergotong royong.
4. Guru memberikan apersepsi
dengan mengaitkan
pembelajaran sebelumnya.
(Berpikir Kritis)
a. Mengapa
5. Guru menyampaikan tujuan,
kompetensi yang akan dicapai
dan manfaat dari mempelajari
teks prosedur. (Komunikatif)

Kegiatan inti (60 menit)


Langkah-langkah Pembelajaran Model/Metode Alokasi Waktu
4. Memonitor kemajuan Model: PjBL 60 menit
penyelesaian proyek
a. Peserta didik menempel Metode:
cerpen yang telah selesai Diskusi
disusun di dinding kelas. Mengevaluasi hasil kerja teman
b. Peserta didik menjawab Penugasan
pertanyaan:
1) Mengapa perlu
menentukan tema
terlebih dulu?
2) Bagaimana cara
menyajikan cerpen
secara kreatif?
c. Peserta didik diberi sticky
note untuk memberikan
apresiasi dan saran dari
hasil karya teman.
5. Mempresentasikan dan menguji
hasil penyelesaian proyek
a. Peserta didik dengan hasil
apresiasi terbanyak
melakukan presentasi.
b. Peserta didik yang lain
merespon dan mengajukan
pertanyaan.

6. Mengevaluasi dan refleksi


proses dan hasil proyek
a. Peserta didik mendapat
penguatan dari guru terkait
menyusun cerpen secara
kreatif.
b. Guru melakukan refleksi
dalam kegiatan menulis
cerpen.

Kegiatan Akhir (10 menit)


Langkah-langkah Pembelajaran Model/Metode Alokasi Waktu
1. Guru memberikan apresiasi pada Model: PjBL 10 menit
peserta didik yang aktif dan Tanya jawab
motivasi bagi peserta didik
yang kurang aktif.
2. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan langkah-langkah
menyusun cerpen secara kreatif.
3. Guru merefleksi pengalaman
belajar hari ini.
4. Guru merancang tindak lanjut
berupa remedial untuk peserta
didik yang belum tuntas dan
pengayaan bagi peserta didik
yang sudah tuntas.
5. Guru menyelesaikan
pembelajaran dengan berdoa
dan mengucapkan salam.

PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang belum mencapai kompetensi yang
diharapkan. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan dengan tutor sebaya yang diakhiri dengan tes
tertulis.
Pengayaan
Bagi peserta didik yang telah melampaui target pembelajaran, guru memberikan kegiatan pengayaan yang
berupa:
a. Peserta didik diberi soal pengayaan berupa soal: memberi tanggapan dengan santun.
b. Peserta didik menjadi tutor sebaya bagi teman yang membutuhkan.

REFLEKSI PEMBELAJARAN

Refleksi Peserta Didik


1. Apakah kalian mendapat manfaat dari pembelajaran hari ini? Sikap positif apa yang kalian dapatkan?
2. Apakah kalian dapat mengembangkan kerangka cerpen secara utuh sesuai tema yang dipilih?
3. Tantangan apa yang kalian temui saat menulis cerpen?

Refleksi Pendidik
1. Apakah power point yang Ibu gunakan dapat membantu kalian dalam penulisan cerpen?
2. Apakah suara bu Annis terdengar jelas?

Mengetahui, Surabaya, 15 Juli 2023


Kepala SMP Syubbanul Wathon Bandongan Guru Bahasa Indonesia,

Dra. Setyowati, M.Pd Shofy Dwi Safitri, S.Pd.


NIP. 196605191989032006 NIP. 199403082022212019

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Bahan ajar (terlampir)
2. Media pembelajaran (terlampir)
3. Lembar Kerja Peserta Didik (terlampir)
4. Instrumen penilaian (terlampir)
LAMPIRAN 1 MATERI AJAR
A. Tujuan Pembelajaran
Menyusun teks cerpen secara kreatif

B. Indikator
Peserta didik dapat menelaah unsur intrinsik cerpen. (C4)
Peserta didik dapat memvalidasi struktur cerpen. (C5)
Peserta didik dapat menyusun cerpen dalam bentuk tulisan. (C6)

C. Konsep Utama
Cerita Pendek yang Disusun secara Kreatif

D. Materi Pembelajaran
1. Faktual (mengingat)
a. Video Pembacaan Cerpen “Wartawan itu Menunggu Pengadilan Terakhir” pada tautan
https://www.youtube.com/watch?v=SK8i2HEHfgc&t=231s.
b. Teks Cerpen “Hujan” karya Rizki Rianto
c. Teks Cerpen “Kuliah” Karya Bakdi Soemanto Bupena halaman 52
2. Konseptual (memahami)
a. Pengertian cerpen
b. Ciri-ciri cerpen
c. Unsur pembangun cerpen
1) Unsur instrinsik
2) Unsur ekstrinsik
d. Struktur cerpen
e. Ciri kebahasaan cerpen
3. Prosedural (menerapkan, menganalisis, mengevaluasi)
a. Langkah-langkah menyusun cerpen
4. Metakognitif (menciptakan)
a. Kerangka cerpen peserta didik
b. Cerita pendek yang disusun peserta didik
c. Tulisan apresiasi dan komentar dari peserta didik
E. Mind Mapping
Video

Produk
cerpen
Menelaah unsur Memproyeksikan Menyajikan hasil karya
intrinsik cerpen struktur cerpen cerpen kreatif peserta
didik

F. Uraian Materi Pembelajaran

1. Pengertian Cerpen
Cerpen adalah karya sastra pendek yang bersifat fiktif dan mengisahkan suatu
permasalahan. Umumnya cerpen mengisahkan satu permasalahan yang
disajikan oleh satu tokoh. Cerpen terdiri kurang dari 10.000 kata sehingga
dapat selesai dibaca dalam sekali duduk.

2. Ciri-ciri Cerpen
Secara umum, ciri-ciri cerpen sebagai berikut.
a. Bersifaf fiktif atau karangan dari penulis.

b. Terusun tidak lebih dari 10.000 kata.

c. Selesai dibaca dengan sekali duduk.

d. Alur tunggal atau satu cerita.

e. Ditulis berdasarkan peristiwa sehari-hari.

f. Memiliki pesan moral.

3. Unsur-unsur Pembangun Cerpen


a. Unsur intrinsik
1) Tema: ide cerita yang mendasari jalan cerita, biasanya ditulis dalam
bentuk kata benda (nomina). Contoh: persahabatan, perjuangan,
keadilan, dan lain-lain.
2) Alur/Plor: urutan peristiwa atau jalan cerita. Terdapat dua macam alur
yakni alur maju (linier) dan alur kilasbalik. Beberapa tahapan alur
sebagai berikut.
a) Pengenalan situasi cerita
b) Pengungkapan peristiwa
c) Menuju pada adanya konflik
d) Puncak konflik
e) Penyelesaian
3) Latar/setting: terdiri dari waktu, tempat, suasana.
4) Tokoh dan watak tokoh
5) Pemeran yang diceritakan dengan karakter atau sifatnya.
6) Penokohan
Berdasarkan jenisnya: protagonis, antagonis, tritagonis
Berdasarkan pelaku: utama dan sampingan
Berdasarkan cara pandang: analitik (diceritakan langsung oleh
pengarang) dan dramatik (melalui ciri fisik, lingkungan, jalan pikiran
tokoh, dialog dan tanggapan orang lain)
7) Amanat: pesan/pelajaran yang ingin disampaikan pada pembaca secara
tersirat maupun tersurat
8) Sudut pandang: cara pandang penulis menceritakan isi atau kejadian
dalam sebuah cerpen. Sudut pandang dibagi menjadi dua yakni:
a) Sudut pandang orang pertama
i. Pelaku utama: “aku” tokoh utama
ii. Pelaku sampingan: “aku” menceritakan orang lain
b) Sudut pandang orang ketiga
i. Serba tahu: “dia” menjadi tokoh utama
ii. Pengamat: “dia” menceritakan orang lain
b. Unsur ekstrinsik
1) Nilai-nilai (sosial, religius, kebudayaan, moral)
2) Latar belakang kehidupan pengarang
3) Kondisi zaman saat karya diciptakan
4) Tingkat pendidikan
5) Profesi/pekerjaan
6) Status sosial ekonomi
7) Psikologis pengarang

4. Struktur Cerpen
Struktur Penjelasan
Orientasi Bagian pendahuluan dalam sebuah cerita baik
pengenalan sifat tokoh, latar cerita maupun alur
cerita.
Munculnya masalah lebih dari satu. Berbagai
masalah tersebut akhirnya mengarah pada klimaks.
Komplikasi
Resolusi Pengarang mulai mengungkapkan solusi yang
dialami tokoh.
Koda Bagian akhir sebuah cerita, biasanya berisi amanat
dari cerita tersebut.

5. Ciri-ciri Kebahasaan Cerpen


Ciri Kebahasaan Contoh Kalimat
Ragam bahasa Cerpen mengisahkan kehidupan sehari-hari. Kalimat
sehari-hari (tidak ujaran yang digunakan terasa lebih nyata. Bahasa
resmi) yang digunakan pun bahasa sehari-hari bukan ragam
resmi (nonfiksi).
Kosakata Diksi atau pilihan kata yang digunakan sangat
penting karena menjadi acuan kualitas cerpen yang
dihasilkan.
Majas Majas disebut juga bahasa kias yang dadpat
menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu. Beberapa jenis
majas yakni majas perbandingan, majas
pertentangan,
majas pertautan, dan majas perulangan.
Kalimat deskriptif Kalimat yang menggambarkan sesuatu.
6. Pemodelan Cerpen

HUJAN
Karya: Rizki Rianto

Sejak pagi, hujan deras mengguyur seluruh penjuru kota. Jalanan


tampak sepi. Hanya sedikit kendaraan yang melintas. Orang-orang pun
enggan untuk ke luar rumah. Hanya satu dua orang saja yang rela dirinya
basah kuyup oleh hujan. Seperti halnya Pak Rudi, seorang buruh angkat di
pasar.
Meskipun penghasilan yang didapatnya sangat kecil, tetapi dia tetap
mengerjakan pekerjaan itu. Dia tidak mempunyai sawah dan ladang. Dia
tidak mempunyai keahlian dan keterampilan. Dia hanya lulusan SD.
Sementara itu, dia harus menghidupi istri dan dua orang anaknya yang
masih kecil. Kehidupan mereka terasa sangat berat di tengah situasi krisis.
Beban hidup Pak Rudi berambah berat ketika salah satu anaknya
jatuh sakit Siti, putri sulung, mengeluh sakit pada bagian perutnya. Pak
Rudi sudah membawanya ke Puskesmas. Akan tetapi, obat yang diberikan
Puskesmas tidak juga mampu menyembuhkan sakitnya. Oleh dokter
Puskesmas, Pak Rudi disarankan untuk memeriksakan Siti ke dokter
spesialis penyakit dalam. Pak Rudi lalu membawanya ke dokter spesialis
penyakit dalam. Dokter tersebut menyatakan Siti menderita kelainan ginjal.
Siti disarankan untuk dibawa ke rumah sakit.
"Tapi dokter, saya orang kecil, saya tidak kuat menanggung biaya
rumah sakit. Sebaiknya dokter memberikan berobat jalan saja," kata Pak
Rudi terus terang.
"Bapak ini bagaimana? Yang namanya sakit tidak bisa ditawar-
tawar, di mana-mana orang yang sakit mesti diobati, dan pengobatannya
membutuhkan biaya, apalagi harga obat-obatan sekarang mahal," ujar
dokter.
"Kalau begitu, obatnya dikasih separuh saja. Dok." ujar Pak Rudi.
"Apa Bapak tidak kasihan pada anak Bapak? Nanti kalau tidak
sembuh bagaimana?" jawab dokter ketus.
"Mau bagaimana lagi Dok saya orang tidak mampu, tolong beri saya
keringanan ...”
"Baiklah, saya akan berikan resep untuk menebus obat di apotek.
Dosisnya setengah dari yang semestinya".
"Terima kasih, Dok" ajar Pak Rudi lega. Ketika dokter tersebut
menyodorkan secarik kertas resep, dengan malu-malu Rudi memberikan
uang kertas yang kumal, yang jumlahnya setengah dari tarif resmi.
"Maaf, Dok, saya hanya punya uang segini."
"Tidak apa-apa, tetapi nanti kalau anak Bapak tidak sembuh juga,
jangan bawa lagi kesini. Saya tidak mau disalahkan karena dianggap tidak
mampu menyembuhkan pasiennya.
Ternyata benar yang dikatakan dokter tersebut. Meskipun obat yang
diberikan telah habis, Siti belum juga sembuh. Karena tidak juga sembuh
oleh obat yang diberikan dokter, wajah Siti menjadi pucat. Dia sering
mengeluh dan merasa kesakitan pada bagian perutnya. Tubuhnya pun
menjadi lemah. Pak Rudi menjadi sedih, istrinya juga. Mereka sudah
banyak berkorban untuk mengobati Siti.
Barang-barang berharga di rumah sudah habis terjual untuk
pengobati Siti. Istri Rudi jadi tidak tahan lagi melihat anaknya kesakitan
dan meminta suaminya untuk membawa Siti ke rumah sakit Tetapi, Pak
Rudi tidak mau. Mereka lalu berselisih.
Pak Rudi mencoba sekali lagi membawa Siti ke dokter spesialis
penyakit dalam. Dia berharap dokter yang satu ini berbaik hati menolong
Siti tanpa dibebani biaya yang tinggi. Akan tetapi, dokter ini malah "angkat
tangan" setelah mengetahui kondisi Siti yang semakin memburuk.
"Kondisi anak Bapak sudah sangat kritis, mesti dioperasi”. Dengan
perasaan kecewa, Pak Rudi membawa anaknya pulang ke rumah dan
menceritakan kepada istrinya tentang saran dari dokter tadi. Keduanya
bingung luar biasa. Belum selesai Rudi menyelesaikan kalimatnya, istri Pak
Rudi berkata "Kita harus menyelamatkan anak kita. Apa pun harus kita
lakukan untuk menolong Siti. Bahkan kalau perlu, jual saja rumah. Biar kita
jadi gelandangan, yang penting anak kita selamat," ujar istri Pak Rudi.
Kondisi Siti semakin memburuk, akhirnya Siti meninggal dunia.
Mata Pak Rudi dan istrinya tak kuasa lagi membendung air mata. Tubuh
Pak Rudi bergetar hebat. Batinnya sangat terpukul. Dia terkulai lemas.
"Maafkan Bapak Nak ..."
Sumber : Pikiran Rakyat, 22 Februari 2016

7. Langkah-langkah Menyusun Cerpen


a. Menyusun Kerangka Teks Cerpen

1) Observasi, dilakukan secara langsung dengan objek peristiwa sehari-


hari.
2) Menentukan tema dan judul, kedua hal ini berbeda. Tema bersifat
lebih umum daripada judul. Tema biasanya berkaitan dengan
amanat yang ingin pengarang sampaikan.
3) Menentukan latar cerita.
4) Menentukan para tokoh.
5) Menciptakan konflik.
6) Menentukan sudut pandang.
7) Menentukan alur.
b. Menyusun Cerpen
1) Tentukan tema yang menarik.
2) Tetapkan sasaran pembaca.
3) Tentukan tokoh dan watak tokoh.
4) Tentukan konflik dan penyelesaian.
5) Tentukan judul.
c. Aspek Bahan Penyuntingan

1) Kesalahan pengetikan
2) Ketepatan ejaan
3) Diksi
4) Keefektifan kalimat
5) Kepaduan paragraf

G. Sumber Bacaan
a. Sumber Buku
Harsiati, Titik dkk. 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
Tim MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Magelang. 2020. Materi
Suplemen Prestasi Sembada Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs.
Yogyakarta: Aditya Nugraha.
Waluyo, Budi. 2020. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas VII SMP
dan MTs Pendamping Buku Teks Pelajaran. Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
LAMPIRAN 2 MEDIA PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran
Menyusun teks cerpen secara kreatif

B. Indikator
Peserta didik dapat menelaah unsur intrinsik cerpen. (C4)
Peserta didik dapat memvalidasi struktur cerpen. (C5)
Peserta didik dapat menyusun cerpen dalam bentuk tulisan. (C6)

C. Sarana dan Prasarana


1. Video “Wartawan Itu Menunggu Pengadilan Terakhir”
2. Naskah Cerpen Hujan Karya Rizki Rianto
D. Pengembangan Media
Moda Media
Kegiatan Pertemuan Pertama Jenis Wujud Tautan
Luring
Pendahuluan (10 menit)
1. Guru memberikan salam.
2. Guru mengajak peserta didik untuk
mengawali kegiatan dengan berdoa
bersama.
3. Guru menanyai peserta didik terkait
kesiapan untuk belajar. dan
melakukan presensi (Komunikatif)
4. Guru memberikan apersepsi
dengan mengaitkan pembelajaran
sebelumnya untuk mengingat dan
menghubungkan materi yang akan
dipelajari:
a. Apa saja unsur intrinsik dalam
cerpen?
b. Ada berapa struktur cerpen?
5. Guru menyampaikan tujuan,
kompetensi yang akan dicapai dan
manfaat dari mempelajari teks
cerpen. (Komunikatif)
Inti (60 menit) Audio Video https://www.
1. Menentukan pertanyaan atau Visual Pembacaan youtube.com
masalah utama Cerpen /watch?v=SK
a. Peserta didik mengamati video (terlampir) 8i2HEHfgc&t=
“Wartawan itu Menunggu 231s
Pengadilan Terakhir” pada tautan
https://www.youtube.com/watch
?v=SK8i2HEHfgc&t=231s.
b. Peserta didik diberi pertanyaan
sebelum mengamati video
pembelajaran:
1) Mengapa video yang
ditampilkan disebut sebagai
cerpen?
2) Bagaimana permasalahan
yang dialami tokoh dalam
video tersebut?
3) Amanat apa yang ingin
disampaikan?
c. Peserta didik merespon
pertanyaan dari guru, kemudian
guru memberi umpan balik dari
respon peserta didik.
(komunikatif)
d. Peserta didik mengingat
kembali materi tentang usur
pembangun dan struktur cerpen
(literasi)
Visual Tayangan
e. Peserta didik bertanya pada guru
PPT
ciri kebahasaan, struktur, dan (terlampir)
unsur intrinsik cerpen
(komunikatif)
2. Merencanakan proyek
a. Peserta didik menyimak Visual LKPD
penjelasan guru materi tentang (terlampir)
unsur intrinsic, ciri kebahasaan
dna struktur cerpen melalui
power point.
b. Peserta didik mulai
merencanakan pemilihan tema
melalui diskusi dengan
berkelompok (kolaboratif)
c. Peserta didik mengerjakan
LKPD berisi kerangka cerpern
bersama kelompok (berpikir
kritis)
d. Peserta didik saling memberi
komentar terhadap kerangka
yang disusun.
3. Membuat jadwal penyelesaian
proyek
a. Peserta didik dan guru berdiskusi
untuk menentukan waktu
penyelesaian proyek.
b. Peserta didik mempresentasikan
kerangka cerpen yang telah
disusun.
Guru dan peserta didik
menyepakati tindak lanjut dari
kerangka cerpen yang telah
dibuat. (penulisan cerpen di luar)
Penutup (10 menit)
1. Guru memberikan apresiasi pada
peserta didik yang aktif dan
motivasi bagi peserta didik yang
kurang aktif.
2. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan langkah-langkah
menyusun cerpen secara kreatif.
3. Guru merefleksi pengalaman
belajar hari ini.
4. Guru merancang tindak lanjut berupa
remedial untuk peserta didik yang
belum tuntas dan pengayaan bagi
peserta didik yang sudah tuntas.
5. Guru menyelesaikan pembelajaran
dengan berdoa dan mengucapkan
salam.
Moda Media
Kegiatan Pertemuan Kedua Jenis Wujud Tautan
Luring
Pendahuluan (10 menit)
1. Guru memberikan salam dan
mengajak peserta didik untuk
mengawali kegiatan dengan berdoa
bersama.
2. Guru menanyai peserta didik terkait
kesiapan untuk belajar. dan
mengecek kehadiran (Komunikatif)
3. Guru menyampaikan nilai-nilai
beriman, bertakwa dan berakhlak
mulia, bernalar kritis, kreatif dan
bergotong royong.
4. Guru memberikan apersepsi
dengan mengaitkan pembelajaran
sebelumnya. (Berpikir Kritis)
b. Bagaimana
5. Guru menyampaikan tujuan,
kompetensi yang akan dicapai dan
manfaat dari mempelajari teks
prosedur. (Komunikatif)
Inti (60 menit)
4. Memonitor kemajuan penyelesaian
proyek
a. Peserta didik menempel cerpen
yang telah selesai disusun di
dinding kelas.
b. Peserta didik menjawab
pertanyaan:
1) Mengapa perlu menentukan
tema terlebih dulu?
2) Bagaimana cara menyajikan
cerpen secara kreatif?
c. Peserta didik diberi sticky note
untuk memberikan apresiasi
dan saran dari hasil karya teman.
5. Mempresentasikan dan menguji
hasil penyelesaian proyek Visual Cerpen
Kreasi
a. Peserta didik dengan hasil
apresiasi terbanyak melakukan
presentasi.
b. Peserta didik yang lain
merespon dan mengajukan
pertanyaan.
6. Mengevaluasi dan refleksi proses
dan hasil proyek
a. Peserta didik mendapat
penguatan dari guru terkait
menyusun cerpen secara kreatif.
b. Guru melakukan refleksi dalam
kegiatan menulis cerpen.
Penutup (10 menit)
1. Guru memberikan apresiasi pada
peserta didik yang aktif dan
motivasi bagi peserta didik yang
kurang aktif.
2. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan langkah-langkah
menyusun cerpen secara kreatif.
3. Guru merefleksi pengalaman
belajar hari ini.
4. Guru merancang tindak lanjut berupa
remedial untuk peserta didik yang
belum tuntas dan pengayaan bagi
peserta didik yang sudah tuntas.
5. Guru menyelesaikan pembelajaran
dengan berdoa dan mengucapkan
salam.

A. Pengembangan Media
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK
(LKPD)
Petunjuk Pengerjaan
1. Bacalah teks cerpen di bawah ini dengan cermat.
2. Diskusilah bersama teman sekelompokmu untuk
mengerjakan soal nomor 1 dan 2.
3. Khusus nomor 3, kerjakan secara individu ya.
4. Jadilah aktif, kritis, komunikatif, kolaboratif dan kreatif.
5. SELAMAT MENGERJAKAN ^^

HUJAN
Karya: Rizki Rianto

Sejak pagi, hujan deras mengguyur seluruh penjuru kota. Jalanan tampak
sepi. Hanya sedikit kendaraan yang melintas. Orang-orang pun enggan untuk ke
luar rumah. Hanya satu dua orang saja yang rela dirinya basah kuyup oleh
hujan. Seperti halnya Pak Rudi, seorang buruh angkat di pasar.
Meskipun penghasilan yang didapatnya sangat kecil, tetapi dia tetap
mengerjakan pekerjaan itu. Dia tidak mempunyai sawah dan ladang. Dia tidak
mempunyai keahlian dan keterampilan. Dia hanya lulusan SD. Sementara itu, dia
harus menghidupi istri dan dua orang anaknya yang masih kecil. Kehidupan
mereka terasa sangat berat di tengah situasi krisis.
Beban hidup Pak Rudi berambah berat ketika salah satu anaknya jatuh
sakit Siti, putri sulung, mengeluh sakit pada bagian perutnya. Pak Rudi sudah
membawanya ke Puskesmas. Akan tetapi, obat yang diberikan Puskesmas tidak
juga mampu menyembuhkan sakitnya. Oleh dokter Puskesmas, Pak Rudi
disarankan untuk memeriksakan Siti ke dokter spesialis penyakit dalam. Pak
Rudi lalu membawanya ke dokter spesialis penyakit dalam. Dokter tersebut
menyatakan Siti menderita kelainan ginjal. Siti disarankan untuk dibawa ke
rumah sakit.
"Tapi dokter, saya orang kecil, saya tidak kuat menanggung biaya rumah
sakit. Sebaiknya dokter memberikan berobat jalan saja," kata Pak Rudi terus
terang.
"Bapak ini bagaimana? Yang namanya sakit tidak bisa ditawar-tawar, di
mana-mana orang yang sakit mesti diobati, dan pengobatannya membutuhkan
biaya, apalagi harga obat-obatan sekarang mahal," ujar dokter.
"Kalau begitu, obatnya dikasih separuh saja. Dok." ujar Pak Rudi.
"Apa Bapak tidak kasihan pada anak Bapak? Nanti kalau tidak sembuh
bagaimana?" jawab dokter ketus.
"Mau bagaimana lagi Dok saya orang tidak mampu, tolong beri saya
keringanan ...”
"Baiklah, saya akan berikan resep untuk menebus obat di apotek.
Dosisnya setengah dari yang semestinya".
"Terima kasih, Dok" ajar Pak Rudi lega. Ketika dokter tersebut
menyodorkan secarik kertas resep, dengan malu-malu Rudi memberikan uang
kertas yang kumal, yang jumlahnya setengah dari tarif resmi.
"Maaf, Dok, saya hanya punya uang segini."
"Tidak apa-apa, tetapi nanti kalau anak Bapak tidak sembuh juga, jangan
bawa lagi kesini. Saya tidak mau disalahkan karena dianggap tidak mampu
menyembuhkan pasiennya.
Ternyata benar yang dikatakan dokter tersebut. Meskipun obat yang di-
berikan telah habis, Siti belum juga sembuh. Karena tidak juga sembuh oleh obat
yang diberikan dokter, wajah Siti menjadi pucat. Dia sering mengeluh dan
merasa kesakitan pada bagian perutnya. Tubuhnya pun menjadi lemah. Pak Rudi
menjadi sedih, istrinya juga. Mereka sudah banyak berkorban untuk mengobati
Siti. Barang-barang berharga di rumah sudah habis terjual untuk pengobati Siti.
Istri Rudi jadi tidak tahan lagi melihat anaknya kesakitan dan meminta suaminya
untuk membawa Siti ke rumah sakit Tetapi, Pak Rudi tidak mau. Mereka lalu
berselisih.
Pak Rudi mencoba sekali lagi membawa Siti ke dokter spesialis penyakit
dalam. Dia berharap dokter yang satu ini berbaik hati menolong Siti tanpa
dibeba ni biaya yang tinggi. Akan tetapi, dokter ini malah "angkat tangan"
setelah mengetahui kondisi Siti yang semakin memburuk.
"Kondisi anak Bapak sudah sangat kritis, mesti dioperasi”. Dengan
perasaan kecewa, Pak Rudi membawa anaknya pulang ke rumah dan
menceritakan kepada istrinya tentang saran dari dokter tadi. Keduanya bingung
luar biasa. Belum selesai Rudi menyelesaikan kalimatnya, istri Pak Rudi berkata
"Kita harus menyelamatkan anak kita. Apa pun harus kita lakukan untuk
menolong Siti. Bahkan kalau perlu, jual saja rumah. Biar kita jadi gelandangan,
yang penting anak kita selamat," ujar istri Pak Rudi.
Kondisi Siti semakin memburuk, akhirnya Siti meninggal dunia. Mata Pak
Rudi dan istrinya tak kuasa lagi membendung air mata. Tubuh Pak Rudi bergetar
hebat. Batinnya sangat terpukul. Dia terkulai lemas. "Maafkan Bapak Nak ..."
Sumber : Pikiran Rakyat, 22 Februari 2016

1. Berdasarkan cerpen di atas, analisislah struktur cerpen di bawah ini!

No Struktur Cerpen Jawaban

1 Orientasi

2 Komplikasi

3 Resolusi
2. Analisislah unsur intrinsik dari cerpen tersebut!

No Unsur Intrinsik Bukti Tekstual

1 Tema

2 Alur

3 Latar

4 Tokoh dan watak

5 Penokohan

6 Amanat

7 Sudut pandang

Pedoman Penskoran
Pernyataan Skor
Berhasil menganalisis dengan sangat tepat 10
Dapat menganalisis dengan tepat 8
Dapat menganalisis dengan cukup tepat 5
Dapat menganalisis dengan kurang tepat 2
Nilai= (skor yang diperoleh) X
100 skor maksimal
3. Berdasarkan jawaban nomor 1 dan 2 di atas, coba buatlah kerangka
cerpen dengan mengisi tabel di bawah ini:

No Unsur Intrinsik Petunjuk Pengisian


Tentukan tema yang dapat bersumber dari pengalaman
1 Tema pribadi maupun pengalaman orang lain.

Tentukan alur yang akan digunakan, apakah menceritakan


masa depan atau masa lalu. Penyusunan alur berhubungan
2 Alur
dengan struktur cerita yang akan dibangun.

Gambarkan dimana tempat terjadinya cerita, kapan


3 Latar saja waktunya, dan bagaimana suasananya.

Tentukan berapa tokoh yang digunakan


4 Tokoh dan watak beserta sifat/karakternya.

Tentukan siapa yang menjadi tokoh utama dan siapa yang


5 Penokohan menjadi tokoh penentang.

Pesan apa yang ingin disampaikan, secara umum dapat


6 Amanat tertuang melalui tema. Buatlah kerangka dengan
menentukan amanat secara tersurat.
Posisikan pengarang sebagai orang pertama atau orang ketiga.
7 Sudut pandang Hal ini dapat dilihat dari kata ganti yang digunakan.

Pedoman Penskoran
Pernyataan Skor
Berhasil menyusun kerangka dengan sangat tepat 10
Dapat menyusun kerangka dengan tepat 8
Dapat menyusun kerangka dengan cukup tepat 6
apat menyusun kerangka dengan kurang tepat 4
Nilai= (skor yang diperoleh) X
100 skor maksimal
LAMPIRAN 4 INSTRUMEN PENILAIAN
A. Tujuan Pembelajaran
Menyusun teks cerpen secara kreatif
B. Indikator
Peserta didik dapat menelaah unsur intrinsik cerpen. (C4)
Peserta didik dapat memvalidasi struktur cerpen. (C5)
Peserta didik dapat menyusun cerpen dalam bentuk tulisan. (C6)
C. Pemahaman Bermakna
Peserta didik dapat menyusun cerpen berbekal unsur intrinsik dan struktur cerpen.
D. Rancangan Instrumen Penilaian
Jenis Bentuk Kisi-kisi Penilaian
Diagnostik Pengamatan 1. Sikap tertib dan disiplin dalam pembelajaran.
Sikap 2. Peserta didik bergotong royong dengan teman sekelompok
untuk menganalisis unsur instrinsik.
3. Peserta didik berpikir kritis dalam menentukan tema dan
menyusun kerangka cerpen.
4. Peserta didik kreatif dalam menyajikan cerpen berdasarkan
unsur intrinsik dan struktur.
Formatif Tes Tulis 1. Analisis unsur intrinsik
2. Analisis struktur cerpen
Sumatif Praktik Peserta didik dapat menuliskan kerangka serta menyusun dan
memberikan apresiasi cerpen.

A. Kisi-kisi Penilaian
1. Kisi-kisi Penilaian Diagnostik
Tercantum dalam tabel
2. Kisi-kisi Penilaian Formatif
Nomor Soal Indikator Bentuk Tes
1-3 Peserta didik dapat Uraian
menganalisis struktur teks
cerpen dengan tepat.
1-7 Peserta didik dapat Uraian
menganalisis unsur
intrinsik teks cerpen dengan
tepat.
3. Kisi-kisi Penilaian Sumatif
Nomor Soal Indikator Bentuk Tes
1 Peserta didik dapat Produk
menuliskan kerangka dan
mengembangkannya
menjadi cerpen utuh.
B. Rubrik Penilaian
1. Rubrik Penilaian Diagnostik
No Sikap Kriteria Penilaian Skor Kategori
1 Disiplin Sangat tepat waktu dalam mengikuti 4 Sangat Baik
pembelajaran.
Tepat waktu dalam mengikuti pembelajaran. 3 Baik
Cukup tepat waktu dalam mengikuti pembelajaran. 2 Cukup Baik
Sering terlambat dalam mengikuti pembelajaran. 1 Perlu Bimbingan
2 Bernalar Sangat kritis dalam menentukan tema cerpen. 4 Sangat Baik
Kritis Kritis dalam menentukan tema cerpen. 3 Baik
Cukup kritis dalam menentukan tema cerpen. 2 Cukup Baik
Belum kritis dalam menentukan tema cerpen. 1 Perlu Bimbingan
3 Kreatif Sangat kreatif dalam menyusun cerpen. 4 Sangat Baik
Kreatif dalam menyusun cerpen. 3 Baik
Cukup kreatif dalam menyusun cerpen. 2 Cukup Baik
Belum kreatif dalam menyusun cerpen. 1 Perlu Bimbingan
4 Bergotong Sangat kolaboratif dalam diskusi kelompok. 4 Sangat Baik
royong Kolaboratif dalam diskusi kelompok. 3 Baik
Cukup kreatif dalam diskusi kelompok. 2 Cukup Baik
Belum kreatif dalam diskusi kelompok. 1 Perlu Bimbingan
2. Rubrik Penilaian Formatif
No Indikator Kriteria Penilaian Skor Kategori
1 Orientasi Dapat menganalisis orientasi dengan sangat tepat. 4 Sangat Baik
Dapat menganalisis orientasi dengan tepat. 3 Baik
Dapat menganalisis orientasi dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Dapat menganalisis orientasi dengan kurang tepat. 1 Perlu Bimbingan
2 Kompli Menganalisis komplikasi dengan sangat tepat. 4 Sangat Baik
Kasi Menganalisis komplikasi dengan tepat. 3 Baik
Menganalisis komplikasi dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Menganalisis komplikasi dengan kurang tepat. 1 Perlu Bimbingan
3 Resolusi Dapat menganalisis resolusi dengan sangat tepat. 4 Sangat Baik
Dapat menganalisis resolusi dengan tepat. 3 Baik
Dapat menganalisis resolusi dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Dapat menganalisis resolusi dengan kurang tepat. 1 Perlu Bimbingan

4 Tema Dapat menganalisis tema dengan sangat tepat. 4 Sangat Baik


Dapat menganalisis tema dengan tepat. 3 Baik
Dapat menganalisis tema dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Dapat menganalisis tema dengan kurang tepat. 1 Perlu Bimbingan
5 Alur Dapat menganalisis alur dengan sangat lengkap. 4 Sangat Baik
Dapat menganalisis alur dengan lengkap. 3 Baik
Dapat menganalisis alur dengan cukup lengkap. 2 Cukup Baik
Dapat menganalisis alur dengan kurang lengkap. 1 Perlu Bimbingan
6 Latar Dapat menganalisis latar dengan sangat tepat. 4 Sangat Baik
Dapat menganalisis latar dengan tepat. 3 Baik
Dapat menganalisis latar dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Dapat menganalisis latar dengan kurang tepat. 1 Perlu Bimbingan
7 Tokoh dan Menganalisis tokoh dan watak dengan sangat tepat. 4 Sangat Baik
watak Menganalisis tokoh dan watak dengan tepat. 3 Baik
Menganalisis tokoh dan watak dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Menganalisis tokoh dan watak dengan kurangtepat. 1 Perlu Bimbingan
8 Penokohan Menganalisis penokohan dengan sangat tepat. 4 Sangat Baik
Menganalisis penokohan dengan tepat. 3 Baik
Menganalisis penokohan dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Menganalisis penokohan dengan kurang tepat. 1 Perlu Bimbingan
9 Amanat Menganalisis amanat dengan sangat tepat. 4 Sangat Baik
Menganalisis amanat dengan tepat. 3 Baik
Menganalisis amanat dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Menganalisis amanat dengan kurang tepat. 1 Perlu Bimbingan
10 Sudut Menganalisis sudut pandang dengan sangat tepat. 4 Sangat Baik
Pandang Menganalisis sudut pandang dengan tepat. 3 Baik
Menganalisis sudut pandang dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Menganalisis sudut pandang dengan kurang tepat. 1 Perlu Bimbingan

3. Rubrik Penilaian Sumatif (Produk)


No Indikator Kriteria Penilaian Skor Kategori
1 Tema Dapat menentukan tema dengan sangat tepat. 4 Sangat Baik
Dapat menentukan tema dengan tepat. 3 Baik
Dapat menentukan tema dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Dapat menentukan tema dengan kurang tepat. 1 Perlu Bimbingan
2 Kerangka Dapat menyusun kerangka dengan sangat tepat. 4 Sangat Baik
cerpen Dapat menyusun kerangka dengan tepat. 3 Baik
Dapat menyusun kerangka dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Dapat menyusun kerangka dengan kurang tepat. 1 Perlu Bimbingan
3 Unsur Menerapkan unsur intrinsik dengan sangat tepa. 4 Sangat Baik
Intrinsik Menerapkan unsur intrinsik dengan tepat. 3 Baik
Menerapkan unsur intrinsik dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Menerapkan unsur intrinsik dengan kurang tepat. 1 Perlu Bimbingan
4 Struktur Menerapkan struktur cerpen dengan sangat tepat. 4 Sangat Baik
Menerapkan struktur cerpen dengan tepat. 3 Baik
Menerapkan struktur cerpen dengan cukup tepat. 2 Cukup Baik
Menerapkan struktur cerpen dengan kurang tepat. 1 Perlu Bimbingan

C. Lembar Observasi
1. Diagnostik

Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik


Petunjuk: lembarn ini diisi oleh guru untuk menilai sikap peserta
didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap yang
ditampilkan oleh peserta didik.
Sikap yang
No Nama diamati Skor
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7

2. Formatif

Soal
No Nama Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
4
5
6
7

3. Sumatif

Kriteria yang
No Nama diamati Skor
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
D. Tindak Lanjut Hasil Penilaian
a. Instrumen Remedial
Panduan kegiatan:
1. Peserta didik yang telah melampaui KKM belajar membuat tanggapan dengan santun
dan atau menjadi tutor sebaya dengan mengingatkan kembali materi unsur intrinsik
dan struktur cerpen.
2. Peserta didik menganalisis unsur intrinsik, dan sturktur cerpen.
3. Peserta didik menyusun cerpen berdasarkan unsur intrinsik dan unsur pembangun.
No Nama Peserta Didik Kegiatan Remedial Keterangan
1
2
3

b. Instrumen Pengayaan
Panduan kegiatan:
1. Peserta didik yang telah melampaui KKM menjadi tutor sebaya.
2. Pendidik mengarahkan peserta didik untuk mempelajari materi teks tanggapan
dengan cara mencoba memberi tanggapan dengan santun.
No Nama Peserta Didik Kegiatan Remedial Keterangan
1
2
3
4
5

BAHAN BACAAN PENDIDIK


Ekawati, D., dan Isnatun, S.M., (2017). Bahasa Indonesia 3 SMP/MTs Kelas IX. Bogor: Yudhistira.
Rohimah, I., (2017).Bupena Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Trianto, A., Harsiati, T., & Kosasih, E.. (2018). Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX edisi revisi. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Waluyo, B., (2020). Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk Kelas IX SMP dan MTs. Solo: Tiga Serangkai.

1. Artikel jurnal:
Agustina, S., Pasaribu, M., & Saehana, S. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik
Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu. JPFT
(Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online), 4(2), 42-46.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1318875, diakses pada Rabu,
21 September 2022 pukul 12.34 WIB.
Rachmawati, D. F., Handayanto, A., & Utami, R. E. (2020). Efektivitas Media
Pembelajaran Berbantu Website dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap
Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa SMP. Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 2(3),
258-265. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2433964, diakses
pada Kamis, 15 September 2022 pukul 11.21 WIB.
Sari, M. Z., & Hermawati, E. (2020). Pengembangan Metode Pembelajaran Berbasis Sinektik
Analogi Personal Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah
Dasar Di Kabupaten Kuningan. Attadib: Journal of Elementary Education, 4(2), 58-
68. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2140973, diakses pada
Rabu, 14 September 2022 pukul 01.01 WIB.

https://www.youtube.com/watch?v=SK8i2HEHfgc&t=231s, diakses pada Kamis, 29 September 2022.

BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK


Bahan Ajar (terlampir)
Buku Siswa: Waluyo, B., (2020). Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk Kelas IX SMP dan MTs. Solo: Tiga
Serangkai.
DAFTAR PUSTAKA
Trianto, A., Harsiati, T., & Kosasih, E.. (2018). Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX edisi revisi. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rohimah, I., (2017).Bupena Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Waluyo, B., (2020). Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk Kelas IX SMP dan MTs. Solo: Tiga
Serangkai. Ekawati, D., dan Isnatun, S.M., (2017). Bahasa Indonesia 3 SMP/MTs Kelas IX. Bogor:
Yudhistira.

Artikel jurnal:
Agustina, S., Pasaribu, M., & Saehana, S. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik
Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu. JPFT
(Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online), 4(2), 42-46.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1318875, diakses pada Rabu,
21 September 2022 pukul 12.34 WIB.
Rachmawati, D. F., Handayanto, A., & Utami, R. E. (2020). Efektivitas Media
Pembelajaran Berbantu Website dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP. Imajiner: Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika, 2(3), 258-265.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2433964, diakses
pada Kamis, 15 September 2022 pukul 11.21 WIB.
Sari, M. Z., & Hermawati, E. (2020). Pengembangan Metode Pembelajaran Berbasis Sinektik
Analogi Personal Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah
Dasar Di Kabupaten Kuningan. Attadib: Journal of Elementary Education, 4(2), 58-
68. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2140973, diakses pada
Rabu, 14 September 2022 pukul 01.01 WIB.

https://www.youtube.com/watch?v=SK8i2HEHfgc&t=231s, diakses pada Jumat, 11 November 2022.

Anda mungkin juga menyukai